GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Perusahaan

  PT Indofarma (Persero), Tbk. merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Kementerian Negara BUMN, berdiri pada tahun 1918 dengan nama pabrik obat Manggarai. Pada zaman kolonial Belanda perusahaan ini mempunyai kegiatan pembuatan salep dan pemotongan kain kasa pembalut yang dilakukan di Centrale Burgelijke Zienkeninrichring (CBZ), yang sekarang dikenal dengan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Kemudian lokasi pabrik dipindahkan ke Jalan Tambak No.2 Manggarai, Jakarta sehingga dikenal dengan sebutan “Pabrik Obat Manggarai”.

  Tanggal 14 Februari 1967, melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.008IIIAd.Am67, nama Pabrik Obat Manggarai diubah menjadi Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan ditetapkan sebagai Unit Operatif setingkat Direktorat dibawah Direktur Jenderal Farmasi. Tugas pokok dari pabrik ini adalah memproduksi obat-obatan berdasarkan pesanan dari Departemen Kesehatan RI.

  Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan RI bertugas membantu usaha pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan, yaitu memproduksi obat-obatan untuk rumah sakit pemerintah dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Obat-obatan yang dimaksud bersifat essensial, artinya obat tersebut banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka didirikan sebuah pabrik sebagai pengganti yang sekaligus untuk memperluas pelayanan Pusat Produksi Farmasi Departemen

  Kesehatan RI. Pada tahun 1980 mulai dilakukan studi kelayakan untuk pembangunan pabrik farmasi ini.

  Berdasarkan PP No. 20 tanggal 11 Juli 1981, Pusat Produksi Farmasi diubah menjadi Perusahaan Umum dengan nama Indonesia Farma (Perum Indofarma). Pada tanggal 1 April 1983, pelaksanaan PP tersebut baru direalisasikan. Kemudian pada tahun 1988, mulai dibangun pabrik baru yang modern sesuai dengan konsep dan persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) seluas 20 hektar yang berlokasi di desa Gandasari, Cibitung, Bekasi dengan bantuan alat dan teknologi dari Pemerintah Italia. Kemudian pada tahun 1990 pembangunan tersebut dapat diselesaikan dan seluruh fasilitas produksi telah menempati lokasi di Cibitung, Jakarta (kecuali sediaan steril). Pada tahun 1993, pabrik baru tersebut dilengkapi dengan fasilitas produksi steril dan injeksi sefalosporin. Bangunan pabrik yang baru dirancang sesuai dengan konsep CPOB yang dilengkapi dengan mesin, peralatan laboratorium serta instalasi pabrik yang modern dan selesai pada tahun 1994. Fasilitas produksi steril diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI pada tanggal 31 Januari 1995, dimana seluruh pembangunan dapat terselesaikan dengan seluruh (100) dana ditanggung oleh Perum Indofarma.

  Tanggal 2 Januari 1996 Perum Indonesia Farma berubah status menjadi Perseroan Terbatas Indofarma (PT. Indofarma) melalui PP No. 34 tanggal 20 September 1995 untuk mengantisipasi perubahan dan meningkatkan keunggulan daya saing. Pada tahun tersebut juga dilakukan akuisisi dengan PT. Riasima Abadi Farma yang merupakan produsen bahan baku obat Paracetamol. Tahun 1999 dibangun Pusat Ekstrak (Extract Center) dan selesai pada tahun 2000. Pada Tanggal 2 Januari 1996 Perum Indonesia Farma berubah status menjadi Perseroan Terbatas Indofarma (PT. Indofarma) melalui PP No. 34 tanggal 20 September 1995 untuk mengantisipasi perubahan dan meningkatkan keunggulan daya saing. Pada tahun tersebut juga dilakukan akuisisi dengan PT. Riasima Abadi Farma yang merupakan produsen bahan baku obat Paracetamol. Tahun 1999 dibangun Pusat Ekstrak (Extract Center) dan selesai pada tahun 2000. Pada

  Bulan Mei 2001 PT. Indofarma memperoleh sertifikat ISO 9002. Unit produksi steril yang pada tahun 2002 ditingkatkan lagi menjadi ISO 9001 versi 1994 untuk seluruh unit produksi termasuk unit produksi Herbal Medicine dan Litbang. Kemudian pada produk makanan, memperoleh sertifikat ISO 9001 versi 2000. Sejak tanggal 17 April 2001 untuk seluruh unit produksi termasuk unit Direktorat Produksi, Direktorat Umum, Direktorat Pemasaran dan IT. Selain itu, sejak tanggal 17 April 2001, PT Indofarma, Tbk. mulai melakukan penawaran saham perdana kepada masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham perseroan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dan status PT Indofarma selanjutnya berubah menjadi PT Indofarma (Persero), Tbk.

4.2 Perkembangan Perusahaan

  PT. Indofarma adalah salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, yang telah melayani masyarakat dengan penyediaan obat-obatan bermutu selama hampir sembilan dasarwarsa. Pada awalnya, dengan fasilitas yang terbatas, pabrik yang masih berada dilingkungan Rumah Sakit Pusat itu hanya memproduksi beberapa jenis salep dan kasa pembalut. Pengembangan pertama menjadi Pabrik Obat Manggarai yang memproduksi obat-obatan berupa tablet dan injeksi dilakukan pada tahun 1931. Pada tahun 1942, pabrik diambilalih oleh PT. Indofarma adalah salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, yang telah melayani masyarakat dengan penyediaan obat-obatan bermutu selama hampir sembilan dasarwarsa. Pada awalnya, dengan fasilitas yang terbatas, pabrik yang masih berada dilingkungan Rumah Sakit Pusat itu hanya memproduksi beberapa jenis salep dan kasa pembalut. Pengembangan pertama menjadi Pabrik Obat Manggarai yang memproduksi obat-obatan berupa tablet dan injeksi dilakukan pada tahun 1931. Pada tahun 1942, pabrik diambilalih oleh

  Tahun 1979, Indofarma mengemban tugas memproduksi obat-obat esensial untuk pelayanan masyarakat, dan status Pabrik Obat Manggarai diubah menjadi Pusat Produksi Farmasi yang bersifat nirlaba dan masih dibawah Departemen Kesehatan. Selanjutnya, pada tanggal 11 Juli 1981, dengan semakin banyaknya tanggung jawab yang diberikan, pemerintah meningkatkan statusnya menjadi Perusahaan Umum Indonesia Farma yang disingkat Perum Indofarma.

  Tonggak penting lain perjalanan bisnis Indofarma terjadi pada tahun 1988 dengan pembangunan pabrik modern berkapasitas besar dilahan seluas 20 hektar, di kawasan Cibitung, Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1991, seluruh proses produksi di Manggarai, Jakarta, dipindahkan ke satu dari lima pabrik pertama di Indonesia yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) itu.

  Tahun 1996 untuk mengantisipasi perkembangan di masa datang dan meningkatkan daya saing, status perusahaan ditingkatkan menjdi PT. Indofarma (Persero). Selain itu, Perseroan mengembangkan diri ke hilir hingga merambah sampai ke distribusi dan perdagangan (trading) produksi farmasi. Selanjutnya, pada tahun 2000, bisnis distribusi dan trading farmasi serta alat kesehatan dipisahkan dan diserahkan ke anak perusahaan yang baru dibentuk, PT. Indofarma Global Medika (IGM). Pengembangan ini sekaligus memungkinkan Indofarma memfokuskan diri pada bisnis inti di bidang produksi dan pemasaran produk- produk farmasi.

  Tahun 2001, Indofarma melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham perseroan di Bursa Efek Surabaya (yang sekarang telah merger menjadi Bursa Efek Indonesia), sehingga resmi menjadi sebuah perusahaan terbuka dengan nama PT. Indofarma (Persero), Tbk. Dengan struktur permodalan yang lebih kuat, Indofarma mengembangkan produksi sehingga bukan hanya membuat obat-obat esensial dan generic, melainkan juga Obat dengan Nama Dagang (OND) baik etikal maupun OTC, obat tradisional (herbal), dan makanan kesehatan.

  Memasuki pertengahan tahun 2003, indofarma meluncurkan program restrukturisasi terpadu. Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah penyegaran manajemen di anak perusahaan yang paling strategis: PT. Indofarma Global Medika (IGM) yang menangani distribusi dan trading produk Indofarma. Pada tahun 2007, melalui restrukturisasi lanjutan untuk mengoptimalkan seluruh fungsi bisnis, perseroan memberikan otonomi luas kepada IGM dan memisahkan manajemen harian anak perusahaan ini dari perusahaan induk. Dengan demikian, Indofarma dapat fokus pada kegiatan produksi dan IGM pada kegiatan distribusi dan trading produk farmasi dan alat kesehatan.

  Indofarma juga terus berupaya menjalin aliansi strategis dengan mitra internasional pemilik produk dan teknologi, baik melalui perusahaan induk maupun anak perusahaan. Guna meletakkan fondasi yang kuat, manajemen Indofarma Group terus berupaya menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Manajemen juga senantiasa berupaya membangun kompetensi personel yang profesional melalui program pengembangan sumber daya manusia yang terarah, agar mampu membawa

  Indofarma Group memasuki era perdagangan bebas sebagai perusahaan farmasi terkemuka.

  Visi PT Indofarma (Persero), Tbk. adalah menjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solusi terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dan memiliki misi antara lain:

  1. Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan harga yang

  terjangkau untuk masyarakat.

  2. Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif dengan

  prioritas untuk mengobati penderita penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi.

  3. Mengembangkan kompetensi SDM sehingga memiliki kepedulian,

  profesionalisme dan kewirausahaan yang tinggi. Motto indofarma sebagai Insan Indofarma dalam menjalankan visi dan

  misi tersebut yaitu “Dilandasi ketakwaan kepada Tuhan YME, kita tingkatkan kualitas kesehatan bangsa.” Untuk mewujudkan visi dan misi perseroan, insan Indofarma memiliki nilai-nilai inti yang telah disepakati bersama dan dianut serta mencerminkan budaya korporat, dalam hal ini adalah budaya PT Indofarma (Persero), Tbk. Nilai-nilai inti ini membentuk filosofi bisnis dan budaya kerja “Profesional, Entrepreneurship, Compassionate” disingkat “PEC”. Arti dan penjabaran dari nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:

  Profesional; Insan Indofarma senantiasa bekerja secara profesional yang dilandasi integritas, komitmen, dan selalu berupaya memberikan hasil yang terbaik.

  Entrepreneurship; Insan Indofarma senantiasa memiliki jiwa kewirausahaan berlandaskan pemikiran jauh ke depan, inovatif dan fokus terhadap kepuasan pelanggan. Compassionate; Insan Indofarma memiliki rasa peduli dan welas asih terhadap sesama.

  Perusahaan Indofarma memiliki logo “INF” (Gambar 3) yang melambangkan kependekan nama perusahaan, logo hadir tanpa bingkai menggambarkan pengabdian Indofarma di bidang layanan kesehatan masyarakat, dengan warna biru yang melambangkan warna langit yang tidak terbatas, menggambarkan sifat pengabdian Indofarma yang tidak terbatas. Keluasan pengabdian diperluas dengan gradasi warna yang mewakili dimensi yang luas. Upaya pelayanan Indofarma kepada masyarakat tersirat pada ritme dari garis luas dan lengkung. Kesatuan garisnya memberikan kesan melindungi dan saling mendukung, artinya Indofarma siap melindungi masyarakat untuk mewujudkan kesehatan. Posisi miring melambangkan dinamika perusahaan, yaitu tidak terpaku pada konvensi-konvensi yang sudah ada, mengikuti perkembangan zaman dan inovatif, tetapi tetap mengikuti gerak laju teknologi khususnya di bidang farmasi.

  Gambar 3. Logo PT. Indofarma (Persero) Tbk.

4.3 Lokasi dan Tata Letak Pabrik

  PT Indofarma (Persero), Tbk. merupakan induk perusahaan yang bergerak di bidang produksi farmasi dan obat herbal. Pabrik ini dirancang sesuai konsep CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dan dibangun diatas tanah seluas ± 200.000 m² dan Luas bangunan secara keseluruhan adalah 28.483 m² (Lihat Tabel.4) yang berlokasi di Jalan Indofarma I, Cibitung-Bekasi. Pabrik lainnya yaitu, pabrik makanan bayi seluas ± 0,25 hektar di Cikarang.

  Di wilayah ini, fasilitas produksi farmasi dan obat herbal dirancang sesuai konsep CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) yang juga memuat pengaturan tata letak pabrik dan ruang produksi.

  Letak PT Indofarma (Persero), Tbk. saat ini dapat dikatakan cukup strategis karena berada dekat dengan pabrik penghasil karton untuk kemasan tersier, dan juga dekat dengan perusahaan farmasi lainnya. Di sebelah barat pabrik, terdapat pemukiman penduduk yang tidak terlalu banyak namun sebagian besar karyawan bermukim sementara di daerah tersebut.

  PT Indofarma (Persero), Tbk. merupakan perusahaan farmasi yang tidak memiliki cabang perusahaan, maka dari itu wilayah pemasarannya pun sampai ke seluruh wilayah di Indonesia. Namun dalam hal pendistribusian, produk yang dihasilkan oleh perusahaan diserahkan kepada anak perusahaan yang bernama PT Indofarma Global Medika (IGM) yang terletak di beberapa wilayah di Indonesia.

  Tabel 4. Fasilitas Produksi PT Indofarma (Persero), Tbk.

  Gedung

  Luas (m²)

  1. Kantor pusat

  2. Pusat pelatihan

  5. Poliklinik dan Apotek

  7. Laboratorium (2 lantai)

  8. Unit produksi β-laktam (2 lantai)

  9. Unit produksi utama (3 lantai)

  11. Unit produksi parenteral

  12. Bangunan utilities

  13. Gudang bahan kimia

  14. Instalasi pengolahan air limbah

  15. Instalasi pengolahan limbah padat

  16. Menara air

  17. Cylinder gas chamber

  18. Rumah jaga

  21. Unit penelitian dan pengembangan

  Sumber: PT Indofarma (Persero), Tbk (Juli, 2008)

4.4 Struktur Organisasi

  PT Indofarma (Persero), Tbk. dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh 3 direktur, yaitu Direktur Produksi, Direktur Pemasaran dan Umum, serta Direktur Keuangan dan SDM. Masing-masing direktur membawahi bidang, dan tiap bidang membawahi beberapa seksi. Selain itu, PT Indofarma (Persero), Tbk. dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh 3 direktur, yaitu Direktur Produksi, Direktur Pemasaran dan Umum, serta Direktur Keuangan dan SDM. Masing-masing direktur membawahi bidang, dan tiap bidang membawahi beberapa seksi. Selain itu,

  Masing-masing bidang dipimpin oleh seorang Manager. Manager bertanggung jawab dalam menyusun dan mengesahkan prosedur-prosedur tertulis, memantau kegiatan di masing-masing bidang baik personil, mesin, peralatan, prosedur kerja dan lingkungan proses produksi apakah selalu memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dalam pedoman CPOB atau telah terjadi penyimpangan sehingga segera memerlukan tindakan perbaikan.

  Manager dibantu oleh asisten manager untuk menjalankan tugasnya dan mengadakan pertemuan rutin dengan karyawan untuk mengingatkan agar karyawan selalu menerapkan prinsip CPOB dalam setiap proses produksi obat yang dilakukan. Untuk membantu pelaksanaan tugas bidang, manager perlu didukung oleh asisten manager, supervisor, mandor, dan tenaga terlatih dalam jumlah yang efektif dan efisien. Masing-masing personil memiliki job description yang jelas sehingga setiap bagian dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien serta setiap pengambilan keputusan tidak ada intervensi dari pihak lain. Adapun struktur organisasi PT. Indofarma dapat dilihat pada Gambar 4.

  Presiden Direktur

  Direktur Umum

  Direktur Sumber

  Produksi

  dan Marketing

  Daya Manusia

  dan Keuangan

  Unit Produksi I

  Pemasaran Produk

  Unit Produksi II

  Pemasaran OTC

  Laporan Keuangan

  Manajemen Resiko GCG

  Makanan Bayi dan

  Logistik Produk

  Perawatan dan

  Manajemen Bisnis

  I Control

  Suplemen dan

  Pendukung Kantor

  Pengendalian kualitas

  Logistik dan bahan baku

  Gambar.4 Struktur Organisasi PT.Indofarma (Persero),Tbk.

4.5 Ketenagakerjaan

  Sumber Daya Manusia yang ada di PT Indofarma (Persero), Tbk. per 31 Desember 2007 sebanyak 1.758 karyawan, 1.419 diantaranya adalah karyawan tetap dan diantara karyawan tetap ini, 544 adalah karyawan IGM. Sementara, pada tahun sebelumnya Perseroan memiliki 1.728 karyawan dan hanya 1.374 yang merupakan karyawan tetap, termasuk 464 karyawan di IGM.

  Latar belakang pendidikan 36,75 persen karyawan perusahaan memiliki latar belakang pendidikan D3 ke atas, 8 diantaranya karyawan bergelar S2. Komposisi ini memberikan gambaran bahwa Indofarma memiliki kekuatan sumber daya manusia yang cukup terdidik, yang merupakan syarat untuk mengelola perusahaan farmasi modern dengan baik. Sedangkan dari komposisi usia, sebesar 59,61 persen karyawan Indofarma berusia kurang dari 40 tahun, dengan komposisi karyawan yang muda tersebut maka Indofarma memiliki daya dukung sumber daya manusia yang produktif dalam jangka panjang.

  Selain itu, untuk meningkatkan produktivitas kerja di PT Indofarma (Persero), Tbk. dilakukan pelatihan-pelatihan terhadap karyawan. Pelatihan ini berada di bawah koordinasi Direktorat Umum dan SDM. Pelatihan dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar perusahaan. Pelatihan di dalam harus dilakukan oleh orang yang telah mendapat sertifikat (terkualifikasi) dan efektifitas penerapannya dinilai secara berkala. Materi pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan bidang pekerjaan yang dihadapi tiap karyawan disamping materi-materi umum tentang CPOB, K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin).

  Indofarma berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusianya selain dengan program pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan penugasan dari masing-masing karyawan, juga mengikutsertakan dalam program jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK), menyediakan fasilitas kesehatan (Poliklinik dan Apotek Indofarma), fasilitas olahraga (lapangan bola, lapangan basket, dan lapangan tenis), dan fasilitas penunjang lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

  Perusahaan dan anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Program pensiun dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Kontribusi perusahaan dan Karyawan masing-masing sebesar sebelas persen dan 2dua persen dihitung dari penghasilan dasar pensiun per bulan karyawan. Beban kontribusi Perusahaan dibukukan sebagai beban tahun berjalan.

  Perusahaan dan anak perusahaan menyelenggarakan program manfaat PHK karyawan (post-retirement benefit) sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan penetapan Uang pesangon. Selisih antara total kewajiban pada saat penerapan pertama kali dan kewajiban yang telah diakui perusahaan pada tanggal yang sama, diberlakukan sebagai penyesuaian saldo laba awal periode dari periode yang paling dini yang disajikan kembali. Imbalan kerja tersebut didasarkan pada masa kerja dan penghasilan karyawan. Metode penilaian yang digunakan oleh aktuaria adalah metode projected unit credit yang mencerminkan jasa pekerja pada saat penilaian.

4.6 Jenis Produk

  Produk merupakan segala bentuk output yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan baik berupa barang maupun jasa yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan pelanggan. Produk yang dihasilkan oleh PT Indofarma (Persero), Tbk. tergolong dalam produk yang berupa barang, antara lain:

  1. Produk Etical (OGB, lisensi, nama dagang)

  PT Indofarma (Persero), Tbk. memproduksi obat generik (Obat Generik Berlogo) sebagai produk utama. Selain itu juga memproduksi obat dengan nama dagang dan lisensi. Produk berlisensi adalah obat yang diproduksi untuk perusahaan lain atau diproduksi dengan membeli royalti dari perusahaan lain. Saat ini PT Indofarma (Persero), Tbk. mulai memperluas target pasar dengan memproduksi obat branded generic atau obat generik dengan nama dagang dengan harga terjangkau, yang merupakan program pemerintah untuk penyediaan obat bagi masyarakat.

  2. OTC dan Herbal Medicines

  PT Indofarma (Persero), Tbk. telah mengembangkan obat-obat tradisional yang bahan bakunya berasal baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Obat tradisional yang bahan bakunya berasal dari dalam negeri memiliki nama produk berawalan “pro” seperti prolipid, prouric, probagin, dan proasi. Sedangkan obat tradisional yang bahan bakunya berasal dari luar negeri memiliki nama produk berawalan ”Bio” seperti Bioginko, Biovision, dan Biokaroten.

  OTC merupakan produk obat jadi yang bermerk dan beredar bebas di masyarakat. Obat OTC yang diproduksi antara lain OBH Indo plus, Proflu, Ferrolat, Indomag,dan Bioralit. Untuk mengurangi ketergantungan usaha OTC merupakan produk obat jadi yang bermerk dan beredar bebas di masyarakat. Obat OTC yang diproduksi antara lain OBH Indo plus, Proflu, Ferrolat, Indomag,dan Bioralit. Untuk mengurangi ketergantungan usaha

  3. Alat kesehatan

  Selain memproduksi obat, PT Indofarma (Persero), Tbk. juga bekerja sama dengan perusahaan luar negeri memasarkan dan mendistribusikan alat kesehatan, antara lain kateter, urin bag, blood bag, dan syringe.

  4. Produk lainnya

  Produk lain di bidang pelayanan kesehatan yang diproduksi sendiri antara lain Infant Food (Makanan Pendamping ASI), mesin-mesin farmasi (Mesin blistering, mesin stripping dengan merk Indomach) dan test kit untuk menguji garam iodium.

  Saat ini, Indofarma memproduksi 218 item obat, 53 diantaranya sangat aktif beredar di pasar. Dari portofolio perusahaan yang cukup lengkap ini, 60 item adalah OND (Obat dengan Nama Dagang), termasuk enam jenis obat herbal yang telah diterima masyarakat luas seperti Prolipid dan Biovision.

  Tahun 2007, PT Indofarma (Persero), Tbk. meluncurkan 22 item produk baru, satu diantaranya adalah OND. Selebihnya adalah OGB (Obat Generik Berlogo) dan 12 item Indo Obat Serbu yang merupakan produk OTC (Over The Counter) khas Indofarma.