Dasar Hukum Perkawinan Perkawinan Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif

xxxiv sunnatullah. Sedangkan dalam arti luas adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri, berlangsung seumur hidup dan tidak boleh diputuskan karena sebab-sebab lain selain dari kematian., mempunyai akad yang sangat kuat sebagai bentuk perwujudan ketaatan kepada Allah Swt dan dilakukan dengan niat ibadah kepada Allah Swt, dan untuk mendapatkan keturunan yang sah, mendapatkan ketentraman lahir batin, terhindar dari perbuatan maksiat, zina, pengundikan dan dosa lainnya, serta bertujuan untuk membentuk kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.

2. Dasar Hukum Perkawinan

Adapun dasar disyari‟atkan perkawinan 48 terdapat firman Allah Swt dalam Al- Qur‟an diantaranya: Q.S Ar-Rum 30:21                      Artinya: “ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah dia menciptakan untuk isteri-isteri dan jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan jadikannya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar - benar benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir .” 49 Q.S An-Nisa 4: 1 48 Wagianto, Op. Cit ., h.150. 49 Departemen Agama RI, Op. Cit ., h.407. xxxv                    ﷲ       ﷲ     Artinya: “ Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya allah menciptakan istrinya istrinya, dan dari pada keduanya allah memperkembang biakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada allah yang dengan mempergunakannya namanya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ” 50 Berdasarkan ayat diatas, bahwa perkawinan memang mempunyai dasar hukum yang bersumber dari firman Allah Swt yaitu Al- qur‟an dan Hadist Nabi Muhammad Saw, jelas bahwa Islam mensyari‟atkan adanya perkawinan. Sebagai umat yang menjalankan perintah Allah dan Rasul nya, maka menuntut adanya kepatuhan, rasa cinta dan keimanan kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw. Sejalan dengan penjelasan diatas, maka para fuqoha‟ atau ahli fiqih membagi hukum perkawinan dalam ahkamal-khamsyah hukum yang lima menurut perubahan keadaan: a. Wajib. Nikah merupakan bagi orang yang telah mampu b. Haram c. Sunnah d. Makruh e. Mubah

3. Rukun dan Syarat Perkawinan