105
Herman Syafri, 2013 Pengembangan Model Bahan Berhitung Untuk Meningkatkan Kreatifitas Berfikir Siswa Sekolah
Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
5. Kartu-kartu tersebut dicetak dengan kertas tebal dan dipotong secara horizontal sehingga didapatkan 28 kartu multi strategi. Ukuran setiap kartu adalah 3 x 6 cm
dengan tebal 2 mm. Untuk penelitian ini dicetak sebanyak 10 set untuk tiap sekolah dan mengantisipasi jumlah siswa di dalam kelas jika lebih dari 40 anak.
b. Uji Coba Draf Model Penelitian.
Draf model penelitian merupakan model preliminary yang harus diujicobakan sebelum dijadikan model penelitian. Untuk melakukan uji coba model definitif ini
dilakukan kegiatan-kegiatan berikut: 1 Konsultasi dengan Pembimbing Penelitian tentang draf model penelitian, 2 Memperbaiki draf model penelitian, 3 Berdiskusi
dengan guru Matematika yang menjadi subjek penelitian, yaitu guru Matematika kelas IVB MIN 5 Plumpang tentang implementasi draf model di dalam kelas, dan 4
Peneliti melakukan observasi di dalam kelas selama uji coba model ini. Form observasi yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 2.
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang paling dominan digunakan pada tahap ini. Teknik observasi yang digunakan adalah Systematic
Observation Classroom Croll, 1986. Systematic Observation Classsroom merupakan metode yang digunakan oleh pengamat terlatih untuk mengumpulkan data
tentang perilaku dan interaksi dalam kelas. Teknik ini harus digunakan dengan hati- hati dengan alasan kompleksitas, fokus observasi dan lama waktu observasi Croll,
1986:84-91.
106
Herman Syafri, 2013 Pengembangan Model Bahan Berhitung Untuk Meningkatkan Kreatifitas Berfikir Siswa Sekolah
Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Observasi terhadap model ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang efektivitas model melalui implementasi kurikulum. Observasi
dilakukan pada tiga sesi pertemuan di dalam kelas. Hasil observasi dijadikan data untuk pengujian efektivitas model melalui implementasi di dalam kelas dalam bentuk
proses pembelajaran instruction. Pengujian efektivitas model dilakukan dengan melakukan analisis the system approach model Dick et al., 2010: 6-8. Skema
analisis ini dapat dilihat pada Gambar 3. 4. Analisis dilakukan dengan melengkapi tabel analisis komponen model
pembelajaran efektif, yaitu mengidentifikasi tujuan pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran, menganalisa siswa dan konteksnya , menuliskan secara spesifik tujuan
pembelajaran, mengembangkan instrumen penilaian, mengembangkan strategi pengajaran, pemilihan bahan ajar, mendesain dan tes formatif serta melakukan revisi.
Mengidentifikasi tujuan pembelajaran bertujuan untuk menentukan apa saja yang dapat dilakukan siswa setelah menyelesaikan proses pembelajaran. Tujuan
pembelajaran ini adalah agar siswa memiliki kemampuan berfikir kreatif. Selanjutnya dilakukan analisis pembelajaran untuk mencapai kemampuan berfikir kreatif. Untuk
mengetahui tahapan mencapai tujuan tersebut maka dirinci pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mecapai tujuan pembalajaran. Pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang dilakukan siswa untuk mencapai kreativitas berfikir adalah sebagai berikut:
1. Siswa dapat mengetahui konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan negatif.
107
Herman Syafri, 2013 Pengembangan Model Bahan Berhitung Untuk Meningkatkan Kreatifitas Berfikir Siswa Sekolah
Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2. Siswa dapat menggunakan garis bilangan untuk mendapatkan operasi hitung. 3. Siswa memiliki kemampuan menyatakan operasi hitung yang berbeda.
Gambar 3.4
108
Herman Syafri, 2013 Pengembangan Model Bahan Berhitung Untuk Meningkatkan Kreatifitas Berfikir Siswa Sekolah
Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Analisis peserta didik dan konteks disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan dalam pengembangan model bahan ajar berhitung. Kesesuaian tahapan
perkembangan peserta didik dengan model dan penggunaan pendekatan games yang disesuaikan dengan karakteristik masa perkembangan anak bermain aktif. Hasil ini
digunakan untuk memastikan bahwa sejumlah permainan kartu dapat dimainkan oleh anak.
Tujuan khusus pembelajaran merupakan pernyataan yang menjelaskan secara spesifik kemampuan apa yang seharusnya dikuasai siswa setelah menyelesaikan
proses pembelajaran. Tujuan khusus pembelajaran penelitian ini adalah sebagai berikut:
1 Siswa dapat mengunakan garis bilangan untuk menentukan hasil suatu operasi hitung bilangan negatif.
2 Siswa dapat menentukan operasi hitung bilangan negatif yang berbeda dari suatu bilangan.
3 Siswa dapat menemukan sifat komutatif penjumlahan dan pengurangan bilangan negatif.
4 Siswa dapat menguji sejumlah operasi hitung yang memuat aha experience.
109
Herman Syafri, 2013 Pengembangan Model Bahan Berhitung Untuk Meningkatkan Kreatifitas Berfikir Siswa Sekolah
Dasar Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Penilaian model bahan ajar dikembangkan untuk menguji sejauh mana siswa dapat menentukan operasi hitung yang berbeda untuk mendapatkan suatu bilangan
negative maupun bilangan posistif yang melibatkan operasi hitung bilangan negatif. Model penilaian yang digunakan adalah tes lisan dan mengumpulkan sejumlah
operasi hitung yang menghasilkan bilangn yang sama. Strategi pengajaran yang digunakan adalah belajar kelompok dalam bentuk
melakukan permainan kartu. Strategi ini memungkinkan bagi siswa untuk mengkomunikasikan ide dan meningkatkan kepercayaan diri dalam berhitung. Belajar
berkelompok juga memungkinkan siswa untuk melakukan eksplorasi induktif. Baik pada permainan kartu contoh-non contoh dan kartu multistrategi dimainkan oleh
empat sampai lima siswa tiap kelompok. Kedua jenis kartu merupakan material yang dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c. Uji Coba Model Defenitif.