32 Pembongkaran adalah kegiatan membongkar atau merobohkan
seluruh atau sebagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan danatau prasarana dan sarananya.
Hal tersebut menjelaskan bahwa Cagar Budaya memiliki banyak makna yang terkandung di dalamnya yang perlu kita jaga dan lestarikan,
tanpa merusak ataupun membongkarnya. Proses pembongkaran dapat dilakukan apabila telah mendapat izin
dari Walikota. Izin pembongkaran tersebut terdapat di dalam Pasal 22 Peraturan Walikota Bandung Nomor 921 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan
Kawasan Dan Bangunan Cagar Budaya, yang menjelaskan bahwa: 1 Walikota berwenang menerbitkan izin pembongkaran Kawasan
danatau Bangunan Cagar Budaya sebagaimana diatur dalam Pasal 18 huruf b.
2 Setiap orang yang akan membongkar sebagian atau seluruh Kawasan danatau Bangunan Cagar Budaya, harus mendapat
izin membongkarmerobohkan dari Walikota .
Hal tersebut menjadi suatu acuan untuk masyarakat, apabila hendak melakukan pembongkaran atas bangunan bersejarah harus memiliki
izin dari Walikota. Izin yang diberikan sesuai prosedur yang diatur di dalam peraturan Walikota.
B. Tata Ruang
Tata ruang atau dalam bahasa InggrisnyaLand Use adalah wujud struktur ruang dan pola ruang disusun secara nasional, regional dan lokal, diatur secara
nasional dalamRencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan ke
33 dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah
Propinsi RTRWP tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota RTRWK
33
. Berdasarkan Pasal 1 angka 1Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
Tentang Tata Ruang, menyebutkan bahwa: Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya . Hal ini membuktikan bahwa manusia dan makhluk hidup lainnya
membutuhkan ruang untuk melakukan kegiatan, baik itu darat, laut maupun udara.Ruang yang kita tempati pada dasarnya membutuhkan tata ruang yang
baik. Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Tata
Ruang, menyebutkan bahwa: Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang .
Struktur Ruang di buat berdasarkan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
33
Tata Ruang, www. wikipedia. com, Diakses Pada Hari Sabtu, 14 Mei 2011, Pukul 15. 00 WIB.
34 kegiatan sosial
-
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional
34
. Pasal 1 angka 4 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Tata
Ruang, menyebutkan bahwa: Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya .
Berdasarkan rencana pola tata ruang Propinsi Jawa Barat, Kawasan Bandung Utara terdiri atas:
1. Budidaya lainnya. Ruang ini umumnya dialokasikan di wilayah administrasi Kota Bandung bagian utara dan Kabupaten Bandung
bagian selatan berbatasan dengan Kota Bandung. 2. Budidaya sawah, yang dialokasikan sebelah timur dan barat
Kawasan Bandung Utara. 3. Kawasan lindung di luar kawasan hutan. Kawasan ini menjadi
penyangga antara alokasi budidaya lainnya dan budidaya sawah dengan hutan lindung. Kawasan ini terletak di sebelah utara
budidaya lainnya serta budidaya sawah. 4. Hutan lindung, terletak di sebelah utara kawasan lindung di luar
kawasan hutan.
34
Ketut Wikantika, Ashwin Ismail, dan Akhmad Riqqi,.Bandung Utara Nasibmu Kini. Departemen TeknikGeodesi ITB, www. Pikiran rakyat.com, Diakses Pada Hari
Senin, 16 Mei 2011, Pukul 20. 00 WIB.
35 5. Hutan konservasi, terletak di ujung utara kawasan Bandung Utara
dan sebelah Timur-Selatan Kawasan Bandung Utara. Berdasarkan polatata ruang tersebut diatas, masyarakat diharapkan
mengetahui rencana pembangunan yang berada di sekitarnya,dengan mengetahui masyarakat akan ikut memikirkan akibat yang akan ditimbulkan dari
rencana tersebut,sehingga masyarakat dapat berperan memberikan masukan dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara. Tata ruang perkotaan lebih kompleks dari tata ruang perdesaan, sehingga perlu lebih diperhatikan dan
direncanakan dengan baik. Kawasanzona di wilayah perkotaan dibagi dalam beberapa zona sebagai berikut
35
:
1. Perumahan dan Permukiman 2. Perdagangan dan Jasa
3. Industri 4. Pendidikan
5. Perkantoran dan Jasa 6. Terminal
7. Wisata dan Taman Rekreasi 8. Pertanian dan Perkebunan
9. Tempat Pemakaman Umum 10. Tempat Pembuangan Sampah
35
Ibid.
36 Menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang disebutkanbahwa: Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penataan ruang kegiatannya meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan,
pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang. Penataan ruang sebagai suatu sistem perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara yang satu dan yang lain dan harus dilakukan sesuai dengan kaidah penataan
ruang. Kaidah penataan ruang ini harus dapat diterapkan dan diwujudkan dalam setiap proses perencanaan tata ruang wilayah.
Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Tata Ruang disebutkan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia Penataan Ruang diselenggarakan berdasarkan asas: 1. Keterpaduan
Keterpaduan dijelaskan bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan
mengintegrasikan berbagai
kepentingan. Pemangku
kepentingan antara lain adalah Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
2. Keserasian, Keselarasan, dan Keseimbangan Keserasian, keselarasan dan keseimbangan, dijelaskan bahwa
penataan ruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian antara struktur ruang dan pola ruang. Keselarasan antara kehidupan
37 manusia dengan lingkungannya. Keseimbangan pertumbuhan dan
perkembangan antar daerah serta antara kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan.
3. Keberlanjutan Keberlanjutan, dijelaskan bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan memperhatikan kepentingan
generasi mendatang.Hal ini dapat memberikan perlindungan terhadap fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan
hidup akibat pemanfaatan ruang. 4. Keberdayagunaan dan Keberhasilgunaan
Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, dijelaskan bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat ruang dan
sumber daya yang terkandung di dalamnya serta menjamin terwujudnya tata ruang yang berkualitas. Tata ruang yang berkualitas
dilihat dari pola dan struktur tata ruangnya. 5. Keterbukaan
Keterbukaan, menjelaskan bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat
untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penataan ruang.Informasi tersebut berperan penting untuk masyarakat sebagai
wawasan tentang penataan ruang terutama di daerahnya masing- masing.
38 6. Kebersamaan dan Kemitraan
Kebersamaan dan kemitraan, menjelaskan bahwa penataan ruang diselenggarakan
dengan melibatkan
seluruh pemangku
kepentingan.Hal tersebut berdaya guna untuk pemanfaatan dalam penataan ruang.
7. Perlindungan Kepentingan Umum Perlindungan kepentingan umum, adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan
mengutamakan kepentingan
masyarakat.Adanya perlindungan kepentingan umum memberikan rasa aman bagi masyarakat.
8. Kepastian Hukum dan Keadilan Kepastian hukum dan keadilan, merupakan penataan ruang yang
diselenggarakan dengan berlandaskan hukum ketentuan peraturan perundang-undangan.Penataan
ruang dilaksanakan
dengan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat serta melindungi hak
dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian hukum.
9. Akuntabilitas Akuntabilitas, merupakan penyelenggaraan penataan ruang dapat
dipertanggungjawabkan, baik prosesnya, pembiayaannya, maupun hasilnya.Hal tersebut menjadi jaminan dalam penyelenggaraan
penataan ruang. Penataan Ruang sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tersebut bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
39 nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan: 1. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan; 2. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
3. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaata ruang.
Peran serta masyarakat dalam mewujudkan hal ini menjadi sangat penting.Peran serta masyarakat diatur dalam Pasal 60 Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang,bahwa dalam penataan ruang, setiap orang berhak untuk:
a. Mengetahui rencana tata ruang ; b. Menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;
c. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana
tata ruang; d. Mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya;
40 e. Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang dan
f. Mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah danatau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian. Peran serta masyarakat ini terkait dengan permasalahan pemanfaaatan
ruang dikawasan Bandung Utara dengan karakteristik dan kondisinya serta keterkaitan dengan kota-kota di sekitarnya menjadi sangat penting untuk tetap
menjaga dan
memanfaatkan kawasan
tersebut sesuai
dengan peruntukannya.Dengan demikian penataan ruang yang berupa kawasan
perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya saling memiliki keterkaitan fungsional. Hal tersebut dapat mewujudkan pemanfaatan ruang yang
berhasil guna dan berdaya guna yang mampu mendukung pengelolaan lingkungan.
C. Alih Fungsi Bangunan Bersejarah Berdasarkan Undang-Undang