Pengukuran Risiko Karies TINJAUAN PUSTAKA

pendidikan. 2,3 Menurut Tirthankar, pendidikan adalah faktor kedua terbesar dari faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi status kesehatan. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang kesehatan sehingga akan mempengaruhi perliakunya untuk hidup sehat. 4

2.2 Pengukuran Risiko Karies

2 Ada beberapa metode pengukuran risiko karies, yaitu uji Streptokokus mutans, kariostat, dan Traffic Light Matrix Model TL-M. Uji S. mutans merupakan indikator yang layak digunakan dalam pengukuran karies, namun uji ini kurang sensitif untuk memprediksi karies dini. S. mutans memiliki beberapa karakteristik yang dapat meningkatkan potensi kariogenik dan merupakan mikroorganisme asidogenik yang pertama berkolonisasi pada permukaan gigi. Uji ini dilakukan dengan menggunakan 1 mL spesimen saliva yang ditempatkan pada agar mitis salivarius yang sudah ditambahkan sukrosa dan bacitracin kemudian diinkubasi selama 4 hari. Metode kariostat dirancang oleh Professor Tsitomo Shimono. Metode ini dapat membuat bakteri penghasil asam merubah warna media dari biru kehitaman menjadi biru, hijau, dan kuning yang menggunakan cairan semi-sintesis yang mengandung 20 sukrosa dan indikator pH sebagai pengukuran risiko karies. Traffic Light Matrix Model TL-M adalah suatu model tabel pemeriksaan seperti lampu lalu lintas dengan warna merah, kuning, dan hijau yang hasilnya akan ditulis pada kolom yang tersedia. Kekurangan dari model ini adalah tidak memprediksi insiden karies tetapi lebih sebagai suatu peringatan dini sehingga mengingatkan dokter gigi adanya faktor risiko pada pasien untuk kunjungan berulang. Pada tahun 1997, kariogram diperkenalkan oleh Dr. Bratthal untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang karies gigi sebagai penyakit multi-faktorial. Kariogram pertama kali diluncurkan dalam versi bahasa Swedia, kemudian kariogram diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa yang digunakan beberapa negara untuk kepentingan studi penelitian termasuk bahasa Indonesia. 11 Kariogram adalah sebuah program perangkat lunak pada komputer yang bertujuan untuk menunjukkan latar belakang multi-faktorial karies gigi dengan menggambarkan interaksi yang berhubungan dengan sepuluh faktor karies. 6 Kariogram memiliki beberapa tujuan, yaitu mengilustrasikan hubungan karies dengan beberapa faktor, mengilustrasikan pencegahan karies, menunjukkan grafik risiko karies, merekomendasikan upaya pencegahan preventif, sehingga dapat digunakan di klinik, dan dimasukkan sebagai program pendidikan. 12 Faktor risiko karies yang terdapat pada kariogram : 1. Pengalaman karies Untuk mengetahui rata-rata pengalaman karies pada masa lalu yang dihitung dengan indeks DMFT. Universitas Sumatera Utara 2. Penyakit yang berpengaruh Penyakit umum atau kondisi yang berhubungan dengan karies gigi, yaitu penyakit mulut kering dan penyakit gula. 3. Kandungan makanan Untuk mengetahui makanan yang mengandung karbohidrat yang dibedakan atas tingkat rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. 4. Frekuensi makan Untuk mengetahui frekuensi makan atau jajan dalam 1 hari. 5. Skor plak Untuk mengetahui skor kebersihan gigi dengan menggunakan Indeks Plak. 6. Streptokokus mutans Untuk mengetahui banyaknya jumlah bakteri Streptokokus mutans pada permukaan gigi. 7. Program fluor Untuk mengetahui frekuensi dan bentuk pemakaian fluoride. 8. Sekresi saliva Untuk mengetahui rata-rata sekresi saliva yang dibedakan atas tingkat normal, rendah, lebih rendah, dan sangat rendah selama 1 menit. 9. Kapasitas buffer Untuk mengetahui asam, basa dan netralnya saliva dalam rongga mulut. 10. Penilaian klinik Penilaian dan pemberian skor secara langsung oleh peneliti berdasarkan faktor sosial ekonomi pasien.

2.3 Klasifikasi Kariogram