Sterilisasi alat dan media Pembuatan Media Sterilisasi Eksplan Penanaman Eksplan Pemeliharaan
Stigma Volume XIII No.3, Juli – September 2005
Alam, Sumatera Utara di Kabupaten Toba dengan luas areal paling kurang ditiap titik 40 ha,
untuk tiap hektar dibutuhkan 44.000 stek bibit rami, dilaporkan juga bahwa areal untuk kebun
bibit sangat terbatas karena untuk satu tanaman hanya mampu menyediakan 20 buah stek rim-
pang bibit, sehingga kebutuhan bahan tanam rami dimasa mendatang semakin tinggi. Permasalahan
yang dihadapai dalam penyediaan bahan tanam adalah penyediaan bahan tanam unggul dalam
jumlah banyak dan waktu singkat. Secara konvensional penyediaan bahan tanam dilakukan
dengan membongkar perakaran tanaman induk untuk diambil stek rimpangnya dan harus diambil
secara hati-hati agar tidak terlalu mengganggu pertumbuhan pohon induk berikutnya. Pohon
induk dapat diambil stek rimpangnya setelah berumur setahun. Dengan cara konvensional itu
kualitas bahan tanam yang dihasilkan tidak seragam dan butuh waktu yang lama dan merusak
tanaman induk. Berdasarkan permasalahan ter- sebut perlu ditemukan teknik alternatif untuk per-
banyakan tanaman rami yang mampu menjamin keseragaman bibit dan kestabilan genetik bahan
tanam tersebut.
Teknik kultur jaringan telah digunakan seca- ra luas untuk memperbanyak tanaman secara ko-
mersil baik untuk tanaman semusim maupun un- tuk tanaman tahunan. Di India perkembangan
perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan tanaman perkebunan telah berkembang dengan
pesat, seperti the, kopi, vanili dan tebu Govil dan Gupta, 1997. Di Indonesia perkembangan in-
dustri pembibitan tanaman hortikultura maupun tanaman tahunan kehutanan, industri dan perke-
bunan menggunakan teknologi kultur jaringan juga berkembang dengan pesat seperti tanaman
jati Gunawan, 1998, kelapa Hayati et al., 2000 dan tanaman hortikultura Imelda et al., 1998;
dan Hutami et al., 1998. Oleh karena itu peman- faatan teknologi kultur jaringan untuk penyediaan
bahan tanaman rami unggul perlu dilakukan.
Faktor yang sangat menentukan dalam kultur jaringan adalah penggunaan zat pengatur tumbuh
yang ditambahkan dalam media kultur yaitu sito- kinin dan auksin. Sitokinin berperan dalam men-
dorong pertumbuhan sel dan jaringan serta inisia- si pembentukan tunas. Sitokinin yang paling ba-
nyak dipakai adalah BAP Benzyladenin purin. Pada konsentreasi berapa BAP berpengaruh pada
propagasi dan pertumbuhan tunas aksplant rami belum diketahui secara pasti.
Berdasarkan hal di atas maka penulis telah melakukan percobaan mengenai upaya peng-
gandaan tunas rami Boehmeria nivea L. Gaud pada berbagai konsentrasi Sitokinin secara in-
vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi Sitokinin yang sesuai guna mendo-
rong pertunasan rami.
BAHAN DAN METODE
Percobaan ini akan dilaksanakan di Labora- torium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Perta-
nian Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang. Percobaan ini dimulai dari bulan Juni
sampai Desember 2004, jadwal percobaan pada lampiran
Bahan tanaman yang digunakan dalam per- cobaan ini adalah tunas aksiler, dan tunas rizom
yang berasal dari tanaman rami. Media yang di- gunakan adalah media MS yang diperkaya de-
ngan zat pengatur tumbuh sitokinin BAP Benzyladenin purin, 7 g agar, 2 g arang aktif,
alkohol 70, Agrimicyn, Benlate, Tween 80, NaOH, HCl, Bayclin, asam ascorbit, dan akuades
steril.
Alat-alat yang digunakan meliputi; Timbang- an, gelas piala, gelas ukur, labu ukur, corong
gelas, kertas saring, pemanas elektrik, autoclave, oven, botol kultur, pH meter, pinset, gunting,
skalpel, petridish, laminar air flow cabinet, alu- minum foil, plastik isolasi, dan lain-lain.
Rancangan yang digunakan adalah Rancang- an Acak Lengkap RAL berpola faktorial dua
faktor. Faktor pertama adalah Asal tunas, yaitu : tu-
nas aksiler = t0;tunas rizom = t1. Faktor kedua adalah zat pengatur tumbuh BAP yang
terdiri dari 6 taraf yaitu :0 mgl = b0;1 mgl = b1;2 mgl = b2;3 mgl = b3;4 mgl = b4;5
mgl = b5.
Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali, pada masing-masing satuan percobaan terdiri dari
2 botol, sehingga seluruhnya terdapat 100 satuan percobaan.
Pelaksanaan Percobaan 1. Penyediaan bahan tanam
Percobaan dilaksanakan dalam keadaan asep- tik dan seluruh pekerjaan dilaksanakan di dalam
laminar air flow. Eksplan berasal dari tunas aksiler dan tunas rizom. Setelah penanaman,
dilakukan penggelapan 1 minggu. Tiap botol kultur ditanam dua eksplan. Hasil penanaman
disimpan dan disusun pada rak-rak dalam ruang kultur ber AC dengan suhu 21-22
o
C.