Definisi Operasional dan Variabel Penelitian.

94 b. Seksi Fasilitasi dan Sumberdaya. c. Seksi Informasi. d. Pamong Belajar e. Sub Bagian Tata Usaha. 3. Staf fungsional pamong teridir dari kelompok kerja sebagai berikut : a. Pamong Keaksaraan Fungsional, b. Pamong Pendidikan Anak Usia Dini, c. Pamong Kesetaraan, dan d. Pamong Lifeskill. Seluruh staf dan tenaga fungsional yang sesuai dengan ciri-ciri di atas akan dijadikan responden dalam penelitian ini. Jumlah populasi penelitian di P2PNFI Regional I Jayagiri berjumlah 90 orang, sedang populasi penelitian di P2PNFI Regional II Semarang berjumlah 84 orang.

B. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian.

Sebagai acuan mengenai beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, dijelaskan beberapa definisi operasional, sebagai berikut : 1. Standar ISO 9001: 2000. Standar ISO 9001: 2000 untuk sistem manajemen kualitas Quality Management System, QMS adalah: struktur organisasi, tanggungjawab, prosedur-prosedur, proses-proses, dan sumber-sumber daya untuk penerapan manajemen kualitas. Dalam penelitian ini penerapan Standar ISO 9001:2000 dimaksudkan sebagai standar Sistem manajemen kualitas yang dilaksanakan berdasarkan delapan prinsip yaitu : 1. Fokus Pelanggan, 2. Kepemimpinan, 3. 95 Keterlibatan Orang, 4. Pendekatan Proses, 5. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen, 6. Peningkatan Terus Menerus, 7. Pendekatan Faktual Dalam Pembuatan Keputusan, 8. Hubungan Pemasok Yang Saling Menguntungkan. Penerapan ISO 9001:2000 di ukur menurut persepsi staf terhadap kemampuan dalam melakukan atau melaksanakan kedelapan prinsip yang dijabarkan dalam klausul-klausul ISO 9001:2000 pada situasi pekerjaan yang sesungguhnya. Prinsip 1 : Fokus Pada Pelanggan adalah Layanan yang diberikan oleh P2PNFI didasarkan atas pemahaman terhadap kebutuhan, keinginan dan harapan atas produk pembelajaran pendidikan luar sekolah pada saat ini dan masa depan yang dicirikan dengan adanya : 1 Komitmen manajemen, 2 mengutamakan pelanggan, 3 kinerja sistem manajemen kualitas dengan tujuan peningkatan kepuasan pelanggan, 4 umpan balik dari pelanggan, 5 peningkatan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pelanggan, 5 memenuhi kepuasan pelanggan sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan oleh pelanggan, 6 Mengidentifikasi persyaratan yang terkait dengan produk, Meninjau-ulang persyaratan yang terkait dengan pelanggan, Melakukan komunikasi dengan pelanggan, 7 Menetapkan proses-proses untuk memelihara hak milik pelanggan, 8 Memantau informasi yang berkaitan dengan persepsi pelanggan agar mengetahui apakah organisasi telah memenuhi kebutuhan pelanggan., 9 Mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian produk yang tidak ditemukan, 10 Meningkatkan terus-menerus efektivitas dari sistem manajemen kualitas melalui penggunaan kebijakan kualitas, tujuan-tujuan kualitas, hasil-hasil audit, analisis data, tindakan korektif dan preventif, dan peninjauan ulang manajemen, 11 96 Merencanakan audit internal untuk menentukan apakah system manajemen mutu sudah. Prinsip 2 : Kepemimpinan. dalam Sistem Manajemen Kualitas adalah kemampuan untuk membawa seluruh staff lembaga P2PNFI mewujudkan visi lembaga menjadi visi bersama yang dicirikan dengan adanya : 1 . Tanggung jawab manajemen meliputi komitmen manajemen , fokus pelanggan, kebijakan mutu, tanggungjawab, wewenang dan komunikasi, peninjauan ulang manajemen; 2 Pengelolaan sumber daya meliputi penyediaan sumberdaya, dan infrastruktur; 3 Peningkatan meliputi peningkatan terus menerus, mengidentifikasi masalah aktual dan masalah potensial yang ada dan memverifikasi bahwa perubahan- perubahan ke arah peningkatan terus menerus tetap berlangsung. Prinsip 3 : Keterlibatan Orang. dalam ISO 9001 : 2000 adalah seluruh personel di dalam lembaga P2PNFI terlibat dalam perencanaan dan penerapan rencana serta mengendalikan rencana pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya atau kelompoknya dicirikan dengan adanya: 1 Tanggung jawab dan wewenang serta mengkomunikasikan kepada mereka yang terlibat dalam operasional dari Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001: 2000, 2 Komunikasi internal yang efektif, 3 Lingkungan kerja yang mendukung proses kerja secara optimal, 4 Kemampuan, kepedulian terhadap pemeliharaan catatan-catatan pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman kerja dari personel, 5 Menetapkan prosedur tertulis untuk melakukan tindakan korektif dengan persyaratan- persyaratan yang didefinisikan, 6 menetapkan prosedur tertulis untuk melakukan tindakan preventif. 97 Prinsip 4 : Pendekatan Proses. Pendekatan Proses adalah kumpulan aktivitas yang saling berhubungan yang dilakukan melalui identifikasi, penerapan, pengelolaan dan melakukan peningkatan yang berkesinambungan agar input materi, persyaratan, peralatan, intruksi berubah menjadi output produk, jasa yang sesuai dengan harapan pelanggan yang dicirikan dengan adanya: 1 Penetapan langkah-langkah untuk implementasi sistem manajemen kualitas ISO 9001: 2000 dan kebutuhan peningkatan terus-menerus, 2 Tanggung jawab dan wewenang, 3 Penyediaan sumber daya, 4 Realisasi produk meliputi: perencanaan realisasi produk dan desain dan pengembangan. Prinsip 5 Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen. adalah pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan sistem dari proses yang saling terkait untuk pencapaian dan peningkatan sasaran lembaga P2PNFI dengan efektif dan efisien yang dicirikan dengan adanya : 1 Manual sistem manajemen mutu;2 Tanggung jawab manajemen meliputi: fokus pelanggan dan kebijakan kualitas; 3 Pengelolaan sumber daya meliputi : penyediaan sumber daya dan infrastruktur; 4 Realisasi produk meliputi : perencanaan realisasi produk, proses yang terkait dengan pelanggan, desain dan pengembangan, dan pembelian; 5 Pemantauan, analisis dan peningkatan meliputi: pengukuran dan pemantauan, pengendalian produk nonkonformans, analisis data, peningkatan. Prinsip 6 : Peningkatan Terus Menerus adalah suatu aktivitas peningkatan kemampuan kerja yang dilakukan dengan pendekatan penstabilan untuk kemudian ditingkatkan kembali dicirikan dengan adanya: 1 Menerapkan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil-hasil yang direncanakan 98 dan peningkatan terus-menerus; 2 Komitmen menuju pengembangan dan peningkatan sistem manajemen kualitas: 3 Kebijakan kualitas itu sesuai dengan tujuan dari organisasi dan Menetapkan mekanisme untuk meninjau-ulang kesesuaian kebijakan kualitas: 4 Laporan kepada manajemen tentang kinerja dari sistem manajemen kualitas, termasuk kebutuhan-kebutuhan untuk pe- ningkatan; 5 Menetapkan dan merencanakan periode waktu peninjauan-ulang manajemen dan peninjauan berulang-ulang pada produk.; 6 Menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus menerus; 7 Meningkatkan efektivitas sistem manajemen kualitas secara terus-menerus; 8 Melakukan peningkatan berkelanjutan terhadap efektifitas manajemen mutu dan mengambil tindakan untuk mengurangi penyebab ketidak sesuaian Prinsip 7 : Pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan. adalah keputusan dibuat berdasarkan atas fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan dicirikan dengan adanya: 1 menetapkan tujuan-tujuan kualitas; 2 Penetapan rencana-rencana dan menerapkan proses-proses pengukuran, pemantauan, analisis dan peningkatan yang diperlukan. Prinsip 8: Hubungan Dengan Pemasok Yang Saling Menguntungkan. adalah hubungan yang saling tergantung dan saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan kemampuan keduanya lembaga dan pemasok dengan cara melakukan mengidentifikasi dan menseleksi pemasok yang baik, melibatkan pemasok dalam mengidentifikasi kebutuhan lembaga, melibatkan pemasok dalam mengembangkan strategi lembaga, membina kemitraan dengan pemasok, berbagi informasi penting dengan pemasok, membuat aktivitas bersama dengan pemasok 99 dalam pengembangan lembaga, serta memastikan bahwa output dari pemasok sesuai dengan harapan lembaga dicirikan dengan adanya pengendalian proses pembeliannya agar menjamin produk yang dibeli sesuai dengan persyaratan 2. Organisasi pembelajar. Organisasi pembelajar adalah suatu keadaan, usaha, pembelajaran yang dilakukan oleh suatu organisasi atau lembaga untuk meningkatkan kemampuan orang-orangnya yang dilakukan secara terus menerus, dengan cara berfikir yang baru dan luas, memiliki kemampuan menilai diri, memiliki mental yang baik dan tangguh, mampu untuk berbagi visi, serta mampu bekerjasama sebagai suatu tim, untuk memenuhi tuntutan perubahan agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai yaitu sesuai standar ISO 9001:2000 yang menjadi tujuan bersama. Dalam penelitian ini organisasi pembelajar ditunjukkan dengan adanya lima disiplin pembelajaran yaitu : 1 Disiplin kemampuan personal personal mastery , 2 Disiplin berbagi visi share Vision, 3 Disiplin berfikir sistemik system thinking, 4 Disiplin model mental mental model dan 5 Disiplin pembelajaran tim team learning. Penerapan organisasi pembelajar akan diukur berdasarkan persepsi staf terhadap kemampuan dalam melakukan organisasi pembelajar dalam menghadapi berbagai tantangan pada pelaksanaan tugasnya. Disiplin kemampuan personal personal mastery adalah disiplin yang mendorong sebuah organisasi untuk terus-menerus belajar bagaimana menciptakan masa depannya, yang hanya akan terbentuk jika individu-individu para anggota organisasi mau dan mampu terus belajar menjadikan dirinya sebagai seorang master di bidang ilmunya. Disiplin personal mastery terbentuk 100 dicirikan oleh tumbuhnya keterampilan-keterampilan individual para anggota organisasi untuk melakukan kontemplasi refleksi diri; keterampilan untuk memahami akan kelebihan dan kelemahan kompetensi intelektual, emosional maupun sosial dirinya; serta keterampilan untuk melakukan revisi atas visi pribadinya, dan kemudian keterampilan untuk membangun kondisi kerja yang sesuai dengan keadaan organisasinya. Kualitas disiplin personal mastery seseorang dicirikan oleh kuatnya disiplin-disiplin berikut ini : 1. Memiliki kesadaran akan hakikat dirinya, sehingga mampu memahami diri sendiri secara mendalam. 2. Mampu melakukan penyelarasan alignment antara visi pribadinya dengan visi bersama sehingga memiliki keseimbangan antara visi pribadi dengan pemahaman yang mendalam terhadap kondisi organisasi. 3. Memiliki kesadaran tentang posisi dan kemampuan-kemampuan dirinya relatif di antara anggota-anggota lain dalam organisasinya, sehingga terjadi hubungan interpersonal yang baik. 4. Konsisten untuk membangun kondisi lingkungan kerja yang kondusif untuk suburnya proses belajar bersama. Disiplin Berbagi Visi shared vision adalah : Keterampilan untuk menyesuaikan antara visi pribadi dengan visi organisasi, serta keterampilan berbagi visi agar mencapai tujuan pribadi yang terkandung dalam visi bersama organisasi. Kualitas disiplin berbagi visi sebuah organisasi dicirikan : 101 1. Visi bersama merupakan gambaran yang dibawa oleh seluruh anggota dalam suatu organisasi, untuk kemudian diwujudkan sebagai visi bersama. 2. Kuatnya komitmen terhadap kebenaran dan tidak mudah putus asa ketika menghadapi tekanan maupun ketidakpastian akibat tuntutan perubahan. 3. Kuatnya keyakinan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menciptakan masa depan bersama, dan komitmen untuk menggunakan semua kompetensi yang mereka miliki. 4. Memiliki tingkat pemahaman yang baik tentang masa depan visi organisasi. Disiplin berpikir sistemik system thinking: yaitu disiplin untuk memahami apa sebenarnya yang kita pelajari. Kemampuan untuk berfikir secara sistemik yaitu keterampilan untuk memahami struktur hubungan antara berbagai faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi eksistensi organisasi, keterampilan untuk berpikir integratif dan tuntas, keterampilan untuk berpikir komprehensif, serta keterampilan untuk membangun organisasi yang adaptif. Kualitas disiplin berfikir sistem dicirikan oleh hal-hal berikut ini : 1. Memiliki kemampuan untuk memahami hubungan saling pengaruh antara faktor-faktor internal maupun eksternal organisasi secara kontekstual. 2. Mampu menstrukturkan asumsi-asumsi, atau faktor-faktor penyebab dari suatu masalah secara benar. 102 3. Mampu melihat setiap permasalahan secara komprehensif tentang pola keterkaitan dan pola sebab akibat adanya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 4. Mampu menunjukkan apa yang telah kita miliki saat ini, dan bagaimana kita sebaiknya meraih sasaran atau visi organisasi. 5. Mampu saling koreksi menilai kelebihan dan kelemahan dari kebiasaan-kebiasaan kerjanya. 6. Kuatnya kesadaran bahwa seluruh anggota organisasi harus mengetahui bagaimana mereka bekerja bersama dalam arena organisasi, untuk membangun kerjasama cerdas. 7. Memiliki kebiasaan untuk berfikir secara terbuka dan positif. Disiplin Model Mental Mental Model. Keterampilan untuk menemukan prinsip dan nilai-nilai bersama, serta tumbuhnya semangat berbagi nilai untuk menumbuhkan keyakinan bersama sehingga menguatkan semangat dan komitmen kebersamaan, merupakan disiplin yang dibutuhkan untuk membangun disiplin model mental organisasi. Kualitas disiplin model mental seseorang atau organisasi dicirikan oleh kuatnya disiplin-disiplin berikut ini : 1. Para anggota organisasi memiliki kesamaan atau kesadaran akan pentingnya model mental bersama, sebagai landasan berfikir. 2. Mampu membuka atau membahas asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang disepakati bersama. 3. Kuatnya rasa saling terbuka dan tulus dalam bekerjasama di antara seluruh anggota organisasi. 103 4. Mampu menciptakan keselarasan alignment antara model mental individual dengan model mental bersama organisasi. 5. Memiliki jati diri dan paradigma organisasi yang kuat, sehingga mampu menghadapi tekanan atau tuntutan perubahan lingkungan yang dinamis. 6. Mampu membuat keputusan kunci didasarkan pada pemahaman bersama atas nilai-nilai yang diyakini. Disiplin Pembelajaran Tim Team learning. Kemampuan untuk membangun ikatan emosional, semangat berdialog, keterampilan bekerjasama secara tim, kemampuan belajar dan beradaptasi, serta usaha untuk meningkatkan partisipasi, memiliki rasa saling membutuhkan satu dengan yang lainnya untuk dapat bertindak sesuai dengan rencana bersama. Kualitas tim pembelajar organisasi dicirikan oleh kuatnya disiplin-disiplin berikut ini : 1. Memiliki kemampuan dan kebiasaan untuk saling pengertian dan kemampuan untuk membangun kesepakatan bersama. 2. Mau dan mampu melaksanakan kerjasama cerdas, sehingga terjadi proses pengkayaan wawasan dan pandangan. 3. Komunitas organisasi memiliki kemampuan yang tinggi untuk melakukan proses dialog berbagi nilai, berbagi visi maupun berbagi pengetahuan untuk membangun kecerdasan bersama. 3. Kinerja. Kinerja adalah suatu hasil atau kondisi prestasi yang diperoleh sebagai hasil dari suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang atas tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tujuan yang 104 ingin dicapai yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini kinerja yang akan diteliti dalam penelitian ini diteliti dikelompokkan dalam dua ukuran, yaitu: 1. Kualitas dan 2. Kuantitas. Ukuran kinerja berdasarkan kualitasnya dapat diidenfitifikasi sebagai berikut : 1. Kualitas kerja yang mencakup : ketepatan cara kerja, ketepatan waktu, layanan yang bermutu 2. Kemampuan komunikasi : kemampuan komunikasi yang baik dengan sesama staf internal baik vertikal maupun horizontal, kemampuan komunikasi yang baik dengan pelanggan eksternal. 3. Keterlibatan dalam proses kerja meliputi : tanggung jawab, kerjasama, partisipasi dan kontribusi. 4. Kemampuan dalam melakukan pekerjaan meliputi : konsistensi, dan efektivitas dalam bekerja. 5. Pengelolaan sumber daya, yaitu: efektivitas penggunaan sumber-sumber organisasi. Kinerja berdasarkan ukuran kuantitasnya dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Proses kerja, meliputi : kehadiran, absensi. 2. Kemampuan melaksanakan pekerjaan, meliputi : kecepatan penyelesaian pekerjaan, kecepatan menyelesaikan masalah, jumlah masalah yang dapat diselesaikan, kemampuan dalam mengurangi jumlah kesalahan bekerja, 3. Perluasan pekerjaan, meliputi : kemampuan menangani sejumlah pekerjaan diluar tugas pokok, kemampuan mengangani pekerjaan sesuai dengan tuntutan pelanggan. 105 4. Output pekerjaan, meliputi : banyaknya jumlah atau hasil kerja. Pengukuran terhadap kinerja staf dilakukan oleh staf berdasarkan persepsi mereka terhadap kemampuan melaksanakan tugasnya secara kualitas dan kuantitas. Variabel penelitian menurut Sugiyono 2006:42 adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Nazir 1988: 149 dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian mengatakan variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Kerlinger 1973:29 menyatakan bahwa: “a symbol to which numerals or value are assigned” . Variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari, yang diambil dari suatu nilai yang berbeda. Variabel adalah bagian terpenting dari suatu penelitian, karena variabel inilah yang menjadi titik tolak dari suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut : Variabel bebas, yakni : a. Penerapan ISO 9001: 2000 yang disimbolkan dengan X1; b. Organisasi pembelajar yang disimbolkan dengan X2; Variabel terikat adalah kinerja staff yang disimbolkan dengan Y.

C. Instrumen Penelitian