Uji Kredibilitas Pengujian Keabsahan Data

Gita Chinintya Gunawan, 2014 PERAN PONDOK PESANTREN SEBAGAI BASIS KEPEMIMPINAN SANTRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa kausal atau interaktif, hipotesis atau teori ”.

G. Pengujian Keabsahan Data

Menurut Sugiyono 2010: 117 Uji keabsahan data dalam penelitian sering ditekankan pada uji validitas dan reliabitas. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

1. Uji Kredibilitas

Sugiyono 2010: 121 mengemukakan “uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check ”. Serangkaian aktivitas uji kredibilitas data tersebut penulis terapkan dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Perpanjangan Pengamatan Menurut Sugiyono 2010: 122 menegaskan bahwa “dengan perpanjangan pangamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi”. b. Meningkatkan Ketekunan Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat Gita Chinintya Gunawan, 2014 PERAN PONDOK PESANTREN SEBAGAI BASIS KEPEMIMPINAN SANTRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati Sugiyono 2010: 125. Sedangkan menurut Moleong 2010: 329 mengungkapkan bahwa “ketekunan pengamatan bemaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memungkinkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci ”. c. Triangulasi Moleong 2011: 330 mengemukakan “bahwa triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya”. Sedangkan Sugiyono 2010: 125-127 mengemukakan triangulasi data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, yaitu: 1 Triangulasi Sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibiltas data yang dilakukan dengan cara mngecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. 2 Triangulasi Teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. 3 Triangulasi Waktu Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. d. Analisis Kasus Negatif Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan Gita Chinintya Gunawan, 2014 PERAN PONDOK PESANTREN SEBAGAI BASIS KEPEMIMPINAN SANTRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya Sugiyono 2010,: 128. e. Menggunakan Bahan Referensi Yang dimaksud dengan bahan referensi yang cukup disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Sugiyono 2010: 128. f. Mengadakan Member Check Menurut Sugiyono 2010: 129 Member check adalah, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibeldipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka penulis perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Gita Chinintya Gunawan, 2014 PERAN PONDOK PESANTREN SEBAGAI BASIS KEPEMIMPINAN SANTRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan melaksanakan pendidikan karakter kepemimpinan santri melalui model kolaborasi yakni mengadakan pendidikan karakter dalam mata pelajaran, pengembangan nilai karakter dalam mata pelajaran lain, serta melalui kegiatan ekstrakurikuler.

2. Kesimpulan Khusus

Secara khusus dapat disimpulkan hasil penelitian mengenai pendidikan karakter kepemimpinan santri, antara lain: a. Proses perencanaan pendidikan karakter kepemimpinan santri telah terprogram dengan baik yaitu melalui pembelajaran di kelas melalui materi kepemimpinan yang ada pada mata pelajaran leadershipnisaiyyah, pengembangan nilai-nilai karakter yang diberikan pada setiap mata pelajaran, melalui pendidikan 24 jam, baik di dalam kelas maupun di dalam lingkungan pondok pesantren dengan penuh kedisiplinan serta melalui program ekstrakurikuler. b. Implementasi pendidikan karakter kepemimpinan di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami, Pesanggrahan Jakarta Selatan dilaksanakan melalui beberapa program dan kegiatan seperti mata pelajaran leadershipnisaiyyah, Organisasi Santri Darunnajah OSDN, kepramukaan, muhadharah atau pidato tiga bahasa yaitu bahasa indonesia, bahasa inggris dan bahasa arab. Praktik Pengabdian Masyarakat, Panggung Gembira serta melalui pendidikan 24 jam yaitu ketika santri bangun tidur sampai tidur kembali dengan jadwal kegiatan sebagai berikut 1 Bangun tidur, jama’ah subuh, tadarus Al-Qur’an. 2 Mufradat, mandi.

Dokumen yang terkait

Peran Pendidikan Akhlak Dalam Membentuk Karakter Santri Di Pondok Pesantren Miftahul Ulum

43 304 105

Pola Komunikasi Antara Pengasuh Dan Santri Dalam Menjalankan Kedisiplinan Shalat Dhuha Di Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren Modern Alfa Sanah Cisauk – Tangerang

2 45 85

PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN PADA OSTI (ORGANISASI SANTRI TA’MIRUL ISLAM) PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM Pendidikan Kepemimpinan Pada OSTI (Organisasi Santri Ta’mirul Islam) Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta Dalam Membentuk Karakter Pemimpin.

0 0 14

PENDAHULUAN Pendidikan Kepemimpinan Pada OSTI (Organisasi Santri Ta’mirul Islam) Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta Dalam Membentuk Karakter Pemimpin.

0 2 20

PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN PADA OSTI (ORGANISASI SANTRI TA’MIRUL ISLAM) PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM Pendidikan Kepemimpinan Pada OSTI (Organisasi Santri Ta’mirul Islam) Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta Dalam Membentuk Karakter Pemimpin.

0 2 18

PERAN PONDOK PESANTREN SEBAGAI BASIS PENDIDIKAN KARAKTER KEPEMIMPINAN SANTRI - repository UPI S PKN 1001443 Title

0 0 4

123dok Peran+Pendidikan+Akhlak+Dalam+Membentuk+Karakter+Santri+Di+Pondok+Pesantren+Miftahul+Ulum Copy

0 2 105

PONDOK PESANTREN SEBAGAI SUBTITUSI PERAN

0 0 18

KOPERASI PONDOK PESANTREN SEBAGAI PEMBERDAYAAN EKONOMI SANTRI

0 0 9

Peran Kepemimpinan Kyai Dalam Mengembangkan Karakter Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Durisawo Ponorogo) - Electronic theses of IAIN Ponorogo

0 0 84