Karakteristik Fisik dan Non-Fisik Kota Denpasar

2.3.4 Kondisi Sosial Budaya

Budaya tradisional Bali yang didasari oleh Agama Hindu, dalam kehidupan sehari- hari berhubungan dengan Tatwa, Susila, dan Upacara guna mencapai tujuan (Dharma), yaitu “Moksartham Hagadhita Ya Ca Iti Dharma”, dumana harus tercapai hubungan yang harmonis antara alam semesta yang merupakan Bhuana Agung (Makro kosmos) dengan manusia sebagai Bhuana Alit (Mikro Kosmos) (Bagus, 2012). Dalam hal ini, bentuk kota Denpasar (Bhuana Agung) dan manusia (Bhuana Alit) yang mendirikan, membangun dan menempati tempat tersebut. Hubungan antara tempat tinggal dan manusia yang harmonis dapat tercapai melalui unsur- unsur kehidupan yang sama yaitu “Tri Hita Karana” (Tiga Unsur Kehidupan). Penerapan konsepsi-konsepsi perumahan tradisional Bali sesuai dengan konsep Tri Pramana (Desa, Kala, Patra) yang menjadi landasan taktis operasional, mewujudkan pola perumahan yang bervariasi di Bali, namun dapat diidentifikasi 4 (empat) atribut antara lain:

 Aspek Sosial; yang menyangkut sistem kemasyarakatan yang dikenal desa/banjar(adat), yang memiliki ciri-ciri, seperti: adanya legitimasi dan atribut

desa adatatau banjar.  Aspek Simbolik; berkenaan dengan orientasi kosmologis antara lain orientasi arah sakral (kaja-kangin) dan Sanga Mandalaatau Tri Mandala.  Aspek Morfologis; yang secara morfologis kegiatan-kegiatan dalam perumahan tradisional dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu: inti (fasilitas banjar/pura),

terbangun (perumahan) dan pinggiran (belum terbangun).  Aspek Fungsional; berkaitan dengan orientasi kosmologis (Sanga Mandala) yang tercermin pada tata letak ruang. Dalam skala rumah, Sanggah (Utama),

Meten/tempat tidur (Madya) dan yang kotor (KM/WC) pada daerah Nistha. Dalam skala perumahan sesuai dengan peletakan fasilitas dan jaringan jalan melahirkan pola Perempatan (Catus Patha), Linier dan Kombinasi.

S ecara umum ciri-non fisik yang dapat dilihat dari morfologi kota Denpasar adalah dari aspek religius, sosial budaya serta factor filosifi tata ruang tradisional Kota Denpasar. Sejak dahulu kota Denpasar dipengaruhi oleh beberapa konsep yang bersumber dari kearifan local masyarakat Bali dimana adanya konsep Catus Patha; yang mementuk perempatan Patung Catur Muka yang membentuk pola kota menjadi konsentris, Konsep Sanga Mandala dan konsep orientasi mata angin,seta Konsep Tri Hita Karana (Tiga Unsur Kehidupan). Selain itu ciri non fisik juga ditunjukkan dengan penduduk yang mayoritas saat awal terbentuknya Kota Denpasar beragama Hindu menyebabkan pemanfaatan ruang-ruang di Kota Denpasar digunakan sebagai tempat-tempat yang penting bagi ritual keagamaan, misalnya Pura sebagai tempat pemujaan. Faktor Sosial Budaya masyarakat Bali juga membentuk morfologi kota Denpasar yang unik dimana kota-kota Bali memiliki desa adat ataupun banjar (J.M Nas, 1995).

Beberapa perumahan yang dihuni warga pendatang juga mulai menerapkan sistem banjar, tetapi tidak dengan desa adat karena itu merupakan warisan turun temurun dan berkaitan erat dengan aspek-aspek ritual. Keberadaan desa adat dan banjar ini menyebabkan di Kota Denpasar banyak terdapat bale banjar serta elemen-elemen yang terdapat pada setiap desa adat seperti Pura Desa, Pura Puseh, Pura Dalem, Setra, serta tanah adat. Sejarah Kota Denpasar sebagai sebuah kerajaan juga masih bertahan hingga saat ini dilihat dari eksistensi Puri-Puri yang ada di Kota Denpasar. Kehidupan adat di Kota Denpasar berorientasi kepada Puri-Puri yang tersebar, seperti Puri Pemecutan, Puri Satria, Puri Kesiman, yang masih menjalankan fungsi sebagai „pemerintahan‟ adat bagi masyarakat Kota Denpasar. Kegiatan ekonomi Kota Denpasar juga sudah dimulai sejak pada saat masa kerajaan, dimana Pasar Badung menjadi pusatnya. Sampai saat ini kegiatan ekonomi mulai berkembang dengan pesat seiring dengan berkembangnya sektor pariwisata di Bali. Saat ini kota Denpasar dikenal dengan berbagai kegiatan keagamaan, budaya dan pariwisata nya yang memukau. Semua hal itu menjadi ciri non fisik yang melekat dan mencerminkan morfologi Kota Denpasar.

2.3.5 Kondisi Perekonomian

Kota Denpasar ditetapkan sebagai pusat pemerintahan Provinsi bali pada tahun 1958 (Merti, 2010). Hal ini berimbas terhadap perekonomian Kota Denpasar yang semakin berkembang. Awalnya, mayoritas masyarakat Kota Denpasar hidup dari aspek pertanian. Pola permukiman masyarakat dipengaruhi oleh pola irigasi dan terasiring sawah. Namun, seiring kebutuhan lahan yang kian meningkat, banyak terjadi perubahan fungsi lahan. Menurut data SLHD Kota Denpasar (2008), luasan sawah Kota Denpasar Kota Denpasar ditetapkan sebagai pusat pemerintahan Provinsi bali pada tahun 1958 (Merti, 2010). Hal ini berimbas terhadap perekonomian Kota Denpasar yang semakin berkembang. Awalnya, mayoritas masyarakat Kota Denpasar hidup dari aspek pertanian. Pola permukiman masyarakat dipengaruhi oleh pola irigasi dan terasiring sawah. Namun, seiring kebutuhan lahan yang kian meningkat, banyak terjadi perubahan fungsi lahan. Menurut data SLHD Kota Denpasar (2008), luasan sawah Kota Denpasar

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

Aspek Normatif UU Kepailitan (Bagian I)

4 84 3

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Analisis pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil badan usaha milik daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Tangerang (2003-2009)

19 136 149

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi

11 137 269

Pengaruh metode sorogan dan bandongan terhadap keberhasilan pembelajaran (studi kasus Pondok Pesantren Salafiyah Sladi Kejayan Pasuruan Jawa Timur)

45 253 84