Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BARANG DAN JASA UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH

DASAR

Antonius Beni Purnawan 2015

Bahan ajar untuk menunjang pembelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013 di sekolah dasar sangatlah penting. Pada kenyataanya ketersedian yang mencakup materi pelajaran yang relevan dengan kondisi siswa dan sekolah masih perlu diperbaiki. Penelitian ini difokuskan pada pembuatan bahan ajar subtema Barang dan Jasa kelas IV sekolah dasar.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan hasil modifikasi dari Kemp dan Borg and Gall. Metode ini digunakan untuk mengetahui (1) prosedur pengembangan, (2) kualitas produk bahan ajar subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Bahan ajar dikembangkan dengan pendekatan saintifik dan pendekatan tematik integratif. Kelebihannya adalah anak akan lebih banyak terlibat lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih kritis dalam mencermati hal-hal yang diamati dalam proses pembelajaran. Penelitian ini diujicobakan terhadap 10 orang siswa kelas IV SDN Puren Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 23-25 April tahun 2014. Prosedur pengembangan ini melalui 7 tahap, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desin produk, (5) revisi desain produk, (6) Uji coba desain, dan (7) revisi ujicoba desain.

Hasil penelitian menunjukan bahwa bahan ajar subtema Barang dan Jasa yang dikembangkan ditinjau dari aspek tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi, topik, dan metodologi menurut pakar kurikulum, guru pelaksana kurikulum 2013 dan sepuluh orang siswa SDN Puren Yogyakarta memilik rerata skor 4,29 dan masuk kategori “sangat baik”. Dengan demikian, bahan ajar yang

dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran Subtema Baran dan Jasa untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

Kata Kunci:Kurikulum 2013, bahan ajar, pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik.


(2)

ABSTRACT

LEARNING MATERIALS’ DEVELOPMENT BASED CURRICULUM 2013 SUBTHEME“BARANG DAN JASA”FOR ELEMENTARY SCHOOL 4TH

GRADE STUDENTS Antonius Beni Purnawan

2015

Having material to improve the teaching is important in the implementation of Curriculum 2013. In fact, the demand which includes the relevant material with the condition of students and school needs to be improved. This research was focused on

designing the teaching material with “Barang dan Jasa” as the subtheme for grade IV

of elementary school.

This research used the modification of research method by Kemp and Borg and Gall. This method was used to know (1) the procedure of the design, (2) the quality of the design product. The material was designed with scientific approach and thematic integrative approach. The benefit of the material is the students are involved more actively in learning and become more critical in observing things in the learning process. This research was done to 10 students of grade IV SDN Puren Yogyakarta in even semester academic year 2013/2014 on 23rd-25th April 2014. The procedure included in 7 steps: (1) collecting the potential and problem, (2) collecting data, (3) designing the product, (4) validating the designed product, (5) revising the designed product, (6) testing the designed product, and (7) revising the tested designed product.

The result showed that the material which was designed observed from aim and approach aspect, design and organization aspect, content, topic, and the methodology by curriculum expert, the teacher who did the 2013 curriculum and ten students of

SDN Puren Yogyakarta had average score 4.29 and categorized as “very good”. This

meant that the material which was designed was suitable to be used in learning

subtheme “Barang dan Jasa”for students grade IV elementary school.

Keywords : Curriculum , 2013, Learning materials , Thematic Integrative Approach , Scientific Approach


(3)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BARANG DAN JASA UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH

DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Antonius Beni Purnawan NIM: 101134001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGUARUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(4)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BARANG DAN JASA UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH

DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Antonius Beni Purnawan NIM: 101134001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN


(5)

(6)

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan khusus untuk orang-orang yang telah dengan tulus mencintai kerja keras dan perjuangan saya serta mengajari saya bagaimana dapat bertahan dalam kesulitan-kesulitan yang ada, diantaranya :

1. Tuhan Yesus Kristus

2. Dosen pembimbing skripsi, Drs. Puji Purnomo, M.Si. 3. Bapak tercinta, Martinus Wahwu

4. Ibu tercinta, Christina Suciati

5. Teman-teman yang banyak membantu saya Odilla Ajeng Estiningtyas, Antonius Niko Janu Rombang, teman-teman satu payung sekripsi dan semua orang yang membantu saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. 6. Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma.


(8)

MOTTO

Jangan pernah menyerah dengan kesulitan yang ada, bangkit dan berjuanglah dengan kekuatan dan senyuman karena jika kamu mengetuk maka akan dibukakan pintu bagi mu, mintalah maka kamu akan diberi.

Antonius Beni Purnawan

Tugas dan beban hidup yang ada dipundak kita jangan dipikirkan, tetapi dilakukan karna secara otomatis kita akan memikirkannya


(9)

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Agustus 2014 Peneliti


(10)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Antonius Beni Purnawan

Nomor Mahasiswa : 101134001

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma, dengan karya ilmiah yang berjudul:

Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang dan Jasa Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademi tanpa perlu meminta ijin dari saya penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 21 Agustus 2014 Yang menyatakan


(11)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM 2013 SUBTEMA BARANG DAN JASA UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH

DASAR

Antonius Beni Purnawan 2015

Bahan ajar untuk menunjang pembelajaran dalam implementasi Kurikulum 2013 di sekolah dasar sangatlah penting. Pada kenyataanya ketersedian yang mencakup materi pelajaran yang relevan dengan kondisi siswa dan sekolah masih perlu diperbaiki. Penelitian ini difokuskan pada pembuatan bahan ajar subtema Barang dan Jasa kelas IV sekolah dasar.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan hasil modifikasi dari Kemp dan Borg and Gall. Metode ini digunakan untuk mengetahui (1) prosedur pengembangan, (2) kualitas produk bahan ajar subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Bahan ajar dikembangkan dengan pendekatan saintifik dan pendekatan tematik integratif. Kelebihannya adalah anak akan lebih banyak terlibat lebih aktif dalam pembelajaran dan lebih kritis dalam mencermati hal-hal yang diamati dalam proses pembelajaran. Penelitian ini diujicobakan terhadap 10 orang siswa kelas IV SDN Puren Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 23-25 April tahun 2014. Prosedur pengembangan ini melalui 7 tahap, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desin produk, (5) revisi desain produk, (6) Uji coba desain, dan (7) revisi ujicoba desain.

Hasil penelitian menunjukan bahwa bahan ajar subtema Barang dan Jasa yang dikembangkan ditinjau dari aspek tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi, topik, dan metodologi menurut pakar kurikulum, guru pelaksana kurikulum 2013 dan sepuluh orang siswa SDN Puren Yogyakarta memilik rerata skor 4,29 dan masuk kategori “sangat baik”. Dengan demikian, bahan ajar yang

dikembangkan layak untuk digunakan dalam pembelajaran Subtema Baran dan Jasa untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

Kata Kunci:Kurikulum 2013, bahan ajar, pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik.


(12)

ABSTRACT

LEARNING MATERIALS’ DEVELOPMENT BASED CURRICULUM 2013 SUBTHEME“BARANG DAN JASA”FOR ELEMENTARY SCHOOL 4TH

GRADE STUDENTS Antonius Beni Purnawan

2015

Having material to improve the teaching is important in the implementation of Curriculum 2013. In fact, the demand which includes the relevant material with the condition of students and school needs to be improved. This research was focused on designing the teaching material with “Barang dan Jasa” as the subtheme for grade IV

of elementary school.

This research used the modification of research method by Kemp and Borg and Gall. This method was used to know (1) the procedure of the design, (2) the quality of the design product. The material was designed with scientific approach and thematic integrative approach. The benefit of the material is the students are involved more actively in learning and become more critical in observing things in the learning process. This research was done to 10 students of grade IV SDN Puren Yogyakarta in even semester academic year 2013/2014 on 23rd-25th April 2014. The procedure included in 7 steps: (1) collecting the potential and problem, (2) collecting data, (3) designing the product, (4) validating the designed product, (5) revising the designed product, (6) testing the designed product, and (7) revising the tested designed product.

The result showed that the material which was designed observed from aim and approach aspect, design and organization aspect, content, topic, and the methodology by curriculum expert, the teacher who did the 2013 curriculum and ten students of

SDN Puren Yogyakarta had average score 4.29 and categorized as “very good”. This

meant that the material which was designed was suitable to be used in learning

subtheme “Barang dan Jasa” for students grade IV elementary school.

Keywords : Curriculum , 2013, Learning materials , Thematic Integrative Approach , Scientific Approach


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang dan Jasa untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari selesainya skripsi ini tidak lepas dari campur tangan orang-orang di sekitar yang peduli dalam bentuk bimbingan, bantuan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah turut serta membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dari proses penyusunan hingga terselesainya skripsi ini.

Ucapan terima kasih peneliti sampikan kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang memberkkati setiap proses yang dilalui peneliti. 2. Rohandi, Ph.D. selaku dekan Sakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Selaku Kaprodi PGSD 4. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD

5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. Selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan hingga selesainya skripsi.


(14)

6. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., Selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai.

7. Suyadi, S.Pd. SD selaku kepala sekolah SD Negeri Puren Yogyakarta yang telah memberi ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian disekolah.

8. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku validator kurikulum yang telah memberikan kontribusi dan bantuan dalam penelitian pengenbangan ini.

9. Sujarno Hadi Saputro, S.Pd. dan Rasimin, S.Pd. validator guru pelasana kurikulum 2013 yang telah memberikan kontribusi dan dukungannya dalam penelitian dan pengembangan ini.

10. Sepuluh orang siswa kelas IV SD Negeri Puren Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang telah memberikan waktu kepada peneliti untuk bekerjasama selama penelitian berlangsung.

11. Kedua orang tua peneliti Martinus Wahwu dan Christina Suciati yang selalu memberi dukungan doa, semangat, dan dana.

12. Kedua kakak ku Anastasia Susana Wati dan Bonaventura Bowo Kusmanto yang telah memberi semangat dan doanya.

13. Teman-teman seperjuangan dalam skripsi payung pengembangan bahan ajar mengacu kurikum 2013 yang bersama-sama dalam suka dan duka.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih untuk doa dan dukungannya selama ini.


(15)

Penulis sadar seperti pribahasa “tak ada gading yang tak retak” tentunya

banyak kekurangan dalam penelian ini. Saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk perbaikan menuju sempurnanya sekripsi ini. Semoga sekripsi ini bermanfaat untuk pendidikan.

Peneliti


(16)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERSEMBAHAN... iv

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR TABEL... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4


(17)

BAB II LANDASAN TEORI... 7

2.1 Kajian Teori ... 7

2.1.1 Pendekatan Tematik Integratif ... 7

2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Integratif... 7

2.1.1.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik integratif ... 8

2.1.1.3 Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Integratif... 9

2.1.1.4 Model-model Pembelajaran Tematik Integratif ... 10

2.1.1.5 Tahap-tahap pendekatan tematik Integratif... 12

2.1.2 PendekatanScientific ... 13

2.1.2.1 Kriteria Pembelajaran dengan PendekatanScientific... 13

2.1.2.2 PendekatanScientificdalam Pembelajaran Tematik Integratif... 14

2.1.3 Penilian Otentik... 17

2.1.3.1 Hakikat Penilian Otentik ... 17

2.1.3.2 Karakteristik Penilian Otentik... 18

2.1.3.3 Macam-macam Penilaian Otentik ... 20

2.1.4 Pendidikan Karakter... 22

2.1.4.1 Hakikat Pendidikan Karakter ... 22

2.1.4.2 Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar ... 24

2.2 Penelitian yang Relevan ... 26

2.3 Kerangka Berfikir... 29

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 30


(18)

3.2 Prosedur Pengembangan ... 30

3.2.1 Potensi dan Masalah... 33

3.2.2 Pengumpulan data ... 34

3.2.3 Desain Produk ... 34

3.2.4 Validasi Produk... 35

3.2.5 Revisi Desain ... 35

3.2.6 Uji Coba Desain ... 35

3.2.7 Revisi Desain ... 35

3.3 Uji Coba Produk... 36

3.4 Instrumen Penelitian... 36

3.4.1 Jenis Data Uji Coba... 36

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data ... 36

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 37

3.6 Teknik Aanalisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 41

4.1 Analisis Kebutuhan ... 41

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan Guru ... 41

4.1.2 Data Analisi Dokumen... 42

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 42

4.2.1 Silabus ... 43


(19)

4.2.3.2. Isi... 44

4.2.3.3 Glosarium ... 45

4.2.3.4. Pedoman Penilaian dan Kunci Jawaban... 45

4.2.3.5 Daftar Pustaka ... 46

4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 46

4.3.1. Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi Produk... 46

4.3.2 Data Validasi Guru dan Revisi Produk ... 47

4.3.3 Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk... 50

4.3.4 Revisi Produk Berdasarkan Validasi Lapangan... 54

4.4. Kajian Produk Akhir ... 55

4.4.1 Bahan Ajar ... 56

4.4.1.1. Sampul ... 56

4.4.1.2 Isi... 57

4.4.1.3 Glosarium... 58

4.4.1.4. Pedoman Penilaian dan Kunci Jawaban... 58

4.4.1.5. Daftar Pustaka ... 58

4.5 Pembahasan... 58

BAB V PENUTUP... 62

5.1 Kesimpulan ... 62

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 63

5.3 Saran... 63


(20)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Empat Karakteristik Penilian Otentik ... 19 Gambar 2. Modifikasi Langkah Kemp dan BorgandGall ... 32


(21)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 37

Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima ... 39

Tabel 3. Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan ... 40

Tabel 4. Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi ... 46

Tabel 5. Komentar Guru 1 dan Revisi ... 48

Tabel 6. Komentar Guru 2 dan Revisi ... 49

Tabel 7. Instrumen Validasi Lapangan ... 53

Tabel 8. Komentar 10 Siswa SD Negeri Puren dan Revisi... 55


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Survei Kebutuhan ... 68 Lampiran 2. Hasil Survei Kebutuhan... 69 Lampiran 3. Silabus ... 71 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1sampai 6 ... 108 Lampiran 5 Web Indikator Tema Jenis Pekerjaan ... 188 Lampiran 6. Lampiran Validasi Ahli ... 189 Lampiran 6.1.1 Validasi Pakar Kurikulum ... 194 Lampiran 6.1.1.1 Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum ... 198 Lampiran 6.1.2 Validasi Guru 1 Pelaksana Kurikulum 2013 ... 203 Lampiran 6.1.2.1 Rekapitulasi Validasi Guru 1 Pelaksana Kurikulum 2013 204 Lampiran 6.1.3. Validasi Guru 2 Pelaksana Kurikulum 2013 ... 208 Lampiran 6.1.3.1. Rekapitulasi Validasi Guru 2 Pelaksana Kurikulum 2013 212 Lampiran 7. Rekapitulasi Validasi Ahli... 214 Lampiran 8. Instrumen Validasi Lapangan ... 215 Lampiran 8.1. Hasil Validasi Lapangan oleh Rehan... 217 Lampiran 8.1.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan oleh Rehan... 219 Lampiran 8.2. Hasil Validasi Lapangan oleh Aldian ... 221 Lampiran 8.2.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan oleh Aldian ... 223 Lampiran 8.3. Hasil Validasi Lapangan oleh Rifki... 225


(23)

Lampiran 8.4.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan oleh Khoiril Admas 231 Lampiran 8.5. Hasil Validasi Lapangan oleh Diah Mukti ... 233 Lampiran 8.5.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan oleh Diah Mukti ... 235 Lampiran 8.6. Hasil Validasi Lapangan oleh Mutia Rafa... 237 Lampiran 8.6.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan oleh Mutia Rafa... 239 Lampiran 8.7. Hasil Validasi Lapangan oleh Mutiara ... 241 Lampiran 8.7.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan oleh Mutiara ... 243 Lampiran 8.8. Hasil Validasi Lapangan oleh Rosita... 245 Lampiran 8.8.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan oleh Rosita... 247 Lampiran 8.9. Hasil Validasi Lapangan oleh Hanna ... 249 Lampiran 8.9.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan oleh Hanna ... 251 Lampiran 8.10. Hasil Validasi Lapangan oleh Adi... 253 Lampiran 8.10.1 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan oleh Adi... 255 Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan 10 Siswa ... 256 Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan dan Ahli... 256 Lampiran 11. Bahan Ajar Dilampirkan dalam Bentuk Buku... 257 Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian ... 258 Lampiran 13. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 259 Lampiran 14. Foto Validasi Lapangan... 260 Lampiran 15 Biodata peneliti... 261


(24)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu jalan perubahan sifat dan karakter dari setiap insan menjadi lebih baik. Perubahan sifat dan karakter tersebut diperoleh dari pengalaman belajar, baik di rumah maupun disekolah. Pendidikan di sekolah maupun pendidikan di rumah memiliki peranan yang penting bagi perkembangan peserta didik. Secara khusus sekolah bertugas membentuk pribadi setiap peserta didik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pendidikan nasional memiliki tujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan tersebut juga sesuai dengan dua basis perubahan pendidikan yang dikemukakan oleh UNESCO tahun 1998. Pertama didasarkan pada empat pilar yaitu belajar mengetahui, belajar melakukan, belajar dalam hidup kebersamaan dan belajar menjadi diri sendiri. Kedua belajar seumur hidup, karena belajar tidak berhenti begitu saja tetapi terus menerus dilakuakan selama manusia hidup. Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan mulia dari pendidikan tersebut, dengan kurikulum yang tepat, pengajar profesional, fasilitas yang memadai, bahan ajar yang berkualitas, lingkungan belajar yang kondusif, teknik mengajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat mempelajari berbagai pengetahuan dan karakter yang dibutuhkan dalam hidup.


(25)

Kenyataan yang terjadi, sistem pendidikan Indonesia pada tahun 2012 masuk dalam urutan terendah di dunia. Berdasarkan tabel liga global yang diterbitkan firma pendidikan person yang menempatkan sistem pendidikan Indonesia pada posisi paling bawah bersama Meksiko dan Brazil (Kompas, 27 November 2012). Fakta lain menunjukkan bahwa pelajar, pemuda, dan mahasiswa terlibat dengan narkoba, pelecehan seksual, kekerasan, geng motor, dan perjudian (Mulyasa, 2013: 14). Fakta-fakta tersebut memperlihatkan kemerosotan kualitas pendidikan di Indonesia.

Kualitas pendidikan yang merosot tersebut dapat diperbaiki dengan penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Lebih konkritnya dengan kurikulum pembelajaran yang tepat di sekolah. Berdasarkan sejarah, kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan, mulai dari Kurikulum 1947 sampai dengan kurikulum 2006. Hal tersebut menunjukan usaha peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Usaha peningkatan tersebut juga dilakukan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan saat ini, dengan melakukan uji coba implementasi Kurikulum 2013. Implementasi kurikulum 2013 diharpakan melahirkan insan yang produktif, inovatif dan kreatif. Hal tersebut dimungkinkan karena beberapa keunggulan kurikulum ini, pertama pendekatan yang digunakan bersifat alamiah (kontekstual) sehingga siswa menemukan pengetahuannya sendiri. Kedua, kurikulum ini berbasis pada karakter dan kompetensi sehingga mendasari pengembangan kemampuan lain. Ketiga, bidang studi tertentu sepeti Ilmu Pengetahuan Alam tepat menggunakan pendekatan ilmiah.


(26)

Bahan ajar merupakan salah satu komponen penting dalam kurikulum. Menurut Panin dan Purwanto (2001: 67) bahan ajar merupakan materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Pada pelaksanaan kurikulum 2013 guru dan siswa melakukan proses pembelajaran berdasarkan buku panduan siswa dan buku sumber yang telah disiapkan pemerintah (Mulyasa, 2013: 80). Meskipun begitu guru masih harus melakukan pengembangan dengan melihat sumber lain agar materi lebih mendalam hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh guru kelas IV SDN Babarsari Yogyakarta.

Hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN Babarsari Yogyakarta yang telah ditunjuk Kementrian Pendidikan sebagai SD uji coba implementasi Kurikulum 2013 pada hari Jumat, 13 September 2013 menyatakan bahwa buku siswa yang telah diterima kurang mendalam, sehingga guru perlu mengembangkan dengan melihat buku sumber lain agar materi lebih lengkap dan mendalam.. Sebenarnya guru mampu dalam mengembangkan bahan ajar secara mandiri. Tetapi, karena keterbatasan waktu dengan berbagai kegiatan yang ada disekolah, akan lebih efektif jika ada bahan ajar yang telah siap diajarkan. Selain itu, rangkaian kegiatan yang disiapkan dalam buku siswa kurang terintegrasi. Metode-metode dikurikulum SD 2013 masih perlu pembiasaan bagi guru, meskipun bukan metode baru tapi karena jarang dilakukan perlu pembiasaan. Guru juga menyatakan memerlukan suplemen bahan ajar dengan materi yang mendalam dan penggabungan mata pelajaran yang terintegrasi dengan baik dalam setiap pembelajaran.


(27)

Berdasarkan beberapa hal di atas serta hasil wawancara dengan guru kelas IV SD pelaksana uji coba Kurikulum 2013, peneliti akan mengembangkan buku siswa mengacu Kurikulum 2013 dalam sebuah bahan ajar. Pengembangan bahan ajar ini terbatas pada Subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Bahan ajar yang akan dikembangkan dalam satu bubtema terdiri dari 6 pertemuan selama satu minggu.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema Barang dan Jasa siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.2.2 Bagaimana kualitas produk pengembangan bahan ajar mengacu kurikulun 2013 Subtema Barang dan Jasa siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengembangkan bahan ajar subtema Barang dan Jasa mengacu kurikulum 2013 siswa kelas IV sekolah dasar.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk pengembangan bahan ajar subtema Barang dan Jasa mengacu kurikulun 2013 siswa kelas IV sekolah dasar.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa sebagai calon guru dapat belajar mengolah dan mengembangkan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.


(28)

1.4.2 Bagi Guru

Guru Sekolah Dasar memdapatkan referensi tambahan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4.3 Bagi Sekolah

Sekolah memperoleh tambahan bahan ajar lain mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa Kelas IV Sekolah Dasar yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa dan sekolah.

1.4.4 Bagi Prodi PGSD

Mahasiswa serta dosen PGSD memiliki kemampuan dalam hal mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Kurikulum SD 2013 adalah instrument input yang dipersiapkan pemerintah untuk mewujudkan siswa yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan karakter yang kuat untuk kepentingan sendiri, maupun hubungannya dengan lingkungan.

1.5.2 Bahan ajar adalah sekumpulan materi yang terangkai dalam kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dalam suatu subtema yang dilaksanakan peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar dan kompetensi inti dalam Kurikulum 2013.

1.5.3 Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran kedalam satu tema untuk memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.


(29)

1.5.4 Penilaian otentik adalah penilian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek pengetahuan, aspek ketermpilan dan aspek sikap yang besifat alami dan apa adanya, mulai dai masukan (Input), proses, sampai keluaran (output).

1.5.5 Pendekatan saintifik adalah langkah pembelajaran dengan cara berfikir induktif yang terdiri kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan.

1.5.6 Pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai karakter kepada warga sekolah agar individu dapat tumbuh dan berkembang dalam menghayati kebebasan dalam hubungannya dengan sesama manusia dan Tuhan.

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang akan dihasilakan dalam pengembangan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

1.6.1 Bahan ajar disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (karakter, keterampilan, dan intelektual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

1.6.2 Bahan ajar disusun dengan pendekatan tematik integratif.

1.6.3 Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan sains.

1.6.4 Bahan ajar berbasis budaya lokal.

1.6.5 Penilaian dalam bahan ajar menggunakan penilaian otentik. 1.6.6 Bahan ajar disusun sesuai dengan ketentuan EYD.


(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1. Pendekatan Tematik Integratif

2.1.1.1. Pengertian Pembelajaran Tematik Integratif

Pendidikan telah mengalami banyak perubahan baik dari segi sistem, pelaksanaannya, dan komponen-komponen pembelajarannya. Pendidikan yang berpusat pada kegiatan siswa merupakan ciri dari Kurikulum 2013. Konsekuensi dari pemberlakukan (lebih tepatnya uji coba implementasi) Kutikulum 2013 adalah dengan menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran tematik integratif dapat menciptakan pembelajaran bermakna. Hal itu sesuai dengan cara pandang anak dalam mempelajari segala peristiwa yang terjadi disekitarnya sebagai satu kesatuan (holistik) bukan secara parsial atau terpisah-pisah. Oleh karena itu, diyakini dengan pembelajaran tematik integratif, peserta didik dalam hal ini siswa sekolah dasar, dapat berkembang sesuai dengan kodratnya (Hernawan 2007: i).

Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik integratif, dimana pembelajaran dirangkai dan dipadukan menggunakan tema (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 24). Hal tersebut seuai dengan pendapat Hernawan 2007 tentang pembelajaran tematik integratif. Menurutnya, pembelajaran tematik integratif merupkan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakan bagi


(31)

pembelajaran tematik integratif merancang pembelajaran berdasarkan tema tertentu sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran integratif dapat diartikan sebagai bentuk pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran yang dipadukan dalam satu tema untuk memberikan pengalaman bermakana bagi peserta didik.

2.1.1.2. Karakteristik Pembelajaran Tematik Integratif

Penerapan pendekatan tematik integratif di sekolah dapat disebut sebagai suatu upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Terutama dalam penjejalan isi dari kurikulum yang dapat membuat siswa terbebani dengan aktivitas dan tugas-tugas yang berlebihan sehingga anak kehilangan sesuatu yang seharusnya mereka kerjakan. Pembelajaran dengan pendekatan tematik integratif memliki keunggulan untuk memperbaiki kualitas pendidikan.

Menurut Hernawan (2007: 1.7) ada enam karakteristik pendekatan tematik integratif yaitu (1) pembelajaran integratif berpusat pada siswa (student centered), (2) pembelajaran integratif dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa, (3) dalam pembelajaran integratif pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas dan fokus pembelajaran diarahkan pada tema yang dekat dengan kehidupan siswa, (4) Pembelajaran integratif menyajikan konsep-konsep dari berbagi mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran, (5) pembelajaran integratif bersifat luwes (fleksibel) sehingga dapat dikaitkan mata pelajaran lain, lingkungan sekolah maupun rumah, dan (6) pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Sejalan denagan pendapat diatas menurut Trianto (2011: 162-165) suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik antara lain: berpusat pada siswa; memberikan


(32)

pengalaman langsung; pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; bersifat fleksibel; menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996) dalam Trianto (2007: 13-14) pembelajaran tematik integratif sebagai suatu proses, memiliki beberapa karakteristik yaitu holistik, bermakna, otentik, dan aktif. (1) otentik merupakan pembelajaran integratif memungkinkan peserta didik untuk mengalami fenomena dari segala sisi. (2) Bermakna, merupakan tebentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan. (3) otentik, merupakan bentuk pembelajaran secara langsung. (4) Aktif merupakan pembelajran menekankan pada keaktifan siswa baik secara fisik, mental, dan intelektual guna mencapi hasil yang obtimal sesuai dengan hasrat, minat dan kemampuan siswa.

Dari karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pendekatan tematik integratif adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran berpusat pada peserta didik, (2) pelajaran memberikan pengalaman langsung karena mereka belajar dari hasil pemahaman sendiri, (3) pembelajaran mengaitkan beberapa mata pelajaran dengan kesamaan konsep atau keterkaitan konsep, (4) mata pelajaran tidak ketara dalam pembelajaran karena sudah dalam satu kesatuan, (5) pembelajaran bersifat fleksibel karena guru dapat mengaitkan dengan berbagai objek, dan (6) menggunakan perinsip belajar sambil bermain serta menyenangkan.

2.1.1.3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Integratif


(33)

tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar. Hal tersebut dikarenakan materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik. Sehingga dalam belajar siswa dapat berfikir secara logis.

Tujuan pembelajaran tematik integratif adalah: (1) mudah dalam memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu. (2) Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama. (3) Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan. (4) Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik. (5) Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain. (6) Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas. (7) Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan. (8) Budipekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budipekerti sesuai dengan situasi dan kondisi (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013: 8).

2.1.1.4. Model-Model Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran tematik integratif atau pembelajaran terpadu menurut Fogarty (dalam Trianto 2007) dan Hernawan, Remini & Adayani (2007) miliki sepuluh model. Sepuluh model tersebut masing-masing memiliki ciri yang sama yaitu memadukan, yang berbeda adalah objek yang dipadukan. Sepuluh model


(34)

tersebut adalah model penggalan, model keterhubungan, model sarang, model urutan atau rangkaian, model bagian, model jaring laba-laba, model galur, model keterpaduan, model celupan, dan model jaringan. Pertama adalah model penggalan ataufragmented, model ini memiliki ciri pemaduan terbatas satu mata pelajaran. Materi yang diajarkan terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.

Kedua adalah model keterhubungan atau connected yang dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan dalam materi pelajaran tertentu.Ketigaadalah model sarang atau model (Nested) dimana model ini pemaduan dilakukan dalam bentuk penguasan konsep ketermpilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Keempat adalah model urutan/rangkaian atau model sequenced yang merupakan pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda-beda secara paralel. Kelima adalah model bagian atau model shared, model merupakan bentuk pemaduan akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.

Model yang keenam adalah model jarring laba-laba atau webbed, model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Ketujuh adalah model gualar atau model threaded, model ini memadukan bentuk keterampilan yang berfokus pada apa yang disebut meta-curriculum. Kedelapan adalah model keterpaduan atau integrated, model ini merupakan pemaduan sejumlah topik mata pelajaran yang berbeda tetapi memiliki esensi yang sama dalam topik tertentu. Kesembilan adalah model celupan atau immersed, model ini dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman serta pengetahuan yang dihubungkan dengan


(35)

networked, merupakan model pemaduan pembelajaran yang memungkinkan pemecahan masalah, pengubahan konsepsi atau pun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah melakukan studi lapangan dengan situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda.

2.1.1.5. Tahap-Tahap Pendekatan Tematik Integratif

Pendekatan tematik memiliki beberapa tahapan pembelajaran. Menurut Hadisubroto 2000: 21 (dalam Trianto 2007: 15) ada empat tahapan dalam merancang pembelajaran terpadu. Keempat tahapan tersebut yaitu: (1) Menentukan tujuan, (2) Menentukan materi/media, (3) Menyusun skenario KBM, dan (4) Menentukan evaluasi.

Trianto (2007: 17-18) menyebutkan bahwa pendekatan temtik integratif memiliki tiga tahapan. Ketiga tahapan tersebut diantaranya: (1) Tahap perencanaan, (2) Tahap pelaksanaan, dan (3) tahap evaluasi. Hal pertama yang dilakukan dalam perencanaan adalah menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang akan dipadukan. Kedua ialah memilih kajian materi, kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator. Ketiga ialah menentukan sub keterampilan yang akan dipadukan. Keempat, merumuskan indikator hasil belajar dan yang terakhir adalah menentukan langkah-langkah pembelajaran. Tahapan perencanaan ini guru tidak boleh melakukan kesalahan sedikitpun karena sekecil apapun kesalahan dalam perencanaan akan terbawa keproses selanjutnya (Hajar 2013: 83)

Tahap pelaksanaan pembelajaran terpadu memiliki tiga perinsip meliputi: Pertama, guru tidak menjadi single actoryang mendominasi pembelajaran, tetapi guru menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Kedua, pemberian tanggung jawab


(36)

individu maupun kelompok harus jelas disetiap tugas yang diberikan.Ketiga,guru perlu sebagai perantara terhadap ide-ide. Menurut Muclas (2002: 7) pembelajaran tunggal tidak cocok untuk topik dalam pembelajaran tematik integratif.

Tahap yang ketiga adalah tahap evaluasi. Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Sementara menurut Prabowo 2000 (dalam Trianto 2007: 17-18) evaluasi pembelajaran meliputi: evaluasi proses yang terdiri dari ketepatan hasil pengamatan (ketepatan penyusunan alat dan bahan serta ketepatan me nganalisis data), evaluasi hasil belajar, dan evaluasi psikomotorik.

2.1.2. Pendekatan Scientific

Pendekatan Scientific adalah pembelajaran yang mendorong dan memacu anak untuk melakukan keterampilan-ketermpilan ilmiah (Kemendikbud 2013: 9). Keterampilan ilmiah yang dimaksud ialah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Kelima keterampilan tersebut merupakan keterampilan yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013. Pada pembelajaran dengan pendekatan scientific anak harus melakukan keterampilan-ketrampilan di atas.

2.1.2.1 Kriteria Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific

Pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan scientific memiliki ciri yang berbeda dengan pembelajaran lainnya. Kriteria yang dimaksud bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Ada pun beberapa kriteria tersbut diantaranya adalah pembelajaran berbasis pada fakta. Penjelasan yang diberikan


(37)

Pembelajaran dapat mendorong siswa berfikir kritis, analitis, dan tepat. Mendorong dan menginspirasi siswa berfikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan dan hubungan materi yang dipelajari. Pembelajaran mendorong siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola pikir rasional dan objektif. Pembelajaran berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang yang dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria yang terakhir tujuan pembelajaran, jelas, sederhana, dan menarik (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan).

2.1.2.2 Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran dengan pendekatan Scientific memiliki lima langkah pembelajaran yang meliputi: mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan (Penduan Teknis Pembelajaran Kemendigbud 2013: 9). Kelima langkah tersebut terlaksana pada kegiatan inti yang mengintegrasikan beberpa muatan pembelajaran. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan scientific menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013:

1. Mengamati

Kegiatan mengamati pada pembelajaran mengutamakan kebermaknaan (meaningfull learning). Kegiatan mengamati memiliki keunggulan, seperti menyajikan objek secaranyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelasanaannya. Kegiatan ini akan sangat bermanfaat karena akan menumbuhkan rasa ingin tahu pada peserta didik. Ada pun langkah-langkah pada kegiatan mengamati adalah sebagai berikut: (1) Menentukan objek yang akan diamati, (2) membuat pedoman pengamatan sesuai dengan objek, (2) Menentukan data yang akan diamati secara jelas, (3) Menentukan letak objek yang diamati, (4)


(38)

Menentukan bagaimana pengumpulan data yang paling efektif dan efisian, dan (5) Menentukan cara pencatatan data pengamatan.

Kegiaatan mengamati akan melibatkan siswa secara langsung. Pada kegiatan pengamtan guru sebagai fasilitator harus bentuk keterlibatan peserta didik. Ada tiga bentuk keterlibatan dalam kegiatan mengamati yaitu pengamatan biasa, pengamatan partisipasif, dan pengamatan terkendali. Pengamatan biasa peserta didik sama sekali tidak melibatkan diri dengan objek pengamatan. Pengamatan terkendali memiliki kesamaan dengan pengamatan bisa hanya saja pengamatan ditempatkan pada ruang khusus yang dikendalikan. Pengamatan terakhir adalah pengamatan parsitipasif dimana peserta didik terlibat langsung dengan objek yang diamati (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013: 9).

Pada kegiatan pengamatan ada bebrapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dan siswa selama melakukan pengamatan. Pertama adalah cermat, objektif, dan jujur serta fokus pada objek yang diamati untuk kepentingan pembelajaran. Kedua adalah membuat kesepakatan antara guru dan peserta didik tentang cara dan prosedur pengamatan (Kementiran Pendidikan dan Kebudayaan 2013: 9).

2. Menanya

Kegiatan menanya menuntut guru mampu menciptakan pertanyaan yang mendorong siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah diamati. Peserta didik yang belum mampu mengajukan pertanyaan dibimbing oleh guru agar siswa mampu melakuknya secara mandiri. Pertanyaan-pertanyaan tersebut bersifat faktual dan hipotetetik yang terkait dengan hasil pengamatan terhadap objek


(39)

tertentu. Kegiatan bertanya baik dilakukan secara terus menerus sehingga dapat melatih siswa mengajukan pertanyaan yang mengakibatkan rasa ingin tahu.

Bertanya adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh tanggapan verbal. Kegiatan bertanya memiliki fungsi yang beragam dalam pembelajaran. Beberpa fungsi bertanya adalah sebagai berikut: (1) membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik, (2) mendorong dan menginspirasi siwa untuk aktif belajar, (3) mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus mencari solusinya, (4) membangkitkan keterampilan berbicara peserta didik, (5) mendorong partisipasi peserta didik, (6) membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat, (7) membiasakan peserta didik berfikir spontan, cepat dan sigap dalam merespon persoalan, dan (8) melatih kesantunan berbicara dan membangkitkan empati satu sama lain (Kemetrian Pendidiakn dan Kebudayaan 2013: 10).

3. Mengumpulkan Informasi

Mengumpulkan Informasi adalah tindak lanjut setelah menanya. Setelah kegiatan menanya siswa diharapkan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. Pengumpulan informasi dapat dilakukan dengan mencari dari berbagai sumber belajar. Sumber informasi didapat dari membaca berbagai buku, memperhatikan fenomena atau objek lebih teliti dan bahkan melakukan eksperimen sebagai bahan berfikir kritis (Panduan Teknis Penyusunan RPP 2013: 14).

4. Mengasosiasikan

Mengasosiasikan dapat disamakan dengan kegiatan mengolah informasi. Informasi yang diperoleh peserta didik diolah untuk memperoleh hasil. Hasil yang


(40)

dimaksud dapat berupa keterkaitan antara informasi yang satu dengan informasi yang lainnya. Dari keterkaitan informasi-informasi tersebut dapat ditemukan pola yang kemudian dijadikan acuan untuk membuat beberapa kesimpulan (Kementian Pendidikan dan Kebudayaan 2013: 10-11).

5. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan adalah tidak lanjut dari kegiatan mengasosiasikan. Kegiatan mengasosiasikan dapat berupa menuliskan atau menceritakan. Kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah mempersentasikan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh dikomentari guru atau siswa untuk kemudian dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik baik kelompok maupun individu (Panduan Teknis Penyusunan RPP 2013: 15).

2.1.3 Penilaian Otentik

2.1.3.1 Hakikat Penilaian Otentik

Penilaian hasil belajar penting dilakukan oleh setiap guru dalam rangka mengukur pencapian para peserta didik dalam mengikuti proses belajar. Selain itu penilaian juga dapat dijadikan acuan untuk melihat efektivitas guru dalam pembelajaran. Menurut Hajar (2013: 267) penilaian belajar dapat diartikan sebagai sebuah usaha yang dilakukan pihak sekolah atau guru secara berkala dan berkelanjutan tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Proses penilaian mencakup sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peseta didik. Proses tersebut mulai dari penentuan instrumen, penyusunan instrumen, telaah instrumen, pelaksanaan penilaian, analisis hasil penilaian, dan program tindak lanjut penilaian (Kunandar 2013: 61). Dalam pembelajaran tematik


(41)

penilaian kompetensi dan hasil belajar peserta didik berdasarkan tingkat prestasi peserta didik (Muslich 2010: 2). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kunandar 2013 tentang penilaian otentik bahwa penilaian menekankan pada apa yang seharusnya dinilai baik prosesnya maupun hasilnya. Menurut Mueller dalam Ismet Basuki (2014: 168) penilaian otentik sebagai suatu bentuk penilaian yang mengharuskan siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukkan aplikasi yang bermakna dari suatu pengetahuan atau keterampilan.

Penilaian otentik dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran sehingga dapat disebut penilaian berbasis kelas atau PBK. Penilaian dapat berupa pengumpulan kerja peserta didik (portofolio), hasil karya (product), penugasan (project), kinerja (performance), dan tes tertulis (peper and pencil). Guru bertugas menilai kompetensi dan hasil belajar peserta didik yang didasarkan pada pencapainnya (Muslich, 2010: 2).

2.1.3.2 Karakteristik Penilaian Otentik

Penilaian otentik pada praktiknya memiliki karakteristik yang membedakan dengan penilaian lain. Penilaian otentik memiliki empat karakteristik. Keempat karakteristik tersebut ialah bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran dikelas. merupakan cerminan dunia nyata, menggunakan banyak ukuran/metode/kriteria, dan bersifat komperhensif serta holistik (Muslich 2010: 3).

Pertama, penilaian otentik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembelajaran di kelas. Ini berarti bahwa penilaian otentik dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, baik dalam bentuk penugasan, portofolio, maupun hasil tugas yang dilakukan peserta didik selama mengikuti pembelajaran. Kedua,


(42)

penilaian otentik merupakan cerminan dunia nyata bukan sebagai kerja sekolah yang semata-mata memecahkan masalah. Ini berarti semua kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu harus diarahkan pada kegiatan yang kontekstual atau tidak mengada-ada.

Ketiga, penilaian otentik menggunakan banyak ukuran/metode/kriteria. Pengertian tersebut berarti guru diberi keleluasaan memilih metode/ukuran/kriteria yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Kempat, penilaian otentik bersifat komperhensif dan holistik. Holistik dan komperhensif nampak pada penilaian yang melibatkan berbagai ranah kompetensi baik pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Muslich 2010: 3).

Keempat karakteristik tesebut dapat dilihat pada gambar 1.

KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK

Bagian tak terpisahkan dari

pembelajran dikelas

Besifat

komprehensif

dan holistik

Merupakan

cerminan dunia nyata

Mengguna-kan banyak ukuran/ metode/ kriteria


(43)

2.1.3.3 Macam-Macam Penilaian Otentik

Penilaian otentik memiliki berbagai macam penilaian. Menurut Muslich (2010: 70-77) ada lima macam penilaian otentik.Pertama,ialah penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan bebagai bentuk tugas untuk memperoleh ketercapian sebuah program. Pemantuan didasarkan pada kinerja yang ditunjukkan dalam menyelesaikan suatu tugas. Hasil yang diperolah merupakan hasil unjuk kerja. Ada tiga komponen utama dalam penilaian kinerja yaitu (1) tugas kinerja adalah tugas yang berisi topik, standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. (2) Rubrik performasi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen performa dan deskriptor dari setiap komponen. (3) cara penilaian hasil kinerja yang terdiri dari holistic scoring (skor berdasarkan penilaian secara umum dari performansi ), analitic scoring (skor terhadap aspek yang berkontribusi terhadap performasi), primary tratis scoring(pemberian sekor terhadap beberapa unsur yang dominan).

Kedua, penilaian evaluasi diri. Penilaian evaluasi diri adalah suatu cara kedalaman diri sendiri. Melalui evaluasi diri siswa mengetahui kekurangan dan kelebihan untuk tujuan perbaikan. Dengan demikian perserta didik lebih bertanggung jawab terhadap proses dan pencapaian hasil belajarnya. Menurut Rolheiser dan Ross ada empat langkah dalam melakukan evaluasi diri yaitu (1) melibatkan setiap komponen dalam menentukan kriteria penilaian, (2) pastikan setiap peserta didik tau penggunaan kriteria tersebut, (3) berikan umpan balik kepada mereka berdasarkan evaluasi diri, dan (4) arahkan mereka untuk mengembangkan sendiri tujan dan rencana berikutnya (Muslich 2010: 72-73).


(44)

Ketiga, ialah penilaian esai. Menurut Muslich (2010: 74) Penilain esai menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan, merumuskan dan menemukan sendiri jawabnya. Hal tersebut berarti siswa tidak memilih jawaban melainkan dengan memberikan jawaban sendiri dengan kata-kata sendiri secara bebas. Tes esai terdiri dari dua bentuk yaitu jawaban terbuka dan jawaban terbatas. Jawaban terbuka menuntut peserta didik bebas menentukan jawaban yang sesaui dengan permasalahan yang ditanyakan. Sedangkan jawaban terbatas peserta didik menjawab dengan batasan-batasan tertentu.

Keempat, adalah penilaian portofolio. Portofoloi adalah sekumpulan bukti karya/kegiatan/data yang menunjukkan perkembangan pencapaian suatu program. Penilaian portofolio mengandung tiga elemen pokok yaitu (1) sampel karya peserta didik, (2) evaluasi diri, dan (3) kriteria penilaian yang jelas dan terbuka. Karya pesrta didik menunjukkan perkembangan dari waktu kewaktu. Karya tersebut bisa berupa tulisan/karangan, audio atau video, laporan, problematika, maupun eksperimen. Seperti dijelaskan di atas evaluasi diri dapat membuat peserta didik lebih bertanggung jawab terhadap proses dan pencapaian tujuan. Penilaian portofolio paling komprehensif karena menggabungkan jenis penilaian lain seperti penilaian kinerja dan esai. Kriteria penilaian yang jelas dan terbuka dapat disosialisasikan kepada pesera didik secara jelas sehingga mempermudah proses penilaian.

Kelima, adalah penilaian projek. Projek adalah investigasi mendalam mengenai suatu topik nyata. Dalam projek , peserta didik mendapat kesempatan mengaplikasikan keterampilannya. Pelaksanaan projek dapat dianalogikan dengan


(45)

memberikan tugas pada peserta didik. Fase pertengahan peserta didik mulai bekrja mencari, berdiskusi berlatih dan sebaginya. Fase akhir peserta didik menampilkan hasil kerja mereka misalnya sebuah drama (Muslich 2010: 75).

2.4.1 Pendidikan Karakter

2.1.4.1 Hakikat Pendidikan Karakter

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (1997: 259) karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Salah satu pemikir hebat Indonesia dalam hal karakter adalah Ki Hahjar Dewantara. Beliau membahas secara tuntas hal-hal yang berkaitan dengan karakter. Menurut Hajar Pramuji 2012 (dalam Sayudi 2013: 3) hasil pemikiran Ki Hajar Dewantara sudah melahirkan 9 gelar doktor, delapan diantaranya dari Malaysia dan satu dari Indonesia. Lebih dari itu Kemndiknas justru berkiblat pada Thomas Lickona dengan alasan ia adalah tokoh pertama yang mengenalkan pendididkan karater (zuchdi 2011 dalam Suyadi 2013: 3).

Ada pertanyaan yang kemudian muncul berkaitan dengan pendidikan karakter. Yangpertamaadalah apakah orang yang berkarakter buruk dapat diubah melalui pendidikan? Pertanyaan kedua adalah apakah orang yang dilahirkan berkarakter buruk akan tetap buruk meskipun diproses dalam pendidikan? Dan yang ketiga adalah apakah pendidikan tidak terpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang?

Ketiga pertanyaan di atas dapat diselesaikan dengan tiga jawaban filosofis dengan corak yang berbeda. Pertama, menurut John Locke dengan teori Tabula


(46)

Rasa meyatakan anak seperti kertas yang dilukis denga karakter baik dan buruk. Kedua, menurut Lambroso dan Scopenhauer degan teori Nativisme yang menyatakan bahwa setiap karakter seseorang tidak dapat diubah karena bersifat genetis. Ketiga, menurut Wiliam Stren dengan teori Konvergensi yang menyatakan bahwa karakter seseorang dipengaruhi bawaan atau genetika dan lingkungan atau pendidikan (Suyadi 2013: 4).

Terlepas dari pernyataan di atas, pendidikan Indonesia mengusung semagat baru dengan obtimisme untuk membangun bangsa yang bermartabat. Dengan begitu membangun karakter harus mengambil posisi yang jelas, bahwa karakter seseorang dibangun melalui pendidikan. Pendidikan seperti apa yang dapat membangun karakter, jawabannya adalah pendidikan karakter.

1. Pendidikan

Menurut UU nomor 20 tahun 2013 pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses bimbingan dan pengajaran untuk individu agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia mandiri, kreatif, bertnggungjawab, berilmu, sehat, dan berakhlak mulia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut Niccolo Machiavlli pendidikan dapat melengkapi ketidak sempurnaan dalam kodrat alamiah kita (Koesoema 2007: 52) Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat UU No. 20 tahun 2003 pasal 3. Bedasarkan landasan yuridis tersebut pendidikan nasional memiliki misi membangun manusia yang sempurna dengan


(47)

membangun jati diri bangsa yang utuh. Hal tersebut dapat dicapai dengan pendidikan nasional yang bermutu.

2. Karakter

Secara epistimologis kata karakter dalam bahasa Inggris characterberasal dari bahasa Yunani eharassein yang berarti “to engrave” yang dapat diterjemahkan menjadi mengkir, melukis, memahatkan, atau mengireskan (Echols dan Shadily 1995 dalam Suyadi, 2013: 5). Berbeda dengan bahasa Inggris karakter dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budiperketi yang membedakan orang yang satu dengan yang lain. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2008: 682) karakter artinya orang yang berkepribadian, berprilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak tertentu dengan watak yang membedakan dirinya dengan orang lain. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan nilai-nilai universal prilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia maupun lingkungan yang terwujud dalam pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan yang bedasarkan norma-norma.

2.1.4.2 Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar

Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai upaya sadar dan terencana dalam mengetahui kebenaran dan kebaikan, mencintainya dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari (Suyadi, 2013: 6). Menurut Licona (dalam Sayudi, 2013: 6) pendidikan karater memiliki tiga unsur pokok, yaitu mencinati kebaikan, mengetahui kebaikan ,dan melakukan kebaikan. Pendidikan karakter mengarah kepada kebaikan dan kebenaran, jika pendidikan karakter berlangsung baik maka


(48)

mengasilkan pribadi peserta didik yang baik dan menjalar kepribadi bangsa yang baik. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan karakter. Menurut Adisusilo 2012 tujuan pendidikan karakter adalah terwujudnya kesatuan esensial si subjek dengan perilaku dan sikap/nilai hidup yang dimilikinya. Jadi pendidikan karakter dapat dilakukan dengan pendidikan nilai.

Menurut Elkind & Sweet 2004 (dalam Kemendiknas 2010: 121), “character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values. When we think about the kind of character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, care deeply about what is right, and then do what they believe to be right, even in the face of pressure from without and temptation from within”.

Menurut Dono Baswardono (2010: 13) nilai karakter ada dua macam yaitu nilai-nilai karakter asli dan niliai karater turunan. Sebagai contoh adalah nilai karakter kejujuran yang tidak akan berlaku sepanjang zaman. Sedangkan niliai turunan dari nilai karakter kejujuran sifatnya lebih fleksibel. Contoh nilai turunan dari nilai karakter kejujuran adalah pendidikan anti korupsi dan kantin kejujuran yang semuanya berdasar pada karakter jujur.

Ada delapan belas karakter yang dirumuskan oleh Kementrian Pendidikan dan kebudayaan 2013 yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik. Kedelapan belas karakter tersebut adalah karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, gemar membca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Karakter yang telah dirumuskan tersebut dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah.


(49)

2.2 Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini terdapat tiga penelitian yang relevan yang pertama oleh Domingos de Araujo (2013) tentang Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa bahan ajar keterampilan menulis yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Bahan ajar yang disusun oleh peneliti tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas IV mengenai pendidikan karakter yang terintegrasi dengan keterampilan menulis bahasa Indonesia.

Peneliti menggunakan satu instrumen untuk melakukan analisi kebutuhan yaitu dengan wawancara. Wawancara digunakan untuk mengetahuai kebutuhan siswa mengenai nilai-nilai karakter. Nilai-nilai karakter tersebut kemudian diintegrasikan dengan pembelajaran menulis bahasa Indonesia.

Peneliti menggunakan hasil wawancara untuk menghasilkan produk yang disesuaikan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan pengembangan karakter dan budaya bangsa disekolah. Materi pembelajaran disesuaikan dengan SK (standar kompetensi) dan KD (kompetensi dasar).

Produk yang dihasilkan berisi tiga kali pertemuan dan dua karakter. Uji coba produk dilakukan terhadap 10 siswa dengan kompetensi dasar menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu yang diintegrasikan dengan karakter religius dan demokratis. Uji coba produk degan revisi yang menghasilkan bahan ajar menulis petunjuk untuk melakukan


(50)

sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu yang diintegrasikan dengan karakter religius dan demokratis.

Peneliti kedua ialah Agnes Arinjani Puspa Ningrum (2013) dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Ketermpilan Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa bahan ajar keterampilan membaca yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Bahan ajar yang disusun oleh peneliti tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas IV mengenai pendidikan karakter yang terintegrasi dengan keterampilan membaca Bahasa Indonesia.

Peneliti menggunakan satu instrumen untuk melakukan analisi kebutuhan yaitu dengan wawancara. Wawancara digunakan untuk mengetahuai kebutuhan siswa mengenai nilai-nilai karakter. Nilai-nilai karakter tersebut kemudian diintegrasikan dengan pembelajaran membaca Bahasa Indonesia.

Peneliti menggunakan hasil wawancara untuk menghasilkan produk yang disesuaikan degan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan pengembangan karakter dan budaya bangsa di sekolah. Materi pembelajaran disesuaikan dengan SK (standar kompetensi) dan KD (kompetensi dasar).

Produk yang dihasilkan berisi tiga kali pertemuan dan dua karakter. Uji coba produk dilakukan terhadap 10 siswa dengan kompetnsi dasar menemukan makna dan informasi secara tepat dalam kamus/ensiklopedia melalui membaca memindai yang diintegrasikan dengan karakter ingin tahu, mandiri dan menghargai karya orang lain. Uji coba produk degan revisi yang menghasilkan


(51)

kamus/ensiklopedia melalui membaca memindai yang diintegrasikan dengan karakter ingin tahu, mandiri dan menghargai karya orang lain.

Ketiga, jurnal artikel ilmiah yang ditulis oleh Yulius Abidin dengan judul Model Penilian Otentik dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Berorientasi Pendidikan Karakter”. Peneliti menjelaskan bahwa dalam membentuk karakter meningkatkan kemampuan membaca. Pengembangan dilakukan dengan tiga saluran penerapan pendidikan karakter, diantaranya melalui bahan ajar, model pembelajaran, dan penilan otentik. Peneliti mengatakan pada penilaian otentik perlu adanya pengkreasian aktivitas belajar sehingga pada penilian, mampu mendapatkan gambaran kemampuan siswa secara nyata. Bahan ajar, model pembelajaran dan penilaian otentik saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Melihat dari paparan di atas, ketiga penelitian tersebut relevan terhadap penilitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian pertama hanya mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Penelitian kedua tidak jauh berbeda dengan penelitian pertama, dimana peneliti mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Peneliti ketiga hanya mengembangkan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman berorientasi pendidikan karakter. Berdasarkan tiga penelitian yang relevan, maka peneliti akan melakukan penelitian pengembangan yang diperluas sesuai tuntutan kurikulum 2013. Bahan ajar mengakomodasi siswa dengan menggunakan pendekatan saintifik dan tematik integratif, pendidikan karakter berbasis budaya lokal dan membantu guru dalam


(52)

melakukan penilaian yang otentik. Peneliti mengembangkan bahan ajar yang mengacu kurikulim 2013 subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan pemaparan teori-teori di atas, peneliti mencoba melakukan pengembangan bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013 dengan kerangka berfikir sebagai berikut: Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003).

Hasil analisis kebutuhan yang dilakukan dengan wawancara dengan guru kelas IV SDN Babarsari Yogyakarta yang telah ditunjuk kementrian pendidikan sebagai SD uji coba implementasi Kurikulum 2013 pada hari Jumat, 13 September 2013 menyatakan bahwa menyatakan bahwa buku siswa yang telah diterima kurang mendalam, sehingga guru perlu mengembangkan dengan melihat buku sumber lain agar materi lebih lengkap dan mendalam.. Sebenarnya guru mampu dalam mengembangkan bahan ajar secara mandiri. Tetapi, karena keterbatasan waktu dengan berbagai kegiatan yang ada di sekolah, akan lebih efektif jika ada bahan ajar yang telah siap diajarkan. Selain itu, rangkaian kegiatan yang disiapkan dalam buku siswa kurang terintegrasi. Metode-metode dikurikulum 2013 masi perlu pembiasaan bagi guru, meskipun bukan metode


(53)

menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas 1 sampai kelas 6.. Seharusnya dalam Kurikulum 2013 bahan ajar dapat mengintegrasikan ragkaian kegiatan dengan baik sehingga memberikan pengalaman bermakna. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan dari hasil kajian dokumen mengenai kurikulum 2013, pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, penilaian otentik, karakter berdasarkan budaya lokal dan dari penelitian yang relevan, maka peneliti akan mengembangkan produk bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013 subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2.4 Pertanyaan Peneliti

Berdasarkan penjabaran teori di atas, maka dirumuskan pertanyaan peneliti sebagai berikut:

2.4.1 Bagaimana langkah-langkah mengembangankan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut pakar kurikulum? 2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang

dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut guru kelas IV SD? 2.4.4 Bagaimana kualitas bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang

dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut hasil uji coba produk kepada siswa kelas IV SD?


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian pengembangan digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Jenis penelitian ini dipilih karena peneliti akan mengembangkan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013, dengan Subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar yang kemudian akan diuji keefektifannya kepada siswa kelas IV Sekolah dasar.

3.2 Prosedur Pengembangan

Pengembangan bahan ajar menggunakan model pengembangan Jerold E Kemp yang telah direvisi dan prosedur penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall yang meliputi sepuluh langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi masal (Sugiyono, 2010: 408-425). Borg and Gall memperbolehkan untuk membatasi penelitian dalam skala kecil, termasuk membatasi langkah-langkah penelitian dan pengembangan (1983: 792). Oleh karena itu , penelitian ini berhenti pada langkah ketujuh revisi desain. Ketujuh langkah tersebut adalah (1) potensi dan masalah meliputi analisis kebutuhan, (2) pengumpulan data meliputi wawancara dan kajian dokumen, (3) desain produk


(55)

pembelajaran, cara penyampian, sumber/bahan dan evaluasi., (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain. Prosedur pengembangan disajikan dalam bentuk bagan. Bagan prosedur pengembangan dapat dilihat pada gambar 2.


(56)

Gambaran langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar dijelaskan berikut ini:

3.2.1. Potensi dan Masalah

Pada tahap potensi dan masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan guru kelas IV Sekolah Dasar terhadap kebutuhan bahan ajar Kurikulum 2013. Untuk menganalisis kebutuhan yang ada di lapangan, peneliti melakukan wawancara dengan guru SDN Babarsari. Wawancara mengenai pandangan guru terhadap Kurikulum 2013 dan pelaksanaannya, bahan ajar yang disediakan oleh Tim Pengembang Kurikulum, pelaksanaan pembelajaran menggunakan bahan ajar yang tersedia dan kelebihan serta kekurangan bahan ajar yang tersedia untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas. Instrumen wawancara dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3. Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan

No. Daftar Pertanyaan Rangkuman Hasil Wawancara 1

Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terhadap Kurikulum SD 2013?

2 Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan pendekatan sains dalam pembelajaran?

3 Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan penilaian otentik? 4 Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu

terkait dengan pendidikan karakter? 5 Kesulitan-kesulitan apa yang

Bapak/Ibu alami dalam melaksanakan Kurikulum SD 2013? Mengapa? 6 Menurut Bapak/Ibu apakah bahan ajar

Kurikulum SD 2013 masih perlu disempurnakan? Mengapa?


(57)

8 Apakah Bapak/Ibu mampu mengembangkan secara mandiri bahan ajar sesuai dengan Kurikulum SD 2013?

9 Apakah bahan ajar Kurikulum SD 2013 sesuai dengan budaya lokal sekolah?

10 Sejauh mana pemahaman Bapak/Ibu terkait dengan jenis-jenis karakter yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional?

11 Saran apa yang dapat Bapak/Ibu berikan terkait dengan bahan ajar Kurikulum SD 2013 yang sudah tersedia!

3.2.2. Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara terstruktur dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan. Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SD. SD yang digunakan untuk analisis kebutuhan adalah SD yang telah ditunjuk dinas untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 di tahun ajaran 2013/ 2014. Kuesioner digunakan untuk memvalidasi bahan ajar, validasi dilakukan oleh pakar kurikulum, guru kelas yang telah melaksanakan Kurikulum 2013, dan siswa. 3.2.3. Desain Produk

Langkah awal untuk membuat desain produk adalah menentukan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, menentukan isi bahan ajar yang sesuai dengan indikator, menentukan strategi pembelajaran, menyusun kegiatan belajar, menentukan sumber belajar, dan menyusun penilaian untuk mengukur ketercapaian belajar peserta didik, sesuai dengan indikator. Langkah-langkah tersebut akan menjadi


(58)

pedoman pembuatan desain bahan ajar. Produk yang dikembangkan mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang dan Jasa dengan spesifikasi produk yang telah diterangkan.

3.2.4. Validasi Produk

Desain produk awal sebelum diuji cobakan divalidasi terlebih dahulu. Validasi desain produk akan dilakukan oleh satu pakar Kurikulum, dua guru kelas IV yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 di SD tempat mengajar. Validasi dilakukan dengan memberikan desain produk bahan ajar dan lembar kuesioner kepada pakar yang ditunjuk.

3.2.5. Revisi Desain

Berdasarkan validasi dari pakar kurikulum dan guru kelas IV SD, peneliti melakukan revisi. Revisi dilakukan berdasarkan kritik dan masukan yang diberikan oleh pakar kurikulum dan dua guru kelas IV Sekolah Dasar yang telah melaksanakan Kurikulum 2013.

3.2.6. Uji Coba Desain

Desain produk yang telah direvisi kemudian diujicobakan kepada 10 siswa kelas IV SD. Uji coba desain produk bahan ajar bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai kualitas produk bahan ajar dan keefektifannya untuk kegiatan pembelajaran. Pada akhir pelaksanaan uji coba lapangan, siswa diminta mengisi lembar kuesioner mengenai produk.

3.2.7. Revisi Desain

Revisi produk yang kedua ini berdasarkan hasil uji coba lapangan. Revisi dilakukan berdasarkan analisis lembar kuesioner yang telah diisi oleh siswa uji


(59)

yang mengacu kurikulum 2013 sekolah dasar subtema Barang dan Jasa untuk Kelas IV sekolah dasar.

3.3 Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas dan keefektifan produk pengembangan bahan ajar. Data hasil uji coba digunakan untuk memperbaiki produk bahan ajar. Sebelum bahan ajar diujicobakan, dilakukan validasi. Validasi dilakukan oleh pakar Kurikulum dan dua guru kelas IV yang telah melaksanakan Kurikulum 2013. Subjek uji coba produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 pada penilitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Puren Yogyakarta. Uji coba melibatkan 10 siswa kelas IV SD Negeri Puren tahun ajaran 2013/ 2014 sebagai sampel dalam uji coba produk.

3.4 Instrumen Penelitian 3.4.1 Jenis Data Uji Coba

Jenis data yang yang diperoleh di dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari kritik dan saran pakar Kurikulum serta guru kelas IV SD yang telah melaksanakan Kurikulum 2013, dan siswa . Kritik dan saran yang diberikan digunakan untuk revisi produk bahan ajar. Data kuantitatif berupa nilai yang diperoleh dari kuesioner.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan. Kuesioner digunakan untuk memberi penilaian terhadap produk bahan ajar. Pakar kurikulum, dua guru kelas IV SD yang telah melaksanakan Kurikulum 2013, serta siswa mengisi kuesioner serta


(60)

memberi kritik serta saran. Nilai yang diperoleh dari penilaian pakar kurikulum, guru kelas IV Kurikulum 2013, dan siswa digunakan untuk mengetahui seberapa baik produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 yang dikembangkan. Sedangkan kritik serta saran digunakan untuk merevisi produk bahan ajar.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian dan pengembangan ini adalah wawancara dan kuesioner. Pengumpulan data awal dalam penelitian ini adalah wawancara. Wawancara dilakukan menggunakan lembar pertanyaan wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Tujuan dari wawancara adalah untuk mengetahui data awal mengenai bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD N Babarsari sebagai SD yang telah ditunjuk dinas untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran.

Kuesioner digunakan untuk memvalidasi produk bahan ajar yang dikembangakan peneliti. Melalui penilaian di dalam kuesioner, diketahui kualitas serta keefektifan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 Subtema Barang dan Jasa. Kritik serta saran dalam kuesioner digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk bahan ajar.

3.6 Teknik Analisis Data

Data diperoleh dari kusioner yang diisi oleh pakar Kurikulum, dua guru kelas IV SD serta siswa. Data akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif kualitatif. Data kuantitatif yang diperoleh dari kuesioner akan dianalisis dengan statistik deskriptif yang kemudian dikonversikan ke dalam data kualitatif dengan


(61)

skala lima. Konversi data mengacu pada pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP), dapat dilihat pada tabel berikut ini (Sukardjo, 2008: 101).

Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

Interval Kategori

X > + 1,80 Sbi Sangat Baik

+ 0,60 Sbi < X≤ + 0,06 Sbi Baik

- 0,60 Sbi < X≤ + 0,60 Sbi Cukup Baik - 1,80 Sbi < X≤ - 0,60 Sbi Kurang Baik

X≤ - 1,80 Sbi Sangat Kurang Baik

Keterangan:

: Rerata ideal = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Sbi : Simpangan baku ideal = 1/6 (skor maksimal ideal–skor minimal ideal) X : Skor aktual

Skala dala kuesioner yang digunakan untuk penilaian bahan ajar diberikan lima pilihan. Lima pilihan tersebut yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1). Perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Berikut ini perhitungan rumus konversi untuk mengetahui kualitas pengembangan bahan ajar.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal ( ) : ½ ( 5 + 1) = 3 Simpangan baku ideal (Sbi) : 1/6 ( 5–1 ) = 0, 67


(1)

Perhatikan data berikut!

1. Wortel

5. Tempe

9. Daun katu

13. pepaya

2. Tomat

6. Bayam

10. Susu

14. klengkeng

3. Tauge

7. Nasi

11. Kembang kol

15. lele

4. Tahu

8. Terong

12. Jeruk

16. Ayam dan daging

28. Berdasarkan data diatas yang termasuk sayuran adalah..

a. Tahu dan tauge

c. daun katu dan ayam

b. Tomat dan lele

d. kembang kol dan daun katu

29. Dari data di atas yang termasuk buah-buahan

kecuali…

a. Wortel

c. pepaya

b. Jeruk

d. kelengkeng

30. Yang termasuk makanan sehat adalah…

a. Bayam, jeruk, susu, nasi, ayam dan daging

b. Tomat, wortel, ayam, nasi, lele

c. Pepaya, susu, jeruk , nasi, bayam


(2)

A. Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia

Pengetahuan

Indikator 2.4.4. Menganalisis informasi dalam teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan kosakata baku

Teknik penilaian Tes

Instrumen Soal + kunci jawaban

Soal

1. Temukan kata-kata tidak baku yang ada dalam teks, lalu tuliskan dalam

kotak di bawah ini!

Kunci jawaban

Bayem= Bayam,Cabe = Cabai,Udah = Sudah,Diladang= di ladang

Rubrik Penilaian indikator 3.4.4

Skor

Deskriptor

4

Siswa mampu menemukan empat kosa kata tidak baku dalam teks

3

Siswa mampu menemukan tiga kosa kata tidak baku dalam teks

2

Siswa mampu menenukan dua kosa kata tidak baku dalam teks

1

Siswa tidak dapat menemukan kosa kata tidak baku dalam teks

Keterampilan

Indikator

4.2.1. Membacakan kata-kata tidak baku dalam teks bacaan

Teknik penilaian Kinerja Instrumen Tugas

Bacakan hasil temuan kata tidak baku!

Tugas

-

Temukan kata-kata tidak baku dalam teks!

-

Bacakan hasil temuanmu dan bandingkan degan temanmu!

Rubrik Penilaian indikator 4.2.1

Skor

Deskriptor

4

Siswa mampu menemukan kosa kata tidak baku, membacakan, dan mendengarkan komentar teman.

3

Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek

2

Memenuhi 1 apek dari 3 aspek

1

Tidak memenuhi aspek


(3)

Sikap sosial

Indikator

2.3.1. bekerjasama dengan teman dalam menentukan hal-hal

penting pada teks

Teknik penilaian Jurnal Instrumen Tugas

Temukanlah kosa kata tidak baku dalam teks!

Tugas!

-

Temukan kata-kata tidak baku dalam teks!

-

Bacakan hasil temuanmu dan bandingkan degan temanmu!

Rubrik Penilaian indikator 2.3.1

Skor

Deskriptor

4

Siswa mau memberikan pendapat, menerima masukan, menerima hasil diskusi

3

Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek

2

Memenuhi 1 apek dari 3 aspek

1

Tidak memenuhi aspek

Sikap spiritual

Indikator

1.2.1.

Mensyukuri anugrah Tuhan Yang Maha Esa atas keberadaan lingkungan dan sumber daya alam

Teknik penilaian Jurnal Instrumen Tugas

Baca satu artikel melalui kegitan mencermati teks yang berhubungan dengan lingkungan!

Tugas!

Baca satu artikel melalui kegitan mencermati teks yang berhubungan

dengan lingkungan!

Rubrik Penilaian indikator 1.2.1

Skor Deskriptor

4 Siswa mau ceria, semangat dan bekerja keras dalam membaca teks berkaitan dengan lingkungan sebagai bentuk rasa syukur

3 Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek 2 Memenuhi 1 apek dari 3 aspek 1 Tidak memenuhi aspek

B. Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Pengetahuan

Indikator

3.5.3. Membuat menu seimbang sesuai kreatifitas kelompok.


(4)

Soal

2. Buatlah menu seimbang dan bergizi?

Kunci jawaban

3. Menu seimbang dan bergizi terdiri dari sayuran, buah-buahan, lauk

pauk, nasi/roti(karbohidrat) dan segelas susu.

Rubrik penilaian indikator 3.5.3

Skor

Deskriptor

4

Siswa menyebutkan lima menu seimbang dan lengkap bagi tubuh

3

Siswa menyebutkan empat menu seimbang dan lengkap bagi tubuh

2

Siswa menyebutkan tiga menu seimbang dan lengkap bagi tubuh

1

Siswa menyebutkan dua menu seimbang dan lengkap bagi tubuh

Keterampilan

Indikator

4.2.1. Melakukan gerak aktif lokomor dan non lokomotor

Teknik penilaian Kinerja Instrument Tugas

Carilah bersama teman satu kelompokmu!

Tugas

Carilah bersama teman satu kelompokmu!

-

Apa saja menu seimbang?

-

Sebutkan apa saja menu yang terdapat dalam menu seimbang dengan

temanmu!

-

Lakukan tebak-tebakan dengan gerakan!

Rubrik Penilaian indikator 4.2.1

Skor

Deskriptor

4

Siswa mampu melakukan gerakan, lancar, lincah dan luwes

3

Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek

2

Memenuhi 1 apek dari 3 aspek

1

Tidak memenuhi aspek

Sikap sosial

Indikator 2.1.1.Bekerja sama membuat menu seimbang dan bergizi Teknik penilaian Jurnal

Instrumen Tugas!


(5)

Tugas!

Buatlah menu seimbang sesuai dengan kreasi kelompokmu!

Rubrik Penilaian indikator 2.1.1

Skor

Deskriptor

4

Siswa mau memberikan pendapat, menerima masukkan, ikut bekerja

3

Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek

2

Memenuhi 1 apek dari 3 aspek

1

Tidak memenuhi aspek

Sikap spiritual

Indikator

1.2.1.

Menyadari bahwa tubuh harus dipelihara dan dibina Teknik penilaian Jurnal

Instrument Tugas

Buatlah aksi menyukai makan sayur mulai dari hari ini!

Tugas!

-

Buatlah aksi menyukai makan sayur mulai hari ini!

Rubrik Penilaian indikator 1.1.1

Skor

Deskriptor

4

Siswa mau membuat aksi, sukarela dan mengajak teman lain.

3

Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek

2

Memenuhi 1 apek dari 3 aspek

1

Tidak memenuhi aspek

Kunci Jawaban Soal Evaluasi Akhir Minggu

1. A

2. C

3. B

4. D

5. B

6. D

7. C

8. A

9. D

10. D

11. A

12. C

13. C

14. D

15. B

16. B

17. A

18. B

19. A

20.C

21. C

22.D

23.A

24.C

25.B

26.D

27.C

28.D

29.A

30.A


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Heri, S. dkk. 2008. Ilmu pengetahuan alam 4 untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukaan Departemen Pendidikan Nasional.

Hisnu, T. 2008. Ilmu pengetahuan sosial 4: untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukaan Departemen Pendidikan Nasional.

Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. 2013. Materi pelatihan guru

implementasi kurikulum 2013. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Mustaqim, B. dkk. 2008. Ayo belajar matematika 4: untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukaan Departemen Pendidikan Nasional.

Sarjan. Dkk. 2008. Pendidikan kewarganegaraan: bangga menjadi insane pancasila 4 untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukaan Departemen Pendidikan Nasional.

Wahyono, B. dkk. 2008. Ilmu pengetahuan alam 4: untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukaan Departemen Pendidikan Nasional.

Warsidi, E. dkk. 2007. Bahasa indonesia membuat cerdas 4: untuk kelas IV sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukaan Departemen Pendidikan Nasional.