Batasan Masalah Definisi Operasional

G. Batasan Masalah

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMA kelas X semester II. 2. Pembelajaran praktikum dilakukan di dalam laboratorium, melalui pengamatan spesimen yang sudah disediakan. 3. Dalam penelitian ini yang menyampaikan materi pelajaran adalah guru biologi yang mengajar di sekolah tempat penelitian dilaksanakan dan peneliti bertindak sebagai observer. 4. Materi yang dipelajari mengenai identifikasi, klasifikasi dan peranan hewan-hewan Invertebrata. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment dengan Nonequivalent Control-Group Design Gall et al., 2003: 402. Quasi experimen adalah penelitian yang menggunakan kelompok subjek secara utuh dalam eksperimen yang secara alami sudah terbentuk dalam kelas dan tidak mengontrol semua variabel yang ada. Nonequivalent Control-Group Design artinya pengambilan kelompok tidak secara acak, terdapat kelompok kontrol, masing-masing kelompok diberi tes awal dan tes akhir dengan perlakuan yang berbeda Gall et al., 2003: 402. Penelitian dilakukan pada dua kelas yang memiliki kemampuan setara, yaitu satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol, diajarkan oleh satu orang guru. Pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran berbasis praktikum, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran secara konvensional yaitu dengan menggunakan metode ceramah dan ekspositori.

2. Desain Penelitian

Bentuk desain penelitian yang digunakan mengikuti pola sebagai berikut: Tabel 3.1. Desain Penelitian Kelompok Pre tes Perlakuan Pos tes Eksperimen O 1 X O 2 Kontrol O 1 C O 2 Keterangan: O 1 : Pre tes O 2 : Pos tes X : Perlakuan pada kelas eksperimen Pembelajaran berbasis praktikum C : Perlakuan pada kelas kontrol pembelajaran dengan metode ceramah

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang diambil untuk penelitian ini adalah siswa salah satu SMA swasta di kota Cimahi Bandung. Adapun sampelnya diambil siswa dua kelas dari jumlah kelas X yang ada di sekolah tersebut. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan untuk menentukan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan secara acak kelas. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kedua kelompok memiliki kemampuan yang relatif sama, jumlah siswa 40, sehingga sampel yang dipilih dalam penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan Kelas X-2 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran berbasis praktikum sedangkan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran secara konvensional yaitu dengan metode ceramah dan ekspositori.

B. Definisi Operasional

Agar tidak terdapat perbedaan dalam penafsiran, maka beberapa istilah dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Pembelajaran berbasis praktikum adalah pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen dengan menggunakan praktikum sebagai strategi bagi siswa dalam mengorientasikan masalah, merumuskan masalah, melakukan penyelidikan, mengatasi kesulitan, merefleksikan hasil penyelidikan, selanjutnya mencocokkan konsep atau pengetahuan tersebut ke dalam teori untuk bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional, yaitu menggunakan metode ceramah dan ekspositori. 2. Konsep Invertebrata merupakan salah satu materi pelajaran SMA kelas X semester II yang memaparkan tentang identifikasi, klasifikasi, dan peranan kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata terdiri atas beberapa filum, yaitu Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusa, Arthropoda dan Echinodermata. Pengelompokan tersebut didasarkan atas persamaan dan perbedaan ciri-ciri dan karakteristik hidup yang dimiliki oleh masing-masing organisme yang mewakili filumnya Aryulina et al., 2007: 202. Hewan-hewan Invertebrata memiliki peranan yang berpengaruh bagi kehidupan. 3. Kemampuan berpikir kritis adalah proses di mana seseorang mencoba untuk menjawab secara rasional pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab secara mudah di mana semua informasi yang relevan tidak tersedia Inch et al., 2006: 5. Menurut Inch et al. 2006: 5 kemampuan berpikir kritis memiliki delapan fungsi yaitu: a pertanyaan terhadap masalah, b menampilkan tujuan, c informasi yang terdiri dari data, fakta, observasi, pengalaman, d adanya konsep, e asumsi, f sudut pandang, g interpretasi dan inferensi, dan h implikasi dan konsekuensi. Kemampuan berpikir kritis ini dijaring melalui tes objektif bentuk pilihan ganda dengan alasan. Pembuatan instrumen tes dilakukan oleh peneliti yang terlebih dahulu dijudge oleh dosen ahli dalam bidang pembelajaran, kemudian dilakukan uji coba. 4. Sikap ilmiah menurut Carin 1997: 14 meliputi a memupuk rasa ingin tahu; b mengutamakan bukti; c bersikap skeptis; d mau menerima perbedaan; e dapat bekerja sama kooperatif; f bersikap positif terhadap kegagalan. Ridwan 2002: 12-13 menambahkan, sikap ilmiah ini diperoleh melalui skala sikap ilmiah yang diberikan kepada siswa setelah pembelajaran dengan sejumlah pernyataan yang bersesuaian dengan indikator sikap ilmiah berupa opsi sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS dan sangat tidak setuju STS. Sama halnya dengan instrumen berpikir kritis, pembuatan instrument sikap ilmiah dilakukan oleh peneliti yang terlebih dahulu dijudge oleh dosen ahli pembelajaran, kemudian dilakukan uji coba.

C. Instrumen penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMA PADA KONSEP TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU.

1 9 45

PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI PADA MATERI PENGARUH HORMON TERHADAP METABOLISME.

0 0 37

PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS X PADA MATERI INVERTEBRATA.

1 2 44

PEMBELAJARAN SUPERKELAS PISCES ATAU IKAN BERBANTUAN PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA.

0 1 38

PENERAPAN PEMBELAJARAN SISTEM SIRKULASI BERBASIS PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP.

0 3 33

PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM DAN ASESMENNYA PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMA.

1 1 57

PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 44

PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM DENGAN MENERAPKAN PEER ASSESSMENT PADA KONSEP HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP.

0 0 49

PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM DENGAN MENERAPKAN ASESMEN TES LISAN PADA TOPIK KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA.

11 40 49

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

0 0 8