PERFILMAN NASIONAL FASILIT AT OR UT

BAB: VI PERFILMAN NASIONAL FASILIT AT OR UT

  epublik Indonesia tif R ea

  AMA

  onomi Kr Badan Ek

  BEKRAF

  Sesuai dengan UU No. 33 Tahun 2009 tentang

  BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif) merupakan lembaga

  AAN)

  Perfilman Pasal 1 ayat 12, regulator utama perfilman di

  yang didirikan atas landasan Peraturan Presiden No. 6

  AY

  Indonesia saat ini adalah Kementerian Pendidikan dan

  Tentang Ekonomi Kreatif, dan Peraturan Presiden No.

  Kebudayaan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan

  72 Tahun 2015 Tentang Badan Ekonomi Kreatif. Salah

  dan Kebudayaan No. 11 Tahun 2015 tentang Organisasi

  satu tugas dan fungsi Kedeputian dari BEKRAF adalah

  PUSBANGFILM

  Dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

  “Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah” melalui

  AN KEBUD

  Pasal 833 sampai dengan Pasal 848, unit yang

  DEPUTI 6 dengan deskripsi kewenangan, tugas, dan

  membidangi perfilman adalah Pusat Pengembangan

  tanggung jawab yang tertuang pada Pasal 26; 1) Deputi

  AN D

  Perfilman (Pusbang Film) dengan tugas pokok dan

  Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah berada di bawah

  fungsi:

  dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah dipimpin oleh

  T PENGEMBANGAN PERFILMAN

  Deputi. Pasal 27; Deputi Hubungan Antar Lembaga dan

  a. Penyusunan Kebijakan Teknis di Bidang

  Wilayah mempunyai tugas merumuskan, menetapkan,

  PUSA

  Pengembangan Perfilman;

  mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan dan

  b . Pemberian Izin Kegiatan dan Usaha Perfilman;

  program hubungan antar lembaga dan wilayah.

  c. Fasilitasi Pengembangan Perfilman;

  d . Pengendalian Kegiatan dan Usaha Perfilman;

  Pasal 2 :

  e. Fasilitasi dan Pelaksanaan Apresiasi di Bidang

  Badan Ekonomi Kreatif mempunyai tugas membantu

  (KEMENTERIAN PENDIDIK

  Perfilman;

  Presiden dalam merumuskan, menetapkan,

  f. Pemberian Penghargaan di Bidang Perfilman;

  mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan Ekonomi

  g . Pelaksanaan Pengarsipan Film;

  Kreatif di Bidang Aplikasi dan Game Developer,

  h. Pembinaan Tenaga Teknis di Bidang Perfilman, dan

  Arsitektur, Desain Interior, Desain Komunikasi Viusal,,

  i. Pelaksanaan Administrasi Pusat.

  Desain Produk, Fashion, Film, Animasi, dan Video, Fotografi, Kriya, Kuliner, Musik, Penerbitan, Periklanan, Seni Pertunjukan, Seni Rupa, dan Televisi dan Radio.

  Program Kerja Pusbang Film adalah sebagai berikut:

  Peraturan Presiden no. 72 Tahun 2015 tentang Badan

  • Penyusunan Regulasi dan Cetak Biru Pengembangan

  Ekonomi Kreatif

  Perfilman Indonesia

  B.VI • Pelayanan Perizinan Perfilman Elektronik • Koordinasi Antar Instansi Perizinan Perfilman

  Dalam usahanya untuk mengembangkan ekonomi

  • Asistensi dan Pemantauan Monitoring Pembuatan

  kreatif, strategi utama BEKRAF adalah dengan

  Film Oleh Kru Asing

  menanamkan nilai kemitraan Connect, Commerce,

  • Fasilitasi Pembuatan Film PendekDokumenter

  Collaborate antar pemangku kepentingan utama dalam

  PanjangAnimasi yang Mengandung Pesan Revolusi

  konsepsi hubungan Pentahelix A-B-C-G-M (Academic,

  Mental

  Business, Community, Government, Media). Hubungan

  • Apresiasi Film (Festival dan Diskusi Film Indonesia)

  ini meliputi relasi kemitraan melalui kategorisasi atas

  • Fasilitasi Festival, Pasar Film Internasional, dan Pekan

  peran dan fungsinya masing-masing dalam ekosistem

  Film Indonesia di Luar Negeri

  ekonomi kreatif, yang dapat dijabarkan dalam poin-poin

  • Digitalisasi dan Restorasi Dokumentasi Film Indonesia

  sebagai berikut:

  • Pelatihan Perfilman • Fasilitasi SMK Perfilman • Beasiswa Program S1 Perfilman Dalam Negeri

  a. Menanamkan pola pikir (paradigma) kreatif dan

  Beasiswa Perfilman Luar Negeri.

  kewirausahaan diantara pemangku kepentingan;

  • Standarisasi Sertifikasi dan Kompetensi Profesi

  b. Melakukan investasi dalam riset dan pengembangan

  Perfilman

  teknologi;

  • Laboratorium Seni Budaya Sekolah

  c. Memfasilitasi pengorganisasian bisnis

  • Pembelian Hak Edar Terbatas Film Cerita Panjang

  (kapitalisasimonetasi) para pelaku berikut produk

  Indonesia Pedoman P dan jasa kreatifnya. Terkait usaha pengembangan • Bioskop Keliling

  bisnis yang lebih besar, digunakan strategi

  Kontak: embentuk • Pelaporan Penonton Film Elektronik pemasaran yang berdaya saing global;

  • Pelayanan Aduan Masalah Perfilman

  d. Mengelola aset SDM kreatif (artis, desainer, pengrajin,

  epublik Indonesia R

  Komplek Kemdikbud

  dan lain-lain);

  Gedung C Lt. 18 omisi F Jl. Jenderal Sudirman

  e. Melakukan pemberdayaan dan pendukungan

  ilm Daer

  onomi Kr

  Senayan Jakarta 10270

  berkelanjutan terhadap pelaku dan komunitas kreatif,

  ah

  Email: pusbangfilm

  melalui serangkaian program dan aksi apresiasi.

  Badan Ek

  kemdikbud.go.id www.kemdikbud.go.id

  INDONESIA BAD

  VISI BEKRAF

  kerja lokal, dan lain-lain. Tentu saja hal

  Badan Perfilman Indonesia (BPI) merupakan pewujudan

  Indonesia menjadi salah satu kekuatan

  tersebut akan memiliki implikasi langsung

  dari Undang-undang No. 33 Tahun 2009 tentang

  AN PERFILMAN

  utama dunia dalam Ekonomi Kreatif di

  yang signifikan terhadap perekonomian

  Perfilman. Dalam Pasal 67 disebutkan bahwa Masyarakat

  tahun 2030.

  di daerah melalui pehitungan yang

  dapat berperan serta dalam penyelenggaraan perfilman.

  terukur dari PDB (Produk Domestik Bruto)

  Kemudian untuk meningkatkan peran serta masyarakat

  MISI BEKRAF

  daerah terkait.

  tersebut, dibentuk Badan Perfilman Indonesia (Pasal 68)

  1. Menyatukan seluruh aset dan potensi

  yang pengukuhannya ditetapkan dengan Keputusan

  kreatif Indonesia untuk mencapai

  BEKRAF sendiri sudah melakukan upaya

  Presiden No. 32 Tahun 2014.

  ekonomi kreatif yang mandiri

  pengembangan ekosistem industri kreatif

  2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi

  perfilman Indonesia dalam kerangka

  VISI

  pengembangan industri kreatif

  program pengembangan aspek pasar

  Terwujudnya perfilman Indonesia yang kompetitif,

  3. Mendorong inovasi di bidang ekonomi atau bisnisnya.

  berkeadilan dan bermanfaat bagi masyarakat.

  kreatif yang memiliki nilai tambah dan

  • Akselerasi pertumbuhan bidang

  daya saing di dunia internasional

  usaha perfilman (pembuatan,

  MISI

  4. Membuka wawasan dan apresiasi

  pengedaran, dan pertunjukan film)

  Melaksanakan Amanah UU No 33 Tahun 2009 tentang

  masyarakat terhadap segala sesuatu

  • Melindungi pelaku usaha perfilman

  Perfilman dan Melaksanakan Amanah ADART Badan

  yang berhubungan dengan ekonomi

  nasional melaui insentif (Tax

  Perfilman Indonesia.

  kreatif

  Allowance) untuk usaha yang memiliki

  5. Membangun kesadaran dan apresiasi

  TKDN

  TUGAS

  terhadap hak kekayaan intelektual,

  • Rekomendasi kebijakan pemerataan

  Pasal 69 UU No.33 Tahun 2009 tentang Perfilman

  termasuk perlindungan terhadap Hak

  jumlah layar secara nasional, dengan

  menyebutkan tugas BPI adalah:

  Cipta

  mengutamakan pendirian bioskop-

  a. Menyelenggarakan festival film di dalam negeri;

  6. Merancang dan melaksanakan

  biokop di daerah yang belum terakses

  b. Mengikuti festival di luar negeri;

  strategi yang spesifik untuk

  • Sebagai inisiator penerbitan produk

  c. Menyelenggarakan pekan film di luar negeri;

  menempatkan Indonesia dalam peta

  regulasi PERPRES 442016 yang

  d. Mempromosikan Indonesia sebagai lokasi

  ekonomi kreatif dunia

  mengeluarkan film dari Daftar Negatif

  pembuatan film asing;

  Investasi (DNI)

  e. Memberikan masukan untuk kemajuan perfilman;

  Secara khusus, subsektor perfilman,

  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas

  f. Melakukan penelitian dan pengembangan perfilman;

  B.VI

  video, dan animasi (audio visual) adalah

  perfilman nasional melalui

  g. Memberikan penghargaan;

  salah satu subsektor prioritas BEKRAF.

  pendukungan program-program

  h. Memfasilitasi pendanaan pembuatan film tertentu

  Subsektor film diprioritaskan karena

  spesifik, seperti ajang penghargaan

  yang bermutu tinggi.

  sifat industrinya yang mampu menaungi

  insan perfilman hingga

  sekaligus menjadi katalisator aktivitas

  pengembangan pasar film

  Dalam pelaksanaannya, bidang kerja dan program

  subsektor ekonomi kreatif maupun sektor

  internasional di beberapa daerah

  Badan Perfilman Indonesia meliputi:

  lainnya yang lebih luas. Daerah yang

  • Membantu upaya fasilitasi jasa layanan

  a. Informasi dan Komunikasi

  menjadi latar lokasi (setting), misalnya,

  lokasi dan sarana penunjang produksi

  Menjaga persepsi positif perfilman Indonesia serta

  akan terangkat publisitasnya sehingga

  film di daerah

  meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang BPI

  dapat mendorong sektor industri

  serta program-programnya, melalui pembangunan

  pariwisata berikut turunannya seperti

  Pusat Informasi Perfilman Indonesia. Bidang ini juga

  hospitalityamenity, transportasi, tenaga

  bertugas mengintegrasikan semua data perfilman yang ada secara berkala dan melakukan analisa data untuk kebutuhan pemangku kepentingan BPI.

  b. Sistem Keuangan Bidang ini bertugas untuk mengatur tata kelola keuangan lembaga, termasuk distribusi keuangan untuk pelaksanaan program-program kerja BPI.

  Pedoman P

  c. Promosi Lokasi

  Bidang ini bertugas untuk menumbuhkan potensi Kabupaten dan Kota sebagai lokasi pembuatan

  Gedung Kementerian BUMN, Lt. 15

  film. Menginisiasi pembentukan Komisi Film di

  omisi F

  Jl. Medan Merdeka Selatan, No. 13

  Kabupaten dan Kota serta membantu penataan ulang

  ilm Daer

  Jakarta 10110

  PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu)

  ah

  Email : infobekraf.go.id

  pembuatan film asing.

  Website : www.bekraf.go.id Website : www.bekraf.go.id

  h. Festival Internasional dan Diplomasi

  Bidang ini berusaha mengenali

  Luar Negeri

  kekuatan film Indonesia dengan

  Bidang ini menangani

  melakukan kajian terhadap

  perihal terkait keterlibatan film dan

  konten-konten lokal, dengan

  pelaku perfilman Indonesia ke ajang

  memaksimalkan keterlibatan potensi

  festival luar negeri untuk berbagai

  daerah, untuk menemukan ciri khas

  kepentingan perfilman. Bidang ini juga

  karakter film Indonesia. Selain itu,

  bertugas membangun serta

  bidang ini memetakan cara-cara baru

  mengelola jejaring internasional,

  mengkonsumsi (dan memproduksi)

  sekaligus melakukan kerja diplomasi

  film, dengan melakukan kajian

  budaya dalam konteks perfilman.

  terhadap bentuk-bentuk medium baru, untuk menemukan pasar baru

  i. Fasilitasi Pembiayaan Film

  film Indonesia.

  Bidang ini bertanggungjawab pada pembentukan serta pengelolaan

  e. Perlindungan dan Mediasi

  sistem pembiyaan film tertentu yang

  Bidang ini bertugas menjamin

  berkualitas baik dari berbagai aspek

  kepastian hukum serta menciptakan

  dan kepentingan.

  harmoni dalam perfilman nasional dengan memberikan layanan

  j. Apresiasi Literasi dan Pengarsipan

  informasi, perlindungan Hak Kekayaan

  Bidang ini menangani produksi

  Intelektual dan layanan mediasi untuk

  dan distribusi pengetahuan untuk

  sengketa perfilman.

  kepentingan pendidikan dan advokasi literasi film bagi masyarakat umum

  f. Organisasi dan Jaringan

  dan pelaku perfilman, yang

  Tugas dan fungsi utama bidang ini

  diwujudkan melalui berbagai program

  adalah memberdayakan pemangku

  seperti lokakarya kritik dan kajian

  kepentingan BPI melalui program

  film, diskusi, pengarsipan, penyusunan

  pembinaan anggota dan memfasilitasi

  dan penerbitan literatur film, dan lain

  hubungan para pemangku

  sebagainya.

  kepentingan dengan lembaga sertifikasi profesi.

  k. Advokasi Kebijakan

  Mendorong pihak legislatif dan

  g. Festival Dalam Negeri dan

  eksekutif negara dalam melahirkan

  Penghargaan

  kebijakan dan perbaikan kebijakan

  Merayakan dan memasyarakatkan film

  publik terkait bidang perfilman yang

  Indonesia dengan membangun

  dapat mendorong berlangsungnya

  infrastruktur festival dan penghargaan

  ekosistem perfilman yang sehat.

  nasional yang berkesinambungan, melalui pembentukan institusi mandiri pelaksana festival film nasional serta koordinasi antar festival film di

  Indonesia.