Inisiasi pertunasan dan Jumlah Tunas Tinggi tunas

Stigma Volume XIII No.3, Juli – September 2005 sitokinin, bukan berarti sitokinin tidak dapat di- tambahkan ke dalam media tapi perlu diperhati- kan keseimbangannya. Disamping tanaman rami juga melepaskan eksudan yaitu senyawa hasil metabolisme sekunder. Eksudan ini terakumulasi disekitar jaringan yang luka, sehingga terjadi pencoklatan.

2. Inisiasi pertunasan dan Jumlah Tunas

Dari semua eksplan yang hidup pada asal eksplan tunas aksiler, sampai terakhir peng- amatan hanya 3 eksplan yang sampai membentuk tunas. Perlakuan tanpa pemberian sitokinin, 3 mgl dan 4 mgl masing-masing membentuk satu tunas atau hanya 6 terbentuk tunas. Hal ini diduga karena belum seimbangnya zat pengatur tumbuh yang terdapat pada media, sehingga ke- mampuan untuk membentuk tunas juga sangat dipengaruhi. Untuk pertumbuhan dan perkem- bangan eksplan selanjutnya sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dan kombinasi zat pengatur tumbuh yang ditambahkan. Pada percobaan ini hanya diberikan sitokinin saja, dengan dugaan bahwa eksplan akan mampu membentuk tunas dengan baik. Wetherell 1982 menyatakan bah- wa interaksi dan perimbangan antara auksin dan sitokinin yang ada pada media dan diproduksi oleh tanaman secara endogen menentukan arah perkembangan suatu kultur.

3. Tinggi tunas

Tunas mulai terbentuk pada hari ke-13 setelah tanam. Dari ketiga tunas yang terbentuk dari eksplan asal tunas aksiler, sampai akhir pengamatan pada tanpa penambahan sitokinin sudah mencapai 1 cm, pada penambahan 2 mgl dan 3 mgl tinggi tunas belum mencapai 1 cm. Tunas yang terbentuk diduga karena tunas tanam- an rami yang dijadikan eksplan sudah memiliki bakal tunas. Munculnya tunas ini semakin diper- cepat dengan adanya penambahan zat pengatur tumbuh kedalam media. Respon pembentukan tunas pada masing-masing tunas tanaman rami yang ditanam pada media yang berbeda adalah tidak sama. Arah perkembangan eksplan selain dipenga- ruhi oleh jenis eksplan yang digunakan juga sa- ngat ditentukan oleh besarnya kombinasi dan konsentrasi zat pengatur tumbuh yang diberikan ke dalam media perlakuan. Gunawan 1987 me- nyatakan bahwa auksin berpengaruh terhadap pertumbuhan jaringan tanaman sedangkan sitoki- nin sangat penting dalam pembelahan sel. Pemakaian sitokinin dengan dosis terlalu tinggi akan menyebabkan banyak tunas yang terbentuk, tetapi pertumbuhan masing-masing tunas terham- bat George dan Sherrington, 1984; Pierik, 1987; Wattimena, 1988. UCAPAN TERIMAKASIH Disampaikan terimakasih kepada Lembaga Penelitian Universitas Andalas, Padang yang te- lah memberikan bantuan dana sehingga peneli- tian sampai penulisan laporan ini dapat terlak- sana. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan mengenai pe- nambahan zat pengatur tumbuh sitokinin untuk penggandaan tunas tanaman rami didapati bahwa tidak bahasan langsung mengenai perlakuan mana yang terbaik guna mendukung induksi organogenesis tunas tanaman rami. Namun ter- dapat kesimpulan yang dapat dipelajari sebagai berikut : 1. Persentase eksplan hidup tertinggi diperoleh dari eksplan yang berasal dari tunas aksiler dengan perlakuan 2 gl sampai 5 gl kinetin. 2. Inisisasi pertunasan terdapat pada perlakuan tanpa pemberian kinetin, 3 gl dan 4 gl kinetin dengan persentase eksplan memben-tuk hanya 6. 3. Hanya eksplan asal tunas aksiler yang mam-pu menekan pencoklatan.

2. Saran