4.9 LAMA PENELITIAN
Lama penelitian diperkirakan 3 bulan seperti pada tabel di bawah ini
Bulan Mei ‘09
Juni ‘09 Juli ‘09
Februari ‘10 Minggu
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
UP Pnl
PL Prs
Keterangan : UP = Usulan Penelitian ; Pnl = Penelitian ; PL = Penyusunan Laporan ; Prs = Presentasi
4.10. ANALISA DATA
Analisa data dilakukan secara deskriptif dan di sajikan dalam bentuk tabulasi data.
4.11. PERSONALIA PENELITIAN
Peneliti : Lesus Eko Sakti
Pembantu Penelitian : PPDS Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK USU Medan.
4.12. PERTIMBANGAN ETIKA
1. Usulan Penelitian ini terlebih dahulu di setujui oleh Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK USU RSUP H Adam Malik Medan. Penelitian ini kemudian di ajukan
untuk disetujui oleh rapat Komite Etika PPKRM Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
2. Inform konsen dan kerahasiaan. Penelitian ini melibatkan langsung pasien kelainan refraksi yang ada di wilayah
Penelitian, sehingga membutuhkan kerjasama lintas sektoral dalam bentuk tembusan surat izin untuk melakukan penelitian kepada instansi terkait seperti Dinas Kesehatan
Kabupaten Kotamadya, Puskesmas, Camat, Kepolisian, serta Aparat Desa setempat.
4.13. BIAYA PENELITIAN
Biaya Penelitian ditanggung oleh Peneliti sendiri.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. DATA KEPENDUDUKAN
Penelitian ini berbentuk survei yang dilakukan pada tanggal 29 Juni 2009 sampai dengan 31 Juli 2009 pada 6 kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan didapat penderita
yang mengalami kebutaan sebanyak 360 orang, dari beberapa desa terpilih dari masing- masing kecamatan dengan jumlah populasi 29.332 orang.
Jumlah sampel buta yang didapat dari 6 kecamatan adalah sebagai berikut, yaitu : Kecamatan Angkola Barat : 22 orang, Kecamatan Sayurmatinggi : 103 orang, Kecamatan
Batang Angkola : 99 orang, Kecamatan Sipirok : 43 orang, Kecamatan Batang Toru : 30 orang, Kecamatan Angkola Timur : 63 orang.
Hal ini sesuai dengan rumus pengambilan sampel, dimana jumlah sampel yang
diambil sesuai dengan rumus Cluster dengan cara Propositional Allocation methode.
Universitas Sumatera Utara
5.2. DATA UMUM SAMPEL
5.2.1. Usia. Tabel 5.1. Distribusi sampel berdasarkan usia.
Usia [Tahun] Laki - laki
Perempuan Jumlah [N]
10 4
2 6
10 – 20 10
12 22
21 – 30 5
4 6
31 – 40 11
15 26
41 – 50 12
14 26
51 – 60 16
49 65
61 – 70 22
89 111
71 – 80 22
55 77
80 2
16 18
Total 104 256 360
Dari tabel 5.1 distribusi sampel berdasarkan usia diatas, didapatkan jumlah sampel terbanyak pada usia 61 – 70 tahun yaitu 111 orang. Selanjutnya usia 71 – 80 tahun
sebanyak 77 orang dan seterusnya.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Jenis kelamin. Tabel 5.2. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin.
Jenis Kelamin Jumlah [N] Persentase
[]
Laki-laki 104 28,89
Perempuan 256 71,11
Total 360 100
Hasil tabel 5.2. didapatkan sampel berjenis kelamin laki – laki sebanyak 104 orang 28,89 dan perempuan sebanyak 256 orang 71,11 .
5.2.3. Tingkat Pendidikan. Tabel 5.3. Distribusi sampel berdasarkan tingkat pendidikan.
Tingkat Pendidikan Jumlah [N] Persentase
[]
Tidak Sekolah 63
17,50 SD [Sederajat]
226 62,78
SMP [Sederajat] 40
11,11 SMU [Sederajat]
30 8,33
Akademi PT 1
0,28 Total 360
100
Hasil tabel 5.3. memperlihatkan bahwa sampel yang tidak sekolah sebanyak 63 orang, SD [Sederajat] 226 orang , SMP [Sederajat] 40 orang, SMU [Sederajat] 30 orang. Akademi
Perguruan Tinggi 1 orang. Sebagian besar tingkat pendidikan sampel adalah Sekolah Dasar atau yang sederajat.
Universitas Sumatera Utara
5.2.4. Jenis pekerjaan. Tabel 5.4. Distribusi sampel berdasarkan jenis pekerjaan.
Pekerjaan Jumlah [N] Persentase
[] Petani
251 69,72
Pengemudi 3 0,83
Pegawai 5 1,39
Ibu Rumah Tangga 25 6,95
Dagang wiraswasta 35 9,72
Lainnya 41 11,39
Total 360 100
Dari tabel 5.4. diatas tampak bahwa petani merupakan porsi terbesar yaitu sebanyak 251 orang atau 69,72.
5.2.5. Suku Bangsa. Tabel 5.5. Distribusi sampel berdasarkan suku bangsa.
Suku Bangsa Jumlah [N] Persentase
[]
Jawa 5 1,39
Mandailing 232 64,44
Melayu 1 0,28
Batak lainnya 117
32,50 Minang 5
1,39 Total 360
100
Berdasarkan tabel 5.5. diatas tampak bahwa suku Mandailing merupakan suku yang terbanyak yang mengalami kebutaan.
Universitas Sumatera Utara
5.3. DATA KEBUTAAN AKIBAT KELAINAN REFRAKSI