Hubungan antara Jenis TPA dan Kejadian DBD

B. Hubungan antara Jenis TPA dan Kejadian DBD

Dari hasil analisis bivariat didapatkan hubungan yang signifikan secara statistik antara jenis TPA dan kejadian DBD di wilayah Kota Surakarta yang ditunjukkan dengan nilai p sebesar 0,001 (< 0,05). Selain itu didapatkan hasil OR sebesar 7,5. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang menggunakan

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian eksperimental yang dilakukan oleh Sungkar (1994) yang menunjukkan hubungan yang signifikan antara kepadatan larva dengan jenis TPA, dimana jumlah larva yang ditemukan pada TPA keramik lebih sedikit dibanding yang terbuat dari jenis lain seperti fiberglass, semen, dan drum. Selain itu, angka kematian larva pada TPA keramik lebih besar dibanding dengan TPA lainnya. Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian observasional yang dilakukan oleh Hasyimi (2004) yang melaporkan bahwa jumlah jentik nyamuk Aedes aegypti paling sedikit ditemukan pada TPA keramik dibandingkan TPA lainnya.

Dinding TPA yang kasar diperlukan untuk mengatur sikap nyamuk betina pada waktu bertelur dan untuk melekatkan telur. Pada dinding TPA yang kasar, mikroorganisme sebagai bahan makanan nyamuk akan lebih mudah menempel dan nyamuk dapat berpegangan erat sehingga dapat dengan mudah mengatur posisinya pada waktu melekatkan telur. Bila dinding TPA licin seperti pada TPA keramik, maka nyamuk Aedes aegypti tidak dapat berpegangan erat dan tidak dapat mengatur tubuhnya dengan baik sehingga telur disebarkan pada permukaan air. Telur yang tersebar tersebut sebagian besar tenggelam dan hanya 20% yang menetas karena embrio mati terendam air sebelum embrio matang (Christopher, 1960). Jika jumlah embrio nyamuk banyak yang mati, maka jumlah populasi nyamuk Aedes aegypti akan jauh

C. Warna TPA sebagai Faktor Pengganggu Dari analisis Mantel Haenszel didapatkan hasil OR mendekati 1 yaitu 0,883 dengan CI 95% melewati angka 1. Hal ini menunjukkan bahwa variabel jenis TPA belum tentu menjadi faktor risiko kejadian DBD, setelah mempertimbangkan warna TPA.

Hasil yang signifikan secara statistik antara warna TPA dan kejadian DBD dengan nilai p sebesar 0,000 dan hasil di lapangan yang menunjukkan TPA keramik memang didominasi dengan warna terang, sedangkan nonkeramik didominasi warna gelap menunjukkan bukti yang menguatkan bahwa variabel warna TPA merupakan variabel pengganggu. Hal ini sesuai dengan teori bahwa variabel confounding (pengganggu) memiliki hubungan yang signifikan secara statistik baik dengan variabel bebas maupun variabel terikat (Petrie dan Sabin, 2005)

Dalam analisis bivariat antara warna TPA dan kejadian DBD didapatkan OR sebesar 18. Hasil ini menunjukkan seseorang yang menggunakan TPA dengan warna gelap berisiko 18 kali untuk terjangkit DBD dibandingkan dengan yang menggunakan TPA dengan warna terang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian eksperimental yang dilakukan oleh Sungkar (1994) yang menunjukkan kepadatan larva pada TPA yang berwarna gelap lebih tinggi dibandingkan TPA berwarna terang. Pada TPA Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian eksperimental yang dilakukan oleh Sungkar (1994) yang menunjukkan kepadatan larva pada TPA yang berwarna gelap lebih tinggi dibandingkan TPA berwarna terang. Pada TPA

Menurut penelitian yang sama dengan penelitian yang telah disebutkan di atas, yakni penelitian oleh Sungkar (1994) menyebutkan apabila dilakukan kombinasi antara warna TPA dan jenis TPA, maka TPA keramik dengan warna gelap tetap memiliki jumlah larva yang lebih sedikit jika dibandingkan TPA fiberglass dengan warna terang, yakni sebesar 68 dibanding 73. Hal ini menunjukkan bahwa jenis TPA tetap berpengaruh pada kepadatan larva setelah memperhatikan warna TPA. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai keberadaan warna TPA sebagai faktor pengganggu.