Landasan Teori
2.1.22 Mengukur Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Pengukuran variabel berupa nilai prusahaan dapat dilihat dari harga sahamnya.
Menurut Hasnawati (2005:175) mengatakan bahwa :
“Secara harfiah nilai perusahaan itu sendiri diamati melalui kemakmuran pemegang saham yang dapat diukur melalui harga saham perusahaan di pasar modal”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan harga saham. Harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan proksi nilai perusahaan.Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan, yang berarti kemakmuran pemegang saham juga semakin meningkat.
Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan price to book value (PBV), karena perusahaan yang berjalan dengan baik umumnya mempunyai rasio PBV diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Menurut Husnan (2008:67) nilai pasar saham dan nilai buku atau disebut dengan price to book value dapat digunakan untuk mengukur nilai perusahaan. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh pemodal (investor).
PBV dapat dihitung dengan membandingkan harga pasar dari suatu saham dengan nilai bukunya. Adapun yang dimaksud dengan nilai buku adalah perbandingan antara modal dengan saham yang beredar. Berdasarkan hal itu, PBV menunjukan seberapa besar suatu perusahaan mampu meciptakan nilai yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Rasio ini mengetahui seberapa besar harga saham yang ada dipasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya.
Semakin tinggi rasio ini menunjukan perusahaan semakin dipercaya, artinya nilai perusahaan menjadi lebih tinggi (Sutrisno, 2009:224). Dari pengertian tersebut Price Book Value (PBV) dapat dirumuskan sebagai berikut :
harga perlembar saham
PBV =
nilai buku perlemar saham
modal
Dimana : Nilai buku =
(2.6) Berdasarkan rasio PBV, dapat dilihat bahwa nilai perusahaan yang baik ketika nilai PBV diatas satu yaitu nilai pasar lebih besar dari pada nilai buku perusahaan. Semakin tinggi nilai PBV menunjukan nilai perusahaan semakin baik. Sebaliknya, apabila PBV dibawah satu mencerminkan nilai perusahaan tidak baik. Sehingga presepsi investor terhadap perusahaan juga tidak baik, karena dengan nilai PBV di bawah satu menggambarkan harga jual perusahaan lebih rendah dibandingkan nilai buku perusahaan.