Desain Produk Cenderamata Pariwisata
8 karaktristik tempat wisata tertentu, yang visualisasinya tidak mencitrakan kehidupan
sosial budaya dan lingkungan masyarakatnya. Terkait dengan hal ini, dari survey yang dilakukan peneliti awal Desember 2009 banyak produk cenderamata yang dipasarkan
tidak relevan dengan kawasan wisata setempat, baik dari segi eksplorasi bentuk maupun material, seperti memasarkan produk cendermata berbentuk kapal-kapalan di kawasan
pariwisata alam pengununagn, atau produk cenderamata berbahan dasar kerang pada tempat pariwisata alam pengunungan, dan sebagainya. Lebih dari itu, juga masih banyak
produk wisata yang didatangkan dari daerah lain, seperti Jawa dan Bali, dipasarkan di kawasan wisata di Sumatera Utara. Disamping itu, masih banyak produk yang
dikembangkan dan dipasarkan di bawah standar kualitas yang seharusnya, tanpa melewati proses desain yang baik produk kitsch. Tentunya hal ini tidak mendukung
terhadap keberadaan wahana dan kawasan wisata tertentu, dan kontra produktif terhadap usaha pemerintah dalam mengembangkan dunia kepariwisataan sebagai penyumbang
devisa daerah. Wisatawan nasional dan mancanegara biasanya lebih intelek dan selektif, mereka
tidak sembarangan memilih desain produk cenderamata pariwisata yang diinginkannya. Oleh sebab itu, hal ini hendaknya mendapat perhatian khusus. Terkait dengan inilah perlu
dilakukan penelitian untuk bisa mengembangkan model desain produk cenderamata pariwisata Sumatera Utara yang berkarakter dan berkualitas, agar segmen pasar
pariwisata dari kalangan menengah atas, kaum intelektual, wisatawan nusantara dan mancanegara bisa terlayani dan terpuaskan. Kita bisa membandingkan dengan dunia
pariwisata Bali, atau lebih jauh Hongkong, Paris, atau New York. Hal ini bukan sekedar hayalan, mengingat potensi Sumatera Utara untuk ini ada, hanya saja belum sepenuhnya
disadari dan belum ada tindakan nyata.