Kriteria Diagnostik Klasifikasi Klinis dislipidemia

butirat dan aseton dikenal sebagai badan-badan keton. Proses perubahan asetil- KoA menjadi benda-benda keton dinamakan ketogenesis Almatsier,2009.

2.6 Kriteria Diagnostik

Angka patokan kadar lipid yang memerlukan pengelolaan, penting dikaitkan dengan terjadinya komplikasi kardiovaskular. Dari berbagai penelitian jangka panjang di negara-negara barat, yang dikaitkan dengan besarnya risiko untuk terjadinya PKV, dikenal patokan kadar kolesterol total sebagai berikut ACCAHA, 2013: 1. Kadar yang diinginkan dan diharapkan masih aman desirable adalah 200 mgdl. 2. Kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diwaspadai untuk mulai dikendalikan borderline high adalah 200-239 mgdl. 3. Kadar yang tinggi dan berbahaya high adalah ≥ 240 mgdl. Dalam ilmu kedokteran, hiperlipidemia adalah suatu keadaan patologis akibat kelainan metabolisme lemak darah yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol darah hiperkolesterolemia, trigliserida hipertrigliseridemia atau kombinasi keduanya ACCAHA, 2013. Kelainan ini merupakan hasil peningkatan produksi lipid dan penurunan penguraian lipoprotein yang banyak mengandung trigliserida, sehingga rnenyebabkan penurunan kadar kolesterol HDL ACCAHA, 2013. Berdasarkan jenisnya hiperlipidemia dibagi menjadi 2 ACCAHA, 2013: 1. Hiperlipidemia Primer Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik.Biasanya kelainan ini ditemukan pada waktu pcmeriksaan laboratorium secara kebetulan.Pada umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak adanya xantoma penumpukan lemak di bawah jaringan kulit. 2. Hiperlipidemia Sekunder Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misalnya : diabetes melitus, gangguan tiroid, penyakit hepar dan penyakit ginjal. Hiperlipidemia sekunder bersifat reversibel berulang. Ada juga obat-obatan yang menyebabkan gangguan metabolisme lemak, seperti : Beta-blocker, diuretik, kontrasepsi oral Estrogen, Gestagen.

2.7 Klasifikasi Klinis dislipidemia

Klasifikasi klinis hiperlipidemia dalam hubungannya dengan Penyakit Jantung Koroner ACCAHA, 2013 1. Hiperkolesterolemia yaitu : kadar kolesterol meningkat dalam darah. 2. Hipertrilgiseridemia yaitu : kadar trigliserida meningkat dalam darah. 3. Hiperlipidemia cmpuran yaitu : kadar kolesterol dan triglisenda meningkat dalam darah. 2.7.1 Penyebab Hiperlipidemia Penyebab hiperlipidemia ACCAHA, 2013 : 1. Penyebab primer, yaitu faktor keturunan genetik 2. Penyebab sekunder, seperti: a. Usia Kadar lipoprotein, terutama kolesterol LDL, meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. b. Jenis kelamin Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi, tetapisetelah menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat. c. Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia d. Obesitas kegemukan e. Menu makanan yang mengandung asam lemak jenuh seperti mentega,margarin, whole milk, es krim, keju, daging berlemak. f. Kurang melakukan olah raga g. Penggunaan alkohol h. Merokok i. Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol dengan baik j. Gagal ginjal k. Kelenjar tiroid yang kurang aktif. l. Obat-obatan tertentu yang dapat menggangu metabolisme lemak seperti estrogen, p11 KB, kortikosteroid, diuretik tiazid pada keadaan tertentu. Berdasarkan rekomendasi yang berasal dari NECP National Cholesterol Education Program, Amerika Serikat untuk menghindari terjadinya PJK, seseorang dianjurkan untuk memiliki kadar trigliserida kurang dari 200 mgl00 ml, kolesterol total kurang dari 200 mg l00 ml, kolesterol LDL kurang dari 130 mg l00 ml, dan kolesterol HDL lebih dari 45 mg 100 ml darah ACCAHA 2013. 2.7.2 Penanganan Hiperlipidemia Penanganan hiperlipidemia dibagi 2 yaitu Wikipedia, 2015 : A. Terapi Non Farmakologi dapat dilakukan dengan: 1. Melakukan terapi diet Terapi diet bertujuan untuk menurunkan intake lemak total, asam lemak jenuh, dan kolesterol secara progresif dan untuk mencapai berat badan yang diinginkan.Diet kolesterol dan asam lemak jenuh memicu penurunan pengeluaran LDL di hati. 2. Memperbaiki gaya hidup Terapeutic Lifestyle Change. Komponen-komponen Terapeutic Lifestyle Change TLC meliputi pengurangan asupan-asupan dari kolesterol dan asam lemak jenuh, pemilihan makanan yang berhubungan dengan aturan makan untuk mengurangi LDL seperti stanol dan sterol serta peningkatan masukan serat yang dapat larut, penurunan berat badan, dan peningkatan aktivitas fisik. Terapi non farmakologi ini hendaknya menjadi terapi utama untuk hiperlipidemia, kecuali untuk pasien dengan hiperkolesterolemia familial secara bawaangenetik mempunyai kelainan metabolisme lipoproteinlkolesterol atau hiperlipidemia gabungan yang bersifat familial, yaitu penanganan terapinya dengan pengaturan makanan dan terapi dengan obat dimulai secara bersamaan ACCAHA, 2013. B. Terapi Farmakologi Obat penurun lipid antihiperlipidemikhipolipidemik adalah obat yang ditujukan untuk menurunkan kadar lipidlemak di dalam darahplasma. Pemberian obat hipolipidemik dapat diberikan dalam menangani kasus hiperlipidemia apabila dengan terapi diet dan olah raga kondisi pasien tidak responsif Illingworth, 2007. Obat antihiperlipidemik yang beredar dapat dibagi sebagai berikutACCAHA, 2013: 1. Asam Fibrat Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan asam fibrat adalah Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate. 2. Resin Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan resin adalah : Kolestiramin Chiolestyramine, Kolestipol. 3. Penghambat HMG-KoA Reduktase 3 Hidroksi 3 Metil Glutaril KoEnzim A Reduktase Inhibitor. Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan ini adalah : Pravastatin, Simvastatin, Rosavastatin, Fluvastatin, Atorvastatin. 4. Asam nikotinat Asam nikotinat nicotinic acid atau Niasin vitamin B3 yang larut air.Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam darah untuk mencegah serangan jantung. 5. Ezetimibe

2.9 Daun Afrika Selatan Vernonia Amygdalina