Hasil Simulasi Percobaan Sistem Transaksi Pasar Posted Offer

4.2.2. Implikasi Kebijakan Redenominasi terhadap Perubahan Jumlah Transaksi pada Sistem Pasar Posted Offer

Apabila tidak mempertimbangkan kondisi perekonomian yang terjadi, setelah redenominasi rataan jumlah transaksi cenderung mengalami penurunan yaitu sebesar 0,33 liter dari sebelumnya. Penurunan dalam respons jumlah transaksi ini sejalan dengan respons harga jual setelah redemoninasi yang mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan dalam teori ekonomi dimana jika ada kenaikan harga jual maka jumlah yang diminta oleh pembeli akan mengalami penurunan (Lipsey et al, 1995). Selanjutnya, dalam kondisi perekonomian apapun kebijakan redenominasi tidak memiliki pengaruh yang berbeda terhadap respons perubahan jumlah transaksi di pasar komoditas beras. Hal ini ditunjukkan oleh Tabel

5 berikut dimana dari hasil uji beda nilai tengah persentase perubahan jumlah transaksi tidak ada yang signifikan untuk semua kelompok percobaan yang terlihat dari nilai p untuk semua perbandingan antar kelompok lebih besar dibandingkan taraf nyata 10 persen.

Tabel 5 Uji Beda Nilai Tengah Persentase Perubahan Jumlah Transaksi Setelah Redenominasi pada Kondisi Perekonomian yang Berbeda-Beda

Persentase Perubahan

Kondisi

Jumlah Transaksi Setelah

Ragam

T-Value P-Value

Redenominasi (%)

Inlasi Rendah

0.14 0.446 Inlasi Tinggi

Low Growth -1.8254

Sama

High Growth -5.787

Inlasi Rendah dan Low Growth -4.7619

0.51 0.320 Inlasi Tinggi dan Low Growth

Sama

Inlasi Rendah dan High Growth -3.7037

0.77 0.242 Inlasi Tinggi dan High Growth

Sama

Inlasi Rendah dan Low Growth -4.7619

0.18 0.435 Inlasi Rendah dan High Growth

Sama

Inlasi Tinggi dan Low Growth 1.1111

0.79 0.236 Inlasi Tinggi dan High Growth

Sama

Sumber: data olahan

Perubahan jumlah transaksi setelah redenominasi cenderung mengalami penurunan lebih besar ketika pertumbuhan ekonomi tinggi dengan rataan sebesar -5,79 persen dibandingkan ketika pertumbuhan ekonomi rendah yang rataan penurunannya hanya -1,83 persen. Akan tetapi berdasarkan Tabel 5, perbedaan antara dua kondisi ini memiliki resiko kesalahan sebesar 0,26 persen atau dapat dikatakan kurang signifikan perbedaannya. Kondisi ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa perubahan pada variabel nominal, dalam hal ini adalah nilai nominal mata uang dan harga, tidak mempengaruhi variabel-variabel riil (Mankiw, 2003)

Penentu Keberhasilan Redenominasi Mata Uang: Pendekatan Historis dan Eksperimental 189

4.2.3. Implikasi Kebijakan Redenominasi terhadap Perubahan Nilai Transaksi pada Sistem Pasar Posted Offer

Berdasarkan hasil percobaan, kebijakan redenominasi secara umum (tanpa mempertimbangkan kondisi perekonomian) akan cenderung sedikit menurunkan nilai transaksi yang dihasilkan pada pasar komoditas beras. Sebelum redenominasi dilakukan, rataan total nilai transaksi yang terjadi dari seluruh kelompok perlakuan sebesar Rp54.675, sementara setelah dilakukan redenominasi rataan total nilai transaksi cenderung turun menjadi Rp52.483.

Sementara itu jika membandingkan kondisi perekonomian yang berbeda-beda dengan menggunakan uji beda nilai tengah terhadap persentase perubahan nilai transaksi setelah redenominasi, hasil uji menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata atau signifikan. Hal ini diperlihatkan pada Tabel 6 di atas dimana nilai p untuk semua perbandingan antar kelompok (kondisi perekonomian) lebih besar dibandingkan taraf nyata 10 persen.

Tabel 6 Uji Beda Nilai Tengah Persentase Perubahan Nilai Transaksi Setelah Redenominasi pada Kondisi Perekonomian yang Berbeda-Beda

Persentase Perubahan

Kondisi

Nilai Transaksi Setelah

Ragam

T-Value P-Value

Redenominasi (%)

Inlasi Rendah

0.36 0.363 Inlasi Tinggi

Low Growth -1.3856

Sama

High Growth -5.1613

Inlasi Rendah dan Low Growth -5.1442

0.55 0.306 Inlasi Tinggi dan Low Growth

Sama

Inlasi Rendah dan High Growth -3.9786

0.35 0.373 Inlasi Tinggi dan High Growth

Sama

Inlasi Rendah dan Low Growth -5.1442

0.15 0.443 Inlasi Rendah dan High Growth

Sama

Inlasi Tinggi dan Low Growth 2.3729

0.66 0.273 Inlasi Tinggi dan High Growth

Sama

Sumber: data olahan

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

PENGARUH KONSENTRASI TETES TEBU SEBAGAI PENYUSUN BOKASHI TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn f) BERASAL DARI APB DAN JPP

6 162 1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI-IIS DI SMA NEGERI 7 BANDA ACEH

0 47 1

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA DENGAN MODEL PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS V SDN GAMBIRAN 01 KALISAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 17

MATA TUA

0 1 4

ULANGAN HARIAN MATA PELAJARAN AQIDAH AKH

0 27 1

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VIII.D SMP NEGERI 1 KEDONDONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 32 82

PENGGUNAAN “ METODE DISKUSI “ UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV MI DINIYYAH PUTRI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 33 42