Perspektif Masyarakat Terhadap Kebijakan Redenominasi Rupiah

4.3. Perspektif Masyarakat Terhadap Kebijakan Redenominasi Rupiah

Untuk mengetahui pendapat masyarakat terhadap dampak rencana kebijakan redenominasi rupiah di Indonesia maka dilakukan survei berupa wawancara dan jajak pendapat dengan kuesioner kepada 168 orang responden di Bogor pada bulan Mei-Juni 2013.

4.3.1. Kemampuan Pemerintah Mengendalikan Inflasi Setelah Redenominasi

Berdasarkan hasil simulasi percobaan ekonomi yang telah dilakukan, terdapat kecenderungan bahwa harga-harga barang akan naik setelah redenominasi. Data hasil survei

190 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 2, Oktober 2014

perspektif masyarakat menunjukkan hal yang serupa dengan hasil percobaan yang telah diuraikan sebelumnya, terlihat bahwa sebagian besar responden atau sebanyak 53 persen responden tidak yakin pemerintah mampu mengendalikan inflasi dengan stabil setelah kebijakan redenominasi rupiah dilakukan. Responden memiliki berbagai macam alasan, kebanyakan responden percaya bahwa setelah redenominasi dilakukan, harga-harga khususnya kebutuhan pokok akan bergerak naik. Hal ini didasarkan pada pengalaman dimana ketika ada guncangan dalam perekonomian atau peristiwa-peristiwa besar seperti hari raya keagamaan, bencana, dll harga akan cenderung naik. Kebijakan redenominasi ini juga dapat dikatakan sebagai peristiwa besar yang mengubah perilaku masyarakat terutama dalam hal transaksi jual beli. Namun demikian sebanyak 32 persen responden masih percaya jika pemerintah dapat mengendalikan inflasi setelah redenominasi, dan sisanya sebanyak 15 persen menjawab tidak tahu. Hasil survei tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 4. Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pengendalian Inflasi oleh Pemerintah Setelah Redenominasi Rupiah

Hasil survei ini memperlihatkan bahwa ekspektasi inflasi setelah redenominasi cukup tinggi. Menurut Dornbuschet al. (2004) hanya kebijakan yang kredibel yang dapat mengubah ekspektasi inflasi menjadi sesuai dengan apa yang ditargetkan oleh pemerintah. Bagi responden yang tidak percaya terhadap pemerintah dalam hal mengendalikan inflasi setelah redenominasi beralasan karena saat ini kondisi perekonomian Indonesia belum siap untuk menghadapi kebijakan redenominasi seperti kurangnya sosialisasi dan edukasi terkait kebijakan ini serta ketiadaaan pengenalan mata uang baru kepada masyarakat. Selain itu ketidakpastian kebijakan redenominasi juga akan memberikan dampak psikologis terutama rendahnya kepercayaan terhadap pemerintah dalam hal perbaikan perekonomian. Sedangkan responden yang percaya pemerintah dapat mengendalikan inflasi setelah redenominasi berpendapat bahwa redenominasi

Penentu Keberhasilan Redenominasi Mata Uang: Pendekatan Historis dan Eksperimental 191

rupiah tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian Indonesia salah satunya adalah tingkat inflasi. Menurut mereka tingkat inflasi yang dapat dikendalikan oleh pemerintah tidak memiliki kaitan dengan kebijakan redenominasi. Sementara untuk responden yang menjawab tidak tahu, sebagian besar responden belum mengetahui rencana kebijakan redenominasi rupiah.

4.3.2. Perubahan Pola Konsumsi Setelah Redenominasi

Adanya kekhawatiran akan tingginya inflasi setelah kebijakan redenominasi dilaksanakan, tentunya akan berdampak kepada perubahan pola konsumsi di masyarakat misalnya akan membeli aset riil lebih banyak daripada sebelumnya dengan harapan nilai kekayaan yang dimiliki tidak turun akibat inflasi. Namun demikian, dari survei kepada 168 responden terungkap hanya sekitar 38,10 persen responden yang berpendapat lebih baik membeli aset riil setelah redenominasi dilakukan seperti yang diperlihatkan pada Grafik 5 di bawah ini. Sementara mayoritas responden sebanyak 59,52 persen cenderung memilih untuk tidak mengubah pola konsumsi mereka, hal ini dikarenakan redenominasi hanya mengubah penulisan nominal mata uang saja sehingga harga-harga barang tidak akan berubah secara signifikan. Banyak responden yang telah mengerti bahwa redenominasi tidak akan mengubah nilai riil barang, uang, kekayaan, serta daya beli seseorang. Selain itu mereka juga berpendapat bahwa tidak ada pengaruh antara kebijakan redenominasi dan perubahan tingkat inflasi.

Beberapa responden yang memilih untuk lebih banyak membeli aset riil setelah redenominasi menyatakan bahwa harga aset riil seperti emas secara psikologis akan terlihat lebih murah. Selain itu aset riil juga akan mengalami kenaikan nilai di masa mendatang, sehingga mereka merasa lebih aman untuk menyimpan kekayaannya ke dalam bentuk aset riil. Sedangkan responden yang memilih untuk lebih banyak membeli barang konsumsi setelah redenominasi diterapkan sebanyak 2,38 persen, mereka menyatakan bahwa harga-harga barang akan menjadi lebih murah sehingga tingkat konsumsinya akan meningkat. Bagi responden yang lebih banyak membeli barang konsumsi menganggap redenominasi akan mengurangi nilai uang sehingga uang yang dipegang lebih baik dibelanjakan untuk barang konsumsi daripada disimpan. Berdasarkan survei ini dapat dilihat sebagian besar responden tidak terpengaruh oleh money illusion dari redenominasi, hanya 2,38 persen responden yang tidak bebas dari pengaruh money illusion.

192 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 2, Oktober 2014

Grafik 5. Perubahan Pola Konsumsi Setelah Redenominasi Rupiah

4.3.3. Penguatan Nilai Tukar Rupiah Setelah Redenominasi

Kebijakan redenominasi dengan menghilangkan tiga angka nol di mata uang rupiah salah satunya bertujuan untuk memberikan dampak agar nilai mata uang rupiah akan terlihat setara bahkan lebih kuat dengan mata uang-mata uang lainnya, mengingat saat ini rupiah masih termasuk mata uang dengan nilai tukar tertinggi ketiga di dunia. Hasil wawancara kepada 168 responden terlihat bahwa 37 persen responden menjawab kebijakan redenominasi tidak akan menguatkan nilai mata uang rupiah karena pergerakan nilai tukar (apresiasi dan depresiasi) lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar perubahan nilai nominal mata uang tersebut terutama oleh faktor neraca pembayaran. Hal ini dapat dilihat pada Grafik 6 di bawah ini.

Grafik 6. Perspektif Masyarakat Terhadap Penguatan Nilai Tukar Rupiah Setelah Redenominasi Rupiah

Penentu Keberhasilan Redenominasi Mata Uang: Pendekatan Historis dan Eksperimental 193

Sementara sebanyak 33 persen responden menjawab bahwa kebijakan redenominasi akan menguatkan mata uang rupiah, alasan mereka karena nilai nominal rupiah akan mendekati nilai nominal dollar AS sehingga rupiah akan terlihat lebih kuat dibandingkan sebelumnya dan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam memegang mata uang rupiah. Sedangkan

30 persen responden menjawab tidak mengetahui mengenai hubungan antara redenominasi dan nilai tukar rupiah.

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

PENGARUH KONSENTRASI TETES TEBU SEBAGAI PENYUSUN BOKASHI TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn f) BERASAL DARI APB DAN JPP

6 162 1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI-IIS DI SMA NEGERI 7 BANDA ACEH

0 47 1

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA DENGAN MODEL PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS V SDN GAMBIRAN 01 KALISAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 17

MATA TUA

0 1 4

ULANGAN HARIAN MATA PELAJARAN AQIDAH AKH

0 27 1

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VIII.D SMP NEGERI 1 KEDONDONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 32 82

PENGGUNAAN “ METODE DISKUSI “ UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV MI DINIYYAH PUTRI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

2 33 42