Solusi Penyelesaian Kasus

3.4 Solusi Penyelesaian Kasus

Berdasarkan analisa kasus dan HAM mengenai polemik industrialisasi pabrik semen Rembang maka solusi dari penyelesaian masalah dapat dijabarkan sebagai berikut: 100

1. Menghormati hak asasi manusia masyarakat sekitar kawasan karst dengan:

a) Memastikan bahwa pemerintah pusat dan daerah serta korporasi tidak melakukan pemaksaan kehendak dalam pendirian pabrik semen dan penambangan batu gamping.

b) Melakukan audit menyeluruh atas perizinan dan dokumen yang sudah dan/atau akan dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan daetah. Hal ini untuk merespon konflik antara masyarakat, pemerintah, dan korporasi di wilayah-wilayah calon dan/atau lokasi pabrik semen dan penambangan batu gamping.

c) Meninjau ulang kawasan karst yang sudah ditetapkan sebagai KBAK oleh Menteri ESDM dan melakukan survey, pemetaan, dan penetapan secara lebih partisipatif.

d) Memerintahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar melakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) di kawasan karst dan melakukan audit serta evaluasi atas dampak-dampak dari aktivitas pabrik semen dan penambangan batu gamping yang sudah berlangsung.

e) Menyelesaikan secara segala bentuk kekerasaan alih fungsi lahan pangan dan hutan untuk kepentingan industri komprehensif dan menyeluruh dalam berbagai kasus kejahatan korporasi, khususnya di sektor industri ekstraktif: Tambang, Migas, Perkebunan dan Kehutanan.

2. Melindungi hak asasi manusia masyarakat sekitar kawasan karst yang telah menggantungkan hidup dan penghidupannya dari fungsi-fungsi yang dimiliki ekosistem karst dengan:

100 Ringkasan Eksekutif.., op. cit., Jakarta 5 Agustus 2016, hlm. 22-23.

a) Menegaskan hak veto rakyat atas pengelolaan sumber daya termasuk hak persetujuan untuk menolak pertambangan yang akan merampas sumber dan ruang hidup rakyat.

b) Mengeluarkan regulasi yang mampu melindungi hak-hak masyarakat secara operasional dan mampu mewadahi fungsi dan karakter ekosistem karst yang khas dan esensial.

c) Membentuk badan khusus untuk mengatur, melestarikan, dan melindungi ekosistem karst.

d) Melakukan finaliasi dan mengesahkan RPP tentang Ekosistem Karst secara transparan dan partisipatifm

e) Mengidentifikasikan dan memetakan serta melestarikan/mempertahankan kawasan karst yang berada di atas lahan-lahan milik negara dan di atas wilayah adat (ulayat).

f) Mengkaji serta mengimplementasikan kebijakan kompensasi atau intensif atas kawasan karst yang berada di lahan hak milik perorangan dan/atau adat supaya tetap dilestarikan.

g) Melakukan evaluasi menyeluruh atas dampak-dampak dari pabrik semen di Indonesia.

h) Memperkuat mekanisme dan prosedural AMDAL sehingga mampu melindungi kelestarian ekosistem karst dan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

3. Memenuhi hak asasi manusia masyarakat sekitar kawasan karst, yaitu:

a) Mengatur dan melestarikan ekosistem karst melalui kegiatan identifikasi, pemetaan, penentuan kawasan karst dan zonasinya, termasuk melakukan kajian daya dukung (carrying capacity) kawasan karst di masing-masing wilayah dan menyusun data base status pemilikan tanah di kawasan karst;

b) Mensinergikan

pembangunan di kementerian/lembaga untuk meningkatkan hak atas kesejahteraan masyarakat sekitar dan pelestarian fungsi-fungsi ekosistem karst;

c) Memastikan bahwa sumber-sumber batu gamping untuk semen yang dipergunakan untuk merealisasikan proyek-proyek infrastruktur tidak diperoleh dengan cata merusak kawasan karst dan tidak melanggar hak-hak asasi manusia (do no harm);

d) Memenuhi hak-hak masyarakat sekitar industri semen khususnya hak atas kesehatan, hak atas air, hak atas pekerjaan, hak atas pembangunan, hak atas penghidupan secara umum.

e) Dalam melakukan penindakkan atas korporasi pelaku pelanggaran HAM harus bisa menyentuh aspek pelakunya. Serta tidak hanya dikompensasikan dengan ganti rugi semata.