Jenis Penelitian. Populasi Penelitian. Sampel Penelitian. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Skor plak : skor rata-rata kebersihan gigi yang diukur memakai indeks Löe and

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian.

Jenis penelitian adalah penelitian survei deskriptif yaitu pemeriksaan yang menggambarkan situasi untuk mendapatkan informasi yang tepat, biasanya merupakan suatu studi pada suatu daerah sehubungan dengan kondisi tertentu atau prevalensi.

3.2 Populasi Penelitian.

Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa SMP kelas 1 dan 2 yang diperoleh dari Sekolah Menengah Pertama Kalam Kudus Medan. Berjumlah 118 orang siswa.

3.3 Sampel Penelitian.

Sampel adalah siswa sekolah kelas 1 dan 2 SMP Kalam Kudus Medan. Besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus 13 n = 1,96 2 0.91-0,9 118 0.05 2 117 + 1,96 2 0.91-0,9 n = 63.33 ~ 64 dari rumus diperoleh sampel minimum sebanyak 64 orang siswa. Sampel ditentukan secara purposive, dengan memilih kelas berdasarkan izin dari kepala sekolah, yaitu kelas 1A dan 2A. Sampel dipilih berdasarkan absensi dari atas ke bawah sebanyak 36 siswa. 1. SMP kelas 1 sebanyak 36 siswa. 2. SMP kelas 2 sebanyak 36 siswa. Sehingga diperoleh sampel sebanyak 72 siswa.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.

Pada penelitian ini, variabel yang digunakan yaitu: 1. Usia : ulang tahun pasien terakhir responden n = Z 1 2 - α 2 P1 - P N d 2 N 1 Z 2 α P1 P Universitas Sumatera Utara 2. Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan 3. Pemeriksaan risiko karies a. Pengalaman karies : karies gigi, kehilangan gigi, dan tambalan pada masa lalu yang diukur dengan pemeriksaan keseluruhan gigi dengan menggunakan kaca mulut dan sonde, kemudian peneliti memberi kode D, M, dan F. Skor 0 = DMFT 1,1 Skor 1 = DMFT 1,2-2,6 Skor 2 = DMFT 2,7-4,4 Skor 3 = DMFT 4,5

b. Skor plak : skor rata-rata kebersihan gigi yang diukur memakai indeks Löe and

Silness yang dimodifikasi. Pemeriksaan skor plak pada enam gigi yang telah ditentukan dengan bantuan kaca mulut. Sonde ditempatkan pada insisal gigi kemudian digerakkan ke arah mesial dan distal, selanjutnya bergerak ke arah gingival setiap 13 permukaan gigi dan skor diberikan sesuai kriteria. Skor 0 = Tidak dijumpai adanya plak. 0,4 Skor 1 = Dijumpai lapisan tipis plak yang tidak lebih dari sepertiga permukaan gigi. 0,4 – 1,0 Skor 2 = Dijumpai lapisan tipis plak yang lebih dari sepertiga permukaan gigi tetapi belum sampai duapertiga permukaan gigi. 1,1 – 2,0 Skor 3 = dijumpai lapisan tipis plak yang lebih dari duapertiga permukaan gigi. 2,0 c. Sekresi saliva : pengukuran dilakukan dengan mengunyah parafin wax selama 1 menit, lalu saliva siswa ditampung dalam gelas ukur mL selama 3 menit. Kemudian peneliti mencatat volume saliva pada gelas ukur mL. Skor 0 = Sekresi saliva normal 1,1ml menit Skor 1 = Sekresi saliva rendah dari 0,9 – 1,1 ml menit Skor 2 = Sekresi saliva lebih rendah dari 0,5 – 0,9 ml menit Skor 3 = Sekresi saliva sangat rendah, xerostomia, 0,5 ml menit Universitas Sumatera Utara d. Kapasitas buffer berdasarkan pH : perkiraan asam, basa dan netralnya saliva pada siswa yang diukur dengan memasukkan pH indikator ke dalam saliva siswa pada gelas ukur mL selama 3 detik. Kemudian peneliti menyesuaikan warna pada pH indikator. Skor 0 = pH ≥ 6,0 Skor 1 = pH 4,5 – 5,5 Skor 2 = pH ≤ 4,0 e. Kandungan makanan : makanan dengan kandungan karbohidrat yang rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Skor 0 = Kandungan karbohidrat rendah susu coklat, pecel, gado-gado, rujak Skor 1 = Kandungan karbohidrat sedang bakso, gorengan, kerupuk Skor 2 = Kandungan karbohidrat tinggi teh manis, manisan, softdrink, roti Skor 3 = Kandungan karbohidrat sangat tinggi sirup, permen, coklat, es krim coklat f. Frekuensi makan : frekuensi jajan dalam sehari. Skor 0 = Frekuensi jajan maksimal 3 kali sehari 24jam Skor 1 = Frekuensi jajan 4 - 5 kali sehari 24jam Skor 2 = Frekuensi jajan 6 - 7 kali sehari 24jam Skor 3 = Frekuensi jajan 7 kali sehari 24jam g. Pemakaian fluor : frekuensi dan bentuk aplikasi fluor. Skor 0 = mendapatkan fluoride dari pemakaian pasta gigi rutin dan sering berkumur- kumur dengan larutan fluor. Skor 1 = mendapatkan fluoride dari pemakaian pasta gigi rutin dan jarang berkumur- kumur dengan larutan fluor. Skor 2 = hanya mendapatkan fluor dari pemakaian pasta gigi berfluoride. Skor 3 = tidak pernah menggunakan pasta gigi berfluoride dan tidak pernah berkumur-kumur dengan fluoride. Untuk data kandungan jajananan, frekuensi jajan, dan pemakaian fluor, data diperoleh dari pengisian kuesioner. 4. Kategori pengukuran risiko karies : Universitas Sumatera Utara Risiko rendah, sektor hijau 75 Risiko sedang, sektor hijau = 25 - 75 Risiko tinggi, sektor hijau 25

3.5 Waktu dan Lokasi Penelitian