Otot hamstring berfungsi dalam gerakan ekstensi dan hiperekstensi hip. Ekstensi adalah gerakan kembali dari fleksi dan hiperekstensi
adalah gerakan femur ke belakang dalam bidang sagital. Gerak hiperekstensi sangat terbatas dengan ROM sebesar 0
-20 gerak
aktif dan sebesar 0 -30
gerak pasif. Keuntungan dari ketebatasan gerak ini adalah sendi menjadi sangat stabil untuk wight bearing
menumpu berat badan tanpa membutuhkan kontraksi otot yang kuat Sudaryanto, 2011.
Selain itu otot hamstring juga berperan dalam membatasi luas gerakan fleksi hip. Gerakan fleksi hip yang luas dilakukan dengan
lutut dalam posisi fleksi di mana pelvic akan backward tilt untuk melangkapi gerakan fleksi hip. ROM fleksi hip dengan posisi
ekstensi lutut adalah sebesar 0 -90
, sedangkan ROM fleksi hip dengan posisi fleksi lutut adalah sebesar 0
-120 gerak aktif dan 0
- 140
gerak pasif Sudaryanto, 2011.
2.4 Nyeri Punggung Bawah Non Spesifik
2.4.1
Pengertian
NPB diartikan sebagai keluhan nyeri dan rasa tegang atau kaku pada otot, yang terlokalisasi di area bawah costae dan di atas lipatan gluteus inferior dengan
atau tanpa nyeri menjalar ke tungkai Koes, 2006. NPB non-spesifik yaitu NPB tanpa sebab yang jelas NPB of unknown origin Santosa, 2011
NPB non-spesifik didiagnosa seperti
mysofascial syndromes, muscle spasm, mechanical LBP, back sprain, dan back strain.
Pada kondisi ini pasien akan merasakan nyeri otot yang hebat dan adanya keterbatasan gerak fungsional tubuh
terutama pada saat fleksi . Pada umumnya pasien yang mengeluh nyeri pada daerah lumbal kebanyakan disebabkan karena adanya kesalahan postural Kurniasih,
2011. Nyeri punggung bawah non spesifik adalah salah satu gangguan
musculoskeletal akibat dari posisi yang tidak ergonomis. Seringkali terjadi dari aktivitas sehari-hari, misalnya seperti mengendarai mobil atau melakukan
pekerjaan rumah. Nyeri punggung bawah merupakan kelainan musculoskeletal yang paling sering terjadi akibat pekerjaan. Oregon 2000 menggambarkan
presentase distribusi cidera yang terjadi pada bagian tubuh akibat kerja.
Gambar 2.6 Grafik kejadian MSDs Sumber: Oregon, 2000
Dari gambar di atas nampak jelas bahwa punggung mempunyai presentase cidera terbesar dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain.
2.4.2 Epidemiologi
Nyeri punggung merupakan kelainan muskuloskeletal yang paling sering terjadi. Perkiraan total biaya yang dikeluarkan untuk mengobati nyeri punggung di
Inggris pada tahun 2000 menghabiskan dana sebesar 12,3 juta poundsterling. Penyakit ini menyerang satu dari lima orang dalam waktu yang bersamaan dan pada
usia 30 tahun setengah populasi akan mengalami paling tidak satu episode nyeri punggung Docking dkk, 2011.
Pentingnya nyeri punggung dan leher ditandai sebagai berikut: a biaya yang dihabiskan selama menderita nyeri punggung ±100 milyar dollar per tahun,
termasuk biaya kesehatan secara langsung ditambah biaya karena produktivitas yang menurun, b gejala nyeri punggung merupakan penyebab utama disabilitas
pada individu yang berusia 45 tahun, c nyeri punggung bawah merupakan penyebab paling sering kedua untuk berobat ke dokter di Amerika, d ±1
populasi Amerika tidak mampu bekerja dalam waktu yang lama karena menderita nyeri punggung Fauci dkk, 2008.
Nyeri punggung bawah merupakan penyebab tersering kelima seseorang berobat ke dokter di Amerika. Kira-kira seperempat warga Amerika berusia dewasa
dilaporkan menderita nyeri punggung bawah yang berlangsung paling tidak seharian penuh dalam 3 bulan terakhir, dan 7,6 warga dilaporkan menderita 1
episode nyeri punggung bawah yang parah dalam waktu 1 tahun. Pengobatan nyeri punggung bawah sangat mahal: total biaya kesehatan tambahan untuk nyeri
punggung di Amerika diperkirakan mencapai 26,3 milyar dollar pada tahun 1998. Sebagai tambahan, biaya yang hilang secara tidak langsung karena kehilangan
waktu bekerja sangat penting, diperkirakan 2 dana cadangan Amerika dikeluarkan untuk mengatasi cidera punggung Chou dkk, 2007.
Hasil penelitian yang dilakukan Pokdi Nyeri PERDOSSI Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia di Poliklinik Neurologi Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo RSCM pada tahun 2002 menemukan prevalensi penderita NPB sebanyak 15,6. Angka ini berada pada urutan kedua tertinggi sesudah sefalgia dan
migren yang mencapai 34,8. Dari hasil penelitian secara nasional yang dilakukan di 14 kota di Indonesia juga oleh kelompok studi Nyeri PERDOSSI tahun 2002
ditemukan 18,13 penderita NPB dengan rata-rata nilai VAS sebesar 5,46±2,56 yang berarti nyeri sedang sampai berat. Lima puluh persen diantaranya adalah
penderita berumur antara 41-60 tahun Purba, 2008. Nyeri pinggang idiopatik yaitu akibat strain otot dan sprain ligament
merupakan penyebab tersering 70 dari NPB mekanik 80-90 sembuh dalam 2- 6 minggu, 30 -70 akan berulangdan 5-10 menjadi kronik. Dapat mengenai usia
antara 25-60 tahun dan paling sering mengenai usia 40-45 tahun. Tidak membedakan ras dan jenis kelamin. Sebagin besar penderita nyeri punggung bawah
mengatasi keluhannya sendiri tanpa mencari pengobatan medis Rachmawati, 2006.
2.4.3
Gejala Nyeri Punggung Bawah Non-Spesifik
Dari seluruh kasus nyeri punggung, angka kejadian nyeri punggung non spesifik berkisar 85 persen. Nyeri punggung bawah non spesifik berupa gejala tanpa
penyebab yang jelas. Umumnya disebabkan cedera otot dan ligamen, serta kram. Gejala nyeri punggung non-spesifik adalah sebagai berikut Effendi, 2012:
- Nyeri mendadak jika seseorang melakukan kegiatan berat dalam waktu
lama. -
Nyeri saat bangun tidur atau duduk lama. -
Beberapa saat kemudian, nyeri berkurang atau hilang. -
Nyeri dirasakan di pinggang bawah, bokong atau paha. -
Nyeri saat berganti posisi atau beraktivitas tertentu. -
Nyeri sering tak jelas pasti lokasinya. -
Tak berkaitan dengan kelainan spesifik di tulang belakang. 2.4.4
Patofisiologi NPB Non-spesifik NPB non-spesifik sering terjadi karena postur yang buruk, oleh karena itu
NPB non-spesifik bisanya terjadi pada individu yang duduk untuk waktu yang lama, membungkuk untuk waktu yang lama atau sering membungkuk saat bekerja,
mengangkat benda yang berat, berdiri, posisi tidur dan berbaring yang jelek. Stres postural yang lama menyebabkan overstretch pada ligamen dan jaringan lunak
lainnya yang mempertahankan vertebra. Ketika sendi diantara kedua tulang berada dalam posisi yang menghasilkan overstretch dan kelelahan pada jaringan lunak
sekitar sendi, nyeri sering dihasilkan McKenzie, 2000 Penyebab nyeri lainnya adalah ischemia, di mana ischemia dapat
menebabkan akumulasi asam laktat dengan jumlah yang besar di dalam jaringan, yang terbentuk sebagai konsekuensi dari metabolisme anaerobik. Kemungkinan
juga adalah keterlibatan unsur-unsur kimiawi lainnya seperti bradykinin dan enzim proteolytic yang terbentuk di dalam jaringan karena adanya kerusakan sel.
Keterlibatan kedua enzim dan akumulasi asam laktat di dalam jaringan dapat
merangsang ujung-ujung saraf nyeri reseptor nyeri. Di samping itu, muscle spasm juga penyebab umum dari nyeri. Nyeri dapat berasal dari efek langsung dari muscle
spasm yang merangsang reseptor nyeri mechanosensitive, tetapi dapat juga berasal dari efek tidak langsung dari muscle spasm yang mengompresi pembuluh darah
sehingga menyebabkan ischemia. Hal ini akan menciptakan pelepasan subtansi kimiawi penyebab nyeri Guyton, 2006
Nyeri pada NPB non-spesifik merupakan respon terhadap adanya kerusakan atau gangguan pada struktur vertebra lumbal yang disebabkan oleh faktor
mekanikal kesalahan biomekanik. Pada umumnya kerusakan terjadi pada serabut annulus fibrosus bagian dorsal dan atau ligamen longitudinal posterior. Adanya
kerusakan menyebabkan terlepasnya zat-zat iritan seperti prostaglandin, bradykinin, dan histamin sehingga merangsang serabut saraf A
δ dan tipe C bermylein tipis. Impuls tersebut dibawa ke ganglion dorsalis dan masuk kedalam
medulla spinalis melalui cornu dorsalis, yang kemudian dibawa ke level SSP yang lebih tinggi melalui traktus spinothalamicus dan spinoreticularis. Adanya
rangsangan pada ganglion dorsalis akan memicu produksi “P” substance. Produksi
“P” substance akan merangsang terjadinya reaksi inflamasi Sudaryanto, 2004. Adanya nyeri hebat menyebabkan reaksi reflekstorik pada otot-otot lumbo
dorsal terutama otot erector spine sehingga terjadi peningkatan tonus yang terlokalisir spasme sebagai “guarding” penjagaan terhadap adanya gerakan. Jika
spasme otot berlangsung lama maka otot akan cenderung menjadi tightness. Keadaan tightness pada otot-otot erector spine akan memperberat nyeri karena
terjadi ischemic dan menyebabkan alignment spine menjadi abnormal sehingga
menimbulkan beban stresskompresi yang besar pada diskus intervertebralis yang cidera Sudaryanto, 2004.
Adanya problem utama berupa nyeri dan tightness pada otot-otot lumbo dorsal terutama erector spine maka gangguan gerak dan fungsi yang dominan
adalah terhambatnya gerak fleksi lumbal, sedikit terhambat pada lateral fleksi dan rotasi lumbal. Gerakan-gerakan tersebut merupakan gerakan-gerakan fungsional
pada lumbal Sudaryanto, 2004. 2.4.5
Strategi Pencegahan Nyeri Punggung Bawah
Secara garis besar terdapat dua jenis pencegahan NPB National Institute for Occupational Safety and Health, 2000:
1. Pencegahan primer bertujuan untuk mencegah terjadinya NPB sejak
awal.
2. Pencegahan sekunder bertujuan untuk mencegah terjadinya NPB kronik
dan kambuhnya kembali NPB.
2.5 Faktor Resiko Nyeri Punggung Bawah