Berdasarkan pernyataan di atas, maka indikator dalam penelitian ini adalah a.  Inklusi  yaitu  kebutuhan  indivudu  untuk  terlibat dalam  kelompok.  Secara
operasional  indikator  ini  merujuk  kepada:  solidaritas  terhadap  sesama teman,  kemampuan  bersosialisasi  yang  baik,  kemampuan  bekerja  sama
dengan orang lain, dan kemampuan berkompetisi. b.  Kontrol  yaitu    kebutuhan  akan  arahan  dan  pedoman  dalam  berperilaku.
Secara  operasional  indikator  ini  merujuk  kepada:  arahan  dari  teman  dan guru,  patuh  terhadap  norma  yang  berlaku  disekolah,  memberikan
pengarahan kepada orang lain c.  Afeksi  yaitu  kebutuhan  akan  kasih  sayang  dan  perhatian.  Secara
operasional indikator ini merujuk kepada: tidak memaksakan ego sendiri, kemampuan berempati terhadap perasaan orang lain, menerima diri sendiri
dan orang lain.
E.  Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi:
1.  Observasi
Pengukuran  kemampun  interaksi  sosial  siswa  dilakukan  dengan  menggunakan observasi.  Menurut  Sukardi  2008  menjelaskan  observasi  merupakan  teknik
pengumpulan data  yang  dilakukan sistematis dan sengaja, melalui pengumpulan data  terhadap  gejala-gejala  atau  situasi  yang  diselidiki.  Observasi  sebagai  alat
evaluasi  banyak  digunakan    untuk  menilai  tingkah  laku  individu  atau  proses
terjadinya  suatu  kegiatan  yang  diamati,  baik  dalam  dituasi  yang  sebenarnya maupun dalam situasi yang sengaja diciptakan.
Observasi  digunakan  untuk  mengukur  perubahan  perilaku  individu  sebelum diberikan  perlakuan  dan  sesudah  diberikan  perlakuan  konseling  kelompok
sehingga  dapat  diperoleh  data  yang  relevan  dari  hasil  pemberian  perlakuan. Observsi  dalam  penelitian  ini  adalah  pencatatan  gejala  ataupun  perilaku  siswa
yang nampak yang menggambarkan siswa memiliki interaksi sosial yang rendah.
Teknik  observasi  yang  akan  digunakan  peneliti  yaitu  observasi  terstruktur. Observasi  terstruktur  adalah  observasi  yang  telah  dirancang  secara  sistematis,
tentang apa yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Pada penelitian ini, peneliti  akan  mengamati  perilaku  siswa  yang  berkaitan  dengan  interaksi  sosial
siswa.  Sesuai  dengan  indikator  penelitian  yang  akan  digunakan,  maka  peneliti merancang  pedoman  observasi  yang  natinya  akan  digunakan  dalam  kegiatan
observasi. Menurut  Nazir  2009  pada  pengamatan  berstruktur,  peneliti  telah  mengetahui
aspek  apa  dari  aktivitas  yang  diamatinya  yang  relevan  dengan  masalah  serta tujuan  peneliti,  dengan  pengungkapan  yang  sistematis  untuk  menguji
hipotesisnya.  Seperti  yang  tercantum  dalam  pedoman  observasi,  peneliti  telah mengetahui  aspek  apa  saja  yang  akan  diamati  dlam  penelitiannya.  Observasi
dalam  penelitian  ini  digunakan  saat  pre-test  dan  post-test.  Hal  ini  dikarenakan yang akan diteliti adalah perilaku siswa, sehingga pengamatan terhadap perubahan
perilakunya akan lebih mudah dilakukan.
Peneliti menggunakan bentuk daftar cek, dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak. Jawaban ini untuk melihat kemunculan perilaku yang diharapkan saat dilakukan
observasi. Tabel 3.3. Kreteria Penilaian Observasi
Alternatif jawaban observasi YA
TIDAK Favorable
1
Unfavorable 1
Setelah hasil observasi diketahui, kemudian hasil observasi direkapitulasi dengan kreteria tingkat interaksi sosial siswa yang ditentukan dengan interval yang dibuat.
Kreteria  interaksi  sosial  siswa  dikategorokan  menjadi  tiga  yaitu,  tinggi,  sedang dan  rendah.  Untuk  mengkategorikannya,  terlebih  dahulu  ditentukan  besarnya
interval dengan rumus sebagai berikut:: I =
Keterangan: I
= Interval NT
= Nilai Tertinggi NR
= Nilai Terendah K
= Kriteria Jadi, untuk menentukan kriteria interaksi sosial siswa rendah adalah:
I =
−
=
15	 	1−	15 	0 3
=
30 3
= 5
Tabel 3.4. Kreteria Interaksi Sosial Siswa berdasarkan Observasi
Interval Kreteria
11-15 Tinggi
6 – 10 Sedang
0-5 Rendah
2.  Skala
Metode  selain  observasi  yang  digunakan  untuk  pengumpulan  data  dalam penelitian ini adalah menggunakan skala. Fungsi skala dalam penelitian ini adalah
sebagai alat dalam penjaringan subjek. Secara umum penskalaan merupakan suatu prosedur  penempatan  atribut  atau  karakteristik  objek  pada  titik-titik  tertentu
sepanjang  suatu  kontinum.  Kontinum  adalah  deretan  angka  yang  berurutan sepanjang suatu garis lurus.
Penelitian  ini  menggunakan  Skala  model  Likert  karena  dalam  penelitian  ini peneliti  ingin  mengetahui  sikap  dan  kebiasaan  siswa  yang  memiliki  interaksi
sosial  yang  rendah  dan  kemudian  dilakukan  konseling  kelompok.  Dengan menggunakan  skala  model  Likert  ini  maka  akan  diketahui  siswa  yang  memiliki
interaksi  sosial  yang  rendah.    Sejalan  dengan  pendapat  Sugiyono  2010  skala model Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau  sekelompok  orang  tentang  fenomena  sosial.  Pada    skala  model  Likert, jawaban  setiap  item  instrumen  mempunyai  gradasi  dari  sangat  sesuai  sampai
sangat tidak sesuai. Prosedur dalam membuat Skala model Likert adalah sebagai berikut:
a.  Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak relevan dengan masalah yang sedang diteliti, dan terdiri dari item yang cukup jelas disukai dan tidak
disukai. b.  Kemudian  item-item  tersebut  dicoba  kepada  sekelompok  responden  yang
cukup representative dari populasi yang ingin diteliti.
c.  Responden di atas diminta untuk mengecek tiap item, apakah ia menyukai + atau tidak menyukainya -. Response tersebut dikumpulkan dan jawaban yang
memberikan indikasi menyenangi diberikan skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk  memberikan  angka  5  untuk  yang  tertinggi  dan  skor  1  untuk  yang
terendah atau sebaliknya. Yang terpenting adalah konsistensi dari arah sikap yang  diperlihatkan.  Demikian  juga,  apakah  jawaban  “setuju”  atau  “tidak
setuju”  disebut  yang  disenangi,  tergantung  dari  isi  pertanyaan  dan  isi  dari item-item yang disusun.
d.  Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing- masing item dari individu tersebut.
e.  Respons  dianalisis  untuk  mengetahui  item-item  mana  yang  sangat  nyata batasan antara skor tinggi dan skor rendah dalam skor total. Misalnya, respons
responden pada upper 25  dan lower 25 dianalisis untuk melihat sampai berapa  jauh  tiap  item  dalam  kelompok  ini  berbeda.  Item-item  yang  tidak
menunjukkan  beda  yang  nyata,  apakah  masuk  ke  dalam  skor  tinggi  atau rendah  juga  dibuang  untuk  mempertahankan  konsistensi  internal  dari
pertanyaa. Nazir, 2006
Dalam penelitian ini skala berfungsi sebagai alat penjaring subjek atau alat yang digunakan  untuk  menemukan  subjek.    Dalam  penelitian  ini  alternative  jawaban
skala terdiri  dari  5 alternatif jawaban  yang digunakan  yaitu:  sangat sesuai SS, sesuai S, netral N, tidak sesuai TS, sangat tidak sesuai STS.
Table 3.5. Kreteria Penilaian skala
Alternatif Skala Penilaian SS