B. Identifikasi Masalah.
Di dalam Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003, pasal 26 ayat 3, dinyatakan bahwa program-program pendidikan nonformal meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang
ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan
peserta didik.
Penyelenggaraan program pendidikan tersebut tidak hanya dapat dilaksanakan oleh intansi pendidikan saja melainkan dapat dilaksanakan juga oleh dinas intansi
bahkan oleh lembaga-lembega masyarakat. Pelatihan yang diberikan kepada pengrajin gula di kampung adat kuta,
diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sebagai salah satu kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan sebagai mata pencaharian dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan kehidupannya. Pelatihan keterampilan membuat gula
semut tersebut diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan bersama Dinas Sosial kabupaten Ciamis. Berdasarkan hasil observasi pada studi
pendahuluan diketahui bahwa kondisi objektif di lapangan terutama setelah pelatihan selesai dilaksanakan terbukti bahwa pelatihan tersebut benlum
memperoleh hasil sesuai dengan tujuan, beberapa permasalahan yang menyebabkan pelatihan belum memperoleh hasil sesuai dengan tujuan adalah:
1. Pelatihan yang diberikan belum sesuai dengan kebutuhan peserta belajar sehingga pelatihan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan, peserta belajar.
2. Potensi lokal seperti lingkungan alam, sosial, budaya, ekonomi, dan sumber daya manusia, tidak menjadi pertimbangan dalam menyusun rancangan
pembelajaran, sehingga partisipasi peserta dalam kegiatan belajar sangat rendah, kondisi tersebut berdampak pada rendahnya kemampuan peserta
belajar dalam menyerap materi pembelajaran. 3. Dalam pengelolaan pelatihan merencanakan, melaksanaan, dan mengevaluasi
pelatihan tidak seutuhnya melibatkan peserta belajar. Sehingga partisipasi peserta belajar sangat rendah.
4. Terbatasnya waktu dan biaya pelatihan yang berakibat pada sulitnya mengembangkan pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi
terbatas. 5. Kurangnya sosialisasi, pengawasan, evaluasi program, dan pembinaan setelah
pelatihan selesai dilaksanakan.
C. Perumusan Masalah. Masalah yang diuraikan di atas cukup kompleks dan luas untuk diteliti, oleh