Hasil Tindakan Siklus II

4.4 Pembahasan

Berdasarkan data hasil belajar yang dipaparkan oleh peneliti, menunjukkan bahwa kegiatan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pembelajaran Take And Give dengan hasil dapat meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Sidoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati . Sebelum dilaksanakan penelitian belum menghasilkan output pembelajaran optimal. Hal ini terlihat pada hasil belajar siswa IPA yang masih rendah, yakni hanya 18 siswa tuntas belajar dan masih terdapat 18 siswa yang tidak tuntas belajar. Rendahnya pencapaian ketuntasan belajar tersebut disebabkan oleh kurangnya perhatian dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kondisi ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan terhadap kegiatan dan respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan data hasil observasi terhadap kegiatan siswa selama kegiatan pra siklus, siswa masih cenderung diam dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa tidak aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa hanya menulis materi yang disampaikan oleh guru. Siswa juga belum berani untuk mengutarakan pendapatnya terkait dengan materi pembelajaran yang dilakukan melalui diskusi kelompok. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kondisi awal sebagian besar siswa belum aktif selama kegiatan pembelajaran.

Kondisi pembelajaran awal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan tindakan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Selanjutnya peneliti melakukan identifikasi dan analisis permasalahan yang muncul pada kegiatan pembelajaran prasiklus. Berdasarkan identifikasi dan analisis terhadap penyebab rendahnya hasil belajar siswa, peneliti kemudian melaksanakan tindakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Tindakan yang dilakukan melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Take And Give pada siklus I dan siklus II. Setelah penerapan pembelajaran Take And Give, nampak adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Pada siklus I, peningkatan keaktifan siswa ditunjukkan oleh jumlah keterlaksanaan kegiatan siswa, yakni sebanyak 9 butir indikator telah dilaksanakan dengan baik, dan hanya 5 butir indikator yang belum Kondisi pembelajaran awal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan tindakan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Selanjutnya peneliti melakukan identifikasi dan analisis permasalahan yang muncul pada kegiatan pembelajaran prasiklus. Berdasarkan identifikasi dan analisis terhadap penyebab rendahnya hasil belajar siswa, peneliti kemudian melaksanakan tindakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Tindakan yang dilakukan melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Take And Give pada siklus I dan siklus II. Setelah penerapan pembelajaran Take And Give, nampak adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Pada siklus I, peningkatan keaktifan siswa ditunjukkan oleh jumlah keterlaksanaan kegiatan siswa, yakni sebanyak 9 butir indikator telah dilaksanakan dengan baik, dan hanya 5 butir indikator yang belum

Peningkatan keaktifan siswa pada siklus I berdampak terhadap meningkatnya hasil belajar siswa. dari hasil evaluasi yang telah dilakukan pada siklus I, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mencapai 22 siswa (61%). Sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 14 siswa (39%). Akan tetapi, hasil belajar pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan oleh peneliti, yakni minimal 80% siswa sudah mencapai KKM. Sehingga pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran dilanjutkan dengan pembelajaran siklus II dengan menggunakan pembelajaran yang sama seperti siklus I. Hasil observasi dan refleksi siklus I dijadikan acuan untuk melakukan tindakan pada pembelajaran siklus II. Pembelajaran siklus II dilakukan dengan memberikan perhatian dan tindakan khusus terhadap kelemahan-kelemahan yang masih timbul pada pelaksanaan tindakan siklus I.

Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus II diperoleh data, yakni sebanyak 13 butir indikator telah dilakukan oleh guru secara sempurnadan sebanyak 1 butir indikator dilakukan dengan baik. Adapun peningkatan keaktifan siswa pada siklus II ditunjukkan oleh keterlaksanaan indikator kegiatan siswa sebanyak 12 butir yang dilakukan dengan sempurna dan hanya 2 butir yang dilaksanakan oleh siswa secara baik. Peningkatan jumlah keterlaksanaan aktifitas guru dan siswa pada siklus II menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran Take And Give dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, keaktifan dan hasil belajar siswa. Keberhasilan pembelajaran siklus II telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti yakni, lebih dari atau sama dengan 80% siswa tuntas belajar.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2003: 2). Hasil dari penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Johnson dan Johnson (dalam Anita Lie, 2002:7) bahwa suasana belajar cooperative learning menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh persaingan dan memisah-misahkan siswa. Dengan suasana kelas yang dibangun sedemikian rupa, maka siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga terbentuk hubungan yang positif dan menambah semangat siswa dalam belajar. Suasana seperti ini akan memperlancar pembentukan pengetahuan secara aktif sehingga hasil belajar akan meningkat. Pembelajaran Take And Give merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif. Dengan pembelajaran Take And Give, siswa lebih aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Pembelajaran Take And Give juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat serta berinteraksi dengan siswa yang menjadikan aktif dalam kelas. Miftahul Huda (2013:243), mengungkapkan tentang kelebihan pembelajaran kooperatif Take and Give . Kelebihan strategi pembelajaran Take and Give antara lain :1). Dapat dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan dan situasi pembelajaran. 2). Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai kemampuan orang lain. 3). Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelas. 4). Memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui kartu yang dibagikan. 5). Meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab masing-masing siswa dibebani pertanggungjawaban atas kartunya masing-masing.. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pebelajar dituntut untuk aktif. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri (Dimyati dan Mudjiono, 2009:44). Mc Keachie (Dimyati dan Mudjiono, 2009:45) mengemukakan bahwa individu merupakan manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu, sosial. Guru yang memberikan kesempatan belajar pada siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih menjamin bahwa setiap Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2003: 2). Hasil dari penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Johnson dan Johnson (dalam Anita Lie, 2002:7) bahwa suasana belajar cooperative learning menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh persaingan dan memisah-misahkan siswa. Dengan suasana kelas yang dibangun sedemikian rupa, maka siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga terbentuk hubungan yang positif dan menambah semangat siswa dalam belajar. Suasana seperti ini akan memperlancar pembentukan pengetahuan secara aktif sehingga hasil belajar akan meningkat. Pembelajaran Take And Give merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif. Dengan pembelajaran Take And Give, siswa lebih aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Pembelajaran Take And Give juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat serta berinteraksi dengan siswa yang menjadikan aktif dalam kelas. Miftahul Huda (2013:243), mengungkapkan tentang kelebihan pembelajaran kooperatif Take and Give . Kelebihan strategi pembelajaran Take and Give antara lain :1). Dapat dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan dan situasi pembelajaran. 2). Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai kemampuan orang lain. 3). Melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan teman sekelas. 4). Memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui kartu yang dibagikan. 5). Meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab masing-masing siswa dibebani pertanggungjawaban atas kartunya masing-masing.. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pebelajar dituntut untuk aktif. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri (Dimyati dan Mudjiono, 2009:44). Mc Keachie (Dimyati dan Mudjiono, 2009:45) mengemukakan bahwa individu merupakan manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu, sosial. Guru yang memberikan kesempatan belajar pada siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih menjamin bahwa setiap

I dan siklus II:

Tabel 28 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

Tindakan

Siklus I

Siklus II

Berdasarkan tabel 28 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan pembelajaran Take and Give . Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai 47,5 dengan persentase 85%. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 52,5 dengan persentase 94 %. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada siklus I rata-rata skor aktivitas siswa 42.5 dengan persentase 76%, kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 51,5 dengan persentase 92%. Untuk menjelaskan perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II dapat diketahui pada gambar 16 sebagai berikut:

Gambar 16. Peningkatan Rata-rata Skor Observasi Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan gambar 16 tentang peningkatan rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor observasi guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan menerapkan pembelajaran Take and Give tersebut berdampak pada peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Sidoharjo. Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Take and Give hasil belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata- rata KKM ≥ 75 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing- masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Sidoharjo setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus

II dapat diketahui dalam tabel 29 sebagai berikut:

Tabel 29

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA

Siklus I dan Siklus II

Siklus II Hasil Belajar IPA

Hasil Tindakan

Siklus I

Pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 77 mengalami peningkatan dari prasiklus nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya

73 dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 61%. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 80% siswa tuntas dan 20% belum tuntas dari total keseluruhan siswa, maka dari itu masih diperlukannya upaya perbaikan pada siklus II.

Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar IPA semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa 84 dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 83% dan 17% belum tuntas. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan sebesar 83% siswa tuntas. Pada pelaksanaan tindakan siklus II masih ada 6 siswa yang belum berhasil mencapai KKM 75, hal ini dikarenakan siswa tersebut diketahui memang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata siswa lain, dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa tersebut juga kurang aktif, suka bermain, dan sulit berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa juga sering terlihat mengacuhkan guru ketika guru mulai menyampaikan materi dan pernah tidak naik kelas, sering tidak masuk. Beberapa hal yang menjadi penyebab tersebut merupakan faktor yang menyebabkan hasil belajar yang diperolehnya masih rendah. Untuk memperjelas peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siklus I dan siklus II dapat diketahui melalui gambar 17 sebagai berikut:

Gambar 17 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus I dan Siklus II

Pemanfaatan kartu berukuran 10 x 15 cm ini dalam pembelajarannya menambah manfaat dari pelaksanaan PTK ini, adanya kartu membuat siswa dapat berpikir secara konkrit tentang materi tumbuhan hijau yang disampaikan guru. Selain itu dalam pembelajaran ini siswa dilatih dalam berdiskusi kelompok dan saling bertukar informasi juga mengurangi perasaan takut dan tegang yang dirasakan oleh siswa saat mengikuti proses pembelajaran, kegiatan menghafal kartu dan mengkomunikasikan dalam Take and Give juga menjadikan siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik di dalam kelompok. Interaksi yang muncul antara siswa dengan siswa dan kerjasama yang terjalin dalam kegiatan diskusi Take and Give membentuk situasi belajar yang kondusif. Siswa sangat antusias bekerja sama untuk meghafalkan kartu sambil belajar suatu materi. Selain itu guru juga membentuk pembelajaran yang berlangsung menjadi arena kompetisi belajar yang positif bagi siswa, guru memberikan penghargaan kepada siswa untuk menambah semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan uraian penelitian yang telah disajikan, maka penerapan model pembelajaran Take and Give dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas 5 Semester I SDN Sidoharjo Tahun Pelajaran 2016/2017 ini selaras dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Andi, dari penelitian tersebut diketahui rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA meningkat menjadi 89% setelah penerapan model pembelajaran Take and Give, selanjutnya penelitian oleh Gastutik juga menunjukkan hasil yang serupa bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan hasil belajar sampai 92% dengan nilai rata-rata siswa 81,87. Dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa penerapan model pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan hasil belajar.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Aplikasi Evaluasi Dosen Berbasis Mobile di FTI UKSW

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Media Torso pada Siswa Kelas 4 SD Negeri

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar 2.1.1.1 Pengertian Hakekat Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tip

0 0 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Media Torso pada Siswa Kelas 4 SD Neg

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Media Torso pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Tahun Pelaja

0 0 37

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL P E M B E L A J A R A N KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA TORSO PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI TAHUN PELAJARAN 20162017

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Media Torso pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Tahun Pelaja

0 0 62

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN Sidoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 20

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN Sidoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati Semester I Tahun Pelajaran 20

0 0 18

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give untuk Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN Sidoharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati S

0 0 32