Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

Rahmi Faujiah Hayati , 2013 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak Bantuan Individual Dalam Kelompok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Dalam rumusan UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 1 ditegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini menjadikan pendidikan sebagai tonggak utama meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Pendidikan matematika saat ini, dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Alasan tentang pentingnya mempelajari matematika dikemukakan oleh NCTM 2000: 4 bahwa: 1 Matematika untuk kehidupan: mengetahui secara pribadi bahwa matematika dapat memuaskan dan memberdayakan; 2 Matematika sebagai bagian dari warisan budaya: matematika adalah salah satu pencapaian kultural dan intelektual manusia yang terbesar; 3 Matematika untuk dunia kerja: diperlukan dalam mencerdaskan warga untuk berpikir dan pemecahan masalah matematis dalam dunia kerja; dan 4 Matematika untuk komunitas keilmuan dan teknik: meskipun digunakan untuk semua karir, harus juga disiapkan untuk menjadi matematikawan dan statistikawan. Dari pemaparan di atas, matematika sangat perlu dipelajari sedini mungkin mengingat siswa merupakan aset nasional yang kelak akan menentukan kualitas suatu bangsa. Dalam hal ini potensi siswa dapat digali dan dikembangkan melalui pembelajaran yang mengakibatkan siswa dapat berperan aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Pernyataan ini dipertegas oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP Depdiknas, 2006: 145 yang menyatakan bahwa: Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan Rahmi Faujiah Hayati , 2013 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak Bantuan Individual Dalam Kelompok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah menurut Depdiknas 2006 adalah: 1 memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; 2 menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3 memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4 mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan 5 memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Pemahaman dikatakan sebagai aspek fundamental karena seorang siswa tidak akan mampu memecahkan masalah dan mengomunikasikan gagasan jika pemahaman yang benar tentang konsep dan prosedur yang mendasari masalah tersebut tidak dikuasai. Pentingnya pemahaman matematik siswa, memerlukan perencanaan pembelajaran matematika yang baik sehingga pada akhir pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Tanpa memahami permasalahan dan konsep materi maka tahapan selanjutnya untuk menyelesaikan masalah akan mengalami kesulitan. Pada prinsip-prinsip pembelajaran, Turmudi 2009: 4 mengemukakan: “Pembelajaran matematika perlu memperhatikan pemahaman apa yang siswa tahu dan perlu belajar, kemudian membuat tantangan dan dorongan agar siswa belajar. Siswa belajar matematika melalui pengalaman yang disediakan guru. Jadi, pemahaman siswa tentang matematika, kemampuan mereka menggunakan matematika untuk memecahkan masalah, dan tingkat percaya diri mereka, serta posisi mereka, semua dibentuk melalui pembelajaran yang siswa hadapi di sekolah.” Rahmi Faujiah Hayati , 2013 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak Bantuan Individual Dalam Kelompok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Russeffendi 2006 menyatakan bahwa terdapat banyak anak yang setelah belajar matematika untuk bagian yang sederhanapun banyak yang tidak dipahaminya, bahkan banyak konsep yang dipahami secara keliru. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak anak yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika, karena kebanyakan dari mereka hanya sekedar menghapal konsepnya bukan memahaminya. Rendahnya siswa pada kemampuan pemahaman matematis akan mempengaruhi kemampuan lainnya dalam mempelajari matematika itu sendiri. Pernyataan lainnya dikemukakan oleh Wahyudin 1999 bahwa salah satu penyebab siswa lemah dalam matematika adalah kurangnya siswa tersebut memiliki kemampuan pemahaman untuk mengenali konsep-konsep dasar matematika aksioma, definisi, kaidah, dan teorema yang berkaitan ddengan pokok bahasan yang sedang dibahas dipelajari. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Prabawati 2011 yang mencoba menggunakan pembelajaran kontekstual dengan teknik SQ3R dalam meningkatkan kemampuan pemahaman dan berpikir kritis, diperoleh kesimpulan bahwa meskipun hasil penelitian mengalami peningkatan yang lebih baik, namun karena adanya beberapa keterbatasan yang diantaranya materi yang diberikan hanya pada Trigonometri sehingga dirasa masih perlu melakukan penelitian mengenai kemampuan pemahaman pada materi matematika lainnya. Selain kemampuan pemahaman matematis, aspek lain yang ditekankan dalam pembelajaran matematika adalah aspek kemampuan berpikir kritis matematis. “Berpikir kritis seringkali dibicarakan sebagai suatu kemampuan manusia yang sangat umum sehingga menyentuh hampir setiap aktivitas berpikir yang dilakukan dalam kehidupan sehari- hari” Suryadi, 2012: 16. Hal ini banyak kita temukan bahwa matematika bisa diaplikasikan dalam dunia nyata. Fisher 2009: 13 menyatakan bahwa Berpikir kritis adalah aktivitas terampil, yang bisa dilakukan dengan lebih baik atau sebaliknya, dan pemikir kritis yang baik akan memenuhi beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi, kecukupan, koherensi, dan lain-lain. Rahmi Faujiah Hayati , 2013 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak Bantuan Individual Dalam Kelompok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Perlu kita ketahui dalam Permendiknas tahun 2006 Nomor 23 tertulis bahwa Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan SKL-SP untuk tingkat SMA MA SMALB Paket C diantaranya adalah 1 membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif; 2 menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan. Pernyataan di atas dikembangkan berdasarkan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Lemahnya kemampuan berpikir kritis telah menjadi perhatian para pendidik dan peneliti pendidikan matematika. Sejumlah studi Tata, 2009; Kartini, 2012; dan Hikmah, 2012 dengan sampel siswa SMP dan SMA serta Mahasiswa PGSD, telah mencobakan beragam pembelajaran matematika yang inovatif dalam rangka meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis, dapat disimpulkan bahwa hasil postes penelitian mereka menunjukkan terjadinya peningkatan yang lebih baik dari pretes yang telah dilakukan sebelumnya, namun hasil penelitian tersebut masih terbatas pada materi yang diberikan sehingga untuk melengkapi hasil yang ada perlu dilakukan penelitian pada materi matematika lainnya. Berdasarkan uraian di atas, kemampuan pemahaman dan berpikir kritis harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran matematika. Kemampuan ini sangat dibutuhkan siswa dalam menghadapi permasalahan yang ada baik dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga peneliti dalam studi ini mengambil dua kemampuan tersebut dalam pembelajaran yang dilakukan. Pada kenyataannya, matematika adalah salah satu mata pelajaran yang tetap saja sulit dipahami siswa, sehingga tidak heran kalau banyak siswa yang tidak senang terhadap matematika. Saat pembelajaran berlangsung, beragam aktivitas dapat terjadi karena setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda. Selain siswa yang memiliki gaya belajar masing-masing, guru juga memiliki gaya mengajar yang beragam . “Pada dasarnya, orang datang mengajar dengan tingkat kehangatan, kemampuan sosial, pembelajaran akademik, dan pengembangan konseptual yang berbeda-beda, dan kita dapat melihat semua ini sebagai variasi stilistik perbedaan yang khas” Joyce, Weil Calhoun, 2009: 91. Rahmi Faujiah Hayati , 2013 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak Bantuan Individual Dalam Kelompok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tim MKPBM 2001: 9 menyatakan “Pola interaksi antara guru dengan siswa pada hakekatnya adalah hubungan antar dua pihak yang setara, yaitu interaksi antara dua manusia yang tengah mendewasakan diri, meskipun yang satu telah ada pada tahap yang seharusnya lebih maju dalam aspek akal, moral, maupun emosional”. Dalam hal ini pola interaksi yang tidak seimbang tidak akan membuahkan hasil belajar yang optimal, meskipun bahan yang disampaikan tersusun secara sistematis. Proses belajar mengajar akan terjalin dengan baik apabila terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran sangat besar pengaruhnya. Guru tidak hanya bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran di kelas, melainkan bertanggung jawab terhadap keberhasilan seluruh proses yang dilakukannya. Pembelajaran efektif dikatakan dapat terlaksana, jika setiap pengajar mampu mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menciptakan suasana kelas dengan proses pembelajaran yang optimal. Pembelajaran matematika yang perlu dikembangkan diantaranya dapat menciptakan peran aktif siswa dengan memunculkan kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematiknya. Yakni, pembelajaran matematika yang memberikan keleluasaan berpikir kepada siswa. Pembelajaran tersebut tentu harus berpusat pada siswa, sedangkan peran guru dalam pembelajaran ini tidak hanya sebagai penyampai informasi saja melainkan sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang akan memberikan kesempatan siswa untuk belajar aktif dan mengembangkan kemampuan berpikirnya. Pembelajaran yang diduga dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model ini diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif dan menumbuhkan keterampilan proses dalam belajar matematika. Selain itu, siswa dalam kelompok kecil yang telah dibentuk dapat menyelesaikan permasalahan dalam matematika dengan kepercayaan dan solidaritas antar siswa yang tinggi. Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif adalah bantuan individual dalam kelompok Bidak. Rahmi Faujiah Hayati , 2013 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak Bantuan Individual Dalam Kelompok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Bidak merupakan terjemahan dari Team-Assisted Individualization TAI. Bidak menekankan pemberian bantuan secara individual dari siswa yang pandai kepada siswa yang kesulitan dalam belajar. Pembelajaran ini diduga dapat menumbuhkan sikap saling menghargai, saling berbagi, saling membantu dan dapat membiasakan siswa untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Penelitian ini dilakukakan pada kelas X karena berdasarkan waktu belajar yang digunakan tidak terganggu dengan kegiatan lainnya, dan dianggap memiliki cukup banyak waktu saat pembelajaran berlangsung. Materi yang digunakan adalah geometri dimensi tiga, karena kemampuan yang diuji pada penelitian ini belum sesuai harapan jika dilihat dari nilai KKM. Hal ini ditegaskan Soemadi dalam Hanief, 2011 agar dapat belajar geometri dengan baik dan benar, siswa dituntut untuk menguasai kemampuan dasar geometri, keterampilan dalam pembuktian, keterampilan membuat lukisan dasar geometri dan mempunyai pandang ruang yang memadai. Dengan memperhatikan uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak Bantuan Individual dalam Kelompok ”. Penelitian difokuskan pada salah satu SMA MA Kelas X di Kota Tasikmalaya.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta

1 16 221

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMA NEGERI 1 BUNTU PANE MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II.

0 3 40

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOGRAPH.

1 6 55

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MIND MAPPING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA.

0 0 50

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ASSURE.

3 9 57

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MENGETAHUI PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA.

1 2 38