PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN IPA
M. PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN IPA
Kemampuan lain yang harus dimiliki guru adalah kemampuan melaksanakan penilaian. Penilaian adalah kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran sehingga diketahui apakah suatu program telah berhasil. Penilaian suatu kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam penilaian, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
1. Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut.
a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan siswa untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misal, untuk menilai kemampuan mengukur suhu zat cair, guru perlu melakukan pengamatan terhadap cara siswa dalam menggunakan termometer, cara siswa memegang termometer, atau cara siswa membaca termometer. Dengan demikian, kemampuan siswa dapat dideskripsikan lebih jelas, utuh, dan konkret.
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak). Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. (Usman, 2010: 170)
Penilaian unjuk kerja dapat diterapkan dikelas rendah dan kelas tinggi misalnya kemampuan menulis. Pada kelas rendah misalkan kelas satu SD Penilaian unjuk kerja dapat diterapkan dikelas rendah dan kelas tinggi misalnya kemampuan menulis. Pada kelas rendah misalkan kelas satu SD
No
Aspek Prosedur
1 Cara memegang pensil
2 Posisi duduk pada waktu menulis
3 Posisi tangan pada kertas
4 Letak kertas yang akan ditulis
5 Jarak mata dari kertas meja
6 Bentuk huruf
7 Cara merangkai huruf
8 Kejelasan tulisan
9 Keindahan tulisan
10 Kebenaran tulisan Untuk kelas tinggi kemampuan menulis bukan ditekankan pada
kemampuan menulis huruf. Kemampuan menulis pada siswa kelas tinggi dapat diterapkan pada penilaian kinerja dalam bentu membuat tugas karangan. Kemampuan mengarang dapat menunjukkan kemampuan siswa dalam berpikir abstrak. Berbagai kemampuan dapat dinilai dari sebuah karangan misalnya kemampuan mengungkap gagasan, kemampuan merangkai kata, kemampuan merangkai kalimat dalam satu gagasan dan kemampuan lainnya. Kemampuan-kemampuan tersebut menunjukan tingkat berpikir abstrak yang cukup tinggi. Selain itu pola berpikir anak sudah tidak lagi terikat oleh sebatas apa yang dikatakan oleh guru, siswa mampu memproses informasi yang diterima dalam bentuk yang sudah berbeda. Yang dimaksud dengan informasi baru yang berbeda ialah siswa dalam menyusun kalimat menggunakan kata- katanya sendiri, tidak meniru lagi terhadap kata-kata yang diungkapkan oleh guru. (http:pjjpgSD.unesa.ac.id)
2. Penilaian Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu 1) soal dengan memilih jawaban (pilihan ganda,dua pilihan (benar-salah, ya-tidak), dan menjodohkan); 2) Soal dengan mensuplai-jawaban (isian singkat atau melengkapi, uraian terbatas, uraian obyektifnon-obyektif, dan uraian terstrukturnon-terstruktur).
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak mengembangkan sendiri jawabannya tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika siswa tidak mengetahui jawaban yang benar, maka siswa akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan siswa tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari. Siswa mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.
a. Materi, misalnya kesesuian soal dengan kompetensi dasar dan indikatorpencapaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan;
b. Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
c. Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan katakalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
d. Kaidah penulisan, harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku dari berbagai bentuk soal penilaian.
Contoh soal tertulis:
Soal Tertulis Bentuk Piliahan Ganda Berilah tanda silang pada huruf di depan jawaban yang paling tepat!
1. Yang termasuk satuan tidak baku yaitu ….
a. meter b. centimeter c. jengkal
2. Yang termasuk satuan baku ialah ….
a. meter b. depa c. langkah kaki Skor : Setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0
Soal Tertulis Bentuk Isian:
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan tepat!
1. Satuan panjang Centimeter dan Meter adalah contoh satuan ...
2. Satuan panjang langkah kaki , depa dan jengkal termasuk satuan …
3. Hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur baku .... dibanding hasil pengukuran dengan alat ukur tidak baku.
Skor : Setiap jawaban 100 benar diberi skor 2, jawaban benar 50 diberi skor 1, jawaban yang salah diberi skor 0 (nol)
ℎ =
× 100
3. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periodewaktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periodewaktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
a. Kemampuan pengelolaan Kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
b. Relevansi Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c. Keaslian Proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alatinstrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Contoh Penilaian Proyek:
Siswa ditugasi melakukan penyelidikan daur hidup kupu-kupu dan daur hidup ayam. Penyelesaian tugas siswa dIPAndu dengan LKS. Untuk melakukan penilaian guru membuar rancangan penilaian sebagai berikut. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam KelasSemester : IV 1
1. Memahami Mendeskrip- Mendeskripsikan urutan Makhluk Jenis: daur hidup
sikan daur
daur hidup hewan,
Hidup ulangan
beragam
hidup
misalnya kupu-kupu,
dan Bentuk:
jenis
beberapa
nyamuk dan kecoa
Proses tes
makhluk
hewan di
secara sederhana.
Kehidu- tertulis,
hidup
lingkungan
Menyimpulkan
pan penuga-
sekitar,
berdasarkan pengamatan
san.
misalnya
bahwa tidak semua
kecoa,
hewan berubah bentuk
nyamuk,
dengan cara yang sama.
kupu-kupu,
Menyimpulkan bahwa
kucing.
berubahnya bentuk pada hewan menunjukkan adanya pertumbuhan.
Menyimpulkan hasil pengamatan daur hidup hewan yang dipeliharanya
4. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
a. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan siswa dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
b. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan siswa sesuai kriteria yang ditetapkan.
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
a. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
b. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.
5. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh siswa. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan siswa. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan siswa sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan siswa dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik, laporan hasil pengamatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah, antara lain:
a. Karya siswa adalah benar-benar karya siswa itu sendiri. Guru melakukan penelitian atas hasil karya siswa yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh siswa itu sendiri.
b. Saling percaya antara guru dan siswa Dalam proses penilaian guru dan siswa harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan berlangsung dengan baik.
c. Kerahasiaan bersama antara guru dan siswa Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan siswa perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan
d. Milik bersama (join ownership) antara siswa dan guru Guru dan siswa perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga siswa akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
e. Kepuasan Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan siswa untuk lebih meningkatkan diri.
f. Kesesuaian Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
g. Penilaian proses dan hasil Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya siswa.
h. Penilaian dan pembelajaran Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan siswa.
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas dapat dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut.
a. Jelaskan kepada siswa bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya
merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi
b. Tentukan bersama siswa sampel-sampel portofolio apa saja yang akan
dibuat. Portofolio antara siswa yang satu dan yang lain bisa sama bisa berbeda.
c. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau
folder di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah.
d. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan
siswa sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
e. Tentukan kriteria penilaian portofolio dan bobotnya dengan para siswa.
Diskusikan cara penilaian kualitas karya para siswa. Contoh, kriteria penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan tata bahasa, pemilihan kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, siswa mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
f. Minta siswa menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing siswa, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
g. Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka siswa
diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara siswa dan guru perlu dibuat "kontrak" atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
h. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu,
undang orang tua siswa dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.
Di Sekolah Dasar baik dalam kelas rendah maupun tinggi penilaian portofolio dapat diterapkan. Dalam penilaian portofolio siswa dilibatkan untuk merumuskan tujuan, ada diskusi diantara guru dengan siswanya dan antar siswa dengan siswa lainnya dalam setiap pertemuannya. Pertemuan ini lebih membicarakan kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Siswa akan senantiasa memperbaiki kekurangan-kekurangan dari tugas-tugas yang dikerjakannya. Dengan demikian dalam penilaian portofolio terkandung pula penilaian siswa dari dirinya sendiri (self penilaian). Penerapan penilaian ini disesuaikan dengan ruang lingkup materi dan perkembangan berpikir siswa di kedua kelas tersebut.
Pada siswa kelas rendah penilaian portofolio dapat diterapkan pada pelajaran yang mengembangkan keterampilan imajinasi, misalkan melukis. Berbagai keterampilan yang dituntut dalam kemampuan melukis dapat diukur dalam portofolio sehingga kumpulan koleksi lukisan itu mampu menghasilkan lukisan yang baik. Beberapa keterampilan yang ada dalam melukis misalnya kemampuan membuat garis, menafsir, memberikan warna, membuat ukuran dll. Daya imajinasi yang bersifat fiktif yang masih begitu kuat melekat pada siswa kelas rendah dapat dikembangkan dan diukur.
Penilaian portofolio pada siswa kelas tinggi dapat diterapkan dalam mengembangkan berpikir logis yang
abstrak. Kemampuan
mengarangpun dapat dijadikan materi dalam sesmen portofolio. Koleksi karangan siswa yang disimpan dalam satu periode tertentu merupakan bentuk proses dan hasil penilaian. Sebagaimana telah dikemukaan bahwa kemampuan mengarang menunjukkan kemampuan berfikir siswa dalam level yang lebih tinggi.
6. Penilaian Diri (self-assessment)
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
Selanjutnya, siswa diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, siswa dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain:
a. dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
b. siswa menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya;
c. dapat mendorong, membiasakan, dan melatih siswa untuk berbuat jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian. Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif.
Oleh karena itu, penilaian diri oleh siswa di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penyekoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian.
4) Meminta siswa untuk melakukan penilaian diri.
5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong siswa supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.
6) Menyampaikan umpan balik kepada siswa berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak. (http:pjjpgSD.unesa.ac.id)