BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kecerdasan Buatan Secara Umum
Kecerdasan buatan dapat didefinisikan sebagai mekanisme pengetahuan yang ditekankan pada kecerdasan pembentukan dan penilaian pada alat yang menjadikan
mekanisme itu, serta membuat komputer berpikir secara cerdas. Kecerdasan buatan juga dapat didefinisikan sebagai salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar
mesi komputer dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan manusia.
Teknologi kecerdasan buatan dipelajari dalam bidang-bidang, seperti: robotika, penglihatan komputer computer vision, jaringan saraf tiruan artifical neural
system, pengolahan bahasa alami natural language processing, pengenalan suara speech recognition, dan sistem pakar expert system.
2.2 Sistem Pakar
Sistem pakar Expert system adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya
Universitas Sumatera Utara
hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut Martin dan Oxman, 1988.
Sistem pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu untuk suatu kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan manusia di salah satu bidang. Sistem pakar
mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan seorang pakar. Selain itu sistem pakar juga dapat memberikan penjelasan terhadap langkah
yang diambil dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya.
Biasanya sistem pakar hanya digunakan untuk memecahkan masalah yang memang sulit untuk dipecahkan dengan pemograman biasa, mengingat biaya yang
diperlukan untuk membuat sistem pakar jauh lebih besar dari pembuatan sistem biasa.
2.2.1 Pemakai Sistem pakar
Sistem pakar dapat digunakan oleh: 1.
Orang awam yang bukan pakar untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah.
2. Pakar sebagai asisten yang berpengetahuan.
3. Memperbanyak atau menyebarkan sumber pengetahuan yang semakin
langka.
Universitas Sumatera Utara
Sistem pakar merupakan program yang dapat menggantikan keberadaan seorang pakar. Alasan mendasar mengapa ES dikembangkan untuk menggantikan
seorang pakar: 1.
Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi. 2.
Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar.
3. Seorang pakar akan pensiun atau pergi
4. Menghadirkanmenggunakan jasa seorang pakar memerlukan biaya
yang mahal. 5.
Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat.
2.2.2 Ciri-ciri Sistem Pakar
1. Terbatas pada bidang yang spesifik.
2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau
tidak pasti. 3.
Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.
4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.
5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
6. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.
7. Output tergantung dari dialog dengan user.
8. Knowledge base dan interface engine terpisah
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Arsitektur Sistem Pakar
Sistem pakar memliki beberapa komponen utama, yaitu antarmuka pengguna user intreface, basis data sistem pakar expert system database, dan fasilitas akuisisi
pengetahuan knowledge acquisition facility. Selain itu ada satu komponen yang hanya ada pada beberapa sistem pakar, yaitu fasilitas penjelasan explanation facility
Martin dan Oxman, 1988
Antarmuka pengguna adalah perangkat lunak yang menyediakan media komunikasi antara pengguna dengan sistem.
Basis data sistem pakar berisi pengetahuan setingkat pada subjek tertentu. Berisi pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, merumuskan, dan
menyelesaikan masalah. Basis data ini terdiri dari 2 elemen dasar:
1. Fakta, situasi masalah dan teori yang terkait.
2. Heuristik khusus atau rules, yang berlangsung menggunakan
pengetahuan untuk menyelesaikan masalah khusus.
Fasilitas penjelasan berguna dalam memberikan penjelasan kepada pengguna mengapa komputer meminta suatu informasi tertentu dari pengguna dan dasar apa
yang digunakan komputer sehingga dapat meyimpulkan suatu kondisi. Ada 4 tipe penjelasan yang digunakan dalam sistem pakar, yaitu Schnupp,
1989:
Universitas Sumatera Utara
1. Penjelasan mengenai jejak aturan yang menunjukan status konsultasi.
2. Penjelasan mengenai bagaimana sebuah keputusan diperoleh.
3. Penjelasan mengapa bagaimana sebuah keputusan diperoleh.
4. Penjelasan mengapa sistem tidak memberikan keputusan seperti yang
dikehendaki pengguna.
2.2.4 Metode Inferensi
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Metode inferensi adalah program
komputer yang memberikan metedologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan
kesimpulan Turban, 1995.
Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan, yaitu pelacakan ke belakang Backward chaining dan pelacakan ke
depan forward chaining.
a. Pelacakan ke belakang Backward Chaining
Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori oleh tujuan goaldriven. Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang
memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan
lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya.
Universitas Sumatera Utara
Proses berlanjut sampai semua kemungkinan ditemukan Kusumadewi, 2003. Gambar 2.1 menunjukan proses backward chaining.
Gambar 2.1 Proses Backward Chaining
b. Pelacakan ke depan forward chaining
Pelacakan kedepan adalah pendekatan yang dimotori data data-driven. Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba
menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan, mencari fakta yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF-THEN. Gambar 2.2 menunjukkan proses forward chaining.
Gambar 2.2 Proses forward chaining
Universitas Sumatera Utara
2.3 Tanah
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik sebagai
hasil pelapukan sisa-sisa tanaman dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor iklim,
bahan induk, bentuk wilayah, dan waktu pembentukan tanah. Kehidupan manusia masih tergantung pada tanah dan sebaliknya baik buruknya tanah tergantung kepada
manusia dan pengelolaanya sehingga bukan kebalikannya yang terjadi, yakni kesalahan dalam pengelolaanya akan dapat mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada
tanah ditinjau dari kesuburan dan produktifitasnya.
Tanah dapat memberikan kesejahteraan pada manusia, karena diatas tanah tumbuh tanam-tanaman yang dapat dinikmati manusia penghasil sandang, pangan, dan
papan untuk perumahan dan lain-lainnya. Peradaban dan kesejahteraan manusia akan berlangsung secara lestari selama manusia itu dapat mempertahankan dan melihara
tingkat kesuburan tanah ataupun kualitas tanah, agar tanam-tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
2.3.1 Jenis Tanah
Jenis tanah merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan tanaman karena perbedaan jenis tanah mempengaruhi sifat-sifat dari tanah tersebut. Tentunya setiap
Universitas Sumatera Utara
tanah memiliki kemampuan menyerap dan menyimpan air yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tumbuhan yang ditanam di tanah, yang mampu menyerap dan menyimpan
air, akan tumbuh dengan baik. Penyerapan air ke dalam tanah bergantung pada jenis tanah. Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis tanah yang dapat kamu temukan di
sekitarmu.
Susunan tanah dapat dibedakan berdasarkan jenis-jenis tanah : 1.
Tanah Humus
Gambar 2.3 Tanah Humus
Tanah humus seperti gambar diatas merupakan tanah yang berasal dari pelapukan sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk di hutan hujan tropis yang lebat dan biasanya
berwarna kehitam-hitaman dan sangat baik untuk lahan pertanian. Lapisan tanah yang paling subur karena kemampuan menyerap airnya tinggi dan gembur.
Universitas Sumatera Utara
2. Tanah Podzolik atau Tanah Andosol
Gambar 2.4 Tanah Podzolik atau Tanah Andosol
Tanah podzolik adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah dingin dan tergolong subur.
3. Tanah Gambut atau Tanah Organosol
Gambar 2.5 Tanah Gambut atau Tanah Organosol
Tanah gambut terdapat di daerah berawa-rawa dan berasal dari pelapukan sisa tumbuhan yang hidup di rawa-rawa tersebut. Warna tanah gambut adalah coklat
kehitaman, agak lekat namun tidak lengket. Tidak cocok dimanfaatkan sebagai lahan
Universitas Sumatera Utara
pertanian karena kandungan unsur haranya sangat sedikit dan tingkat keasaman tanahnya sangat tinggi
4. Tanah Berpasir
Gambar 2.6 Tanah Berpasir
Tanah berpasir pada gambar diatas ini bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan
berkerikil cirinya butiran pasirnya sangat banyak, mudah menyerap air namun sangat sulit ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan. Biasanya tanah berpasir ini dimanfaatkan
sebagai campuran semen dalam pemasangan batu bata.
5. Tanah Alluvial atau Tanah Endapan
Gambar 2.7 Tanah Alluvial atau Tanah Endapan
Universitas Sumatera Utara
Jenis tanah alluvial ini dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok utntuk lahan pertanian,
terdapat di sepanjang aliran sungai. Jenis tanah ini berasal dari material halus yang diendapkan di aliran sungai dan merupakan jenis tanah yang masih muda karena
belum mengalami perkembangan
6. Tanah Vulkanik atau Tanah Regosol
Gambar 2.8 Tanah Vulkanik atau Tanah Regosol
Tanah vulkanik pada gambar diatas ini bisa ditemukan di daerah sekitar gunung berapi. Warna tanahnya gelap karena berasal dari material gunung berapi yang
meletus. Tanah vulkanik ini sangat mudah menyerap air dan banyak mengandung unsur hara sehingga sangat baik jika dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
Universitas Sumatera Utara
7. Tanah Laterit atau Tanah Latosol
Gambar 2.9 Tanah Laterit atau Tanah Latosol
Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah telah hilang, larut oleh curah hujan yang tinggi. Tanahnya tidak subur, banyak terdapat
di Kalimantan Barat, Lampung, dan Sulawesi Tenggara.
8. Tanah Kapur atau Tanah Grumosol
Gambar 2.10 Tanah kapur atau Tanah Grumosol
Universitas Sumatera Utara
Tanah Grumosol adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Bahan pembentuk tanah grumusol adalah batu lempung dan batu
kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2.3.2 Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik Tanah adalah sifat tanah sangat menentukan terhadap ketersediaan air dan udara di dalam tanah. Perbaikan sifat-sifat fisik tanah sering terlupakan, karena
pengaruhnya tidak cepat dan tidak langsung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bila dibandingkan dengan sifat kimiawi tanah misalnya hara di dalam tanah.
Tekstur Tanah
Tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan bantuan dan mineral menghasilkan partikel-partikel tanah yang mempunyai ukuran yang beraneka ragam dari ukuran
kasar seperti kerikil dan pasir sampai yang berukuran halus seperti partikel liat. Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif dari tiga fraksi tanah yaitu pasir, debu,
dan liat.
1. Pengaruh Pasir
Bila tanah terlalu banyak mengandung pasir, tanah ini kurang baik untuk pertumbuhan tanaman. Tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas
permukaan spesific surface yang kecil, sehingga sulit menyerap atau menahan air dan unsur hara. Sehingga pada musim kemarau mudah
Universitas Sumatera Utara
kekurangan air. Bila jumlah pasir tidak terlalu banyak, pengaruhnya terhadap tanah akan baik, karena cukup longgar, air akan mudah meresap, dan
jumlahnya cukup dikandung tanah, udara tanah mudah masuk dan tanah mudah dioalah.
2. Pengaruh Debu
Tanah yang banyak mengandung debu lebih kuat memegang air dibandingkan dengan tanah berpasir, karena pori-porinya kecil. Daya meresapkan air
perlahan-lahan, sehingga air lama dipegang oleh tanah.
3. Pengaruh Liat
Tanah-tanah bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar sehinnga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah-
tanah yang banyak mengandung liat dan sejumlah debu menghasilkan tanah yang bertekstur halus. Tanah seperti ini umumnya mempunyai pergerakan air
dan pertukaran udara yang lambat, bersifat plastis dan lekat jika basah seingga sukar diolah. Daya memegang air dan unsur hara pada tanah liat lebih kuat
dibandingkan dengan tanah debu.
Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dan butir-butir tanah dimana gumpalan- gumpalan tanah tersebut terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu ama
lain. Karena butir-butir pasir debu dan liat mempunyai bentuk dan ukuran yang
Universitas Sumatera Utara
berbeda, sehinga dalam penyatuannya akan terbentuk rongga atau pori-pori dalam tanah yang memungkinkan sebagai tempat penyimpanan udara dan air di dalam tanah.
Bentuk struktur tanah antara lain: 1.
Bentuk Lempeng merupakan keping-keping dimana sumbu vertikal lebih kecil dari sumbu horizontal.
2. Bentuk Prisma merupakan kesatuan-kesatuan struktur yang mempunyai
sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horizontal dan bagian atasnya rata.
3. Bentuk Tiang bentuknya seperti tiang, sumbu vertikal lebih besar dari sumbu
horizontal, bagian atasnya membulat dan biasanya pada tanah daerah iklim kering.
4. Bentuk Gumpal merupakan bentuk gumpal seperti kubus dan dibedakan
menjadi gumpal bersudut dan gumpal membulat.
Warna Tanah
Warna tanah adalah salah satu sifat fisik tanah yang mudah dilihat secara langsung, dan merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah seperti, kandungan bahan organik
tanah, keadaan drainase. Perbedaan tanah disebabkan oleh faktor-faktor yang berpengaruh pada tanah tersebut. Bahan organik dapat menyebabkan warna gelap
karena hasil dekomposisinya menghasilkan humus yang berwarna gelap. Semakin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah semakin gelap warna tanah. Untuk
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan tanah berwana kelabu, merah atau coklat dan berwarna kuning kita harus memperhatikan kepada adanya perubahan-perubahan kimia dari unsur-unsur tertentu
di dalam tanah.
2.3.3 Sifat Kimia Tanah
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh sifat-sifat kesuburan tanahnya yakni kesuburan fisik, kesuburan kimia. Kalau kesuburan fisik lebih mengutamakan tentang
keadaan fisik tanah yang banyak kaitannya dengan penyediaan air dan udara tanah, maka kesuburan kimia berperan dalam menentukan dan menjelaskan reaksi-reaksi
kimia yang menyangkut dalam masalah-masalah ketersediaan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Untuk mencapai maksud tersebut, maka pembahasan
mengenai sifat kimia tanah ini kita batasi pada hal-hal yang berkaitan erat dengan masalah-masalah reaksi tanah pH.
Reaksi Tanah pH
Reaksi tanah pH mempunyai peranan yang penting terhadap ketersediaan unsur- unsur hara, baik hara makro maupun hara mikro. Meningkatnya kelarutan ion-ion Al,
dan Fe dan juga meningkatnya aktifitas jasad-jasad renik tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan pH tanah.
Universitas Sumatera Utara
Tersedianya unsur hara bagi tanaman, meningkatnya aktiifitas mikro organisme dan rekasi-reaksi kimia lainnya di dalam tanah sangat dipengaruhi oleh reaksi tanah,
yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Yang dimaksud reaksi tanah ialah sifat keasaman dan kebebasan dari tanah, sehingga kita kenal ada tiga reaksi tanah yaitu: asam, netral, dan basa. Secara defenisi
dapat dikatakan bahwa pH tanah adalah aktifitas konsentarsi ion hidrogen H
+
dalam suatu larutan tanah yang dinyatakan dengan rumus:
pH = log
1
-----------
= - log H
+
H
+
Sebagai contoh pada tanah yang bereaksi netral maka : pH = log
1
-----------
= - log 10
-7
= 7 10
-7
Sebagai larutan yang bersifat asam mempunyai konsentrasi ion H
+
lebih besar dari konsentarsi OH
-
sedangkan suatu larutan basa, jika konsentarsi ion H
+
sama dengan ion OH
-
maka suatu larutan disebut netral, atau pH nya = 7.
Nilai pH berkisar antara 0 - 14, sedangkan untuk tanah pertanian pH ini berkisar antara 4 - 9. Tanah-tanah di Indonesia pada umumnya bereaksi masam dengan pH 4.0
– 5.5 sehingga tanah-tanah yang ber pH 6.0 – 6.5 sudah dapat dikatakan cukup netral meskipun masih agak masam. Di daerah rawa-rawa seperti pada tanah gambut pH
tanahnya lebih rendah lagi yakni sekitar 3.5 – 4.0 dan ada juga ber pH lebih kecil dari
Universitas Sumatera Utara
3.0 seperti tanah sulfat masam. Reaksi tanah dengan pH yang tinggi dijumpai pada tanah-tanah bergaram, dapat mencapai pH 8.5 – 9.0 .
2.4 Microsoft Visual Basic 6.0
Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman dibawah sistem operasi windows. Visual Basic diciptakan pada tahun 1991 oleh Microsoft untuk menggantikan bahasa
pemrograman Basic. Dalam pengembangan aplikasi, Visual Basic menggunakan pendekatan Visual untuk merancang user interface dalam bentuk form, sedangkan
untuk kodingnya menggunakan dialek Bahasa Basic yang cenderung mudah dipelajari. Visual Basic telah menjadi tools yang terkenal bagi para pemula maupun
para developer dalam pengembangan aplikasi skala kecil sampai ke skala besar. Dalam lingkungan Windows user-interface sangat memegang peranan penting,
karena dalam pemakaian aplikasi yang kita buat, pemakai senantiasa berinteraksi dengan user interface tanpa menyadari bahwa dibelakangnya berjalan instruksi-
instruksi program yang mendukung tampilan dan proses yang dilakukan.
Pada pemrograman Visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan pembentukkan user interface, kemudian mengatur properti dari objek-objek yang
digunakan dalam user interface, dan baru dilakukan penulisan kode program untuk menangani kejadian-kejadian event. Tahap pengembangan aplikasi demikian dikenal
dengan istilah pengembangan aplikasi dengan pendekatan Bottom Up.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1 IDE Microsof Visual Basic 6.0
Langkah awal dari belajar Visual Basic adalah mengenal IDE Integrated Developement Environment Visual Basic yang merupakan lingkungan pengembangan
terpadu bagi programmer dalam mengembangkan aplikasinya. Dengan menggunakan IDE programmer dapat membuat user interface, melakukan koding, melakukan testing
dan debuging serta mengkompilasi program menjadi executable. Penguasaan yang baik akan IDE akan sangat membantu programmer dalam mengefektifkan tugas-
tugasnya sehingga dapat bekerja dengan efisien
1. Menjalankan IDE
Salah satu cara untuk mengaktifkan IDE Visual Basic adalah menjalankannya dari
Menu Start, pilih menu Command, dan pilih Microsoft Visual Basic 6.0 dan akhirnya Microsoft Visual Basic 6.0.
Gambar 2.11 Mengaktifkan IDE Visual Basic 6.0
Universitas Sumatera Utara
2. Memilih jenis Project
Sesaat aktif di IDE Visual Basic, maka akan dihadapkan kepada suatu pilihan terhadap jenis Project yang ingin di buat. Sebagai langkah awal dari proses belajar adalah
memilih project Standard EXE
.
Gambar 2.12 New Project IDE Visual Basic 6.0
3. Jendela IDE
IDE Visual Basic 6.0 menggunakan model MDI Multiple Document Interface. Berikut ini adalah gambar yang menunjukan bagian-bagian dan nama-nama jendela
yang dapat tampil pada IDE Visual Basic.
Universitas Sumatera Utara
Menu Toolbar Project Explorer
Toolbox Tempat Form Koding Property
Gambar 2.13 Layar Form
Pembuatan program aplikasi menggunakan Visual Basic dilakukan dengan membuat tampilan aplikasi pada form, kemudian diberi script program di dalam
komponen-komponen yang diperlukan. Form disusun oleh komponen-komponen yang berada di Toolbox, dan setiap komponen yang dipakai harus diatur propertinya lewat
jendela Property.
Menu pada dasarnya adalah operasional standar di dalam sistem operasi windows, seperti membuat form baru, membuat Project baru, membuat project dan
menyimpan project. Di samping itu terdapat fasilitas-fasilitas pemakaian visual basic
Universitas Sumatera Utara
pada menu. Untuk lebih jelasnya Visual Basic menyediakan bantuan yang sangat lengkap dan detail dalam MSDN.
4. Toolbox
Jendela Toolbox merupakan jendela yang sangat penting. Dari jendela ini kita dapat mengambil komponen-komponen object yang akan ditanamkan pada form untuk
membentuk user interface. Pointer Picture Box
Label Text Box Frame Command Button
Check Box Option Button
Combo Box List Box
Gambar 2.14 Toolbox Visual Basic 6.0
Adapun secara garis besar fungsi dari masing-masing intrinsik kontrol tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pointer bukan merupakan suatu kontrol; gunakan icon ini ketika anda ingin
memilih kontrol yang sudah berada pada form.
2. Text Box digunakan sebagai tempat input atau juga dapat digunakan untuk
menampilkan teks dan pemakai dapat mengubah-ubah tulisan yang terdapat pada kontrol.
Universitas Sumatera Utara
3. List Box adalah menampilkan beberapa item dan dari kontrol ini item-item
tersebut dapat digunakan untuk menggulung pilihan yang tidak dapat ditampilkan seluruhnya.
4. Label digunakan untuk menampilkan tulisan pada form. Pemakai dapat
mengubah tulisan tersebut secara permanen.
5. Commmand Button merupakan menjalankan suatu tindakan jika pemakai telah
melakukan pilihan, dengan menekan kontrol ini.
6. Combo Box merupakan kombinasi antara Text Box dengan List Box. Dengan
demikian pemilihan item dapat dilakukan dari List Box, atau dengan mengetik langsung pada Text Box.
7. Check Box menampilkan keadaan truefalse. Beberapa kontrol ini dapat
memiliki keadaan yang sama pada suatu saat yang bersamaan.
8. Picture Box digunakan untuk menampilkan gambar. Gambar-gambar dalam
format JPGJPEG yang dapat ditampilkan oleh kontrol ini.
9. Option Button sama dengan kontrol Check Box. Perbedaanya hanya satu control
dari beberapa control ini dapat di On kan. Jika kontrol dengan tipe yang sama lainnya di On kan, maka control tipe ini yang sebelumnya On akan di Off kan.
Universitas Sumatera Utara
10. Frame mengelompokkan kontrol-kontrol secara visual tergambar atau secara
fungsional tindakan.
5. Properti
Window ini digunakan untuk mengatur sifat Properties dari form atau kontrol- kontrol.
Windows properti terdiri dari atas 3 tiga bagian, yaitu: a.
Bagian untuk memilih objek b.
Bagian untuk pengaturan nilai-nilai properti c.
Bagian untuk memilih proprty sebuah objek
Gambar 2.15 Properti
Universitas Sumatera Utara
6. Project
Digunakan untuk manajemen proyek yang digunakan dalam pembuatan program. Pada window project terdapat 3tiga tipe file, yaitu : Fom, Modul Bahasa Basic. Dan
Visual Basic Kontrol.
Gambar 2.16 Project
7. Form
Form merupakan windows yang digunakan untuk pembuatan program. Pada form ini diletakkan control, dan kode yang akan membuat program.
Gambar 2.17 Jendela Form
Universitas Sumatera Utara
8. Jendela Kode
Jendela kode, yaitu jendela yang berisi kode-kode program yang merupakan intruksi perintah – perintah untuk aplikasi Visual Basic.
Gambar 2.18 Jendela Kode
2.5 Flowchart
Pengertian Flowchart itu sendiri adalah sekumpulan gambar-gambar tertentu untuk menyatakan alur dari suatu program yang akan diterjemahkan ke salah satu bahasa
pemrograman. Flowchart dalam menggambarkan alur suatu sistem atau program menggunakan suatu gambar yang mempunyai simbol tertentu. “flowchart merupakan
metode untuk menggambarkan tahap-tahap pemecahan masalah dengan memprentasikan simbol-simbol tertentu yang mudah dimengerti, mudah digunakan,
dan standar”, Budi,2006:126. Berikut ini adalah Simbol-simbol Flowchart.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Simbol-simbol Flowchart Simbol
Keterangan
Terminator, menunjukkan awal dan akhir dari suatu alur program flowchat
Process, menunjukkan Proses seperti perhitungan aritmatik, penulisan suatu formula atau dapat berisi pemberian nilai
terhadap variabel ReadWriten, menunjukkan sumber data yang akan diproses
atau dapat juga menunjukkan data yang akan dicetakditulis. Decision,
menunjukkan suatu proses evaluasi atau pemeriksaan terhadap nilai data dengan operator relasi.
Preparation, menunjukkan deklarasi atau pemesanan variable atau konstanta.
Sub Program, menunjukkan sub program yang akan diproses dapat berupa procedure dan function.
Connector, menunjukkan tanda sambungan dari suatu flowchart pada satu halaman kertas.
Off page connector, menunjukkan tanda sambungan dari suatu flowchart untuk beda halaman kertas.
Document, menunjukkan data akan dicetak ke kertas melalui mesin printer.
Stored Data, media penyimpanan data dapat berupa Harddisk.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Membuat Form Menu Utama