Perjanjian Antara Nasabah dan Bank

menerapkan prinsip kehati-hatian prudentian banking dengan cara : a. Efisien, sehat, wajar dalam persaingan yang sehat yang semakin mengglobal atau mendunia. b. Menyalurkan dana masyarakat tersebut kebidang-bidang yang produktif bukan konsumtif. 4. Peningkatkan perlindungan dana masyarakat yang dipercayakan pada bank, selain melalui penerapan prinsip kehati-hatian. Juga pemenuhan ketentuan persyaratan kesehatan bank, serta sekaligus berfungsi untuk mencegah terjadinya praktek-praktek yang merugikan kepentingan masyarakat luas. Fungsi perbankan tidak hanya sekedar sebagai wadah penghimpun dan penyalur dana masyarakat atau perantara penabung dan investor, tetapi fungsinya akan diarahkan kepada peningkatan taraf hidup rakyat banyak, agar masyarakat menjadi lebih baik dan sejahtera dari pada sebelumnya. Oleh karena itu dalam menjalankan fungsinya, perbankan Indonesia seyogianya selalu mengacu pada tujuan perbankan Indonesia itu sendiri.

B. Perjanjian Antara Nasabah dan Bank

Perjanjian antara nasabah dan bank adalah hubungan hukum yang terjadi antara pihak nasabah dengan pihak bank. Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang paling terkait, yaitu hukum dan kepercayaan. Suatu bank hanya bisa melakukan kegiatan dan mengembangkan banknya, apabila masyarakat “percaya” untuk menempatkan uangnya, pada produk-produk perbankan yang ada pada bank tersebut. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kepercayaan masyarakat tersebut, bank dapat memobilisir dana dari masyarakat, untuk ditempatkan pada banknya dan bank akan memberikan jasa-jasa perbankan. 32 Berdasarkan dua fungsi utama dari suatu bank, yaitu fungsi pengerahan dana dan penyaluran dana, maka terdapat dua hubungan hukum antara bank dan nasabah yaitu: 33 1. Hubungan hukum antara bank dan nasabah penyimpan dana. Artinya bank menempatkan dirinya sebagai peminjam dana milik masyarakat para penanam dana. Bentuk hubungan hukum antara bank dan nasabah menyimpan dana, dapat terlihat dari hubungan hukum yang muncul dari produk-produk perbankan, seperti deposito, tabungan, giro, dan sebagainya. Bentuk hubungan hukum itu dapat tertuang dalam bentuk peraturan bank yang bersangkutan dan syarat-syarat umum yang harus dipatuhi oleh setiap nasabah penyimpan dana. Syarat-syarat tersebut harus disesuaikan dengan produk perbankan yang ada, karena syarat dari suatu produk perbankan tidak akan sama dengan syarat dari produk perbankan yang lain. Dalam produk perbankan seperti tabungan dan deposito, maka ketentuan dan syarat-syarat umum yang berlaku adalah ketentun-ketentuan dan syarat-syarat umum hubungan rekening deposito dan rekening tabungan. 2. Hubungan hukum antara bank dan nasabah debitur. Artinya bank sebagai lembaga penyedia dana bagi para debiturnya. Bentuknya 32 Ronny Sautma Hotma Bako, Hubungan Bank Dan Nasabah Terhadap Produk tabungan dan Deposito. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995. Hal. 32. 33 Ibid. Universitas Sumatera Utara dapat berupa kredit, seperti kredit modal kerja, kredit investasi, atau kredit usaha kecil. Dari segi kacamata hukum, hubungan antara nasabah dengan bank terdiri dari dua bentuk yaitu :30 1. Hubungan Kotraktual 2. Hubungan Non Kontraktual. 34 1. Hubungan Kontraktual Hubungan yang paling utama atau lazim antara bank dengan nasabah adalah hubungan kontraktual. Hal ini berlaku hampir terhadap semua nasabah, baik nasabah debitur, nasabah deposan, ataupun nasabah non debitur-non deposan. Terhadap nasabah debitur, hubungan kontraktual tersebut berdasarkan atas suatu kontrak yang dibuat antara bank sebagai kreditur pemberi dana dengan pihak debitur peminjam dana. Hukum kontak yang menjadi dasar terhadap hubungan bank dan nasabah debitur bersumber dari ketentuan-ketentuan KUH Perdata tentang kontrak buku ketiga. Sebab, menurut pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata, bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berkekuatan sama dengan undang-undang bagi kedua belah pihak. Selain itu, sebagian sarjana berpendapat bahwa perjanjian kredit bank diatur juga oleh ketentuan khusus mengenai “pinjam pakai habis” Verbruiklening vide Pasal 1754 sampai pasal 1769 KUHPerdata. Berbeda dengan nasabah debitur, maka untuk nasabah deposan atau nasabah non debitur-non deposan, tidak terdapat ketentuan yang khusus mengatur 34 Munir Fuady, Op.Cit., hal. 140. Universitas Sumatera Utara untuk kontrak jenis ini, karena itu kontrak-kontak ini tunduk kepada ketentuan- ketentuan umum dari KUHPerdata mengenai kontrak. Disamping itu, berbeda dengan kontrak untuk nasabah debitur, kontrak kredit yang sering sekali diatur cukup komprehensif, maka untuk kontrak antara bank dengan nasabah deposan atau nasabah non debitur - non deposan, lazimnya hanya diatur dalam bentuk kontrak yang sangat simpelsederhana. Itupun sama seperti kontrak kredit, diberlakukan kontrak dalam bentuk kontrak standar kontrak baku yaitu kontrak yang klausul-klausulnya telah ditetapkan atau dirancang oleh salah satu pihak. 35 a. Sebagai hubungan bank dan nasabah penyimpan. Ada tiga tingkatan dari pemberlakuan hubungan kontraktual kepada hubungan antara nasabah penyimpan dana dengan pihak bank, yaitu sebagai berikut : b. Sebagai hubungan kontraktual lainnya yang lebih luas dari hanya sekedar hubungan debitur-kreditur. c. Sebagai hubungan implied contract, yaitu hubungan kontrak yang tersirat. Karena pada prinsipnya hubungan antara nasabah penyimpan dana dengan bank adalah hubungan kontraktual tersebut hubungan kreditur-debitur, maka tidak mengherankan jika dalam praktek, sering sekali pihak nasabah, terutama nasabah penyimpan dana tidak mendapatkan perlindungan yang sewajarnya oleh sektor hukum. 35 Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007, hal. 39. Universitas Sumatera Utara 2. Hubungan Non Kontraktual Selain dari hubungan kontraktual, ada enam jenis hubungan hukum antara bank dengan nasabahnya, yaitu: a. Hubungan fidusia fiduciary relation, b. Hubungan konfidensial, c. Hubungan Bailor-Bailee, d. Hubungan Principal-Agent, e. Hubungan Mortgagor-Mortgagee, dan f. Hubungan Trustee-Beneficiary. 36 Kepercayaan nasabah terhadap bank dapat dilihat dari formulir-formulir yang diisi oleh nasabah dan disetujui oleh bank. Formulir-formulir tersebut berisi tentang permohonan atau perintah atau kuasa kepada bank. Nasabah yang mengisi Akan tetapi, berhubung hukum di Indonesia tidak tegas mengakui hubungan-hubungan tersebut, maka hubungan- hubungan tersebut baru dapat dilaksanakan jika disebutkan dengan tegas dalam kontrak untuk hal tersebut. Atau setidak-tidaknya ada kebisaaaan dalam praktek perbankan untuk mengakui eksistensi kedua hubungan tersebut. Selain hubungan tersebut, terdapat juga beberapa hubungan lainnya seperti hubungan moral. Hubungan moral antara bank dengan nasabahnya tercipta disaat nasabah telah memberikan kepercayaannya kepada suatu bank. Atas kepercayaan itu, maka bank harus menjaga kepercayaan nasabah dan masyarakat dalam melakukan segala bentuk dan produk jasa dari bank bersangkutan. 36 Munir Fuady, Op.Cit., hal.102. Universitas Sumatera Utara formulir tersebut pada dasarnya merupakan tindak lanjut dari kepercayaan masyarakat kepada bank. Hubungan antara bank dengan nasabah yang terdapat pada formulir-formulir yang diisi oleh nasabah dan disetujui oleh bank disebut sebagai hubungan formil. 37 Pada kenyataannya, formulir-formulir dan aplikasi-aplikasi yang diisi oleh nasabah bisaaanya berbentuk perjanjian baku yang telah disediakan oleh bank, sehingga hal ini sering sekali mengakibatkan perbedaan kedudukan antara bank dengan nasabah. Hubungan hukum tersebut dapat dikualifikasikan dalam 2 dua bentuk. Pertama, hubungan hukum antara bank dengan nasabah penyimpan disebut perjanjian simpanan. Kedua, hubungan hukum antara bank dengan nasabah debitor disebut perjanjian kredit bank. Kedua bentuk hubungan hukum tersebut sangat erat kaitannya dengan jaminan sebagai unsur pengaman. Dalam bentuk hubungan hukum yang pertama, dana yang disimpan oleh nasabah penyimpan harus dapat dijamin keamanannya oleh bank. Bentuk jaminan untuk melindungi dana nasabah penyimpan diatur dalam Lembaga Penjaminan Simpanan, sedangkan bentuk jaminan untuk melindungi bank sebagai pemberi kredit adalah lembaga jaminan Hubungan hukum antara nasabah dengan bank dalam pembukaan rekening terdapat empat ketentuan yang berlaku: a. Ketentuan yang terdapat dalam aplikasi; b. Ketentuan yang terdapat pada syarat-syarat umum pembukaan rekening; c. Ketentuan yang terdapat pada produk yang digunakan oleh nasabah; d. Peraturan yang berlaku sebagaimana dijelaskan dan dirumuskan diatas. 37 Try Widiyono, Op.Cit., hal.21. Universitas Sumatera Utara kebendaan dan jaminan perorangan. Hubungan antara nasabah penyimpan dana dengan nasabah tersebut tidak dapat dikualifikasikan sebagai hubungan hukum melainkan hubungan moral. Sebagai hubungan moral, maka pertanggungjawabannya lebih tinggi di mata hukum. Moral menjadi sumber dan sekaligus jembatan etis dalam tonggak hukum perbankan. Dengan demikian, dalam pelaksanaan fungsi perbankan terdapat 2 dua hubungan hukum dan 1 satu hubungan moral. 38

C. Perjanjian Penyimpanan Dana Nasabah Menurut Hukum Perdata