Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik Manajemen Pelayanan Publik

kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain Kartu Tanda Penduduk KTP, Akte Pernikahan, Akte kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor BPKB, Surat Izin Mengemudi SIM, Surat Tanda Kendaraan Bermotor STNK, Izin Mendirikan Bangunan IMB, Paspor, Sertifikat Kepemilikanpenguasaan tanah dan sebagainya. b. Kelompok Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jenis barang yang digunakan publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya. c. Kelompok Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya Terkait dengan pelayanan yang dilaksanakan SAMSAT dalam kelompok pelayanan publik masuk ke dalam kelompok pelayanan admnistratif karena pelayanan SAMSAT menghasilkan berbagai dokumen resmi seperti Surat Tanda Nomor Kendaraan STNK, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor BPKB, Surat Ketetapan Pajak Daerah SKPD.

3. Pola Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Dalam kaitannya dengan penyenggaraan pelayanan publik, pola penyelenggaraan pelayanan publik dapat dikembangkan sendiri oleh suatu instansi publik dalam rangka upaya menemukan dan menciptakan inovasi peningkatan pelayanan publik. Pengembangan pola penyelenggraan pealayan publik dimaksud mengikuti prinsip-prinsip sebagaimana ditetapkan dalam pedoman ini Ratminto dan Winarsih, 2005:24. Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2004 Pola penyelenggaraan publik dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Fungsional, yakni: Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya. b. Terpusat, yakni: Pola pelayanan publik yang diberikan secara tunggal oleh penyelenggara pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara terkait lainnya yang bersangkutan. c. Terpadu, yakni: 1. Terpadu Satu Atap Pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan dalam satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang mempunyai keterkaitan proses dan dilayani melalui satu pintu. Terhadap jenis pelayanan yang sudah dekat dengan masyarakat tidak perlu disatuatapkan. 2. Terpadu Satu Pintu Pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan pada satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui satu pintu. d. Gugus Bantu Pelaksanaan pelayanan publik secara perorangan atau dalam bentuk gugus tugas ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi pemberi pelayanan tertentu

4. Manajemen Pelayanan Publik

Di era otonomi daerah berkaitan erat dengan pemberian wewenang yang luas kepada pemerintah maka birokrasi pemerintah daerah menjadi membesar dan menghadapi beberapa persoalan diantaranya: 1 kesiapan dan kemampuan manajerial daerah untuk mengelola sumber daya dan potensi di daerah masih rendah, 2 mengubah orientasi budaya kerjanya dari nilai-nilai birokrasi yang lama, cara kerja dan korupsi, 3 menempatkan, menata dan mengorganisasikan pegawai 4 komitmen pemerintah pusat dan daerah, terutama dalam kewenangan dan anggaran. Upaya memanajemen birokrasi agar menjadi rasional dan efesien serta bertanggung jawab kini tergantung dari seberapa besar kemampuan dan kesungguhan pemerintah dalam menumbuhkan nilai-nilai birokratisme baru dalam sikap dan perilaku pegawai, karena ketentuan perundang-undangan UU No. 43 Tahun 1999 telah menyatakan dengan tegas bahwa pegawai bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas Negara, pemerintahan dan pembangunan Sinambela, 2006:98. Manajemen Pelayanan Masyarakat merupakan suatu bagian dari proses atas kemampuan dalam mengelola jasa pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat mulai saat permintaan sampai jasa itu diserahkandigunakan. Pengelolaan jasa pelayanan yang cepat, tepat, dan bermutu karakteristiknya sesuai dengan pelayanan yang dijanjikan atau diharapkan masyarakat konsumen merupakan suatu manajemen atau pengelolaan pelayanan yang memuaskan. LAN, 1998 : 23 Menurut Moenir 1992:204 manajemen pelayanan publik adalah manajemen proses yang kegiatannya diarahkan secara khusus pada terselenggaranya pelayanan, guna memenuhi kepentingan umumkepentingan perorangan, melalui cara-cara yang tepat dan memuaskan. Berdasarkan sejumlah pendapat diatas, manajemen pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai manajemen proses kegiatan pelayanan guna memenuhi kepentingan umum atau kepentingan perorangan dengan sistem, prosedur, dan metode tertentu serta cara-cara yang tepat dan memuaskan pengguna jasa melalui pemberian barang dan jasa dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang dilakukan oleh sekelompok orang atau institusi pusat, daerah, dan lingkungan badan usaha negara atau daerah.

5. Pelayanan Prima