Septika Khairinnisa, 2015 MODEL CORE CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS, REPRESENTASI MATEMATIS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen bisa digunakan minimal dapat mengontrol satu variabel meskipun
dalam bentuk matching atau memasangakan menjodohkan karakteristik, kalau bisa random lebih baik. Desain yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control
Group Design dan Posttest Control Group Design. Model ini hampir sama dengan Desain Kelompok Kontrol Pretest Postes Beracak, namun dalam
pengambilan kelompoknya tidak dilakukan secara acak penuh, hanya satu karakteristik saja atau diambil dengan dipasangkan dijodohkan Syaodih, 2011.
Di dalam penelitian ini terdapat dua kelompok penelitian yaitu siswa eksperimen yang mendapatkan model CORE Connecting, Organizing, Reflecting,
Extending dan siswa kontrol yang mendapatkan pembelajaran biasa. Tabel 3.1
Pretest-Postes Control Group Design
Kelompok Sebelum Perlakuan Setelah
Eksperimen Kontrol
Tabel 3.2
Postes Control Group Design
Kelompok Sebelum Perlakuan Setelah
Eksperimen Kontrol
Keterangan: O
1
= Pretest kemampuan penalaran, representasi matematis O
2
= Posttest kemampuan penalaran, representasi matematis dan postscale kepercayaan diri siswa
X = Model CORE Connecting, Organizing, Reflecting, Extending
B. Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di salah satu SMP di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Pertimbangan dalam penentuan populasi
adalah tingkat perkembangan kognitif siswa berada pada tahap peralihan dari O
1
X O
2
O
1 -
O
2
- X
O
2 -
-
O
2
Septika Khairinnisa, 2015 MODEL CORE CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS, REPRESENTASI MATEMATIS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
operasi konkrit ke operasi formal. Menurut Teori perkembangan kognitif, pada tahapan formal operation usia 11 atau 12 tahun ke atas siswa sudah dapat
berfikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna meaningfully tanpa memerlukan objek yang konkrit. Sehingga siswa sudah dapat
melakukan penalaran serta memberikan representasi terhadap persoalan matematis yang diberikan.
Sampel penelitian ditentukan berdasarkan purposive sampling pertimbangan tertentu sehingga dipilih 2 kelas dari seluruh kelas VIII di sekolah tersebut.
Pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah dari informasi yang diperoleh dari guru kelas VIII di SMP tersebut yang menyatakan bahwa
kelas VIII memiliki kemampuan akademik yang ekuivalen atau hampir sama. Pemilihan sampel dengan purposive sampling bertujuan agar penelitian dapat
berlangsung secara tepat, efektif dan efisien dalam hal pelaksanaan penelitian, waktu penelitian, tempat penelitian dan administrasi. Dua kelompok yang dipilih
sebagai sampel yaitu kelompok siswa kontrol yang menggunakan pembelajaran biasa dan kelompok siswa eksperimen yang akan diterapkan Model CORE
Connecting, Organizing, Reflecting, Extending.
C. Bahan Ajar