Diabetes Mellitus Tinjauan Pustaka

penelitian tentang daun nangka masih sangat terbatas. Selanjutnya ekstrak ini diharapkan dapat menjadi suplemen dalam terapi pasien diabetes melitus yang pada akhirnya mampu menurunkan morbiditas angka kesakitan dan mortalitas angka kematian akibat penyakit tersebut.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ekstrak etanol daun nangka Artocarpus heterophyllus dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus wistar yang diinduksi aloksan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas penurunan kadar glukosa darah ekstrak etanol daun nangka Atrocarpus heterophyllus pada tikus wistar yang diinduksi aloksan.

D. Tinjauan Pustaka

1. Diabetes Mellitus

Menurut American Diabetes Association ADA tahun 2010, Diabetes mellitus merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya PERKENI, 2011 Diabetes mellitus dibagi menjadi 2 kategori utama berdasarkan sekresi insulin endogen untuk mencegah munculnya ketoasidosis, yaitu 1 Diabetes mellitus tergantung insulin IDDM = insulin dependent diabetes mellitus atau tipe I, dan 2 Diabetes mellitus tidak tergantung insulin NIDDM = non-insulin dependent diabetes mellitus atau tipe II Rowland dan Bellush, 1989. a. Diabetes mellitus DM tipe I Diabetes mellitus DM tipe I diperantarai oleh degenerasi sel β Langerhans pankreas akibat infeksi virus, pemberian senyawa toksin, diabetogenik streptozotosin, aloksan, atau secara genetik wolfram sindrome yang mengakibatkan produksi insulin sangat rendah atau berhenti sama sekali. Hal tersebut mengakibatkan penurunan pemasukan glukosa dalam otot dan jaringan adiposa. Penurunan berat badan merupakan ciri khas dari penderita DM I yang tidak terkontrol. Gejala yang sering mengiringi DM I yaitu poliuria, polidipsia, dan polifagia. Peningkatan volume urin terjadi disebabkan oleh diuresis osmotik akibat peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemik dan benda-benda keton dalam urin. Lebih lanjut, diuresis osmotik tersebut akan mengakibatkan kondisi dehidrasi, kelaparan dan shock. Gejala haus dan lapar merupakan akibat dari kehilangan cairan dan ketidakmampuan tubuh menggunakan nutrisi Nugroho, 2006. Pada DM I, kadar glukosa darah sangat tinggi, tetapi tubuh tidak dapat memanfaatkannya secara optimal untuk membentuk energi. Oleh karena itu, energi diperoleh melalui peningkatan katabolisme protein dan lemak. Seiring dengan kondisi tersebut, terjadi perangsangan lipolisis serta peningkatan kadar asam lemak bebas dan gliserol darah. Dalam hal ini terjadi peningkatan produksi asetil-KoA oleh hati, yang pada gilirannya diubah menjadi asam asetoasetat dan pada akhirnya direduksi menjadi asam β – hidroksibutirat atau mengalami dekarboksilasi menjadi aseton. Pada kondisi normal, konsentrasi benda-benda keton relatif rendah karena insulin dapat menstimulasi sintesis asam lemak dan menghambat lipolisis. Hanya dibutuhkan kadar insulin yang kecil untuk menghambat lipolisis Nugroho, 2006. b. Diabetes mellitus DM tipe II Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya resistensi insulin reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap kadarnya masih tinggi dalam darah akan mengakibatkan defisiensi relatif insulin. Hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi insulin pada adanya glukosa bersama bahan sekresi insulin lain sehingga sel beta pankreas akan mengalami desensitisasi terhadap adanya glukosa Ndraha, 2014. Pada DM tipe 2, gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. Jenis DM ini seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM tipe 2 ini umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan memburuk, menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan saraf Haeria, 2009.

2. Tanaman Nangka

Dokumen yang terkait

Uji Efek Ekstrak Etanol Majakani (Quercus infectoria G. Olivier) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan

0 52 100

Uji Efek Ekstrak Etanol Biji Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Aloksan

5 51 113

Karakterisasi dan Uji Efek Ekstrak Etanol Teripang Jenis Pearsonothuria graeffei (Semper) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit yang Diinduksi Aloksan

0 30 101

Pengaruh Variasi Konsentrasi Surfaktan pada Ukuran Partikel dan Efisiensi Penjerapan Niosom yang Mengandung Ekstrak Etanol 96% Kulit Batang Nangka (Artocarpus Heterophyllus)

11 34 69

Efek Pemberian Ekstrak Etanol Daun Tumbuhan Sala (Cynometra Ramiflora Linn.) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah pada Tikus Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Aloksan

0 2 14

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus) TERHADAP PENURUNAN KADAR Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Yang Diinduksi Aloksa.

0 3 12

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus) TERHADAP PENURUNAN KADAR Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Yang Diinduksi Aloksa.

0 3 15

Pengaruh Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia L.) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah pada Tikus Jantan Wistar yang Diinduksi Aloksan.

0 9 20

PENGARUH EKSTRAK DAUN NANGKA (ARTOCARPUS HETEROPHYLLUS LAMK.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN METODE UJI TOLERANSI GLUKOSA

0 0 14

Pengaruh ekstrak daun nangka (artocarpus heterophyllus lamk.) Terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan dengan metode uji toleransi glukosa - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 25