2.3.9. Pemantulan dan Penyerapan Bunyi
Pemantulan bunyi adalah fenomena pembalikan gelombang bunyi dari suatu permukaan yang memisahkan dua media. Pemantulan bunyi ini juga mengikuti
kaidah pemantulan, dimana sudut datangnya bunyi i selalu sama dengan sudut pantulan bunyi r. Pemantulan bunyi dapat digunakan untuk mendeteksi benda.
Jumlah energi bunyi yang dipantulkan oleh suatu permukaan bergantung pada permukaan yang dikenainya. Dinding lantai, dan langit-langit datar dapat menjadi
pemantul bunyi yang baik, sebaliknya kain, tirai dan perabotan yang berpori akan banyak menyerap bunyi Bolemon, 1985.
Selain terjadinya gelombang bunyi yang terpental atau terpantuloleh adanya bidang pembatas pada suatu keadaan tertentu, bidang pembatas dapat juga
menyerap sebagian energy bunyi yang datang. Penyerapan yang terjadi oleh bidang pembatas sangat bergantung padakeadaan permukaan bidang pembatas
kerapatan kepadatan dan jenis frekuensi bunyi yang datang. Semua material yang digunakan sebagai pembatas memiliki kemampuan menyerap yang berbeda
– beda. Kemampuan serap material ditentukan oleh koefisien serap absorbsi , yaitu banyaknya energi bunyi yang diserap dibandingkan keseluruhan energy
bunyi yang mengenai pembatas. Energi bunyi yang diserap akan berubah menjadi kalor didalam material tersebut Mediastika, 2005 .
Bahan lembut, berpori, kain, dan manusia menyerap sebagian besar gelombang bunyi yang menumbuk mereka. Dengan kata lain, mereka adalah
penyerap bunyi. Berdasarkan definisi, penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi bentuk lain biasanya panas, ketika melewati suatu bahan atau
ketika menumbuk suatu permukaan. Jumlah panas yang dihasilkan pada perubahan energi ini adalah sangat kecil, sedangkan kecepatan perambatan
gelombang bunyi tidak dipengaruhi oleh penyerapan. Efisiensi penyerapan bunyi suatau bahan pada suatu frekuensi tertentu
dinyatakan oleh koefisien penyerapan bunyi. Koefisien penyerapan bunyi suatu permukaan adalah bagian energi bunyi datang yang diserap, atau tidak
dipantulkan oleh permukaan. Koefisien ini dinyatakan dalam huruf Greek α. Nilai koefisien serap bunyi berada antara 0 dan 1, misalnya pada 500 Hz bila suatu
bahan akustik menyerap 65 dari energi bunyi yang datang dan memantulkan
Universitas Sumatera Utara
35 darinya, maka koefisien penyerapan bunyi bahan itu adalah 0,65. Permukaan interior yang keras seperti bata, masonry, dan beton biasanya menyerap energi
bunyi yang datang padanya kurang dari 5. Dan memantulkan energi bunyi yang
datang 95 atau lebih Doelle, 1993.
Meskipun karakteristik material tidak berubah, koefisien absorpsi suatu material dapat berubah sesuai dengan frekuensi bunyi yang datang. Koefisien
absorpsi merupakan perbandingan antara jumlah energi bunyi yang mampu
diserap oleh material dengan total energi bunyi yang datang .
Koefisien absorpsi bunyiα =
jumlah energi yang diserap total energi bunyi datang
........2.5
Nilai maksimum koefisien absorpsi α adalah 1 untuk permukaan yang menyerap sempurna, dan nilai minimum koefisien absorpsi α adalah 0 untuk permukaan
yang memantulkan sempurna Mediastika, 2005. Dalam kepustakaan akustik arsitektur dan pada lembaran informasi yang
diterbitkan oleh pabrik-pabrik dan penyalur, bahan akustik dicirikan oleh koefisien reduksi bising noise reduction coefficient-NRC yang merupakan rata-
rata dari koefisien penyerapan bunyi pada frekuensi 250, 500, 1000, dan 2000 Hz. Nilai ini berguna dalam membandingkan penyerapan bunyi bahan-bahan akustik
yang digunakan untuk tujuan reduksi bising Ketika suatu sumber bunyi mengenai suatu medium, maka sebagian energi
bunyi akan diserap oleh medium sesuai dengan daya serapnya sehingga terjadi perubahan intensitas bunyi Doelle, 1993.
2.3.10 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Bunyi