Gaya Hidup Hubungan Gaya Hidup dengan Status Kesehatan Lanjut Usia (Lansia) di Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Merah Medan Tahun 2014

8. Dengan memberi perhatian yang baik terhadap orangtua, maka kelak anak-anak kita akan bersikap sama terhadap kita 9. Membantu mencukupi kebutuhannya 10. Memeriksa kesehatan secara teratur Bustan, 2007

2.2. Gaya Hidup

Menurut Kotler 2002, gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Minor dan Mowen gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana orang membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu Tamher, 2009. Gaya hidup individu, yang dicirikan dengan pola perilaku individu, akan memberi dampak pada kesehatan individu dan selanjutnya pada kesehatan orang lain. Dalam kesehatan, gaya hidup seseorang dapat diubah dengan cara memberdayakan individu agar merubah gaya hidupnya, tetapi merubahnya bukan pada si individu saja, tetapi juga merubah lingkungan sosial dan kondisi kehidupan yang memengaruhi pola perilakunya. Dan tidak ada aturan ketentuan baku tentang gaya hidup yang berlaku untuk semua orang. Budaya, pendapatan, struktur keluarga, umur, kemampuan fisik, lingkungan rumah dan lingkungan tempat kerja yang berbeda, menciptakan berbagai gaya yang berbeda pula Hadywinoto, 1999. Universitas Sumatera Utara Dalam Deklarasi Vientiane dikatakan gaya hidup adalah sebagai praktek perilaku dan praktek sosial yang mendukung kesehatan dan merupakan cerminan dari nilai-nilai dan jati diri dari kelompok dan masyarakat diman penduduk hidup dan menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk memenuhi kehidupan ekonomi, sosial dan lingkungan fisik Darmojo, 1999. Menurut Belloc dan Breslow 1972, yang termasuk gaya hidup sehat adalah: 1. Pola makan yang baik 2. Aktivitas fisik 3. Olahraga 4. Istirahattidur 7-8 jam perhari 5. Tidak merokok 6. Tidak mengonsumsi obat-obatan Watson, 2003

1. Pola Makan

Pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang yang memilih dan mengkonsumsi makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiolOgi, psikologi, budaya dan sosial. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan setiap harinya Sediaoetama, 2000. Menurut Sri 2007 yang mengutip pendapat Khumaidi dan Suhardjo menyatakan bahwa pola konsumsi pangan atau kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Pola konsumsi pangan atau kebiasaan makan adalah berbagai informasi yang dapat memberikan gambaran jumlah, jenis, dan Universitas Sumatera Utara frekwensi bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk satu kelompok masyarakat tertentu Supariasa dkk, 2002. Pola makan individu meliputi bahan makanan pokok sumber karbohidrat, lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, sayur dan buah. Susunan makanan lanjut usia harus mengandung semua unsur gizi yaitu: karbohidrat, protein, lemak, mineral, air dan serat dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan serta seimbang dalam komposisinya. Menurut Sediaoetama 2000 pola makanan yang tidak baik akan menimbulkan beberapa gangguan seperti kolesterol tinggi, tekanan darah meningkat dan kadar gula yang meningkat. Belum ada standard menu untuk lanjut usia di Indonesia. Tetapi sebagai bahan acuan dapat dibuat menu makanan lanjut usia dalam sehari berdasarkan konsep “empat sehat lima sempurna“ atau konsep “gizi seimbang“. Sebagai contoh menu berdasarkan “empat sehat lima sempurna” terdiri atas kelompok makanan pangan pokok utama = sumber karbohidrat yaitu nasi 1 porsi, kelompok lauk pauk protein nabati atau protein hewani misalnya daging 1 potong atau tahu 1 potong, kelompok sayuran misalnya sayur bayam 1 mangkok, kelompok buah-buahan misalnya pepaya 1 potong dan susu 1 gelas. Menu seimbang untuk lanjut usia adalah susunan makanan yang mengandung semua unsur zat gizi yang dibutuhkan lanjut usia Denysantoso,2011. Kebutuhan akan serat yang dapat larut dalam air seperti apel, jeruk, pir, kacang merah dan kedelai juga perlu untuk lanjut usia. Selain sebagai sumber serat, buah dan sayuran juga merupakan sumber vitamin dan mineral. Mengonsumsi serat dan buah sangat penting untuk lanjut usia untuk mencegah sulit buang air besar. Selain itu konsumsi susu dapat menambah kebutuhan air yang kurang pada lanjut usia. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan makan untuk lanjut Universitas Sumatera Utara usia adalah: porsi makan jangan terlalu kenyang akan lebih baik jika porsi makannya sedikit tapi sering, banyak minum air putih sekitar 7-8 gelashari dan batasi minum kopi dan teh, kurangi garam, makanan hendaknya mudah dicerna lembek tidak keras, hindari makanan yang terlalu manis, terlalu asin dan yang terlalu gurihgorengan Nugroho, 2008, dkk. Contoh menu lanjut usia dalam sehari disajikan pada Tabel 2.1. berikut: Tabel 2.1. Pola Susunan Makanan Lanjut Usia dalam Sehari Berdasarkan Menu Seimbang No Kelompok Makanan Jenis Pangan Per Porsi Jumlah Porsi per Hari Laki-laki Perempuan 1 Bahan Pokok Sumber Karbohidrat Nasi 1 piring 3 2 2 Lauk Pauksumber protein hewaninabati Daging 1 potong Tahu 1 potong 1,5 5 2 4 3 Sayuran Bayam 1 mangkok 1,5 1,5 4 Buah-buahan Pepaya 1 Potong 2 2 5 Susu Skim 1 Gelas 1 1 Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI 1992 Menu ini disusun berdasarkan kecukupan energi dan gizi bagi lanjut usia dalam sehari, 3 kali makanan pokokutama dan 2 kali makanan selingan. Makanan selingan dikonsumsi untuk menunggu jadwal makanan pokok. Hal ini perlu dilakukan supaya jangan sampai perut kosong yang dapat menyebabkan peningkatan asam lambung. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2. Menu untuk Lanjut Usia dalam Sehari No. Waktu Makan Menu Porsi 1. Pagi Sumber karbohidrat 1 piring Protein 1 potong Susu 1 gelas 2. Selingan Makanan jajanan 1 potong 3. Siang Karbohidrat 1 piring Protein nabatihewani 1 potong Sayuran 1 mangkok Buah-buahan 1 buah 4. Selingan Makanan jajanan 1 potong 5. Malam Karbohidrat 1 piring Protein nabatihewani 1 potong Sayuran 1 mangkok Buah-buahan 1 buah Sumber: Nasoetion, dalam Nugroho 2008 Menurut Nugroho 2008 untuk menjaga agar menu harian tidak monoton, tetapi bervariasi maka perlu menyajikan berbagai bahan makanan pengganti atau penukar bagi kelompok makanan yang akan disajikan pada Tabel 2.3, variasi dalam menu harian sangat diperlukan karena dapat menghindari rasa bosan dan baik bagi kelengkapan zat gizi komplementasi zat gizi. Pola makanan yang tidak seimbang antara asupan dengan kebutuhan baik jumlah maupun jenis makanannya, seperti makan makanan tinggi lemak, kurang mengonsumsi sayuran, buah dan sebagainya juga makan makanan yang melebihi kebutuhan tubuh bisa menyebabkan obesitas atau kegemukan. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Berbagai Kelompok Makanan PenggantiPenukar Kelompok Makanan Jenis Makanan Sumber Karbohidrat Nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie instan, mie kering, roti tawar, singkong, talas, ubi jalar, pisang nangka, makaroni Sumber Protein Hewani Daging ayam, daging sapi, hati ayam atau sapi, telur unggas, ikan mas, ikan kembung, ikan sarden, bandeng, baso daging Sumber Protein Nabati Kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, tahu, tempe, oncom Buah-buahan Pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka, pisang ambon, sawo, semangka, sirsak, tomat Sayuran Bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang panjang, kecipir, sawi, wortel, selada Makanan Jajanan Bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue pia, kue putu, risoles Susu Susu sapi, susu kambing, susu kerbau, susu kedelai, skim Sumber: Nasoetion, dalam Nugroho 2008 Kejadian penyakit infeksi dan kekurangan gizi dapat diturunkan jika pola makan seimbang sebaliknya penyakit degeneratif dan penyakit kanker meningkat jika pola makan tidak seimbang. Dibeberapa daerah masalah penyakit infeksi masih menonjol sehingga dalam transisi epidemiologi kita menghadapi beban ganda Double Burden, peningkatan kemakmuran diikuti oleh perubahan gaya hidup karena pola makan, dikota-kota besar berubah dari pola makanan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat, serat dan sayuran, ke pola makanan masyarakat berat yang komposisinya terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula dan garam tetapi rendah serat Mien, 1998. Universitas Sumatera Utara Sedangkan menurut WHO 2003 meningkatnya industrialisasi, urbanisasi, mekanisme yang terjadi di sebagian besar negara di dunia, berhubungan dengan perubahan makanan dan perilaku, termasuk ke dalamnya makanan yang tinggi lemak dan tinggi energi serta gaya hidup yang lebih santai, melakukan aktivitas bisa dibantu dengan peralatan yang tidak banyak mengeluarkan energi. Tingginya kandungan sukrosa dalam makanan meningkatkan tekanan arteri pada beberapa orang dengan tensi normal yang kemudian memberikan efek menigkatkan penyerapan NaCl natrium klorida pada orang yang memiliki tekanan darah normal dan hipertensi Kotchen dan Jane, 1995. Sukrosa mungkin dapat menurunkan kadar lemak darah dan memiliki efek merugikan pada toleransi glukosa Willet, 1990. Konsumsi lemak mempunyai pengaruh kuat pada resiko penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung koroner dan stroke, efek lain pada lipid darah, trombosis, tekanan darah tinggi Tamher, 2009. Sedangkan menurut Willet 1990 efek dari protein dan jenis protein pada manusia belum jelas dan hubungan jenis protein dengan resiko PJK Penyakit Jantung Koroner diterima dengan sedikit perhatian pada studi-studi epidemiologi Wirakusumah, 2002. Konsumsi natrium dari berbagai sumber makanan memengaruhi tekanan darah dan seharusnya membatasi konsumsi, Natrium untuk mengurangi resiko hipertensi yang dapat berakibat pada Penyakit Jantung Koroner PJK dan stroke, dianjurkan konsumsi tidak lebih dari 1,7 gr. Natrium per hari. Konsumsi serat, sayuran dan buah setiap hari akan memberi perlindungan terhadap PJK dan juga menurunkan tekanan darah dan stroke Maryam, 2008. Universitas Sumatera Utara Menurut Depkes RI 2008, dengan bertambahnya usia seseorang, kecepatan metabolisme tubuh cenderung turun. Kebutuhan kalori pada lanjut usia berkurang, hal ini disebabkan karena berkurangnya kalori dasar dari kegiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya: untuk jantung, usus, pernafasan, ginjal dan sebagainya. Jadi kebutuhan kalori bagi lanjut usia harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Gaya hidup pada zaman modern ini telah mendorong orang mengubah gaya hidupnya seperti makan makanan siap saji, makanan kalengan, sambal botolan, minuman kaleng, buah dan sayur yang memakai bahan pengawet, makanan kaya lemak, makanan kaya kolesterol. Gaya hidup seperti ini tidak baik untuk tubuh dan kesehatan karena tubuh kita menjadi rusak karena makan yang tidak sehat sehingga tubuh menjadi lembek dan rentan penyakit Depkes RI, 2008. Pada lanjut usia akan terjadi berbagai macam kemunduran organ tubuh, sehingga metabolisme didalam tubuh menurun. Hal tersebut menyebabkan pemenuhan kebutuhan sebagian zat gizi pada sebagian besar lanjut usia tidak terpenuhi secara adekuat dan lengkap. Untuk itu perlu mengonsumsi suplemen makanan tetapi harus sesuai dengan anjuran dokter Depkes RI, 2008.

2. Aktifitas Fisik

Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi pemeliharaan fisik, mental dan kualitas hidup yang sehat dan bugar Mien, 1998. Perubahan gaya hidup “sedentary” merupakan gaya hidup dimana gerak fisik yang dilakukan minimal sedang beban kerja mental maksimal. Keadaan ini besar Universitas Sumatera Utara pengaruhnya terhadap tingkat kesehatan termasuk keadaan gizi seseorang dan selanjutnya berakibat sebagai penyebab dari berbagai penyakit. Latihan fisik secara teratur kedalam kegiatan sehari-hari adalah penting untuk mencegah hipertensi dan penyakit jantung Sunita, 2003. Gaya hidup bisa juga memengaruhi kerentanan fisik terutama karena kurangnya aktivitas fisik akibatnya timbul penyakit yang sering diderita antara lain diabetes mellitus atau kencing manis, penyakit jantung, hipertensi, kanker atau keganasan dan lain-lain. Gaya hidup pada zaman modern ini telah mendorong orang mengubah gaya hidupnya seperti jarang bergerak karena segala sesuatu atau pekerjaan dapat lebih mudah dikerjakan dengan adanya teknologi yang modern seperti mencuci dengan mesin cuci, menyapu lantai dengan mesin penyedot debu, bepergian dengan kendaraan walaupun jaraknya dekat dan bisa dilakukan dengan jalan kaki. Gaya hidup seperti ini tidak baik untuk kesehatan karena tubuh kita menjadi manja, karena kurang bergerak, sehingga tubuh menjadi lembek dan rentan penyakit. Untuk menciptakan hidup yang sehat segala sesuatu yang kita lakukan tidak boleh berlebihan karena hal tersebut bukannya menjadikan lebih baik tetapi sebaliknya akan memperburuk keadaan. Jadi lakukan atau kerjakanlah sesuatu hal itu sesuai dengan kebutuhan Depkes RI, 2008. Olahraga dapat digolongkan dalam bentuk statis dan dinamis. Olahraga dinamis mampu meningkatkan aliran darah sehingga sangat menunjang pemeliharaan jantung dan sistem pernafasan. Sedangkan olahraga apapun baik untuk kesehatan kita seperti senam, berenang, jalan kaki, yoga, karena dapat bersosialisasi, berjumpa Universitas Sumatera Utara dengan teman-teman, dan mendapatkenalan baru, mengadakan kegatan lainnya, seperti bisa berwisata dan makan bersama. Kebanyakan olahraga dilakukan pada pagi hari setelah subuh. Dimana udara masih bersih. Berolahraga dapat menurunkan kecemasan dan mengurangi perasaan depresi dan merasa rendah diri. Selain fisik sehat jiwa juga terisi, membuat kita merasa mudah dan sehat di usia tua Koswara, 2011. Sejumlah studi menunjukkan bahwa olahraga teratur, mengurangi faktor resiko terhadap jantung koroner, termasuk hipertensi Soeharto, 2000. Kemampuan aktivitas fisik yang berhubungan dengan kesehatan akan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk berfungsi secara baik, komponen tersebut antara lain efisiensi kardiovaskuler, kelenturan, pengendalian gerak badan dan pengurangan stress Mien, 1998. Usia bertambah, tingkat jasmani akan turun. Penurunan kemampuan akan semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat lanjut usia kemampuan akan turun antara 30-50. Oleh karena itu, bila usia lanjut ingin berolahraga harus memilih sesuai dengan umur kelompoknya, dengan kemungkinan adanya penyakit. Olahraga usia lanjut perlu diberikan dengan berbagai patokan, antara lain beban ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalsistenik, tidak kompetitif atau bertanding. Beberapa contoh olahraga yang sesuai dengaan batasan diatas yaitu jalan kaki, dengan segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki misalnya golf, lintas alam, mendaki bukit, senam dengan faktor kesulitan kecil dan olahraga yang bersifat rekreatif dapat diberikan. Dengan latihan otot manusia lanjut dapat menghambat laju perubahan degeneratif Depkes, 2008. Universitas Sumatera Utara

3. Kebiasaan Istirahat

Menurut Maryam 2008, istirahat dapat berarti bersantai menyegarkan diri atau diam tidak melakukan aktivitas apapun setelah melakukan kerja keras. Istirahat dapat berarti pula menghentikan sementara semua kegiatan sehari-hari bahkan sampai teridur. Istirahat yang cukup diperlukan agar tubuh dapat kembali ke kondisi normal setelah digunakan untuk beraktifitas. Istirahat terbaik adalah tidur. Kebutuhan tidur untuk lanjut usia adalah 6-8 jam sehari. Kebiasaan atau pola tidur lanjut usia dapat berubah yang terkadang mengganggu kenyamanan anggota keluarga yang lain yang tinggal serumah. Perubahan pola tidur dapat berupa tidak bisa tidur sepanjang malam dan sering terbangun pada malam hari. Tidur terlalu lama, akan cenderung mengganggu kesehatan. Sebagaimana dijelaskan diatas, saat tidur pun tubuh butuh nutrisi. Bila tidur terlau lama, tubuh akan mengalami katabolik. Akibatnya, akan semakin merasa malas, tidak bertenaga, dan memboroskan waktu. Kurang tidur dapat mengurangi kemampuan seseoraang untuk mengingat informasi yang lengkap atau kompleks. Penelitan di Universitas de Lille, Prancis, mengindikasikan bahwa otak memerlukan tidur untuk mempertahankan kemampuan mengingat informasi yang kompleks. Umumnya manusia bisa tidur dalam 6-8 jam sehari. Tetapi ada orang yang bisa tidur dibawah 6 jam. Kurang tidur berdampak negatif terhadap tubuh kita seperti kurang konsentrasi, cepat marah, lesu, lelah Maryam, 2008. Istirahat yang cukup sangat dibutuhkan badan kita. Banyak orang yang tidur jadi lemas, tidak ada semangat, lekas marah dan stress. Hasil riset terbaru para ahli di Chicago membuktikan, 3 hari mengalami kurang tidur, kemampuan tubuh dalam memproses glukosa akan menurun secara drastis, sehingga dapat meningkatkan Universitas Sumatera Utara resiko mengidap diabetes. Selanjutnya menurut mereka, tidur tidak nyenyak selama 3 hari berturut-turut akan menurunkan toleransi tubuh terhadap glukosa, khususnya pada orang muda dan orang dewasa Santoso, 2009. Sepertiga dari waktu dalam kehidupan manusia adalah untuk tidur. Diyakini bahwa tidur sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan proses penyembuhan penyakit, karena tidur bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan imunitas tubuh dan mempercepat proses penyembuhan penyakit juga pada saat tidur tubuh mereparasi bagian-bagian tubuh yang sudah aus. Umumnya orang akan merasa segar dan sehat sesudah istirahat. Jadi istirahat dan tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan Depkes RI, 2008.

4. Riwayat Merokok

Merokok bukanlah gaya hidup yang sehat. Merokok dapat mengganggu kerja paru-paru yang normal, karena Hemoglobin lebih mudah membawa Karbondioksida daripada membawa Oksigen. Jika terdapat Karbondioksida dalam paru-paru, maka akan dibawa oleh Hemoglobin sehingga tubuh memperoleh oksigen yang kurang dari biasanya. Kandungan nikotin dalam rokok yang terbawa dalam aliran darah dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh yaitu mempercepat denyut jantung sampai 20 kali lebih cepat dalam satu menit daripada dalam keadaan normal. Menurunkan suhu kulit sebesar setengah derajat karena penyempitan pembuluh darah kulit dan menyebabkan hati melepaskan gula ke dalam aliran darah Bustan, 2007. Merokok merupakan faktor resiko terpenting untuk terjadinya penyakit tidak menular, karena dapat menyebabkan Arterio Skleorosis dini, penyakit jantung koroner, penyakit paru obstruktif menahun, kanker paru, larynx, rongga mulut, Universitas Sumatera Utara pankreas, dan osephagus, selain itu juga dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar lemak dalam darah sebagai faktor resiko terjadinya stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah Bustan, 2007. Merokok sigaret dengan kandungan nikotin menyebabkan peningkatan frekuensi denyut jantung serta meningkatkan tekanan sistolik dan diastolik, meskipun nikotin dan merokok menaikkan tekanan darah secara akut, namun tidak selalu muncul pada perokok Kaplan dan Stamle, 1994. Zat-zat kimia beracun yang terdapat dalam rokok seperti nikotin dan karbondioksida yang diisap melalui rokok dibawa masuk ke dalam aliran darah. Selanjutnya zat ini merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, sehingga mengakibatkan proses Aterosklerosis dan tekanan darah tinggi. Selain itu dapat meningkatkan tekanan darah, merokok juga meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung Karyadi, 2002. Farmingham Heart Study menemukan bahwa merokok menurunkan menurunkan kadar kolesterol baik High Density Level HDL. Penurunan HDL ini berbeda, pada perempuan penurunannya lebih tinggi dari pada laki-laki. Pada laki- laki rata-rata 4,5 mgdl dan pada perempuan 6,5 mgdl. Perokok dikategorikan sebagai berikut: 1. Perokok ringan : 10 batanghari 2. Perokok sedang : 10-20 batanghari 3. Perokok berat : 20 batanghari Penelitian yang dilakukan oleh Lipid Research Program Prevalance Study menunjukkan bahwa mereka yang merokok dua puluh batang atau lebih perhari, Universitas Sumatera Utara mengalami penurunan kadar HDL sekitar 11 pada laki-laki dan 14 pada perempuan. Merokok juga mengurangi usia harapan hidup, rata-rata10 tahun. Atau apabila tidak merokok berarti menambah usia harapan hidup rata-rata 10 tahun. Demikian antara lain hasil penelitian selama 50 tahun di Inggris mengenai dampak merokok terhadap kesehatan Depkes RI, 2008.

2.3 Lanjut Usia Lansia