sastra, latar belakang sosial, status pengarang dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang di luar
karya sastra. b.
Kedua adalah isi karya sastra, tujuan serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah
sosial. c.
Ketiga adalah permasalahan pembaca dan dampak sosial karya sastra.
Analisis novel
Surat Kecil untuk Tuhan
karya Agnes Davonar menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang berhubungan dengan
karya sastra itu sendiri, yaitu akan mengkaji isi karya sastra, tujuan serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra dan yang berkaiatan
dengan aspek religius dan masalah sosial.
4. Pengertian Religiusitas
Pada awal mula, segala sastra adalah religius. Agama lebih menunjuk kepada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan atau kepada
“Dunia Atas” dalam aspeknya yang resmi, yuridis, peraturan- peraturan dan hukum-hukumnya, serta keseluruhan organisasi tafsir
Alkitab dan sebagainya yang melingkupi segi-segi kemasyarakatan. Religiusitas lebih melihat aspek yang “di dalam lubuk hati”, riak
getaran hati nurani pribadi; sikap personal yang sedikit banyak misteri bagi orang lain, karena me
nepaskan intimitas jiwa, “
du coeur
” dalam arti Pascal, yakni cita rasa yang mencakup totalitas termasuk rasio
dan rasa manusiawi kedalaman si pribadi manusia. Pada dasarnya religiositas mengatasi, atau lebih dalam dari yang tampak, formal,
resmi Mangunwijaya, 1982:11-12. Mangunwijaya Anggarasari:1997 membedakan antara istilah
religi atau agama dengan istilah religiusitas. Agama atau religi menunjuk pada aspek formal yang berkaitan dengan aturan-aturan dan
kewajiban-kewajiban, sedangkan religiusitas menunjuk pada aspek yang dihayati oleh individu. Hal ini selaras dengan pendapat Dister
Anggasari, 1997:8, yang mengartikan religius sebagai keberagaman, yang berarti adanya unsur internalisasi agama itu dalam diri individu.
Jalaluddin 2000:212, mendefinisikan religiusitas sebagai suatu keadaan yang ada dalam diri individu yang mendorongnya
untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. Selanjutnya Wijanarko, 1997:48 mendefinisikan religiusitas
sebagai keadaan yang ada di dalam diri manusia dalam merasakan dan mengakui adanya kekuasaan tertinggi yang menaungi kehidupan
manusia dengan cara melaksanakan semua perintah Tuhan sesuai dengan kemampuannya dan meninggalkan semua larangan-Nya,
sehingga hal ini akan membawa ketenteraman dan ketenangan pada dirinya.
Jamaluddin 1995:98, membagi dimensi religiusitas menjadi lima aspek dengan mengacu kepada rumusan religiusitas islam dari
Kementrian Kependudukan dan Lingkungan Hidup, sebagai berikut.
a. Aqidah Keyakinan
Dimensi aqidah yaitu dimensi yang mengungkap sejauh mana hubungan manusia dengan keyakinannya terhadap rukun
iman, yang diantaranya yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada nabi dan rasul, iman kepada kitab suci, iman
kepada hari akhir, iman kepada qadha dan qadhar. Jadi inti dari dimensi aqidah keyakinan dalam ajaran agama adalah tauhid atau
peng-Esaan Tuhan. b.
Ibadah Ritual Ibadah atau ritual merupakan dimensi yang berhubungan
dengan sejauh mana tingkat kepatuhan seseorang dalam mengerjakan
kegiatan-kegiatan ritual
sebagaimana yang
diperintahkan ajaran agamanya. Dimensi ini berkaitan dengan tingkat frekuensi intensitas dan pelaksanaan ibadah seseorang.
Ibadah mahdlah ibadah khusus dipahami sebagai ibadah yang aturan, tata cara, syarat, dan rukunnya telah diatur secara pasti oleh
ajaran islam, yang termasuk dimensi ibadah adalah shalat, puasa, zakat, haji, doa, dzikir, membaca al-
qur’an dan sebagainya. c.
Ihsan Penghayatan Ihsan atau penghayatan merupakan dimensi yang
berhubungan dengan masalah seberapa jauh seseorang merasa dekat dan dilihat oleh Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Dimensi
ini mencakup pengalaman-pengalaman dan perasaan tentang
kehadiran Tuhan dalam kehidupan, sehingga dalam hatinya timbul perasaan-perasaan tenang dan tenteram dalam hidupnya, takut
melanggar larangan Tuhan, keyakinan menerima pembalasan, perasaan dekat dengan Tuhan dan dorongan untuk melaksanakan
perintah agama. Dimensi ihsan dalam religius islam mencakup perasaan-
perasaan dekat dengan Allah, merasa bersyukur atas nikmat Allah, dan merasa tenang hatinya saat mendengar asma Allah.
d. Ilmu Pengetahuan
Ilmu atau pengetahuan merupakan dimensi yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap ajaran
agamanya, terutama dalam kitab suci. Seseorang yang beragama harus mengetahui hal-hal yang pokok mengenai dasar-dasar
keyakinan, ritus-ritus serta kitab lainnya. Dimensi ini dalam islam menyangkut pengetahuan tentang isi al-
qur’an, diantanya pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan.
e. Amal dan Akhlak
Amal dan Akhlak merupakan dimensi yang berkaitan dengan keharusan seseorang pemeluk agama untuk merealisasikan
ajaran-ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dengan bukti sikap dan tindakannya yang berlandaskan pada etika
dan spiritualitas agama. Dimensi ini menyangkut hubungan manusia satu dengan hubungan manusia dengan lingkungannya.
Manifestasi ini dalam Islam antara lain meliputi: menghormati dan menghargai orang lain, menjunjung tinggi etika Islam, menolong
sesama, berkata jujur, bertanggung jawab, dan dapat dipercaya serta menjaga dan memelihara lingkungan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa religius merupakan suatu keyakinan yang ada dalam diri seseorang
berkaitan erat dengan emosi kepercayaan kepada Tuhan. Religius merupakan bagian dari kebudayaan dan sistem dalam suatu agama,
antara agama satu dengan agama lain memiliki sistem religius yang berbeda. Religius merupakan wujud seseorang saat berdoa untuk
yakin dan percaya kepada Tuhan sehingga keadaan emosi mengalami ketenangan dan kedamaian. Keterikatan manusia terhadap Tuhan
merupakan sumber
ketentraman dan
kebahagiaan dengan
melaksanakan ajaran agama.
5. Pembelajaran Sastra di Sekolah