Rukun dan Syarat Perkawinan

xxxv                    ﷲ       ﷲ     Artinya: “ Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya allah menciptakan istrinya istrinya, dan dari pada keduanya allah memperkembang biakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada allah yang dengan mempergunakannya namanya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ” 50 Berdasarkan ayat diatas, bahwa perkawinan memang mempunyai dasar hukum yang bersumber dari firman Allah Swt yaitu Al- qur‟an dan Hadist Nabi Muhammad Saw, jelas bahwa Islam mensyari‟atkan adanya perkawinan. Sebagai umat yang menjalankan perintah Allah dan Rasul nya, maka menuntut adanya kepatuhan, rasa cinta dan keimanan kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw. Sejalan dengan penjelasan diatas, maka para fuqoha‟ atau ahli fiqih membagi hukum perkawinan dalam ahkamal-khamsyah hukum yang lima menurut perubahan keadaan: a. Wajib. Nikah merupakan bagi orang yang telah mampu b. Haram c. Sunnah d. Makruh e. Mubah

3. Rukun dan Syarat Perkawinan

50 Departemen Agama RI, Op. Cit ., h.78. xxxvi Sebelum berbicara tentang rukun dan syarat sah perkawinan, maka akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian tentang rukun dan syarat. Rukun yaitu sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah tidaknya suatu pekerjan ibadah, dan sesuatu itu termasuk dalam rangkaian pekerjaan itu, seperti membasuh muka untuk wudu dan takbiratul ihram untuk shalat. Adanya calon pengantin laki-laki perempuan dalam perkawinan. “Syarat yaitu suatu yang mesti ada yang menentukan sah dan tidaknya suatu pekerjaan ibadah, tetapi suatu itu tidak termasuk dalam rangkaian pekerjaan itu, seperti menutup aurat untuk shalat atau menurut islam calon pengantin lakiperempuan itu harus beragama islam. Sah yaitu suatu pekerjaan ibadah y ang memenuhi rukun serta syarat”. 51 Persyaratan dan ruku n memang tidak seorangpun fuqoha‟ konvensional yang secara tegas memberikan definisi rukun dan syarat perkawinan. Namun, diakuinya bahwa ada beberapa fuqoha‟ yang menyebutkan unsur mana yang menjadi rukun dan syarat perkawinan. Menurut Imam Malik Tentang jumlah rukun nikah dikatakan bahwa rukun nikah itu ada lima, sebagai berikut: a. Wali dari pihak perempuan b. Mahar maskawin c. Calon pengantin laki-laki d. Calon pengantin perempuan e. Sighat akad nikah. 52 51 Ibid ., h. 12. 52 Khoirul Abror, Op. Cit ., h.52-53. xxxvii Menurut ketentuan Kompilasi Hukum Islam KHI disebutkan rukun perkawinan: a. Calon suami b. Calon istri c. Wali nikah d. Dua orang saksi e. Ijab kabul. 53 Menurut ketentuan yang ada didalam Kompilasi Hukum Islam, bab 5 pasal 30-38 bahwa mahar merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pihak mempelai pria yang menjadi hak pribadi calon mempelai wanita, dan wajib deberikan kepada calon mempelai wanita. 54 Pasal 34 Kompilasi Hukum Islam KHI menyebutkan poin 1 kewajiban menyerahkan mahar bukan merupakan rukun dalam perkawihan. 55 Wagianto menjelaskan, 56 syarat yaitu suatu yang bertalian dengan rukun-rukun perkawinan yang menjadi sahnya perkawinan apabila terpenuhinya syarat rukun sebagai berikut: 1. Calon suami syaratnya: a. Beragama Islam b. Jelas seorang laki-laki c. Atas keinginan dan pilihan sendiri tidak ada paksaan d. Tidak beristri e. Tidak mempunyai hubungan mahram dengan calon istri f. Tidak sedang berihram haji atau umrah 2. Calon istri syaratnya: a. Beragama Islam 53 Op. Cit ., Kompilasi Hukum Islam Bab 4 Pasal 14-29 54 Ibid . Bab 5 Pasal 30-38 55 Ibid ., Pasal 34. 56 Wagianto, Op. Cit ., h 122-124 xxxviii b. Jelas seorang perempuan c. Mendapat ijin dari walinya d. Tidak bersuami dan tidak dalam masa iddah e. Tidak mempunyai hubungan mahram dengan calon suami f. Belum pernah dili‟an dituduh berbuat zina oleh calon suaminya g. Jika janda, harus atas kemauan sendiri, bukan paksaan dari siapapun h. Jelas ada orangnya i. Tidak sedang berihram haji atau umrah 3. Syarat-syarat sighat a. Dengan lafadz tazwij atau nikah b. Dengan lafadz yang jelas sharih dalam ijab kabul c. Kesinambungan ijab dan kabul d. Tidak dibatasi waktu e. Pihak yang berakad termasuk pihak yang terlibat dalam akad nikah hingga selesai kabul. 4. Syarat-syarat wali a. Islam adil b. Baligh dan berakal c. Tidak dalam pengampunan d. Tidak ada penyakit yang merusak pikiran 5. Syarat-syarat saksi a. Islam b. Laki-laki c. Adil d. Dapat mendengar dan melihat

4. Tujuan Perkawinan