PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS X PADA MATERI INVERTEBRATA.

(1)

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM VIRTUAL

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS X

PADA MATERI INVERTEBRATA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Biologi

Oleh:

PENY HUSNA HANDAYANI

NIM 1101630

SEKOLAH PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM VIRTUAL

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS X

PADA MATERI INVERTEBRATA

Oleh

Peny Husna Handayani S.Pd UPI , 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Jurusan Pendidikan Biologi

© Peny Husna Handayani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. Fransisca S. Tapilouw, M. Pd NIP. 195107261978032001

Pembimbing II

Dr. Ana Ratna Wulan, M. Pd NIP. 1974041719990320001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Dr. H. Riandi, M. Si NIP. 196305011988031002


(4)

v

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan serta hubungan kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah, penguasaan konsep siswa melalui pembelajaran berbasis praktikum virtual, dan mengungkap tanggapan siswa terhadap pembelajaran invertebrata berbasis praktikum virtual berikut evaluasi yang terintegrasi di dalamnya. Metode penelitian yang digunakan adalah weak

experimental design, dengan dua kelas sampel (X-7 dan X-8) yang memiliki

kedudukan sejajar sebagai kelas perlakuan. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data adalah soal kemampuan berpikir kritis berbentuk open ended

essay, skala sikap ilmiah berbentuk skala Likert, soal penguasaan konsep

berbentuk pilihan ganda, dan angket tanggapan siswa. Pelaksanaan penelitian diawali dengan kegiatan pretest dilanjutkan pelaksanaan program praktikum virtual, dan diakhiri dengan kegiatan posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep mengalami peningkatan yang signifikan setelah pembelajaran berbasis praktikum virtual (nilai sig-2tailed < α (0,025)). Peningkatan kemampuan berpikir kritis tergolong kategori sedang (N-Gain X-7= 0,35; X-8= 0,40), peningkatan sikap ilmiah tergolong rendah (N-Gain X-7= 0,10; X-8= 0,16), dan peningkatan penguasaan konsep tergolong kategori sedang sampai tinggi (N-Gain X-7= 0,75; X-8= 0,64). Kemampuan berpikir kritis siswa berkorelasi positif dan signifikan terhadap penguasaan konsep (nilai sig-2tailed < α (0,025)), sedangkan sikap ilmiah siswa tidak menunjukkan korelasi yang signifikan terhadap penguasaan konsep (nilai sig-2tailed > α (0,025)). Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran berbasis praktikum virtual dan evaluasinya pada materi invertebrata. Program praktikum virtual ini bukan sebagai pengganti laboratorium nyata, tetapi sebagai pelengkap bagi pembelajaran dengan materi yang sulit terealisasi pada laboratorium nyata.

Kata kunci: praktikum virtual, kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep.


(5)

vi

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This study is aimed at analyzing the improvement and the correlation in critical thinking skills, scientific attitudes, mastery of concepts students through virtual lab-based learning, and student responses that reveal the learning of invertebrate-based virtual lab following evaluations, which are integrated in it. The research method used was Weak Experimental Design, with two classes of samples (X-7 and X-8) that had equal standing as class treatment. The instrument used for data collection was the open-ended essay of critical think skills, the Likert scale of scientific attitudes, the multiple choice of mastery concept, and student questionnaire responses. The experiment started with pretest then continued implementation of the virtual lab program, and ended with a posttest activities. The results showed that the critical thinking skills, scientific attitudes, and mastery of concepts had increased significantly (sig-2tailed < α 0,025) after the learning-based virtual lab on invertebrate material. Increasing critical thinking skills was middle categories (N-Gain X-7= 0,35; X-8= 0,40), increase scientific attitude was low (N-Gain X-7= 0,10; X-8= 0,16), and increased mastery of concepts belonging to the category of middle to high (N-Gain X-7= 0,75; X-8= 0,64). Students' critical thinking skills correlated positively and significantly related to mastery of concepts (sig-2tailed < α 0,025), while the scientific attitude of students showed no significant correlation to the mastery of concepts

(sig-2tailed > α 0,025). Students responded positively to the virtual lab-based learning materials and evaluation on invertebrates. Virtual lab program is not a substitute for a real lab, but as a complement to the learning materials that are difficult to be realized in a real laboratory

Key word: virtual-lab, critical thinking skills, scientific attitudes, and mastery of concepts


(6)

vii

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS PRAKTIKUM VIRTUAL, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS, SIKAP ILMIAH, DAN PENGUASAAN KONSEP MATERI INVERTEBRATA ... 8 A. Hakikat Praktikum dalam Pembelajaran Biologi ... 8

B. Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual ... 9

C. Pembelajaran Biologi Berbasis Praktikum Virtual ... 11

D. Kemampuan Berpikir Kritis ... 12

E. Sikap dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Biologi... 17

F. Penguasaan Konsep ... 20

G. Tinjauan Pembelajaran Materi Invertebrata ... 23

H. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

Asumsi ... 28

J. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELTIAN ... 30

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 30


(7)

viii

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Definisi Operasional ... 31

D. Instrumen Penelitian ... 32

E. Prosedur Penelitian ... 37

F. Analisis dan Pengolahan Data ... 41

G. Alur Penelitian 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Hasil Penelitian ... 48

1. Kemampuan Berpikir Kritis... 49

2. Sikap Ilmiah... 57

3. Penguasaan Konsep... 65

4. Korelasi antara Kemampuan Berpikir Kritis, Sikap Ilmiah, dan Penguasaan Konsep... 73

5. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual... 76

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

1. Kemampuan Berpikir Kritis... 78

2. Sikap Ilmiah... 87

3. Penguasaan Konsep... 91

4. Korelasi antara Kemampuan Berpikir Kritis, Sikap Ilmiah, dan Penguasaan Konsep... 92

5. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100


(8)

1

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran biologi dirancang dan dilakukan semata-mata untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sisdiknas Pasal 20 ayat 3 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional ini merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengembangan pendidikan karakter bangsa, termasuk dalam mata pelajaran biologi.

Sesuai dengan tujuan mata pelajaran biologi dalam kurikulum nasional (Puskur, 2006: 451-452), karakter bangsa yang diharapkan muncul melalui pembelajaran biologi, di antaranya adalah kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif, yang oleh Ennis (1996:1) dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis. Paul dan Nosich (dalam Inch et al., 2006: 7) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis sangat penting pada zaman sekarang ini karena dengan berpikir kritis seseorang dapat bernalar logis dan membuat kesimpulan yang tepat, sehingga terhindar dari suatu keputusan atau pemecahan masalah yang keliru.

Tujuan lain dari pembelajaran biologi adalah pengembangan penguasaan konsep dan prinsip biologi (Puskur, 2006: 452). Pengembangan keterampilan berpikir yang menyertai pengembangan penguasaan konsep sangat diperlukan


(9)

2

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mempersiapkan siswa yang melek sains (Rustaman et al., 2003: 91). Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2011) pada bidang pendidikan fisika menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis sangat mempengaruhi penguasaan konsep siswa.

Pengembangan kemampuan berpikir dan penguasaan konsep harus seimbang dengan sikap yang muncul dari seseorang sebagai hasil proses belajarnya. Aspek sikap yang terkait dengan IPA, termasuk biologi, menitikberatkan kepada sikap ilmiah. Kompetensi sains harus diarahkan salah satunya untuk menjamin pertumbuhan dan kemampuan bekerja serta sikap ilmiah (Depdiknas, 2008). Sikap ilmiah, seperti objektif, terbuka, ulet, dan dapat bekerja sama dengan orang lain, menjadi karakter bangsa yang diharapkan muncul dari pembelajaran biologi (Puskur, 2006: 451). Penelitian yang telah dilakukan tentang sikap ilmiah oleh Iswari (2008) menyatakan bahwa sikap ilmiah adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar.

Pencapaian tujuan pembelajaran biologi seperti yang telah dirumuskan oleh Pusat Kurikulum (Puskur) mewakili Depdiknas, seperti pengembangan penguasaan konsep, kemampuan berpikir kritis, dan sikap ilmiah siswa harus diusahakan. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga mampu memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensi tersebut secara maksimal.

Pemberian pengalaman langsung, seperti kegiatan praktikum, dapat menjadi salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran biologi tersebut. Woolnough & Allsop (dalam Rustaman et al., 2003: 160) mengemukakan bahwa kegiatan praktikum dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen, menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah, dan tentunya menunjang materi pelajaran. Kegiatan praktikum memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuktikan teori bahkan menemukan teori.


(10)

3

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, praktikum dalam pembelajaran biologi dapat membentuk ilustrasi bagi konsep dan prinsip biologi.

Berdasarkan hasil observasi pada tahap persiapan penelitian, dapat diketahui bahwa kegiatan praktikum, khususnya praktikum biologi di sekolah sering menemui hambatan seperti permasalahan waktu atau keterbatasan alat dan bahan. Adakalanya untuk melakukan praktikum pengamatan objek biologi, kita harus mengamatinya melalui media awetan basah atau pun kering, sedangkan ketersediaan media awetan tersebut di laboratorium sekolah tidak selengkap di universitas. Beberapa media awetan yang ada pun kondisinya tidak terlalu baik, misalnya tubuh hewan yang diawetkan sudah tidak lengkap lagi dan warna tubuh hewan tersebut sudah memudar. Kondisi demikian menyebabkan minat siswa untuk melakukan praktikum menjadi berkurang. Tidak jarang akhirnya guru mengganti kegiatan praktikum dengan kegiatan ceramah di dalam kelas. Tentu saja ini menjadikan pembelajaran biologi yang seharusnya menyenangkan dan memberi kesempatan yang besar bagi siswa untuk mengeksplor rasa ingin tahunya, menjadi suatu mata pelajaran yang membosankan dengan materi bacaan yang cukup banyak.

Kegiatan praktikum virtual sebagai produk dari kemajuan teknologi dapat menjadi solusi alternatif untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Permasalahan yang berkaitan dengan waktu dalam melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, dapat diatasi dengan adanya praktikum virtual. Pembelajaran berbasis praktikum virtual dikatakan oleh Carnevale (2003: 2) dapat memberikan keleluasaan (flexibility) terhadap waktu dan tempat dalam melakukannya. Hambatan lain seperti kesulitan mendapatkan bahan praktikum atau beresiko karena bahan tersebut berada di lingkungan yang berbahaya dapat diatasi dengan kegiatan praktikum virtual. Praktikum virtual memberikan pengalaman bereksperimen yang aman dan menyenangkan bagi siswa (Carnevale, 2003: 1). Pemanfaatan teknologi virtual dapat membawa berbagai jenis lingkungan atau ekosistem alami yang eksotis dengan


(11)

4

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komponen-komponennya ke dalam kelas (Hill & Nelson, 2011: 3) sehingga diharapkan dapat membantu mengatasi keterbatasan alat dan bahan dalam melakukan kegiatan praktikum. Berdasarkan hasil penelitian Widyaningsih (2012) tentang praktikum virtual pada konsep sistem sirkulasi menyatakan bahwa pembelajaran berbasis praktikum virtual memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa.

Materi invertebrata merupakan salah satu materi biologi di kelas X yang berpotensi untuk melatihkan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa. Berdasarkan analisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang dilakukan, pembelajaran pada materi invertebrata ini menuntut siswa untuk melakukan pengamatan, identifikasi, sampai mampu mendeskripsikan ciri-ciri Filum pada dunia hewan invertebrata. Materi ini menuntut adanya kegiatan praktikum, namun, ketersediaan bahan awetan di sekolah sering sangat tidak memadai. Oleh karena itu, pembelajaran berbasis praktikum virtual menjadi alternatif solusi yang mungkin untuk dilakukan.

Pembelajaran berbasis praktikum virtual pada materi ini akan membantu siswa untuk melakukan pengamatan, khususnya hewan-hewan yang tergolong Filum Porifera, Coelenterata, serta Echinodermata, yang berhabitat di lautan dan biasanya jarang dilakukan pengamatan langsung terhadap hewan-hewan tersebut di sekolah karena keterbatasan bahan. Seluruh kegiatan tersebut menunjang siswa untuk melatih kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiahnya.

Diharapkan dengan pembelajaran berbasis praktikum virtual pada materi invertebrata, siswa seolah-olah dapat melakukan pengamatan pada habitat aslinya, penangkapan, pembedahan, sampai pendeskripsian ciri-ciri hewan invertebrata. Berkenaan dengan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran berbasis praktikum virtual untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah, serta penguasaan konsep siswa SMA kelas X pada materi invertebrata.


(12)

5

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pembelajaran berbasis praktikum virtual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep invertebrata pada siswa kelas X?”

Rumusan masalah di atas dijabarkan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X pada materi invertebrata melalui pembelajaran berbasis praktikum virtual?

2. Bagaimanakah peningkatan sikap ilmiah siswa kelas X pada materi invertebrata melalui pembelajaran berbasis praktikum virtual?

3. Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep siswa kelas X pada materi invertebrata melalui pembelajaran berbasis praktikum virtual? 4. Bagaimanakah hubungan atau korelasi antara kemampuan berpikir kritis,

sikap ilmiah dan penguasaan konsep?

5. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis praktikum virtual dan evaluasinya pada materi invertebrata?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah, ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran berbasis praktikum virtual dilakukan secara offline dengan menggunakan program praktikum virtual yang dapat diinstalkan ke laptop pribadi siswa. Pembelajaran praktikum virtual ini dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah pada model pembelajaran inkuiri terbimbing.


(13)

6

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kemampuan berpikir kritis siswa diukur berdasarkan indikator/elemen berpikir kritis, melalui soal open ended essay yang dilakukan secara elektronik dalam program virtual yang telah ada. Kemampuan berpikir kritis yang digunakan mengacu pada kerangka berpikir kritis Ennis (1996), yang terdiri atas: memberikan penjelasan sederhana (elementary

clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), membuat

kesimpulan (inference), membuat penjelasan lanjut (advanced

clarification), dan strategi serta taktik (strategies and tactics).

3. Sikap ilmiah siswa diukur berdasarkan indikator sikap ilmiah, melalui pengisian skala sikap Likert yang dilakukan secara elektronik dalam program virtual. Aspek yang diukur meliputi rasa ingin tahu, teliti, objektif, mau menerima perbedaan, dan bekerja sama. Sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada kurikulum mata pelajaran biologi SMA yang disusun oleh pusat kurikulum (PUSKUR)-Balitbang Diknas (2006).

4. Penguasaan konsep siswa diukur berdasarkan dimensi proses kognitif taksonomi Bloom revisi dari jenjang C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta), melalui soal pilihan ganda yang dilakukan secara virtual.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, antara lain:

1. Menganalisis peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X pada materi invertebrata melalui pembelajaran berbasis praktikum virtual. 2. Menganalisis peningkatan sikap ilmiah siswa kelas X pada materi

invertebrata melalui pembelajaran berbasis praktikum virtual.

3. Menganalisis peningkatan penguasaan konsep siswa kelas X pada materi invertebrata melalui pembelajaran berbasis praktikum virtual.


(14)

7

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Menganalisis hubungan antara kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah dengan penguasaan konsep.

5. Mengungkap tanggapan siswa terhadap pembelajaran invertebrata berbasis praktikum virtual dan evaluasi yang terintegrasi di dalamnya.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran, antara lain:

1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan metode pembelajaran berbasis praktikum virtual.

2. Bagi siswa, dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna serta memberi kesempatan luas bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya.

3. Bagi sekolah, memberi sumbangan kepada sekolah atau lembaga pendidikan dalam upaya perbaikan proses pembelajaran secara menyeluruh sehingga prestasi siswa akan lebih meningkat.

4. Bagi peneliti lain, memberi masukan dan bahan pertimbangan untuk penelitian sejenis dengan menggunakan pembelajaran alternatif untuk konsep yang berbeda.


(15)

30

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandung, yang berlokasi di Jalan Solontongan nomor 3, Buah Batu, Bandung. Pengambilan data dilakukan pada pertengahan bulan Maret 2013 sampai awal bulan April 2013, yang dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan (3 x 90 menit).

Populasi dalam kegiatan penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X di SMA Negeri 8 Bandung sebanyak 11 kelas. Sampel yang digunakan untuk penelitian adalah siswa-siswi kelas X-7 dan X-8 yang masing-masing kelas berjumlah 38 orang siswa. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random sampling dari populasi yang ada (menetapkan kelas sampel secara acak tanpa mengacak siswa di tiap kelasnya). Kedua kelas tersebut diberi kegiatan belajar dan tes yang sama, sehingga tidak ada kelas kontrol. Kedudukan kedua kelas disejajarkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti dapat memperoleh data yang lebih mendalam dan saling melengkapi, sehingga pada akhirnya dapat menyusun kesimpulan yang baik meskipun metode penelitian yang dilakukan adalah weak experiment.

B.Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan adalah weak experimental design dengan adanya kelompok sampel perlakuan tanpa sampel kontrol (Fraenkel dan Wallen, 2007: 268). Pada penelitian yang dilakukan ini, tidak dimungkinkan adanya kelas yang setara pembelajarannya dengan pembelajaran berbasis praktikum virtual, terutama berkaitan dengan ketersediaan spesimen untuk diamati. Oleh karena itu, tidak ada kelas kontrol dan metode penelitian yang sesuai adalah weak experiment. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis tentang hubungan sebab akibat, mempengaruhi dan atau


(16)

31

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memanipulasi variabel bebas kemudian melihat pengaruh dari perlakuan tersebut (Fraenkel dan Wallen, 2007: 257).

Desain weak experiment yang digunakan adalah The One Group

Pretest-Posttest Design (Fraenkel, 2007: 278).

Tabel 3.1 The One Group Pretest-Posttest Design Kelas

Perlakuan

O1 X O2

Pretest Treatment Posttest

Sumber: Frankel, 2007: 278 Keterangan: O1 = Pretest

X = Treatment berupa pembelajaran berbasis praktikum virtual pada materi invertebrata (Filum Porifera, Coelenterata, dan Echinodermata)

O2 = Posttest

Kedua sampel diberikan perlakukan yang sama, seperti guru, waktu pembelajaran (jam ke-1 dan ke-2), metode pembelajaran, media pembelajaran, materi pembelajaran, dan tes yang semuanya sama. Hal tersebut dilakukan sebagai usaha untuk mengendalikan variabel extranous yang berkaitan dengan penelitian ini.

C.Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembelajaran praktikum berbasis virtual adalah pembelajaran materi invertebrata dengan menggunakan praktikum secara virtual (visualisasi proses-proses yang terjadi dalam dunia nyata ke dalam dunia virtual) yang disajikan melalui program komputer secara offline. Pembelajaran praktikum berbasis virtual pada materi invertebrata menyediakan tiruan lingkungan laut beserta hewan-hewan invertebrata di dalamnya, khususnya


(17)

32

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Filum Porifera, Coelenterata, dan Echinodermata, dan juga tiruan lingkungan laboratorium. Fitur-fitur yang terdapat dalam program virtual tersebut meliputi: home, tutorial (kumpulan ringkasan materi Porifera, Coelenterata, dan Echinodermata), lembar kerja siswa (LKS), jelajah laut, praktikum vitual, serta evaluasi, meliputi soal penguasaan konsep, kemampuan berpikir kritis, dan skala sikap.

2. Kemampuan berpikir kritis adalah skor kemampuan berpikir siswa dalam proses berpikir logis, sehingga dapat memberikan penjelasan sederahana (elementary clarification), membangun keterampilan dasar (basic

support), membuat keseimpulan (inference), membuat penjelasan lanjut

(advanced clarification), hingga menyusun strategi dan taktik (strategies

and tactics), sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis Ennis

(1996). Kemampuan berpikir kritis ini diukur sebelum (pretest) dan setelah (postest) pembelajaran invertebrata (Porifera, Coelenterata, dan Echinodermata) berbasis praktikum virtual dengan soal berbentuk

open-ended essay.

3. Sikap ilmiah dalam penelitian ini merupakan skor skala sikap ilmiah siswa yang meliputi rasa ingin tahu, teliti, objektif, mau menerima perbedaan dan bekerja sama. Instrumen yang digunakan berupa sejumlah pernyataan skala Likert sikap ilmiah dengan skala 1-4, yang diukur saat awal (sebelum) dan akhir (setelah) praktikum virtual invertebrata (Porifera, Coelenterata, dan Echinodermata).

4. Penguasaan konsep merupakan skor tes konsep invertebrata berdasarkan dimensi proses kognitif taksonomi Bloom revisi, meliputi C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Instrumen untuk mengetes jenjang kognitif C1-C6 menggunakan soal berbentuk pilihan ganda. Penguasaan konsep invertebrata diukur sebelum (pretest) dan setelah (posttest) praktikum invertebrata (Porifera, Coelenterata, dan Echinodermata).


(18)

33

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen yang terdiri dari tes kemampuan berpikir kritis, penguasaan konsep, skala sikap dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Berikut adalah instrumen penelitian yang digunakan:

1. Soal Kemampuan Bepikir Kritis

Soal kemampuan berpikir kritis disusun menurut kerangka berpikir kritis Ennis (1996), berupa sepuluh soal open-ended essay. Soal tersebut digunakan untuk mengungkap kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran materi invertebrata. Penyusunan kisi-kisi soal kemampuan berpikir kritis mencakup lima kemampuan berpikir kritis Ennis (1996) yang dijabarkan menjadi beberapa indikator dan penjelasannya. Kisi-kisi soal kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat pada Lampiran B.

Soal yang telah tersusun dalam kisi-kisi tersebut di-judment oleh dosen ahli bidang studi dan ahli evaluasi. Judgment bertujuan untuk mengetahui validitas konstruksi, yaitu kesesuaian antara indikator dengan soal. Kemudian dilakukan uji coba soal tes kemampuan berpikir kritis kepada siswa kelas XI yang telah menerima materi invertebrata. Skor maksimal 3 (untuk jawaban benar dan tepat) dan skor minimum 0 (untuk jawaban salah atau kosong). Rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat pada

Lampiran B. Berikut ini disajikan rekap hasil uji coba tes kemampuan berpikir

kritis pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Rekap Hasil Uji Coba Soal Kemampuan Berpikir Kritis Butir

Asli

Butir Baru

Daya Pembeda

(%)

Tingkat Kesukaran

Korelasi Validitas Ket

1 - 40,00 Sukar 0,354 Tidak

valid

Tidak digunakan


(19)

34

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Butir Asli Butir Baru Daya Pembeda (%) Tingkat Kesukaran

Korelasi Validitas Ket

3 2 46,67 Sedang 0,441 Valid Digunakan

4 - 30,00 Sedang 0,322 Tidak

valid

Tidak digunakan

5 - 13,33 Sukar 0,401 Valid Tidak

digunakan

6 3 43,33 Sedang 0,616 Valid Digunakan

7 4 60,00 Sedang 0,646 Valid Digunakan

8 - 26,67 Sedang 0,393 Tidak

valid

Tidak digunakan

9 5 26,67 Sukar 0,460 Valid Digunakan

10 - 20,99 Sukar 0,340 Tidak

valid

Tidak digunakan

11 6 23,33 Sukar 0,488 Valid Digunakan

12 7 53,33 Sedang 0,569 Valid Digunakan 13 8 66,67 Sedang 0,671 Valid Digunakan

14 9 23,33 Sukar 0,511 Valid Digunakan

15 - -0,67 Sukar -0,122 Tidak

valid

Tidak digunakan 16 10 60,00 Sedang 0,646 Valid digunakan

Berdasarkan Tabel 3.2 terdapat lima butir soal yang dinyatakan tidak valid dan tidak digunakan. Selain itu, terdapat juga satu butir soal yang dinyatakan valid, tetapi tidak digunakan, karena nilai korelasi yang rendah dan agar total soal penguasaan kosep menjadi genap. Dengan demikian, terdapat sepuluh soal kemampuan berpikir kritis yang valid dan dapat digunakan.

2. Skala Sikap Ilmiah

Skala sikap digunakan untuk mengetahui sikap ilmiah siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berbasis praktikum virtual pada materi invertebrata. Skala sikap yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala Likert yang meliputi sejumlah 20 pernyataan sikap ilmiah dengan mengacu pada kurikulum mata pelajaran biologi SMA yang disusun oleh pusat kurikulum (PUSKUR)-Balitbang Diknas (2006) dikombinasikan dengan sikap ilmiah menurut Carin (1997). Skala Likert yang digunakan memiliki empat pilihan jawaban, yaitu


(20)

35

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS) dengan skala 1-4. Kisi-kisi dan instrumen skal sikap ilmiah siswa terdapat pada Lampiran B.

Soal yang telah tersusun dalam kisi-kisi tersebut di-judment oleh dosen untuk mengetahui validitas konstruksi, yaitu kesesuaian antara indikator sikap ilmiah dengan pernyataan sikapnya. Kemudian dilakukan uji coba skala sikap ilmiah untuk mendapatkan pernyataan dalam skala sikap yang bernilai valid dan dapat digunakan. Berikut ini disajikan rekap hasil uji coba skala sikap ilmiah siswa pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Rekap Hasil Uji Coba Skala Sikap Ilmiah Siswa Butir

Asli

Butir Baru

Jenis Pernyataan

Korelasi Validitas Ket

1 1 + 0,528 Valid Digunakan

2 2 + 0,494 Valid Digunakan

3 - - 0,209 Tidak valid Tidak digunakan

4 3 - 0,693 Valid Digunakan

5 4 - 0,432 Valid Digunakan

6 - + -0,022 Tidak valid Tidak digunakan

7 5 + 0,715 Valid Digunakan

8 6 + 0,505 Valid Digunakan

9 7 - 0,330 Tidak valid Digunakan

dengan revisi

10 8 - 0,770 Valid Digunakan

11 - + 0,281 Tidak valid Tidak digunakan

12 9 - 0,784 Valid Digunakan

13 - - 0,326 Tidak valid Tidak digunakan

14 10 + 0,436 Valid Digunakan

15 11 - 0,365 Tidak valid Digunakan

dengan revisi

16 12 + 0,560 Valid Digunakan

17 13 + 0,510 Valid Digunakan

18 14 _ 0,374 Tidak valid Digunakan

dengan revisi

19 15 _ 0,597 Valid Digunakan

20 16 + 0,354 Tidak valid Digunakan

dengan revisi

21 17 - 0,679 Valid Digunakan


(21)

36

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Butir

Asli

Butir Baru

Jenis Pernyataan

Korelasi Validitas Ket

23 19 + 0,482 Valid Digunakan

24 20 + 0,542 Valid Digunakan

Berdasarkan Tabel 3.3 terdapat 16 butir pernyataan sikap ilmiah yang

valid dan dapat langsung digunakan. Sejumlah delapan butir pernyataan sikap ilmiah tidak valid, namun empat di antaranya memiliki nilai korelasi mendekati valid (0,40), sehingga direvisi untuk dapat digunakan. Dengan demikian, terdapat 20 butir pernyataan sikap ilmiah yang dapat digunakan setelah uji coba, analisis validitas, dan revisi.

3. Soal Penguasaan Konsep

Soal penguasaan konsep sejumlah 15 soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban yang digunakan untuk mengungkap penguasaan konsep invertebrata, khususnya filum Porifera, Coelenterata, dan Echinodermata berdasarkan dimensi proses kognitif Bloom revisi, mulai dari mengingat (C1) sampai mencipta (C6). Kisi-kisi dan instrumen penguasaan konsep invertebrata terdapat pada Lampiran B.

Soal yang telah tersusun dalam kisi-kisi tersebut di-judment oleh dosen untuk mengetahui validitas isi dan konstruksi, yaitu kesesuaian antara indikator penguasaan konsep, materi invertebrata SMA, dengan soal yang disusun. Kemudian dilakukan uji coba soal penguasaan konsep untuk mendapatkan soal yang bernilai valid dan dapat digunakan. Berikut ini disajikan rekap hasil uji coba soal penguasaan konsep pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Rekap Hasil Uji Coba Penguasaan Konsep Butir

Asli

Butir Baru

Daya Pembeda

(%)

Tingkat Kesukaran

Korelasi Validitas Ket

1 1 53,2 Mudah 0,636 Valid Digunakan


(22)

37

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Butir Asli Butir Baru Daya Pembeda (%) Tingkat Kesukaran

Korelasi Validitas Ket

3 3 59,5 Mudah 0,959 Valid Digunakan

4 4 65,4 Sedang 0,989 Valid Digunakan

5 - 1,9 Mudah 0,015 Tidak

valid

Tidak Digunakan

6 5 34,4 Mudah 0,503 Valid Digunakan

7 - 15,4 Mudah 0,125 Tidak

valid

Tidak Digunakan

8 6 45,1 Mudah 0,493 Valid Digunakan

9 7 37,2 Sedang 0,608 Valid Digunakan

10 8 4,6 Sedang 0,075 Tidak

valid

Digunakan dengan

revisi

11 9 23,4 Sedang 0,434 Valid Digunakan

12 10 42,7 Sedang 0,699 Valid Digunakan 13 11 47,1 Sedang 0,657 Valid Digunakan 14 12 51,4 Sedang 0,768 Valid Digunakan

15 13 33,1 Sukar 0,467 Valid Digunakan

16 14 72,5 Sedang 0,988 Valid Digunakan

17 15 21,9 Sukar 0,247 Tidak

valid

Digunakan dengan

revisi

Berdasarkan Tabel 3.4 terdapat 13 butir soal penguasaan konsep yang

valid dan dapat langsung digunakan. Sejumlah empat butir soal penguasaan konsep tidak valid, namun dua di antaranya yang memiliki nilai korelasi lebih tinggi di antara soal yang tidak valid dapat direvisi untuk kemudian digunakan. Dengan demikian, terdapat 15 butir soal penguasaan konsep yang dapat digunakan setelah uji coba, analisis validitas, dan revisi.

4. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan digunakan untuk mengungkap tanggapan siswa terhadap pembelajaran invertebrata berbasis praktikum virtual dan juga kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam program virtual tersebut. Bentuk angket tanggapan berupa pernyataan dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Terdapat 20 butir pertanyaan di dalam angket yang menjaring tanggapan siswa


(23)

38

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap pembelajaran dan evaluasi melalui program virtual. Kisi-kisi dan instrumen angket tanggapan siswa terdapat pada Lampiran B.

E.Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu tahap pertama merupakan tahap persiapan, tahap kedua merupakan tahap pelaksanaan, dan tahap ketiga merupakan tahap analisis data. Berikut merupakan uraian untuk setiap tahapan tersebut.

1. Tahap Persiapan Penelitian

a. Melakukan observasi saat pembelajaran di sekolah tempat penelitian berlangsung untuk memperoleh informasi tentang model, strategi, metode pembelajaran, bahkan hambatan-hambatan, khususnya saat praktikum biologi.

b. Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar materi invertebrata SMA untuk memahami cakupan dan kedalaman materi invertebrata tersebut.

c. Melaksanakan studi pendahuluan untuk menganalisis secara teoritis pembelajaran praktikum barbasis virtual, kemampuan berpikir kritis, penguasaan konsep, sikap ilmiah, dan asesmen serta evaluasi yang memungkinkan dilakukan pada pembelajaran tersebut.

d. Menentukan indikator-indikator berpikir kritis, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah yang akan menjadi fokus penelitian dan sekaligus mempersiapkan sumber dan bahan informasi yang relevan.

e. Menyusun dan melakukan bimbingan proposal, dan seminar proposal. Selanjutnya melakukan revisi proposal sekaligus mempersiapkan surat-surat perizinan untuk melaksanakan penelitian.

f. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Perangkat pembelajaran dan instrumen yang dibuat


(24)

39

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), storyboard untuk pembelajaran praktikum invertebrata berbasis virtual, Lembar Kerja Siswa (LKS), perangkat tes untuk mengungkap kemampuan berpikir kritis, skala sikap ilmiah siswa, dan penguasaan konsep.

g. Melakukan judgment instrumen penelitian dan storyboard oleh dosen yang berkompeten pada bidang tersebut, sebagai upaya untuk mendapatkan validitas isi instrumen. Pembuatan program laboratorium virtual dimulai setelah judgment storyboard oleh dosen ahli.

h. Melakukan uji coba instrumen penelitian berdasarkan hasil judgment dosen ahli. Uji coba dilakukan kepada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandung sejumlah 40 siswa yang pada kelas X telah mendapatkan materi invertebrata pada tahun 2012.

i. Melakukan analisis hasil uji coba instrumen untuk memperoleh validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Berdasarkan hasil analisis hasil uji coba soal dapat diketahui bahwa beberapa soal kemampuan berpikir kritis, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah ditolak/jangan digunakan, dan beberapa lagi perlu direvisi, sedangkan yang lainnya diterima tanpa revisi.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan pembelajaran praktikum invertebrata (filum Porifera, Coelenterata, dan Echinodermata) berbasis virtual dengan diawali pretest secara tertulis dan diakhiri posttest secara elektronik dalam program virtual tersebut. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:

a. Melakukan pretest pada pertemuan pertama setelah sebelumnya dilakukan overview tentang invertebrata agar siswa tidak frustasi karena dihadapkan langsung dengan pretest. Pretest ini meliputi tes kemampuan


(25)

40

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpikir kritis dan penguasaan konsep, serta untuk sikap ilmiah dilakukan pengukuran melalui pengisian skala sikap ilmiah awal. Pretest dan pengukuran awal tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah awal siswa sebelum pembelajaran praktikum invertebrata berbasis virtual.

b. Melakukan pembelajaran praktikum invertebrata berbasis virtual pada pertemuan kedua setelah dilakukan pengenalan program praktikum virtual pada pertemuan sebelumnya. Pembelajaran diawali dengan peng-instal-an program virtual dan PDFdoc7 untuk menyimpan hasil pengamatan siswa dalam laboratorium virtual. Dilanjutkan dengan penjelasan teknis untuk melakukan kegiatan praktikum virtual dan siswa langsung melakukan praktikum virtual invertebrata. Pembelajaran praktikum virtual dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah pada model pembelajaran inkuiri menurut Gulo (2002), yaitu mulai dari mengajukan pertanyaan (permasalahan), mengumpulkan data (eksperimen), analisis data, dan diakhiri dengan membuat kesimpulan. Kegiatan praktikum virtual invertebrata dilakukan di kelas secara berkelompok oleh setiap siswa dan dibimbing oleh guru. Rata-rata dalam satu kelompok terdiri atas lima orang siswa dengan dua sampai tiga laptop. Setelah pembelajaran praktikum invertebrata berbasis virtual, siswa melakukan diskusi kelas dengan bimbingan guru pada pertemuan selanjutnya.

c. Melakukan tes akhir (posttest) berupa tes kemampuan berpikir kritis, dan penguasaan konsep, serta untuk sikap ilmiah dilakukan pengukuran melalui pengisian skala sikap ilmiah akhir. Posttest dan pengukuran akhir tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah siswa pada materi invertebrata setelah dilaksanakan pembelajaran praktikum berbasis virtual.

d. Memberikan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran praktikum invertebrata berbasis virtual.


(26)

41

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Mencatat segala kejadian faktual penting yang terjadi selama pembelajaran praktikum berbasis virtual dan asesmennya.

Berikut adalah ringkasan tahap pelaksanaan penelitian yang disajikan dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Ringkasan Tahap Pelaksanaan Penelitian Pertemuan Pembelajaran di Kelas Eksperimen dengan Praktikum

Virtual

Pra Inti a) Penjelasan tujuan pembelajaran materi invertebrata b) Penjelasan pendahuluan (overview) tentang materi

invertebrata

c) Perkenalan program virtual materi inverterbrata, khususnya Filum Porifera, Ceolenterata, dan Echinodermata.

d) Penjelasan komponen-komponen virtual lab, termasuk LKS kegiatan praktikum

e) Tanya-jawab penggunaan virtual lab. f) Pretest

1 g) Penjelasan alur kegiatan pembelajaran

h) Pelaksanaan kegiatan praktikum virtual materi Filum Poriferadan Coelenterata

2 i) Penjelasan alur kegiatan pembelajaran

j) Pelaksanaan kegiatan praktikum virtual materi Filum Echinodermata.

3 k) Diskusi kelas berkaitan dengan hasil praktikum virtual yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Pasca Inti l) Posttest

m)Pemberian angket

3. Tahap Analisis Data

Setelah berlangsungnya penelitian diperoleh data kuantitatif dan kualitatif. Analisis dan pengolahan data berpedoman pada data yang terkumpul dan pertanyaan penelitian. Data kuantitatif berupa skor pretest, skor posttest, dan N


(27)

42

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sikap ilmiah awal dan akhir, beserta N-gain-nya. Data kuantitatif dari kedua kelas sampel, yaitu kelas X-7 dan X-8, dianalisis dengan menggunakan uji statistik untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Data kualitatif berupa tanggapan siswa dari kedua kelas sampel terhadap pembelajaran praktikum berbasis virtual dan evaluasinya serta data temuan berdasarkan hasil catatan penelitian selama penelitian dilaksanakan yang dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data atau temuan yang akan digunakan dalam menyusun kesimpulan.

F. Analisis dan Pengolahan Data

Data kuantitatif dianalisis dengan uji statistik. Pengolahan data statistik dilakukan dengan menggunakan software Statistical Package for Social

Science (SPSS) for windows versi 16.0 dan juga dilakukan secara manual

dengan menggunakan Microsoft-Excel 2007. Sedangkan data yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk menentukan kecenderungan-kecenderungan yang muncul pada saat penelitian. Hasil pengolahan data penelitian selengkapnya terdapat pada Lampiran C.

Data kemampuan berpikir kritis, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah terdiri atas nilai pretest, posttest, dan N-gain. Analisis data tersebut dilakukan dengan uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung skor mentah pretest dan posttest menjadi nilai berdasarkan rumus menurut Arikunto (2003: 234).

Nilai =

x 100

2. Perhitungan Gain Ternormalisasi

Menghitung skor Gain yang dinormalisasi berdasarkan rumus menurut Hakel (1998, dalam Meltzer, 2002)


(28)

43

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N-Gain =

Kriteria peningkatan Gain yang dinormalisasi menurut Hakel (1998, dalam Meltzer, 2002), sebagai berikut:

G < 0,3 : Peningkatan rendah 0,3 ≤ G ≤ 0,7 : Peningkatan sedang G > 0,7 : Peningkatan tinggi

3. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui data pretest dan posttest dari masing-masing kelas perlakuan, yaitu kelas X-7 dan X-8, berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Uji ini merupakan uji prasyarat untuk menentukan uji statistik yang

akan digunakan, antara statistik parametrik atau non parametrik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.0 pada taraf kepercayaan 95% atau α (0,05). Hipotesis yang dikemukakan yaitu:

H0 : data dalam sampel berdistribusi normal H1 : data dalam sampel tidak berdistribusi normal

Jika nilai signifikansi lebih besar dari α (0,05), maka H0 diterima, artinya bahwa data dalam sampel yang digunakan berdistribusi normal dan selanjutnya dapat dilakukan uji statistik secara parametrik. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari α (0,05), maka H0 ditolak, artinya bahwa data dalam sampel yang digunakan tidak berdisktribusi normal dan selanjutnya dapat dilakukan uji statistik secara non parametrik (Trihendradi, 2009:114,170; Singgih, 2005: 35-36).


(29)

44

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian homogenitas varians antara kedua kelas sampel dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok sama atau berbeda. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Levene’s test for equality of

variance yang terdapat pada SPSS 16.0 dengan taraf kepercayaan 95% atau α

(0,05). Uji ini merupakan uji prasyarat untuk menentukan uji statistik yang akan digunakan, antara statistik parametrik atau non parametrik. Hipotesis yang dikemukakan yaitu:

Ho = data memiliki varian yang sama H1 = data memiliki varian yang tidak sama

Jika nilai signifikansi lebih besar (>) dari α (0,05), maka H0 diterima, artinya bahwa kedua kelompok yang digunakan memiliki varian yang sama dan selanjutnya dapat dilakukan uji statistik secara parametrik. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil (<) dari α (0,05), maka H0 ditolak, artinya bahwa kedua kelompok yang digunakan tidak memiliki varian yang sama dan selanjutnya dapat dilakukan uji statistik secara non parametrik (Trihendradi, 2009:114).

5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui signifikansi peningkatan kemampuan berpikir kritis, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah siswa sebelum dan sesudah pembelajaran praktikum invertebrata berbasis virtual pada masing-masing kelas sampel, dan juga untuk mengetahui signifikansi perbedaan kemampuan berpikir kritis, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah siswa pada kedua kelas sampel.

Jika data berdistribusi normal, maka paired sample t-test menjadi uji hipotesis secara parametrik yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi peningkatan dan kemampuan berpikir kritis, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah siswa sebelum dan sesudah pembelajaran praktikum invertebrata


(30)

45

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbasis virtual pada masing-masing kelas sampel, yaitu kelas X-7 dan X-8. Namun, jika data tidak berdistribusi normal, maka uji Wilcoxon menjadi uji hipotesis secara non parametrik yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi peningkatan dan kemampuan berpikir kritis, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah siswa sebelum dan sesudah pembelajaran pada masing-masing kelas sampel. Pengujian ini dilakukan berdasarkan hipotesis berikut:

H0 : tidak terdapat peningkatan nilai yang signifikan setelah pembelajaran

H1 : terdapat peningkatan nilai yang signifikan antara setelah pembelajaran

(Trihendradi, 2009: 118)

Jika nilai signifikansi lebih besar (>) dari α (0,05), maka H0 diterima, artinya tidak ada peningkatan nilai yang signifikan setelah pembelajaran. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil (<) dari α (0,05), maka H0 ditolak, artinya ada peningkatan nilai yang signifikan setelah pembelajaran (Trihendradi, 2009:115).

Perbedaan kemampuan berpikir kritis, penguasaan konsep, dan sikap ilmiah siswa pada kedua kelas sampel akan dianalisis dengan menggunakan

independent sampel t-test, jika data pretest dan posttest kedua kelas sampel

tersebut berdistribusi normal dan homogen Sebaliknya, jika data ada yang tidak normal atau tidak homogen, maka analisisnya akan dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Pengujian ini dilakukan berdasarkan hipotesis berikut:

H0 : tidak ada perbedaan nilai yang signifikan pada kedua kelas sampel H1 : ada perbedaan nilai yang signifikan pada kedua kelas sampel (Trihendradi, 2009: 115)

Jika nilai signifikansi lebih besar (>) dari α (0,05), maka H0 diterima, artinya tidak ada perbedaan nilai pada kedua kelas sampel. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil (<) dari α (0,05), maka H0 ditolak, artinya ada


(31)

46

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perbedaan nilai pada kedua kelas sampel (Trihendradi, 2009:115). Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan apakah pembelajaran berbasis praktikum virtual pada materi invertebrata memberikan pengaruh yang sama atau tidak pada kedua kelas sampel.

6. Uji Korelasi dan Regresi

Pengujian ini merupakan pendalaman untuk memprediksi ada tidaknya hubungan antara kemampuan berpikir kritis (X1) dan sikap ilmiah (X2) terhadap penguasaan konsep siswa (Y1). Uji korelasi akan mencari besarnya hubungan dan arah hubungan. Besar kecilnya hubungan dua variabel dinyatakan dalam bilangan yang disebut koefisien korelasi (r) yang nilainya berkisar dalam rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif dan negatif menunjukkan arah hubungan. Tanda positif menunjukkan arah perubahan yang sama. Jika satu variabel naik, maka variabel yang lain akan naik. Demikian pula sebaliknya. Uji ini dilakukan secara langsung menggunakan program

SPSS. Menurut Trihendradi (2009: 197), besarnya nilai korelasi (r)

dikategorikan sebagai berikut:

0,7 – 1,00 (positif atau negatif) : derajat hubungan yang tinggi 0,4 – 0,6 (positif atau negatif) : derajat hubungan yang substansial 0,2 – 0,3 (positif atau negatif) : derajat hubungan yang rendah < 0,2 (positif atau negatif) : hubungan dapat diabaikan

Jika uji korelasi mempelajari apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih, maka uji regresi memprediksi seberapa jauh pengaruh tersebut (Santoso, 2005: 71). Jika terdapat hubungan yang signifikan, uji regresi akan membuat sebuah model regresi dalam bentuk suatu persamaan linear (Y = a + bX1 + bX2) untuk memprediksi besar variabel dependent dengan menggunakan data variabel independent yang sudah diketahui besarnya (Trihendradi, 2009:208 dan Santoso, 2005: 81).


(32)

47

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data tanggapan angket yang digunakan dalam penelitian ini diolah dengan cara analisis kuantitatif, yaitu dengan menggunakan rumus persentase respon Sudjana (2002: 50):

% Respon jumlah siswa yang menjawab “ya/tdk” pada setiap item x 100% jumlah total siswa

Hasil persentase perhitungan kuantitatif ini ditafsirkan dengan menggunakan pendapat Purwanto (1994: 103) pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6 Kategorisasi Hasil Presentase Menurut Purwanto

Persentase Kategorisasi

<= 54% Kurang sekali

55%-59% Kurang

60% - 75% Cukup

76%-85% Baik

86% - 100% Sangat Baik


(33)

48

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G.Alur Penelitian

Persiapan Penelitian

Studi pendahuluan praktikum berbasis virtual

Kajian pustaka dan diskusi mengenai berpikir kritis, sikap ilmiah, dan

materi invertebrata

Judgment validitas

isi instrumen. Perumusan Masalah

Penyusunan Proposal dan Seminar Proposal

Penyusunan

Storyboard

Penentuan langkah pembelajaran praktikum invertebrata berbasis virtual

Penyusunan instrumen penelitian

Judgment storyboard

program praktikum virtual

Pembuatan program

praktikum virtual

Uji coba instrumen Konsultasi dan Revisi

Analisis hasil uji coba instrumen

Soal Kemampuan Berpikir Kritis, Penguassan Konsep, Sikap Ilmiah Program Praktikum Virtual


(34)

49

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata


(35)

97

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis praktikum virtual dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep siswa pada materi invertebrata. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan untuk kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah, dan penguasaan konsep siswa pada masing-masing kelas sampel melalui pembelajaran berbasis praktikum virtual.

Pembelajaran berbasis praktikum virtual pada materi invertebrata dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara signifikan dengan kategori peningkatan sedang pada masing-masing kelas sampel. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa di kedua kelas sampel dikatakan signifikan, karena tahapan dan media pada pembelajaran berbasis praktikum virtual memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka.

Sikap ilmiah siswa meningkat secara signifikan, namun tergolong kategori rendah. Proses pembentukan sikap membutuhkan waktu yang lama, sedangkan pembelajaran berbasis praktikum virtual dilakukan dalam waktu yang terbatas, sehingga peningkatan sikap ilmiah siswa hanya dapat terjadi pada kategori rendah.

Pembelajaran berbasis praktikum virtual pada materi invertebrata juga dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa secara signifikan pada masing-masing kelas sampel, dengan kategori sedang sampai tinggi. Pembelajaran berbasis praktikum virtual memberikan kondisi belajar yang memfasilitasi siswa untuk aktif dan terus mengembangkan diri untuk membangun pengetahuannya sendiri.


(36)

98

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini, kemampuan berpikir kritis menunjukkan adanya korelasi positif dan signifikan dengan penguasaan konsep, sedangkan sikap ilmiah tidak menunjukkan adanya korelasi yang signifikan dengan penguasaan konsep. besarnya pengaruh keterampilan berpikir kritis terhadap penguasaan konsep berbeda-beda untuk setiap kelas, bergantung pada kondisi dan potensi siswa itu sendiri.

Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran berbasis praktikum virtual dan evaluasinya pada materi invertebrata. Kelebihan dan kekurangan akan selalu mengikuti pengembangan program praktikum virtual. Pembelajaran berbasis praktikum virtual pada materi invertebrata yang telah disertai dengan perbaikan-perbaikan dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang dilakukan, berikut ini beberapa saran untuk melengkapi penelitian selanjutnya, diantaranya adalah:

1. Program virtual sebaiknya di-setting agar dapat compatible di setiap

setting komputer atau laptop bahkan tab sekali pun.

2. Pengaturan waktu saat pelaksanaan pembelajaran berbasis praktikum harus diperhatikan oleh guru dan dipertegas kepada siswa, sehingga siswa tidak terlalu asyik saat melaksanakan pembelajaran berbasis praktikum virtual yang berakibat tidak selesainya target praktikum. 3. Perancangan fitur evaluasi yang terdapat dalam program praktikum

virtual ini, sebaiknya dilengkapi dengan program automatic correction yang dapat memberikan skor secara otomatis terhadap jawaban-jawaban siswa, sehingga guru tidak kesulitan dalam memeriksa jawaban siswa dengan bentuk softfile dalam komputer.

4. Terdapat kemampuan-kemampuan atau karakteristik lain yang berbeda yang masih perlu ditelusuri pada penelitian sejenis.


(37)

99

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Soal pretest dan posttest sebaiknya dibuat berbeda untuk penelitian selanjutnya.

6. Guru-guru biologi sebaiknya lebih menggali lagi hewan-hewan invertebrata yang terdapat di lingkungan sekitar, dan melatih kemampuan mengidentifikasi sampai mengklasifikasikan dalam MGMP, bahkan jika perlu meminta bantuan dari peneliti universitas atau pun lembaga peneliti lain.


(38)

99

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Al-Smadi, M. Dan Gult, C. (2008). Past, Present, and Future of e-Assessment:

Towards a Flexible e-Assessment System. Artikel pada Conference ICL, Villach, Austria.

Anderson, L. W. dan Krathwohl, D.R. (2010). Kerangka Landasan Untuk

Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Azwar, S. (2009). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Babateen, H. M. (2011). The Role of Virtual Laboratories in Science Education. [Online]. Tersedia: http://www.ipcsit.com/vol12/19-ICDLE2011E10013.pdf (15 Mei 2013)

Blosser, P.E. (1990). The Role of the Laboratory in Science Teaching. [Online]. Tersedia: http://www.narst.org/publications/research/labs.cfm (15 Mei 2013)

Cabrera, G. A. (1992). A Framework for Evaluating the Teaching of Critical Thinking. RN Casel (ed). Education. 113 (1). 59-63.

Campbell. (2012). Biology Concepts & Connections Seventh Edition. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings.

Campbell. (2009). Biology Eighth Edition. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings

Carin, A. A. (1997). Teaching Science Through Discovery Eight Edition. Columbus, Ohio: Merrill Publishing Co

Carin, A. A. dan Sund, R.B. (1989). Teaching Science Through Discovery Eight

Edition. Columbus, Ohio: Merrill Publishing Co

Carnevale, D. (2003). The Virtual Lab Experiment. [Online]. Tersedia: http://chronicle.com/weekly/v49/i21/21a03001.htm (20 September 2012)


(39)

100

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. (2003). Kurikulum2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains

Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta:

Depdiknas.

Depdiknas. (2008). Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Jakarta: Depdikas.

Dryden, G. dan Vos, J. (2001). The Learning Revolution. New Zeland: The Learning Web.

Eggen, P. dan Main, J. (2001). Developing Critical Thinking through Science. USA: The Critical Thinking co.

Ennis, R. H. (1996). Critical Thinking and Communication. USA: Prentice-Hall, Inc.

Ennis, R. H., Millman, J. Dan Tomko, N.T. (2005). Administration Manual

Cornell Critical Thinking Test. California: The Critical Thinking. Co.

Fachruzi. (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. ISSN 1421-565X, Edisi Khusus (1), Agustus 2011. Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Fitriani, I. (2012). Pembelajaran Evolusi Berbantuan Praktikum Virtual untuk

Meningkatkan Kemampuan dan Disposisi Berpikir Kritis, Sikap Ilmiah, serta Penguasaan Konsep Evolusi pada Mahasiswa Calon Guru. Tesis Pascasarjana Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.

Flowers, L. O. (2011). “Investigating the Effectiveness of Virtual Laboratories in

an Undergraduate Biologi Course”. The Journal of Human Resource

and Adult Learning, 7 (2).

Fraenkel, J.R. dan Wallen, N.E. (2007). How to Design and Evaluate Research in

Education. New York: McGraw-Hill Companies

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hill, J.L. dan Nelson, A. (2011). New Technology, New Pedagogy? Employing Video Podcast in Learning and Teaching about Exotic Ecosystems. Dalam Environmental Education Research [Online], Vol. 17 (3), 16


(40)

101

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

halaman. Tersedia: http://www.tandfonline.com/loi/ceer20 (16 Februari 2012)

Imran. (2012). Ayo Manfaatkan Laboratorium Virtual. [Online]. Tersedia:

http://mazguru.wordpress.com/2012/04/19/ayo-manfaatkan-laboratorium-virtual/ (1 Oktober 2012)

Inch, E.S., Warnick, B., dan Endres, D. (2006). Critical Thinking and

Communication The Use of Reason in Argument. Boston: Pearson

Education.

Iswari, S. (2008). Pembelajaran Biologi metode Inkuiri Terbimbing

Menggunakan Lab Riil dan Lab Virtual Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Gaya Belajar Siswa. Tesis Pascasarjana UNS Solo: tidak

diterbitkan

Jaya, H. (2012). “Pengembangan Laboratorium Virtual untuk Kegiatan Praktikum

dan Memfasilitasi Pendidikan Karakter di SMK”. Jurnal Pendidikan

Vokasi, 2 (1).

Johansyah. (1995). Pengaruh Sikap dan Kebiasaaan Belajar terhadap Prestasi

Belajar IPA Mahasiswa. Tesis Pascasarjana Program Studi

Pendidikan IPA UPI: tidak diterbitkan.

Keller, H. E, dan Keller, E.E. (2005). Making Real Virtual Labs. The Science

Education Review, 4 (1), 1-10.

Maldarelli, G. A., et al. (2009). Virtual Lab Demonstrations Improve Students’ Mastery of Basic Biology Laboratory Techniques. Dalam Journal of

Microbilogy & Biology Education [Online], Vol. 10, 5 halaman.

Tersedia: _____________________ (Febuari 2012)

Martomidjojo, R. (2009). Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Sains. [Online]. Tersedia:

http://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/11/berpikir-kritis-dalam-pembelajaran.html (1 oktober 2012)

McClean, et al., (2005). Molecular and Cellular Biology Animations: Development and Impact on Student Learning. Cell Biol. Educ. 4, 169-179

McMaster. (2011). Can Virtual Labs Produce Real Scientifics?. [Online]. Tersedia:

http://www.mcmaster.ca/inabis98/rangachariedu/rangachari0320/two. html (14 Mei 2013)


(41)

102

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meltzer, D. E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible “Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores. American Journal Physics. 70 (12), 1259-1268.

Muhfahroyin. (2009). Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis. [Online]. Tersedia:

http://zanikhan.multiply.com/journal/item/5570/MEMBERDAYAKAN-KEMAMPUAN-BERPIKIR-KRITIS (30 September 2012)

Mustaji. (2010). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kritis dalam

Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran (30 September 2012)

Nugraha, M.G. (2011). Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Simulasi

Komputer untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Korelasinya dengan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI pada Pokok Bahasan Fluida Statis. Tesis Pascasarjana Program Studi Pendidikan

IPA Konsentrasi Pendidikan Fisika UPI: tidak diterbitkan.

O’Day, D. H. (2007). The Value of Animation in Biology Teaching: A study of

Lang-Term Memory Retention. CBE-Life Science Education. 26,

217-223

Paul, E. dan Main, J. (2001). Developing Critical Thinking Through Science. United State of America: The Critical Thinking co.

Priadi, A. (2009). Biology 1 For Senior High School Year X. Jakarta: Yudistira. Purwanto, N. (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

Rosda.

Puskur. (2006). Kurikulum Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Jakarta: Depdiknas.

Puspita, G. N. (2008). Penggunaan MultiMedia Interaktif pada Pembelajaran

Konsep Reproduksi hewan untuk meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik, dan Berpikir Kritis Siswa kelas IX. Tesis


(1)

100

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. (2003). Kurikulum2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains

Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta:

Depdiknas.

Depdiknas. (2008). Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Jakarta: Depdikas.

Dryden, G. dan Vos, J. (2001). The Learning Revolution. New Zeland: The Learning Web.

Eggen, P. dan Main, J. (2001). Developing Critical Thinking through Science. USA: The Critical Thinking co.

Ennis, R. H. (1996). Critical Thinking and Communication. USA: Prentice-Hall, Inc.

Ennis, R. H., Millman, J. Dan Tomko, N.T. (2005). Administration Manual

Cornell Critical Thinking Test. California: The Critical Thinking. Co.

Fachruzi. (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. ISSN 1421-565X, Edisi Khusus (1), Agustus 2011. Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Fitriani, I. (2012). Pembelajaran Evolusi Berbantuan Praktikum Virtual untuk

Meningkatkan Kemampuan dan Disposisi Berpikir Kritis, Sikap Ilmiah, serta Penguasaan Konsep Evolusi pada Mahasiswa Calon Guru. Tesis Pascasarjana Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.

Flowers, L. O. (2011). “Investigating the Effectiveness of Virtual Laboratories in an Undergraduate Biologi Course”. The Journal of Human Resource and Adult Learning, 7 (2).

Fraenkel, J.R. dan Wallen, N.E. (2007). How to Design and Evaluate Research in

Education. New York: McGraw-Hill Companies

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hill, J.L. dan Nelson, A. (2011). New Technology, New Pedagogy? Employing Video Podcast in Learning and Teaching about Exotic Ecosystems. Dalam Environmental Education Research [Online], Vol. 17 (3), 16


(2)

101

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

halaman. Tersedia: http://www.tandfonline.com/loi/ceer20 (16 Februari 2012)

Imran. (2012). Ayo Manfaatkan Laboratorium Virtual. [Online]. Tersedia:

http://mazguru.wordpress.com/2012/04/19/ayo-manfaatkan-laboratorium-virtual/ (1 Oktober 2012)

Inch, E.S., Warnick, B., dan Endres, D. (2006). Critical Thinking and

Communication The Use of Reason in Argument. Boston: Pearson

Education.

Iswari, S. (2008). Pembelajaran Biologi metode Inkuiri Terbimbing

Menggunakan Lab Riil dan Lab Virtual Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Gaya Belajar Siswa. Tesis Pascasarjana UNS Solo: tidak

diterbitkan

Jaya, H. (2012). “Pengembangan Laboratorium Virtual untuk Kegiatan Praktikum dan Memfasilitasi Pendidikan Karakter di SMK”. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2 (1).

Johansyah. (1995). Pengaruh Sikap dan Kebiasaaan Belajar terhadap Prestasi

Belajar IPA Mahasiswa. Tesis Pascasarjana Program Studi

Pendidikan IPA UPI: tidak diterbitkan.

Keller, H. E, dan Keller, E.E. (2005). Making Real Virtual Labs. The Science

Education Review, 4 (1), 1-10.

Maldarelli, G. A., et al. (2009). Virtual Lab Demonstrations Improve Students’ Mastery of Basic Biology Laboratory Techniques. Dalam Journal of

Microbilogy & Biology Education [Online], Vol. 10, 5 halaman.

Tersedia: _____________________ (Febuari 2012)

Martomidjojo, R. (2009). Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Sains. [Online]. Tersedia:

http://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/11/berpikir-kritis-dalam-pembelajaran.html (1 oktober 2012)

McClean, et al., (2005). Molecular and Cellular Biology Animations: Development and Impact on Student Learning. Cell Biol. Educ. 4, 169-179

McMaster. (2011). Can Virtual Labs Produce Real Scientifics?. [Online]. Tersedia:

http://www.mcmaster.ca/inabis98/rangachariedu/rangachari0320/two. html (14 Mei 2013)


(3)

102

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meltzer, D. E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible “Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores. American Journal Physics. 70 (12), 1259-1268.

Muhfahroyin. (2009). Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis. [Online]. Tersedia:

http://zanikhan.multiply.com/journal/item/5570/MEMBERDAYAKAN-KEMAMPUAN-BERPIKIR-KRITIS (30 September 2012)

Mustaji. (2010). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kritis dalam

Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran (30 September 2012)

Nugraha, M.G. (2011). Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Simulasi

Komputer untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Korelasinya dengan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI pada Pokok Bahasan Fluida Statis. Tesis Pascasarjana Program Studi Pendidikan

IPA Konsentrasi Pendidikan Fisika UPI: tidak diterbitkan.

O’Day, D. H. (2007). The Value of Animation in Biology Teaching: A study of

Lang-Term Memory Retention. CBE-Life Science Education. 26,

217-223

Paul, E. dan Main, J. (2001). Developing Critical Thinking Through Science. United State of America: The Critical Thinking co.

Priadi, A. (2009). Biology 1 For Senior High School Year X. Jakarta: Yudistira. Purwanto, N. (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

Rosda.

Puskur. (2006). Kurikulum Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Jakarta: Depdiknas.

Puspita, G. N. (2008). Penggunaan MultiMedia Interaktif pada Pembelajaran

Konsep Reproduksi hewan untuk meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik, dan Berpikir Kritis Siswa kelas IX. Tesis


(4)

103

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rahayuningsih, S. (2008). Psikologi Umum 2. [Online]. Tersedia: http://forbetterhealth.wordpress.com/2010/04/04/sikap-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pdf. (9 Juni 2013)

Roschelle, J. (1995). Learning in Interactive Environments: Prior Knowledge and

New Experience. [Online]. Tersedia:

http://exploratorium.edu/ifi/resource/museumeducation/priorknowledg e.html (13 Oktober 2011)

Rustaman, N.Y., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y. Subekti, R., Rochintaniawati, D., Nurjani, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar

Biologi Common Text Book. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA

UPI.

Santoso, S. (2005). Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sarwono, S. W. (2001). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. Schafresman, S.D. (1991). Introduction to Critical Thinking. [Online]. Tersedia:

http://www.freeinquiry.com/criticalthinking.html (13 Oktober 2011) Siegel, M. A. dan Ranney, M. A. (2003). Developing the Changes in Attitude

about the Relevance of Science (CARS) Questionare and Assessing Two High School Science Classes. Journal of Research in Science

Teaching, 40 (8), 757-775.

Soehartono, I. (2000). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Rosda.

Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company.

Stuckey, B.D. dan Mickell, T.A. (2007). Virtual Labs in the Online Biology Course: Student Perceptions of effectiveness and Usability. Journal of

Online Learning and Teaching, 3 (2).

Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sutrisno, J. (2012). Bagaimana Membiasakan Anak Berpikir Kritis?. [Online]. Tersedia: http://www.erlangga.co.id/pendidikan/7255-bagaimana-membiasakan-anak-berpikir (1 Oktober 2012)


(5)

104

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syamsuri, I. (2002). Biologi SMU Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga.

Tapilouw, F. S. (2011). Variabel dan Hipotesis. Handout perkuliahan Metode Penelitian Pascasarjana, UPI Bandung.

Townsend, L. A. (2012). The Effects of Laboratory-Based Activities on Student

Attitude Toward Science. [Online]. Tersedia:

http://etd.lib.montana.edu/etd/2012/townsend/TownsendL0812.pdf (15 Mei 2013)

Trihendradi, C. (2009). 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik

Menggunakan SPSS 17. Yogyakarta: Andi Publisher

Weisman, D. (2010). Incorporating a Collaborative Web-Based Virtual Laboaratory in an Undergraduate Bioinformatics Course. Dalam

Biochemistry and Molecular Biology Education [Online], Vol. 38 (1),

5 Halaman. Tersedia : ______________________ (Febuari 2012) Widyaningsih, D. S. (2012). Penerapan Pembelajaran Sistem Sirkulasi Berbasis

Prakitkum Virtual untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. Tesis Pascasarjana Program Studi

Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.


(6)

105

Peny Husna Handayani, 2013

Pembelajaran Berbasis Praktikum Virtual Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X Pada Materi Invertebrata