Laporan Pemeliharaan

Saran:

Program dapat dibuat menjadi beberapa tahap, misalnya tahap sosi- alisasi, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi secara keseluruhan. Tentukan target untuk setiap tahapan. Mintalah du-kungan dari seluruh warga disekolah kalian (guru, teman-teman, tena-ga kebersihan, koperasi, penyelenggara kantin, dan sebagainya). Buatlah evaluasi pada setiap akhir tahapan dengan melihat apakah target yang kalian harapkan telah tercapai. Jika belum, carilah apa kira-kira kendalanya, lalu mintalah saran dari guru kalian.

2. PRINSIP PELACAKAN KERUSAKAN / KEGAGALAN

2.1.1. Pendahuluan

Gambar 2.1: Contoh Alat Komunikasi Sebuah Sistem

Sebagai contoh sebuah sistem se- cara umum adalah : manusia, alat u- kur elektronika, alat komunikasi, mo- bil, peralatan elektronika dalam rumah tangga, peralatan dalam in- dustri dan lain-lain. Coba kalian pikirkan mengapa dibu- tuhkan suatu bagian pemeliharaan dan perbaikan ? Hal ini perlu agar:

ja normal. x Menghindari kesalahan proses. x Meningkatkan kualitas layanan ja-

sa. x Meningkatkan kualitas produksi. x Meningkatkan kepuasan pelang-

gan. x Memenuhi kebutuhan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan.

Rumusnya diberikan:

dimana: M (t) adalah Maintainability

t adalah waktu yang diizinkan untuk pemeliharaan (jam). MTTR adalah waktu rata-rata perbaikan (jam).

— adalah kecepatan perbaikan (per jam).

Gambar 2.2: Pemeliharaan

DEFINISI SISTEM:

Gabungan dari beberapa bagian a- tau komponen yang saling berhu- bungan satu dengan yang lainnya secara lengkap dan teratur dan membentuk suatu fungsi.

Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencapai tingkat kepu- asan dari availability (kebera- daan) sistem dengan biaya yang layak/wajar dan efisiensi.

Definisi Maintainability

(kemampuan pemeliharaan) Kemungkinan suatu sistem yang rusak dikembalikan pada kondisi kerja penuh dalam su- atu perioda waktu yang telah ditentukan.

2.1. Proses Pemeliharaan di Industri

Prinsip pemeliharaan bergantung pada beberapa faktor:

● Tipe sistem ● Tempat dan kerja sistem. ● Kondisi lingkungan. ● Tingkat keandalan sistem yang

diinginkan. Semuanya ini berkaitan erat dengan ke- ahlian dari staf pemeliharaan dan per- lengkapan komponen. Ada dua cara pemeliharaan:

Pada Preventive maintenance peng- gantian dilakukan sebelum komponen benar-benar rusak (aus karena pema- kaian) sehingga keandalan sistem da- pat diperbesar. Sebagai contoh, kom- ponen dari bagian yang bergerak dan digunakan secara terus menerus se- baiknya diganti sebelum rusak misal- nya servo potensiometer, motor dan sikatnya kontak pada relay dan saklar atau lampu pijar (filamen).

Gambar 2.3: Lampu Pijar Umurnya Tak Panjang

Suatu sistem yang menggunakan se- jumlah besar lampu indikator, memiliki grafik kerusakan seperti Gambar 2.4.

1. Preventive Maintenance (pemeli-

haraan untuk pencegahan): meng- ganti bagian-bagian / komponen yang hampir rusak, serta kalibrasi.

2. Corrective Maintenance (pemeli- haraan untuk perbaikan): mengganti komponen yang rusak.

2.1.2. Prinsip-Prinsip Pemeliharaan

Waktu 1000 jam

Kegagalan

Gambar 2.4: Grafik Kerusakan Lampu Indikator

Grafik kegagalan menunjukkan bahwa puncak kegagalan terjadi pada 1000 jam. Kemungkinan suatu lampu indikator mengalami kegagalan sebelum 1000 jam a- dalah 0,5 (50 %). Jadi, bila lam- pu diganti setelah 1000 jam, ke- mungkinan setiap lampu menga- lami kegagalan selama waktu itu adalah 0,5 (50 %). Apabila se- mua lampu diganti pada waktu yang bersamaan dalam standar deviasi sebelum umur rata-rata- nya, maka hal ini akan membuat tingkat keandalannya lebih baik. Kesulitannya adalah memperki rakan dengan tepat periode kea- usan untuk komponen pada ba- gian dalam, sehingga menjadi ti- dak ekonomis untuk melaksana- kan pemeliharaan preventif. Kerugiannya adalah gangguan- gangguan yang terjadi selama pengerjaan pemeliharaan pre- ventif tersebut, sehingga dapat menyebabkan terjadinya keru- sakan pada alat itu sendiri.

Gambar 2.5: Memperkirakan Keausan Itu Sulit

Pemeliharaan yang bersifat memper- Keterangan:

baiki (corrective maintenance) adalah

1. Jumlah ongkos-ongkos pemeli aktivitas pelayanan sistem elektronika haraan dan perbaikan. selama penggunaannya, jika terjadi

2. Ongkos-ongkos perbaikan + kerusakan komponen yang tidak da- pat diperkirakan dan tidak dapat dita- kerugian kerusakan (kerugian

nggulangi dengan pemeriksaan. Da- produksi, tenaga kerja yang mengganggur dsb).

lam kenyataannya, pemeriksaan suatu kerusakan lebih disukai daripada pen- 3. Ongkos-ongkos perbaikan.

4. Ongkos-ongkos pemeliharaan. cegahan.

5. Regangan optimum dimana

Tiga tingkatan dalam perbaikan:

jumlah biaya harus diberikan (batas-batas tidak mutlak dan

Pengamatan Kerusakan: mungkin berbeda dari masa- gejala-gejalanya

● Catat

lah ke masalah). dengan spesifikasi

● Bandingkan

6. Optimasi tersedianya perleng

kapan. Dapat terlihat dengan jelas bah- Menentukan tempat kerusakan

wa ada rentangan optimum yaitu ( Lokalisasi) usaha pemeliharaan itu dapat di-

tentukan secara ekonomis. Se-

Perbaikan baliknya, ongkos pemeliharaan Kerusakan meningkat sedemikian rupa se-

hingga tak seorangpun dapat mengatasinya.

Sebagai gambaran, Gambar 2.6 mem- perlihatkan hubungan antara ongkos pemeliharaan dan ongkos perbaikan serta tersedianya perlengkapan itu sendiri.

Ongkos

Rendah Kesiapan Perlengkapan 100 % Gambar 2.7:Ongkos Pemeliharaan yang Gambar 2.6: Hubungan Antara Ongkos Pe- Tak Menentu meliharaan Dan Ongkos Perbaikan Serta Tersedianya Perlengkapan

2.1.3. Pemeliharaan di

Untuk memenuhi produksi harus

Industri

dilaksanakan:

● Efisien dan ekonomis: semua Tujuan menjalankan dan memben-

peralatan harus beroperasi se-

tuk suatu perusahaan industri ada- cara efisien dan akurat pada lah mencari suatu keuntungan. tingkat produksi yang disya- ratkan.

Untuk mencapai itu semua perusa- haan harus:

● Penjadwalan waktu istirahat ● Memperhatikan dengan cermat direncanakan secara cermat.

manajemen perusahaan. ● Pengembangan produksi ha-

● Mengorganisasikan dan meng - rus terus dilakukan dengan menghasilkan produk baru dan koordinasikan seluruh kegiatan

berstandar serta berkualitas. didalam suatu perusahaan untuk Melalui teknis, proses, sistem, meningkatkan keuntungan usaha

metoda serta optimalisasi.

Gambar 2.9: Pengembangan Produksi Gambar 2.8: Kedisiplinan terhadap Waktu Maka bagian pemeliharaan:

Termasuk dalam Koordinasi Perusahaan ● Harus maju sesuai dengan Suatu perusahaan tidak hanya teknik mutakhir yang dipakai.

memproduksi barang-barang yang ● Harus merencanakan pemeli- dapat dijual, tetapi juga harus siap haraan secara teratur tidak menghadapi persaingan. Untuk itu, mengganggu jadwal produksi barang-barang tersebut harus sehingga waktu tunggu dan memenuhi: kerugian menjadi minimal.

Pemeliharaan yang tidak memadai ƒ harga wajar;

dapat menimbulkan kerusakan de- ƒ berkualitas; ngan biaya tinggi dan tidak ha-nya ƒ produksi dan distribusi tepat

waktu . dalam perbaikan saja tetapi juga kerugian jumlah produksi.

2.1.4. Pemeliharaan dalam Banyak situasi lain bahwa kegagal-

Pelayanan Umum

an teknik dalam pelayanan pemeli- Suatu bentuk pelayanan umum tidak haraannya tidak dapat semata-ma-

untuk mencari keuntungan. Fungsi ta ditaksir dalam hal keuangan, di- utama mereka untuk menyediakan jelaskan di bawah ini. pelayanan bagi masyarakat (konsu- ● Rumah sakit yang berfungsi

men). Misalnya kantor dan hotel ko- terus menerus, kerusakan dan mersial menyediakan pemanas, spa, pengangguran perlengkapan

lift dan sebagainya. tertentu dapat berakibat fatal. Dalam hal semacam ini, diper-

lukan bagian yang siap untuk memasang perlengkapan, un- tuk melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan secara rutin.

Sistem pemeliharaan awal ada- lah menjamin perlengkapan tersebut dapat dipercaya setiap

waktu.

Gambar 2.10: Kolam Air Panas

Kerusakan dari pelayanan bagian manapun, mungkin secara tak lang- sung akan menyebabkan kerugian karena dihubungkan dengan repu- tasi perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi bisnis.

Gambar 2.12: Peralatan Rumah Sakit Yang Perlu Dipelihara

● Kegagalan pelayanan darurat pada sekolah, perpustakaan dan kantor tidak akan menye- babkan malapetaka atau keru gian hasil, tetapi hal ini akan menyebabkan ketidaksenang- Gambar 2.11: Kerugian Karena Kerusakan an atau ketidaknyamanan.

Pelayanan Jadi, pemeliharaan bagian pela-

Dan tentunya sebagai konsumen se- yanan yang bersifat umum juga harusnya kita ikut menjaga fasilitas harus diperhatikan, karena secara umum tersebut, karena semuanya tak langsung berhubungan dengan itu untuk kepentingan dan kelancar- kelangsungan atau kelancaran pe- an bersama . rusahaan itu sendiri.

2.1.5. Keuntungan

Keuntungan pemeliharaan ter- program adalah:

Pemeliharaan yang

x Tersedianya material yang

Direncanakan

le-bih besar, dengan cara:

• memperkecil kerusakan Pemeliharaan yang terprogram dapat yang akan timbul pada pa- diterapkan dengan baik pada semua brik yang secara teratur jenis industri, tetapi efek dan keun- dan benar-benar dipelihara

tungan-keuntungannya akan berbeda- • pemeliharaan akan dilaksa- beda. Hal ini tergantung pada industri, nakan bila hal itu paling kondisi lokal dan juga bentuk penerap- menguntungkan dan akan annya. menyebabkan kerugian Pemeliharaan terprogram bukanlah produksi yang minimum;

satu-satunya cara mengatasi semua • tuntutan komponen dan kesullitan untuk setiap persoalan pe- perlengkapan diketahui se- meliharaan. belumnya dan tersedia bila

Pemeliharaan terprogram ini tak akan perlu. menyelesaikan masalah bila: x Pelayanan yang diprogram ● Bagian ketrampilannya lemah

dan penyesuaian memeliha- ● Kekurangan peralatan

ra hasil pabrik yang terus- ● Rancangan peralatan yang jelek menerus;

atau pengoperasian peralatan x Pelayanan yang rutin lebih yang salah.

murah dari pada perbaikan yang tiba-tiba; menggunakan tenaga lebih banyak tapi efektif;

x Penyesuaian perlengkapan dapat dimasukkan dalam program;

x Dapat membatasi ongkos pemeliharaan dan perbaikan

secara optimum.

Gambar 2.13: Pemeliharaan yang Terprogram

Pemeliharaan yang terprogram

adalah perencanaan suatu peru-

sahaan dalam mengoptimasikan sumberdaya manusia, biaya, ba-

han, dan mesin sebagai penun- Gambar 2.14: Segala Sesuatu Harus jang.

Direncanakan

2.2. Spesifikasi

Komponen ini dapat dikelompok

kan sebagai berikut:

2.2.1. Pendahuluan

ƒ bagian mekanik, seperti casis

logam dan siku-siku, kawat, pa- Pernyataan terperinci dari karakte-

Definisi Spesifikasi:

pan rangkaian tercetak (selan- ristik yang dikehendaki suatu per- jutnya disebut PCB), konektor, lengkapan, peralatan, sistem, pro- plug dan soket;

duk atau proses. ƒ komponen pasif, seperti resis- Manfaat mengatahui Spesifikasi tor tetap dan variabel, kapasitor

(spec): tetap dan variabel, induktor; Bagi Perusahaan: untuk mencapai ƒ komponen aktif, seperti dioda, spec. standard yang lebih baik lagi. transistor, thyristor, FETdan IC. Bagi Konsumen: untuk memban- Perancang harus memperguna- dingkan kelebihan / kekurangan de- kan spesifikasi untuk memilih ngan produk yang lain (memilih yang komponen yang paling cocok.

terbaik dan ekonomis)

Untuk aplikasi tertentu spesifi- kasi komponen bergantung

pula pada: - Harga disesuaikan produk. - Ketersediaan suku cadang. - Standarisasi dalam organisasi.

Format untuk Spesifikasi Kom-

ponen dapat dibagi sebagai be- Gambar 2.15:Bandingkan Sebelum Membeli rikut:

Pemeliharaan peralatan yang ada

1. Piranti, tipe dan keluarga dalam suatu perusahaan ataupun 2. Gambaran singkat tentang

pembuatan suatu peralatan, tak lu- piranti dan aplikasi yang diha- put dengan spesifikasi alat tersebut, rapkan, untuk menunjang da- sehingga kita dapat memeliharanya lam pilihan ini. dengan betul. 3. Penggambaran outline yang menunjukan dimensi mekanis

2.2.2. Spesifikasi

dan sambungan.

Komponen

4. Penjelasan terperinci singkat tentang karakteristik kelistrik-

Spesifikasi suatu komponen seha- an yang terpenting dan batas rusnya juga diketahui oleh pembuat

maksimum nilai mutlak dari suatu peralatan, sehingga dalam pe- tegangan, arus dan daya.

rancangannya dapat memperguna- 5. Data kelistrikan lengkap ter- kan komponen yang paling efektif masuk angka-angka, grafik dan murah untuk suatu aplikasi ter- yang diperlukan dan kurva tentu. karakteristik.

Sebelum kita melihat spesifikasi 6. Perincian tentang metoda pe- yang sebenarnya, kita harus terlebih meriksaan pabrikasi. dahulu memperhatikan berbagai 7. Angka-angka tentang reliabi komponen yang dipergunakan da- lam industri elektronika.

litas atau batas kegagalan.

Pada Gambar 2.16 diberikan contoh lembaran spesifikasi sebuah kom- ponen potensiometer adalah:

GC Loveday,1980, 6 Gambar 2.16: Spesifikasi potensiometer

Perlu dicatat bahwa maksud lembar spesifikasi di atas adalah untuk me- nunjukkan dengan jelas tentang pemakaiannya, batas maksimum mutlak, dan batas data kelistrikan penting lainnya, sehingga komponen ini dapat digunakan dengan benar. Contoh di atas hanya untuk memberikan ilus-

trasi format yang biasanya dijumpai. Untuk menilai spesifikasi komponen selengkapnya, cara yang terbaik a- dalah mencari sumber dari buku data pabrik yang bersangkutan. Dalam buku data ini selalu terdapat informasi yang penting dan berguna.

Terlepas dari masalah harga, kita harus memperhatikan semua aspek yang berikut ini:

1. Dimensi fisik : yaitu panjang, diameter, bentuk kawat penyambung dan bentuknya sendiri.

2. Rentangan resistansi : nilai maksimum dan minimumnya.

3. Toleransi seleksi : nilai seleksi maksimum dan minimum dari resis- tor, misalnya ± 2 %, ± 5 %, ± 10 % atau ± 20 % .

4. Rating daya : daya maksimum dalam watt yang dapat didisipasikan biasanya dinyatakan pada temporatur 70° C (komersial), 125° (militer).

5. Koefisien temperatur : perubahan resistansi menurut temperatur di- nyatakan dalam bagian-bagian per sejuta (ppm) per °C. Oleh karena "koefisien" menunjukan bahwa terjadi fungsi linier, maka istilah karak-

teristik sekarang lebih disukai.

6. Koefisien tegangan : perubahan resistansi menurut tegangan yang terpasang dinyatakan dalam ppm per volt.

7. Tegangan kerja maksimum : tegangan maksimum yang dapat dipa- sangkan pada ujung-ujung resistor.

8. Tegangan breakdown : tegangan maksimum yang dapat dipasang diantara badan resistor dan menyentuh konduktor luar, yaitu tegangan breakdown dari pelapis yang mengisolasi resistor itu.

9. Resistansi penyekat (insulation resistance): resistansi dari pelapis yang mengisolasi.

10 Stabilitas umur pembebanan : perubahan resistansi setelah waktu

operasi yang disebutkan, dengan beban penuh pada 70° C. Waktu operasi biasanya diambil 1000 jam.

11 Shelf stability : perubahan resistansi selama disimpan biasanya di- nyatakan untuk 1 tahun.

12 Range temperatur kerja : nilai-nilai ini minimum dan maksimum yang diizinkan untuk temperatur ambient.

13 Temperatur permukaan maksimum : nilai temperatur maksimum dan minimum yang diizinkan untuk badan resistor, kadang-kadang disebut "HOT SPOT TEMPERATURE".

14 Noise : noise (desah) kelistrikan vang disebabkan oleh tegangan yang terpasang yang menekan resistor dinyatakan

μ v/y

15 Klasifikasi kelembaban : perubahan resistansi dalam mengikuti sua- tu temperatur standar yang tinggi dan test siklus waktu kelembaban.

Perubahan itu harus berada dalam limit tertentu.

16 Efek penyolderan : perubahan resistansi yang diakibatkan oleh test penyolderan standar.

Setelah melihat berbagai parameter yang harus diperhatikan, maka sa- ngatlah berguna untuk membandingknn berbagai tipe resistor yang seca- ra fisik kira-kira ukurannya sama. Ini ditunjukkan pada tabel 2-1. Angka- angka yang diberikan disitu adalah contoh-contoh dalam kebanyakan hal, terlepas dari beberapa nilai maksimum.

Dengan mempelajari tabel, nyatalah bahwa resistor untuk aplikasi yang profesional harus jenis rnetal oxide atau metal glaze (cermet), karena re- sistor-resistor jenis itu mempunyai rentangan resistansi yang lebar, stabi- litas yang baik, dan koefisien temperatur yang rendah. Untuk aplikasi yang khusus, perancang harus Iebih mendalami spesifikasi

khusus dari tipe komponen, tetapi jelas menguntungkan jika kita mempu- nyai data pendek seperti pada tabel karena hal ini membantu kita dalam mempersempit daerah pemilihan untuk mendapatkan komponen yang benar. Tabel 2.1: Perbandingan Jenis-Jenis yang Umum dari Resistor Kegunaan

Umum

General Resistor

Metal Purpose Type

Composition Film

Oxide

Glaze Wire- Wound

Range 10 to 22 M 10 - 2 M 10 -1 M 10 - 1 M 0.25 -10 K Toleransi

±5% Rating Daya 250 mW

2.5 W Kestabilan

200 V R Penyekat

Teg. Max. 150 V

500 V Breakdown Koefisien

10 ppm/V 1 ppm/V Tegangan

2000 ppm/V

10 ppm/V

ppm/V b Daerah - 40 o C s/d

C + 150 o C+ 185 o C Koefisien ± 1200 ppm/ o

temp.ambang + 105 o C+ 125 o C + 150 o

± 200 ppm/ o C Temperatur

C ppm/ o C Noise

ppm/ o

C ppm/ o

1K 2 μV/V 1 μV/V 0.1 μV/V 0.1 μV/V 0.01 μV/V

10 M 6 μV/V Efek

0.15 % 0.05 % Penyolderan Shelf life

1 year Damp heat

GC Loveday,1980, 8

Langkah-langkah yang diperlukan dalam memilih komponen yang benar

adalah sebagai berikut :

a. Tentukan secara definitif aplikasinya: keperluannya untuk apa

b. Buatlah daftar untuk persyaratan:seperti dimensi, nilai, toleransi dsb.

c . Ceklah lembar data singkat untuk mendapatkan tipe yang cocok.

d. Perhatikan batas-batas lainnya yang mungkin: ada tidaknya, harga dll.

e . Ceklah spesifikasi komponen yang lengkap

f. Evaluasi

2.2.3. Spesifikasi

Perlengkapan

Format standard dari spesifikasi suatu perlengkapan elektronika

adalah : Gambar 2.17: Contoh Alat Ukur

1. 1. Diskripsi dan nomor tipe Diskripsi dan nomor tipe

Sebuah catatan singkat yang Sebuah catatan singkat yang

menyatakan dengan jelas apa menyatakan dengan jelas apa yang harus dikerjakan oleh yang harus dikerjakan oleh ins- instrumen itu dan maksud trumen itu dan maksud aplika- aplikasinya. sinya.

2 2 . Data kelistrikan . Data kelistrikan

(a) Karakteristik prinsip, misalnya (a) Karakteristik prinsip, misalnya Gambar 2.18: Contoh Sumber Daya Output, Output,

taraf tegangan, taraf tegangan, Frekuensi, Frekuensi, Impedansi, Impedansi, Rentangan, Rentangan, Akurasi, Akurasi, Distorsi, Distorsi, Karakteristik temperatur. Karakteristik temperatur.

(b) Kebutuhan daya (b) Kebutuhan daya Sumber tegangan: 120 V atau Sumber tegangan: 120 V atau 240 volt ac, fasa tunggal, 240 volt ac, fasa tunggal, freku- Gambar 2.19: Contoh Alat Komunikasi frekuensi 50 Hz sampai 60 Hz ensi 50 Hz sampai 60 Hz de- dengan daya 250 Watt. ngan daya 250 Watt.

Data lingkungan Data lingkungan

Rentangan temperatur kerja, Rentangan temperatur kerja, Kelembaban, Kelembaban, Klasifikasi, Klasifikasi,

Test getaran, Test getaran, Gambar 2.20: Contoh Pengolah Data Angka untuk MTBF. Angka untuk MTBF.

4 4 . . Data mekanik Data mekanik

Dimensi, Dimensi, Bobot. Bobot.

Beberapa perlengkapan elektro

nika yang dipakai secara umum

Gambar 2.21: Contoh Elektonik Konsumen dapat diklasifikasikan sbb (lihat

gambar disamping): ● Instrumen ukur elektronika

● Instrumen pembangkit sinyal ● Sumber-sumber daya ● Perlengkapan komunikasi ● Instrumen pengolah data

● Elektronika konsumen

● Sistem kontrol

Tabel 2.2: Contoh Spesifikasi sebuah Catu Daya dan Multimeter Digital

(A) Stabilished D.C.

Brench

Power Supply

Type

(B) Digital Multimeter 3½ digits

Parameter of Function Typical value

Parameter of function Typical value

Output Voltage

0 to 50 V

Ranges:

200 mV to 1 KV Load regulation

Output current

1 A max

d.c. and a.c.

0.02 % zero

voltages

200 μA to 1 A Line regulation

to full load

d.c. and a.c.

0.01 % for 10 % Current

Mains change Resistance 200 to 20 M Ripple and Noise

5 mV pk-pk

Accuracy (90 days)

Output impedance

± 0.3 % of reading Temperature

10 M at 1 KHz d.c .

± 0.01 % per 0 C ±1 digit

± 0.5 % of reading Current limit

coefficient

a.c.

110 % of full load

±1 digit

Resistance

± 0.2 % of reading ± 1 digit

Response time d.c.

Temperature coeff.

± 300 ppm/ 0 C

Input impedance

10 M in parallel with 100

pF GC Loveday,1980, 13

Penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang berbagai istilah dan pernyataan-pernyataan dalam sebuah spesifikasi, apalagi saat

membeli sebuah instrumen baru yang tidak begitu dikenal. Jikalau ada keraguan arti dari beberapa spesifikasi, mintalah penjelasan dari pabrik atau pergunakanlah buku petunjuk spesifikasi standar dari instrumen tersebut. Tidak ada untungnya dengan berpura-pura sudah mengerti.

2.2.4. Spesifikasi Tes

Dalam sebuah industri elektronika tentunya tak luput dari pengetesan peralatan yang diproduksi, dan ini dilakukan oleh ahli tes pada bagian perbaikan. Untuk itu tentunya diperlukan sebuah informasi cara

pengetesan suatu peralatan dengan menggunakan spesifikasi tes.

Definisi Spesifikasi Tes:

adalah informasi yang diperlukan oleh bagian test, perbaikan, atau ahli- ahli instalasi agar mereka dapat mencek apakah instrumen atau sistim

memenuhi standar penampilan yang dipersyaratkan.

Spesifikasi test tentunya merupakan dokumen yang perlu pemahaman, ini mencakup semua aspek dari karakteristik instrumen, hal-hal yang harus dicek, disetel, diukur, dan direkam (dicatat).

Yang penting lagi seorang ahli tes harus menjaga keselamatan kerja, menjaga instrumen-instrumen tes dan mempunyai catatan-catatan.

Kebijakan pemeliharaan tipe tertentu suatu sistem dapat mencakup pro- gram detail tentang kalibrasi ulang dan langkah-langkah pencegahan lainnya.

Kalibrasi ulang merupakan jenis pe- meliharaan untuk mempertahankan keandalan kerja peralatan sesuai kelasnya. Hal ini dilakukan karena adanya penyimpangan dari batas toleransi spesifikasi peralatan terse- but. Kalibrasi sangat penting dilaku- kan untuk instrumen ukur, misalnya osiloskop, digital multi-meter, alat- alat ukur elektronik kedokteran dan lain-lain. Karena adanya penyim- pangan spesifikasi bisa mengakibat- kan penyimpangan saat pengukur- an, serta bila dibiarkan akan mem- buat alat ukur tersebut rusak. Untuk kalibrasi ulang biasanya tidak ada komponen yang diganti dan dilaku- kan dalam interval waktu yang ter- tentu (maksimum 1 tahun sekali) pada setiap peralatan (terutama per- alatan ukur).

Gambar 2.23: Kalibrasi Hal Yang Penting.

2.2.5.Kalibrasi Peralatan

Yang dimaksud kalibrasi ulang

adalah menseting kembali peralatan yang sudah dipakai selama periode atau waktu tertentu dengan cara membandingkan peralatan yang sama dan masih standar, sehingga alat tersebut dapat berjalan normal kembali.

Lembaran standar untuk menu-

liskan spesifikasi tes yang logis tentang test dan penyetelan seba-

gai berikut : (a) Judul, nomor tipe instrumen,

nomor seri, spesifikasi, tang- gal pengeluaran

(b) Daftar perlengkapan test yang

diperlukan untuk melaksana- kan test

(c) Pemeriksaan kesinambungan,

isolasi, dan resistansi (dengan daya dipadamkan)

(d) Penyetelan taraf sinyal dan te-

gangan, pengukuran, dan pen- catatan-pencatatan mengenai masing-masing perakitan sub. Beberapa dari test-test ini mungkin dapat dilakukan sebe- lum test akhir. (catu daya hidup).

(e) Test penampilan sistem dan instrumen (f) Burn - in test (kadang-kadang disebut SOAK TEST). Untuk menjamin agar unit produksi memenuhi semua aspek penam- pilan produksi yang telah disetujui, merupakan tugas para ahli test itu. Untuk itu diperlukan suatu ketram- pilan dalam pengukuran dan men- cari gangguan dengan cepat. Bila beberapa bagian dari instrumen yang tidak bekerja sesuai dengan spesifikasi, maka ahli test itu harus menemukan sebab dari kesalahan secepat mungkin dan kemudian menyerahkan instrumen itu, atau bagian rakitan itu kepada bagian produksi untuk diperbaiki. Disam- ping pengukuran dan mencari gangguan, ahli itu harus mencatat data yang diperlukan dengan teliti dari instrumen yang ditest.

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

Kalian pasti sudah mengetahui, bahwa setiap peralatan elektronika sete- lah beberapa waktu akan mengalami kemunduran kinerja atau bahkan mengalami kerusakan, karena tidak ada peralatan yang dapat bekerja secara sempurna sepanjang waktu, meskipun kualitas dan teknologinya canggih. Misalnya satelit membutuhkan keandalan sangat tinggi sehingga sampai batas waktu yang ditentukan tetap bekerja dengan baik, karena kerusakan pada satelit akan sangat kesulitan untuk mereparasinya dan membutuhkan biaya yang sangat tinggi. Tetapi tetap saja satelit tersebut harus diganti dengan yang baru setelah batas waktunya sebelum keru- sakan itu terjadi, sehingga semua jenis komunikasi tak terganggu.

2.3.1.Pendahuluan

Keandalan dan kualitas suatu pera- latan akan mempengaruhi usia kerja alat tersebut. Suatu peralatan elek- tronika yang dibuat dengan memper- tahankan faktor kualitas akan berope- rasi dengan baik dalam jangka waktu yang lebih lama daripada suatu alat sistem yang dikerjakan dengan ku- rang memperhatikan faktor kualitas. Untuk dapat meramalkan seberapa jauh keandalan suatu alat, maka definisi tentang keandalan itu sendiri harus diketahui. Keandalan adalah kemampuan suatu item untuk melak- sanakan suatu fungsi yang dipersya- ratkan dibawah suatu kondisi yang ditentukan dalam periode waktu ter- tentu.

Dalam hal ini item berarti kompo- nen, instrumen atau sistem. Angka keandalan tidak dapat di- ramalkan tanpa mengkhususkan waktu dan kondisi operasinya. Hal-hal lebih rinci yang menyang- kut keandalan akan dibahas pada sub-bab tersendiri pada buku ini. Untuk mengetahui gambaran yang lebih lengkap, karena kean- dalan sangat erat hubungannya dengan kegagalan, maka perlu disimak suatu definisi kegagalan. Kegagalan adalah akhir kemam- puan suatu item untuk melaksa- nakan fungsi yang dipersyarat- kan.

Kualitas adalah kemampuan suatu item agar memenuhi spesifikasinya, sedangkan keandalan merupakan pengembangan dari kualitas terhadap waktu.

2.3. Keandalan dan Kegagalan

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

Dari dua defenisi tersebut diatas, maka dapat dilihat hubungan antara keandalan dan kegagalan. Bila suatu item menunjukkan penurunan keandalannya, maka ini menunjukkan adanya gejala kegagalan.

Tahap kegagalan

Cepat tidaknya suatu peralatan me- Ada tiga tahap kegagalan selama masuki tahap ini tergantung pada usia pakai suatu peralatan.

cara pemeliharaan peralatan sela- ma digunakan. Misalnya, jika telah

Tahap pertama disebut dengan diketahui suatu komponen telah ha- kegagalan dini (infant mortality), bis masa pakainya, maka sebaik- yakni kegagalan peralatan sesaat nya komponen cepat diganti sebe- setelah alat tersebut dibuat dan lum menyebabkan kegagalan pada dikirimkan ke pelanggan. Kegagal- peralatan tersebut. an selama tahap ini disebabkan oleh kerusakan komponen yang Hubungan antara usia peralatan telah dipasang pada peralatan ter- dengan laju kegagalan dapat dilihat sebut. Biasanya kondisi operasi pada Gambar 2.24 alat tidak berlangsung lama. Pera- latan biasanya masih berada dalam

garansi perusahaan dan perbaikan Karena

LAN

Usia

menjadi tanggung jawab perusa- A haan. Penyebab lain dari kegagal-

GAG

an yang terlalu dini adalah kesalah- KE U

an perancangan yang terlalu meni- LA tikberatkan pada satu bagian dari

Kegagalan

peralatan tersebut. Hal ini hanya

Normal

mungkin terjadi pada produk yang

baru dirancang dan ketidakmam- WAKTU puan perusahaan menyelesaikan

BURN IN

USIA KERJA

semua kelemahan produk tersebut. Gambar 2.24: Hubungan Usia Peralatan Dan Laju Kegagalan

Tahap kedua adalah kegagalan normal usia kerja peralatan. Laju kegagalan pada waktu tersebut adalah paling rendah.

Tahap ketiga adalah periode suatu peralatan mengalami laju kegagal- an paling tinggi, yang disebabkan oleh usia kerja alat sudah berakhir. Selama waktu ini, semua tampak salah.

Gambar 2.25: Semua Peralatan Harus Dipelihara

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

Tingkat Kegagalan

Gambar 2.26: Contoh Gagal Sebagian warna hijaunya hilang.

Sebagian

Tingkat Kegagalan

Gambar 2.27: Contoh Gagal Menyeluruh TV mati total.

Menyeluruh

Kegagalan Sebagian atau Parsial adalah kegagalan akibat adanya deviasi karakteristik atau parameter di luar batas spesifikasi, tapi ti- dak sampai mengurangi fungsi alat secara menyeluruh. Contohnya : generator fungsi yang masih dapat menghasilkan sinyal, tapi freku- ensinya tidak sesuai dengan posisi batas ukurnya, TV yang hilang warna hijaunya dll. Kegagalan Menyeluruh atau Total disebabkan oleh adanya deviasi karakteristik atau parameter diluar batas spesifikasi sehingga secara menyeluruh mengurangi fungsi peralatan. Contohnya generator fung- si yang tidak dapat menghasilkan seluruh bentuk gelombang, TV yang tak mau hidup dll.

Penyebab kegagalan

Kegagalan salah pemakaian adalah kesalahan yang disebabkan oleh pemakaian di luar batas kemampuan komponen atau alat tersebut. Contohnya: multimeter yang digunakan untuk mengukur tegangan AC te- tapi dipasang pada posisi tegangan DC.

Kelemahan yang ada dalam item (komponen, peralatan ataupun sistem) walaupun dioperasikan dalam batas kemampuannya dapat juga menjadi penyebab kegagalan. Contohnya multimeter yang sedang digunakan untuk mengukur tegangan, tiba- tiba rusak walaupun pema- kaiannya sudah benar. b

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

Waktu kegagalan

Waktu kegagalan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : ƒ Kegagalan tiba-tiba, yakni kegagalan yang tidak dapat diduga me-

lalui pengujian sebelumnya. Contohnya: TV yang sedang diopera- sikan dan tiba- tiba rusak tanpa sebab yang jelas.

ƒ Kegagalan bertahap, yakni kegagalan yang dapat diduga melalui pengujian sebelumnya. Contohnya: TV pada bagian volumenya mu-

lai derau saat dibesarkan atau dikecilkan potensio volumenya.

Kombinasi Kegagalan

Kegagalan fatal (catastrophic) = kegagalan tiba-tiba + menyeluruh.

Contohnya : TV yang sedang dioperasikan dan tiba- tiba rusak sendiri.

Kegagalan degadrasi = kegagalan bertahap + tidak menyeluruh

(sebagian), contohnya: TV yang volumenya mulai derau saat dibesar- kan atau dikecilkan potensio volumenya.

2.3.2. Faktor yang Mempengaruhi Keandalan

Keandalan suatu alat atau instrumen elektronik tidak lepas dari faktor yang mempengaruhinya selama siklus hidup peralatan. Siklus hidup tersebut, dapat dibagi menjadi empat tahap, yakni :

Perancangan dan Pengembangan

Produksi

Penyimpanan dan Transportasi

Operasi

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan Secara lebih detailnya untuk mencapai target keandalan yang diinginkan

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : Pembelian komponen

secara besar-besaran.

Rancangan:

Pemeriksaan barang-barang Pemilihan komponen

yang datang.

Analisis tekanan dan Penyimpanan komponen kegagalan Tata letak komponen Test prototipe

Manufaktur

Ketrampilan dan keterlibatan tenaga kerja. Skema training. Alat-alat dan perlengkapan Lingkungan kerja. Pemeriksaan dan test

Umpan Balik

Umpan Balik

Pengepakan Penyimpanan Transportasi .

Umur Operasi

Lingkungan operasi Penjagaan dalam operasi Kebijaksanaan pemeliharaan

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan ● Pengujian prototipe secara

Tahap Perancangan

menyeluruh dilakukan untuk

dan Pengembangan

melihat, apakah rancangan tersebut sudah memenuhi

Pada tahap ini harus sudah disiapkan spesifikasi keandalan dan keandalan yang ingin dicapai, sehing-

rujuk kerja yang telah diten-

ga pada langkah berikutnya para ahli

tukan.

rancang akan diarahkan untuk men- capai target. Adapun pekerjaan pada tahap ini meliputi:

Produksi

● Merancang rangkaian menentu-

kan tata letak komponen, dan ● Komponen harus terjamin menguji prototype secara menye-

baik dan disimpan sesing- luruh.

kat mungkin. Untuk jumlah ● Merancang rangkaian dan me-

yang kecil dapat dilakukan milih komponen yang tepat, se-

pemeriksaan seluruhnya. hingga tidak akan ada penitik-be-

Tetapi untuk jumlah yang ratan hanya pada salah satu

besar, pemeriksaan dapat komponen saja. Untuk memilih

dilakukan dengan mengam- komponen yang tepat, dilakukan

bil contoh produk ( sample ) pemeriksaan setiap komponen a-

dan dengan metode analisis tas peluang kegagalannya dalam

statistik.

rangkaian yang dirancang. ● Kerjasama dan ketrampilan Langkah ini disebut Analisis

karyawan. Setiap karyawan,

pembuat alat, ahli produksi ● Menentukan tata letak komponen,

Kesalahan dan Titik-Berat.

dan metode, operator pera- perakitan dan panel-panelnya.

kitan, ahli test dan pemerik- Pemasangan komponen hendak-

saan membentuk mata ran- nya dilakukan dengan hati-hati a-

tai produksi dan dapat mem- gar tidak mengalami tekanan me-

bantu menghasilkan produk kanis dan panas yang berlebihan.

berkualitas. ● Pengaruh lingkungan dimana alat ● Kerangka pelatihan yang

tersebut akan dioperasikan, harus baik akan menjamin karya- diperhitungkan dan harus dibuat

wan mampu menggunakan

proteksi untuk melawannya. teknik produksi dengan be- Langkah proteksi ini mencakup

nar dan lebih efektif.

penutupan yang rapat, penekanan ● Peralatan produksi sesuai dengan udara dingin, pemasang-

standart yang disyaratkan, an anti getar atau pemasangan

dan dipelihara dengan baik. senyawa isolasi.

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan ● Kondisi lingkungan kerja atau ● Peralatan test otomatis dapat

perakitan yang nyaman, seperti digunakan untuk memeriksa ventilasi udara yang baik, pene-

alat hubung singkat atau ter- rangan yang baik, temperatur

buka pada jalur rangkaian. ruang yang nyaman untuk pe-

Soak test perlu dilakukan bila kerja dan alat, serta bebas debu

instrument dioperasikan pada untuk menjamin kondisi yang

temperatur yang diubah– nyaman.

ubah, dan siklus temperatur akan membantu mengenali komponen–komponen yang lemah.

Penyimpanan dan Transportasi

● Metode penyimpanan akan mempengaruhi keandalan ope-

rasi instrumen tersebut. ● Metode pengepakan harus diperhitungkan dalam spesifikasi

keandalan. Pengepakan harus dapat melindungi instrumen dari korosi dan bahaya kerusakan mekanis, temperatur pe- nyimpanan dan tingkat kelembaban harus selalu dikontrol.

● Transportasi pada saat dijual, instrument harus diangkut dan

hal ini akan mengalami getaran, kejutan mekanis, perubahan temperatur, kelembapan dan tekanan. Harus dikhususkan.

Operasi

● Kondisi lingkungan yang cocok. ● Cara pengoperasian yang benar. Petunjuk ope-

rasi yang ditulis dengan baik harus dapat men- jamin bahwa tidak akan ada kesalahan pema- kaian.

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

2.3.3.Pertimbangan Biaya Keandalan

Setelah beberapa tahun kemu-

BIAYA PRODUKSI

dian, biaya operasi dan peme- liharaan sering kali melebihi biaya modal, karena untuk

BIAYA MODAL

mempertahankan keandalan diperlukan biaya yang sangat tinggi.

BIAYA OPERASI

Hubungan antara biaya dan

& PEMELIHARAAN

keandalan dapat dilihat pada Gambar 2.28 a dan 2.28 b.

Biaya Biaya Pemilikan

Biaya

Total Biaya Total

Produksi Operasi Desain

Titik

Harga Beli

Perbaikan Dalam

dah

Garansi

Perawatan Dsb

Keandalan Optimum Keandalan

Keandalan Optimum Keandalan

GC Loveday,1980, 22

a b Gambar 2.28: a. Biaya Manufaktur Terhadap Keandalan

b. Biaya Pemilikan Terhadap Keandalan

Gambar 2.28a memperlihatkan pada biaya terendah ( breakdown cost ) sepanjang pembuatan, jika keandalan diperbaiki, biaya produksi dan perancangan naik, sementara biaya perbaikan dan penggantian gratis selama garansi turun. Perlu dicatat, bahwa grafik tersebut mempunyai titik biaya terendah. Dengan kata lain, suatu pabrik yang memproduksi produk dengan keandalan rendah mungkin akan mudah tersisih dalam bisnis, karena biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan produk secara total akan sangat tinggi. Gambar 2.28.b merupakan jumlah dari biaya pembelian dan biaya perawatan. Biaya tersebut akan menurun dengan semakin baiknya keandalan. Grafik biaya pemilikan total juga mempunyai titik minimum, walaupun titik tersebut berada di sebelah kanan titik biaya minimum manufaktur. Jadi, pelanggan akan lebih memilih keandalan yang lebih baik dengan membayar harga untuk keandalan tersebut daripada mengharapkan suatu pabrik untuk menyediakan instrumen yang andal.

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

2.3.5.Kecepatan

Kegagalan

DEFINISI

2.3.4.Peluang Keandalan

Kecepatan kegagalan / FR ( FAILURE RATE) adalah ba-

Belajar tentang keandalan pada ha- nyaknya kegagalan per banyak- kekatnya adalah belajar kegagalan

nya jam komponen. komponen dan sistem. Mengapa

komponen harus gagal? Jawabnya Kecepatan kegagalan ( Failure tentu saja, semua barang buatan Rate / FR) dari komponen dapat manusia mempunyai batas umur. ditemukan dengan mengoperasi Apapun barangnya, lama kelamaan kan sejumlah besar komponen akan menyebabkan barang atau dalam suatu periode yang lama komponen mengalami kegagalan dan mencatat kegagalan yang /kerusakan. terjadi. Periode awal kecepatan

Pada peralatan elektronik, tekanan- kegagalan yang tinggi dikenal de- tekanan yang menyebabkan kega- ngan istilah Burn - in atau Early galan adalah:

Failure , yang diikuti dengan suatu periode dimana kecepatan kega- galan menuju nilai yang hampir konstan. Periode ini dikenal seba-

Kondisi operasi rancangan

gai Ramdom Failure Period atau ● Penggunaan tegangan

Useful Life . Disini kegagalan akan dan arus.

menjadi acak, karena suatu yang ● Disipasi daya.

kebetulan saja. Dengan menggu- ● Tekanan mekanis yang

nakan laju kegagalan sepanjang disebabkan oleh metode

periode Useful Life, dapat dibuat yang telah ditetapkan.

suatu ramalan keandalan dengan

Kondisi lingkungan

menggunakan teori kemungkinan. ● Temperatur tinggi atau

Bila pengujian dilanjutkan di atas rendah.

periode useful life, maka derajat ● Siklus temperatur, kelem-

kecepatan kegagalannya akan .

baban yang tinggi. naik, gagal satu persatu karena ● Getaran dan kejutan me-

proses usia, ini disebut periode kanis.

wear out .

● Tekanan rendah atau tinggi.

Variasi kecepatan kegagalan me ● Lingkungan yang menim-

nurut waktu ditunjukkan secara bulkan karatan, radiasi

grafis pada Gambar 2.24. Karena debu, serangan serangga

bentuknya seringkali disebut atau jamur.

" bathtub curve ".

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan Tabel 2.3 berikut ini hanya merupakan suatu pedoman yang menun-

jukkan laju kegagalan dari komponen elektronik yang sering digunakan.

Tabel 2.3 : Kecepatan Kegagalan (FR) komponen

Kecepatan kegagalan Komponen Tipe (x 10 -6 /h)

Kapasitor Paper

Electrolytic (1. foil)

Tantalum (solid)

Resistor Carbon composition 0.05

Carbon film

Metal film

Oxide film

Hubungan Solder

Plug and sockets

Semikonduk Diodes (signal)

-tor (Si)

Diodes (regulator)

Transistor < 1 Watt

Digital IC (plastic

DIL)

Linear IC(plastic DIL)

Komponen

Audio inductors

lilitan

R.F. coils

Power transformers (each winding)

Saklar (per contact) 0.1 Lampu &

Valves (Thermionic)

GC Loveday,1980, 25

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

Definisi

MTBF ( Mean Time Between Failures ) adalah lamanya pe- makaian suatu sistem sampai dicapai kegagalan

2.3.6. M T T F & M T B F

Rumusnya:

Definisi

= FR + FR (B) + FR (C) MTTF ( Mean Time To Fail ) adalah

FR

(rangkaian)

(A)

lamanya pemakaian komponen

FR (rangkaian) = .

sampai dicapai kegagalan

Maka:

MTBF (rangkaian) = 1/ Rumusnya:

Catatan: MTBF digunakan untuk item

1 yang dapat diperbaiki, seperti

MTTF = ———

instrumen dan sistem.

FR

Catatan: Sebagai contoh: MTTF ini untuk item-item yang

Suatu rangkaian mempunyai

tidak dapat direparasi, seperti komponen : 4 resistor karbon komponen.

film, 2 kapasitor elektrolit, 2 LED dan 2 transistor < 1 Watt, maka:

FR (rangkaian) = ( 0,8 + 3 + 0,2 +

Sebagai contoh: -6 0,16) x 10 / jam = 4,16 x 10 /jam Sebuah resistor karbon film, dari ta- Jadi:

bel FR didapat = 0,2 x 10 –6 / jam, M T B F = 1 / 4,16 x 10 -6 / jam

maka akan didapat umur komponen tersebut :

= 240384,615 jam MTTF = 1 / FR = 1 / 0,2 x 10 -6

= 10016 hari. = 5 x 10 6 jam = 208333,3 hari Jadi kalau sudah dalam rangkai- an maka tingkat kegagalan / ke-

Hal ini menunjukkan usia yang sa- rusakan akan jauh lebih kecil ngat panjang untuk sebuah kompo-

dibandingkan kegagalan sebuah nen yang berdiri sendiri (belum me- komponen saja. nyatu dalam sebuah rangkaian).

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

2.3.7.Hukum Eksponen

Keandalan 0.8

Hubungan antara keandalan (R) dan 0.4 laju kegagalan sistem ( ) dituliskan 0.2

dengan persamaan :

Waktu(t) m

2m 3m

R= e Gambar 2.29: Grafik R terhadap t Sebagai contoh, suatu sistem

-t

Dengan: radar angkatan laut mempunyai t = waktu operasi (jam)

estimasi MTBF 10.000 jam. Be-

= kecepatan kegagalan sistem rapa peluang keberhasilan untuk

adalah jumlah dari semua waktu misi 100, 2000 dan 5000 kegagalan komponen (per jam); jam?

e = basis logaritma,

Untuk:

R = keandalan dalam waktu t. -0,01 t =100 jam, R =e =0,99

Maksud dari rumus itu ialah, bahwa t = 2000 jam, R = e -0,2 = 0,819 peluang dari tidak adanya kegagalan (81.9%) sistem dalam waktu t merupakan

t = 5000 jam, R = e –0,5 = 0,607 fungsi eksponensial dari waktu terse- (60.7%)

but. Dengan kata lain, makin lama Jadi R tak mungkin berharga 1 sistem dioperasikan, keandalannya karena itu berarti tak pernah akan menjadi berkurang dan peluang gagal kegagalannya akan naik.

Beberapa cara untuk memper Peluang kegagalan (Q) =1–R =1-e -t baiki Keandalan ( R ) adalah

dengan :

Karena MTBF atau m = 1/ maka R=e -t/m

● Derating

: mengoperasikan kompo-

Gambar 2.29 berikut menunjukkan nen dibawah batas maksi- grafik R terhadap t yang terbagi da-

mumnya.

lam interval m, menunjukkan bila t = Contohnya: m, yakni waktu operasi sama dengan

menggunakan resistor ½ MTBF, peluang keberhasilan operasi

Watt untuk rangkaian yang akan turun mendekati 0.37 atau 37%.

sebenarnya hanya butuh Hanya bila waktu operasi relatif lebih

resistor ¼ Watt. pendek daripada MTBF, maka

keandalan menjadi tinggi.

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan ● Redundancy :

Untuk menghitung Keandalan ( R ) Menyambungkan suatu unit ke jika dua unit / sistem masing-ma- unit yang lain yang sama fung- sing keandalannya Rx dan Ry sinya, sehingga kalau yang sa- terpasang:

tu gagal yang lain akan me- ● Paralel :

ngambil alih fungsinya. Biasa-

nya unit ini terpasang secara parallel.

Ada dua cara redundancy : Aktif : bila suatu unit stand by

Rxy = Rx + Ry – Rx.Ry atau hidup mengikuti suatu kega-

Qxy = Qx . Qy, dimana galan. Contohnya: UPS ter-

Qx = 1- Rx.

pasang pada komputer, lampu ● Seri :

darurat AC yang selalu siap menyala apabila tegangan AC

mati dll. Rxy = Rx . Ry

Contohnya : Sebuah catu daya, osilator dan penguat, semua digunakan dalam suatu sistem sederhana dipasang seri. Hitung keandalan masing- masing unit dan sistem untuk pe-

Gambar 2.30: UPS Sebuah riode operasi 1000 jam, jika MTBF Redudancy Aktif

nya 20.000 jam, 100.000 dan 50.000 jam.

Pasif :bila elemen-elemennya bersekutu membagi beban Jawab: atau melaksanakan fungsinya keandalan catu daya untuk 1000 secara terpisah. Contohnya : jam adalah -t/m -0.05 generator pada gedung per- Rp=e =e

= 0.95 kantoran yang tersedia tapi ti- Keandalan osilator

dak dijalankan dan tidak oto-

Ro=e -0.01 =e = 0.99 matis.

-t/m

Keandalan penguat

Ra=e -0.02 =e = 0.98 Karena unit-unit dipasang secara

-t/m

seri, maka keandalan seluruh sis- tem:

Rs

= Rp x Ro x Ra = 0,95 x 0.99 x 0,98

Gambar 2.31: Masalah Karena Redu-

dancy Pasif

Jadi keandalan sistem adalah

92 2% untuk 1000 jam operasi

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

2.3.8. Efek Lingkungan Terhadap Keandalan

Sebagaimana telah diketahui, kondisi lingkungan dimana suatu instrumen atau sistem bekerja akan mempengaruhi keandalan sistem tersebut. Hal ini benar, sepanjang instrumen tersebut sedang dioperasikan (aktif), tidak dioperasikan (statis) atau dalam keadaan tersimpan. Dalam kenyataan, bila tidak dioperasikan efek lingkungan mungkin juga akan merusak, karena tidak terdapat pembangkit panas pada sistem tersebut.

Efek lingkungan utama yang berhubungan dengan kehandalan suatu item adalah:

Tekanan yang berubah ubah

Getaran Mekanik dan Kejutan

Elemen diatmosfer yang

Temperatur- bersifat

temperatur ekstrim mengoksidasi

ITEM : komponen /

sistem/ instrument/

peralatan

Taraf Radiasi sinar teta kelembaban

dan sinar X tinggi

Serangan jamur

dan insek

Gambar 2.32: Efek Lingkungan Yang Mempengaruhi Keandalan

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan Secara garis besar diberikan Tabel 2.4 efek lingkungan terhadap suatu

“ITEM” dan tindakan desain yang dapat dilakukan, adalah sebagai berikut: Tabel 2.4: Efek lingkungan terhadap item.

LINGKUNGAN

EFEK UTAMA

TINDAKAN DESAIN

Temperatur ● Melampaui batas ● Heatsink dan venti- tinggi

daya dari kompo-

lasi udara yang

nen

ditiupkan ● Pemuaian dan ● Memilih komponen

menjadi lunak. Pe

dengan pemuaian

ristiwa kimia naik:

kecil dan karak-

teristik temp. rendah Temperatur

tak awet

● Pergeseran, kere- ● Pemanasan dengan rendah

gasan, kehilangan

temperatur yang ter-

penguatan dan

kontrol. Pemilihan

bahan yang benar. Siklus

efisiensi

● Penundaan termal temperatur

● Tekanan berat /

yang besar Kelembaban

kegagalan

● Mengurangi

● Gunakan isolasi yg

resistansi, isolasi,

tidak menyerap air,

perkaratan, jamur

gunakan silicon, silicon gel.

● Bingkai anti getar, kejutan

Getaran /

● Memperlemah

baut baut kawat

ring per, pernis

penghubung, dll

Tekanan turun ● Turunnya tegang- ● Jarak konduktor

an jatuh antara

konduktor dinaikkan

kontak - kontak

dan dijaga dari debu dan kotoran

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

2.3.9. Availability ( Keberadaan )

Setiap perlengkapan / sistem diinginkan dapat dipakai secara maksimum, kegagalan / kerusakan rendah dan waktu reparasi ( down type ) pendek.

Avaliability = MTBF / (MTBF + MTTR)

Adalah waktu rata rata yang MTTR ( Mean Time To

dipergunakan untuk reparasi. Repair )

Lokasi instrument / sistem yang berhubungan dengan fasilitas servis

Ketrampilan

Faktor - faktor

Ada tidaknya teknisi

yang

suku cadang servis

mempengaruhi

MTTR

Ada tidaknya instrumen-instrumen

diagnosis

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

2.4. Metoda-Metoda Pelacakan Kerusakan

2.4.1. Pendahuluan

Kalian tahu bahwa banyak teknik pencarian kerusakan dapat diterapkan dalam bidang elektronika. Teknik tersebut antara lain: pengujian kompo- nen, pemeriksaan input output tiap blok. Metoda lain yaitu melakukan sendiri dengan memeriksa input dan output dari tiap blok fungsi. Metoda manakah yang baik? Itu tergantung pada jenis kerusakan sistem yang sedang diamati. Yang penting diperhatikan adalah bagaimana mencari kerusakan secara efisien (cepat dan tepat) karena disini berlaku Waktu adalah Uang.

2.4.2.Cara Memilih Metoda yang Tepat

Metoda yang dipilih untuk mencari kerusakan akan dapat menentukan efisiensi kerja. Anda harus berusaha mencari sebanyak mungkin kerusa- kan atau ketidakberesan itu sendiri. Untuk menghemat waktu, ada baiknya Gambar 2.33: Waktu Adalah Uang bila kita menanyakan kepada orang yang mengetahui adanya gangguan Ketika pemilik suatu hi-fi set pada alat tersebut, melalui beberapa mengatakan alat tidak berfungsi pertanyaan seperti ditunjukkan pada dengan baik, ini sangat minim Tabel 2.5 berikut ini.

informasinya. Maka untuk memperjelas masa-

Tabel 2.5: Pertanyaan lahnya dilakukan langkah perta-

1. Apakah yang sebenarnya salah ?

nyaan sbb:

2. Bagaimana ciri fisik rusaknya? ● Saat bagaimana alat tidak

3. Apakah selalu terjadi demikian ? bekerja dengan baik atau

4. Jika memang benar, pada bagian mana yang tidak kondisi bagaimana?

baik? Misal salah satu kanal

5. Adakah penyalahgunaan? (getar- sistem stereo lebih lemah an, goncangan, panas, dll)

dibanding yang lain. Ini akan

6. Apakah kerusakkan terjadi secara mempersempit masalah tiba-tiba atau berangsur-angsur ?

hingga menuju kesalah satu

7. Apakah kerusakkan terjadi selama penguat kanal untuk diukur. pengoperasian perlengkapan ?

● Pertanyaan kedua bertujuan

8. Apakah kerusakkan terlihat untuk memfokuskan kesa- mempengaruhi fungsi yang lain ?

lahan. Pada contoh diatas,

9. Adakah keterangan-keterangan kita menanyakan pada pemi- tambahan ?

lik apakah dia telah mencoba

10. Adakah orang yang telah menco- mengatur volume,

ba memperbaikinya ?

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan pengatur loudness, tone c ontrol,

ngaruhi bagian lainnya. Mi- atau balance.

salnya, gangguan pada catu ● Pertanyaan ketiga bertujuan un-

daya (filter yang kurang baik) tuk mengetahui apakah kerusa-

akan mempengaruhi bagian kan tersebut terjadi secara terus

lain.

menerus atau kadang-kadang ● Pertanyaan kesembilan akan saja, apakah tergantung penga-

membantu kita untuk menen ruh luar. Apakah rusaknya total.

tukan lokasi kerusakan, de- ● Pertanyaan keempat, untuk me

ngan menambahkan detail ngetahui dalam kondisi bagaima-

dari alat tersebut misalnya na kerusakan itu muncul. Sering-

cacat gambar pada TV ada kali kerusakan terjadi pada saat

lah sejenis dengan operasi terjadi getaran, suhu tinggi, men-

sebuah pembersih vakum dapat kejutan (terjatuh, terben-

(vacum cleaner). tur) atau beberapa efek lainnya.

● Akhirnya, pertanyaan kese- ● Pertanyaan kelima yaitu bantuan

puluh adalah untuk mengatasi kita untuk mengetahui apakah

kerusakan.

kerusakan hanya tampak setelah Penggunaan teknik yang cocok jatuh, terkena getaran (saat diba-

untuk masalah tertentu sangat

wa dengan mobil), terkena suhu efisisen dalam proses trouble- terlalu tinggi dll.

shooting. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan :

9 Symptom-function : untuk mengisolir kerusakan pada bagian tertentu.

9 Signal-tracing : untuk me- nemukan blok tertentu pe- nyebab kegagalan pemakai- an.

9 Metoda tegangan dan Gambar 2.34:Teliti Dahulu Sebelum Bekerja

hambatan untuk mengisolasi kerusakan komponen atau

● Pertanyaan keenam, membantu daerah rangkaian tertentu. kita untuk menemukan apakah

9 Metoda Half-splitting: untuk kerusakan tersebut disebabkan

rangkaian dengan blok-blok oleh usia atau kerusakan tiba-

tersusun seri. tiba.

9 Metoda Pemutusan Lup: ● Pertanyaan ketujuh, untuk me-

untuk sistem lup tertutup pa- ngetahui apakah kerusakan ter-

da industri-industri. jadi pada saat alat / sistem ter-

9 Metoda substitusi: sebut beroperasi atau mati.

mencoba menyolderkan ● Pertanyaan kedelapan, Kadang-

komponen yang sama pada kadang kerusakan pada salah

bagian yang rusak. satu fungsi juga dapat mempe-

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

2.4.3. Kapan dan

Pada Gambar 2.36a, ditunjukkan se- jumlah masukan yang berbeda menu-

Bagaimana

ju satu keluaran (konvergensi). Con-

Menggunakan

tohnya: sistem HI-FI lengkap.

Teknik Symptom- Tentu saja anda dapat mengisolasi

kerusakan secara efektif, bila anda

tahu masukan mana yang tidak me- Symptom-function (fungsi gejala) nunjukkan adanya gejala keluaran. sudah digunakan dalam kehidu- MASUKAN

Function .

pan sehari-hari. Contoh, saat kita menyalakan

lampu belajar dan tidak menyala KELUARAN

MASUKAN

(gejalanya) maka yang diperiksa (fungsinya) adalah: - Kabel powernya terhubung atau MASUKAN

terputus, - Lampunya mati atau hidup,

- jika masih tidak menyala mung- kin switchnya tidak bekerja de- Gambar 2.36a: Multi masukan-satu keluaran

ngan baik dan seterusnya.

Dengan melihat gejala kerusa-

KELUARAN

kannya, dapat diperkirakan jenis dan letak kerusakan alat terse- MASUKAN KELUARAN

but

KELUARAN

Dengan mengetahui prinsip kerja alat dan berdasarkan pengama- tan kerja alat, memungkinkan

Gambar 2.36b: Satu masukan-multi keluaran diketahui kerusakannya, tanpa

menggunakan alat ukur dan tan- Gambar 2.36b menunjukkan prinsip pa melakukan pengukuran.

kerja alat dengan satu masukan dan mempunyai beberapa keluaran yang berbeda (divergensi). Contohnya: TV berwarna. Disini anda juga dapat mengisolasi kerusakan secara efektif dengan me- ngamati keluaran mana yang bekerja dan tidak bekerja.

Gambar 2.35:Mengamati Gejala Kerusakan

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

2.4.4. Kapan dan

Pada beberapa peralatan elektro-

Bagaimana nik, pemberian sinyal dari luar ini

tidak selalu diperlukan, terutama

Menggunakan Teknik bila sinyal yang seharusnya ada

Signal-Tracing.

pada peralatan tersebut dapat de- ngan mudah diketahui. Metode ini

Gambar 2.37 menggambarkan prin- disebut dengan metode signal- sip dari sinyal-tracing pada suatu pe- tracing pasif. Misalnya: memerik- nguat sederhana.Generator sinyal sa sebuah catu daya seperti

dengan hambatan dalam R G mem- Gambar 2.38 berikut ini: berikan sinyal input pada penguat, dan dapat dilihat apakah penguat akan menguatkan sinyal DC, audio, video atau IF. Amplitudo dari sinyal input yang terukur pada V i ketika

diukur pada impedansi input R 1 .

Output dari penguat terukur oleh Vo ketika diukur pada beban resistor R L Walter, 1983, 27

Gambar 2.38: Metoda Signal Tracing Pasif

Vi

Sebuah Catu Daya

● Tegangan jala-jala diukur de- Gambar 2.37: Sinyal-Tracing Sebuah

Walter, 1983,26

ngan voltmeter AC pada stop Penguat Sederhana

● Dengan membandingkan pem- kontak dinding, pada sekring, dan pada saklar. Bila ada tega-

bacaan V i dan Vo, kita dapat me- ngan AC 220 V pada ujung pri- nentukan penguatannya. Metoda

mer transformator, maka da-pat ini disebut juga Metoda Input-

dipastikan, bahwa plug, kabel, Output / Metoda Output-Input.

● Dengan merubah amplitudo ke- sekring dan saklar dalam kondi-

si baik. luaran dari generator sinyal, kita ● Sinyal AC pada sekunder trafo

dapat melihat apakah penguat dapat diukur pada masing-ma- linear didaerah sinyal input.

● Dengan variasi impedansi beban sing sisi (sekunder trafo ada CT) terhadap ground. Bila ada

R L , kita dapat melihat apakah pe- tegangan pada sekunder trafo nguatan linear terhadap peruba-

yang besarnya sesuai, maka han beban.

● Dengan merubah frekuensi ge- dapat dipastikan bahwa trafo dalam keadaan baik.

nerator sinyal, kita dapat menen- ● Selanjutnya, gunakan saklar tukan respon frekuensi dari pe-

meter pada skala DC. Ukur te- nguat.

gangan pada C 1 dan pada C 2 . Dengan pengaturan yang sederha-

bila tidak ada tegangan DC pa- na ini, karakteristik yang penting dari

da C 1 maupun C 2 berarti kapa- penguat dapat diukur dengan sistem

sitor tersebut terhubung sing- signal-tracing, pada amplitudo dan

kat. Bila lilitan L terbuka, maka frekuensi, dari input ke output pe-

hanya ada tegangan DC pada nguat.

C 1 , tetapi tak ada pada C 2 .

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan Bila C 1 dan C 2 terbuka (putus), atau bila penyearah C R1 dan C R2 ter-

buka, atau keduanya terhubung-singkat, maka tegangan DC yang ter- ukur tidak benar. Dalam kondisi seperti itu, perlu dilakukan penguk- ran resistansi untuk memastikan komponen yang rusak.

● Cara kedua merupakan kebalikan dari cara pertama, yakni dimulai dari pengukuran tegangan DC pada kapasitor C 2 , dilanjutkan dengan pengukuran tegangan DC pada kapasitor C 1 dst. Hasilnya sama saja karena pengukuran hanya menggunakan voltmeter saja. Contoh berikut ini sebuah radio FM yang blok diagramnya ditunjukkan pa-

da Gambar 2.39 tidak bekerja. Pemeriksaan catu daya dan tegangan pa-

da kondisi statis rangkaian telah dilakukan. Kerusakan ada di daerah an- tara antenna dan penguat audio. Pada metoda pasif, sinyal normal diang- gap telah ada atau diketahui. Akan tetapi, karena antenna dan tuning (yang dianggap dapat memberikan sinyal normal ke sistem) berada di da- lam sistem itu sendiri, maka harus diberikan sinyal dari luar sebagai si- nyal normal dan menggunakan speaker sebagai indikator sinyal. Cara ini disebut metoda signal-tracing aktif atau injeksi sinyal.

RF Tuner

Sinyal Generator

Wa lte r, 1983, 28

Gambar 2.39: Metode Signal-Tracing Aktif Radio FM Cara Pertama

Cara pertama:

● Generator sinyal dihubungkan ke tuner RF, dan antena dilepas; gene- rator sinyal dan tuner diatur pada frekuensi yang sama. Bila tidak ter- dengar sesuatu apapun di loudspeaker, pindahkan generator sinyal

pada titik A. ubah frekuensi sinyal generator pada frekuensi 10.7 MHz (Standar untuk radio FM). Bila sekarang terdengar suara (tone dari sinyal generator), ini berarti kerusakan ada pada bagian RF tuner.

● Bila tidak terdengar sesuatu, pindahkan sinyal generator pada kelua- ran penguat tengah (IF amplifier), yakni pada titik B. Pada titik ini, am- plitudo sinyal generator harus dinaikkan untuk mengkompensasi pe-

nguatan dari penguat tengah. ● Di titik C, sinyal normal berupa sinyal audio. Karena itu, sinyal genera- tor yang dimasukkan melalui titik ini harus pada frekuensi audio. ● Pada titik D sinyal generator seharusnya cukup kuat untuk mengge- rakkan loudspeaker. Loudspeaker dapat diuji dengan memeriksa te-

gangan pada driver amplifier dan menguranginya sesaat dengan re- sistor yang sesuai antara tegangan dan ground. Hal ini harus meng- hasilkan suara klik pada loudspeaker.

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

Audio Tuner

Sinyal Generator

Walter, 1983,29

Gambar 2.40: Metode Signal- Tracing Aktif Radio FM Cara Kedua

Cara kedua:

● Pemeriksaan dilakukan dari speaker menuju ke tuner. Untuk menen- tukan apakah mengguna-kan cara pertama atau kedua dapat dilaku- kan pemeriksaan awal. Misalnya, dengan menghubung-singkat masu-

kan kepenguat audio dengan ground, dengan menggunakan obeng atau ujung klip. Hal ini harus menghasilkan bunyi klik pada loud- speaker, bila loudspeaker dan penguat audio bekerja dengan baik.

● Bila tidak terdengar suara, maka cara kedua merupakan pilihan ter- baik, karena kerusakan pasti ada di antara loudspeaker dan penguat

audio. ● Bila terdengar bunyi klik, anda masih dapat meneruskan pemeriksaan dengan cara kedua mulai titik C, atau dengan cara pertama, karena

keduanya mempunyai peluang kecepatan pemeriksaan yang sama.

KESIMPULAN:

Metoda signal-tracing memerlukan sinyal masukan pada daerah yang dicurigai dan dapat diukur keluarannya dengan teliti. Signal-tracing sela- lu memerlukan sedikitnya satu peralatan test dan pada umumnya dua.

2.4.5. Metoda Tegangan dan Hambatan

● Pada umumnya pengukuran tegangan dan resistansi dilakukan untuk memeriksa jaringan atau komponen yang dicurigai rusak. Pengukuran tegangan memerlukan peralatan dengan kondisi ON, sedangkan pengukuran resistansi dilakukan pada saat peralatan dalam kondisi OFF .

● Biasanya diagram rangkaian dan lembar data menunjukkan tegangan yang diperlukan untuk kondisi operasi normal pada titik tes tertentu.

Dengan melakukan pengukuran seperti itu, biasanya lokasi kerusakan pada jaringan dan komponen dapat diketahui.

● Pengukuran resistansi merupakan satu metoda yang sangat berman- faat untuk memeriksa komponen elektronika. Suatu pengukuran resis- tansi sederhana dapat digunakan untuk meyakinkan kesinambungan pengawatan, pendekatan nilai yang benar dari transformator, induktor, lilitan sebagaimana pendekatan nilai pada kapasitor ukuran besar.

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan ● Mayoritas resistor digunakan

2.4.6. Metoda Half-

pada peralatan elektronik adalah

Splitting (Pemisa-

tipe komposisi karbon dan mere- ka cenderung untuk berubah ni-

han Bagian

lainya karena usia dan panas.

Tengah)

Ketika ini sering terjadi mungkin pengukuran tahanan resistor atau komponen lain pada rang- ● Metoda ini cocok digunakan kaian, harus meyakinkan de-

untuk rangkaian dengan blok- ngan pemeriksaan pada gambar

blok yang seri (memanjang) rangkaian. Impedansi paralel ti-

karena akan menjadi sangat dak memberikan suatu pengu-

cepat saat mencari kerusakan- kuran yang salah, ketika suatu

nya. Misalnya: rangkaian gene- resistor bertambah besar ham-

rator fungsi, pemancar / pene- batannya maupun terbuka, ten-

rima radio dsb.

tu relatif sederhana untuk me- ● Langkahnya: dimulai dari bagi- nentukan ini.

an tengah sistem, dan berturut- Teknik Tegangan dan Hambatan

turut pada setiap bagian tengah sering digunakan dimanapun sete-

dari setengah bagian sistem lah teknik symptom-function menun-

yang telah dipisah sampai dite- juk pada rangkaian atau komponen

mukan kerusakannya. tertentu sebagai sumber kerusa- Contohnya: rangkaian dengan

kan, atau ketika suatu teknik signal- blok-blok sbb: tracing telah melokalisir suatu keru-

sakan dengan cara ini.

KESIMPULAN:

5 6 7 Metoda Tegangan dan Ham- 8 batan digunakan untuk me-

Gambar 2.42:8 Blok Sub Sistem Tersusun nunjukkan dengan tepat suatu

Seri

komponen atau kerusakan - Cek keluaran blok 4, jika beker- rangkaian dan pada umumnya

ja baik, berarti blok 1 sampai memerlukan data perusahaan

dengan 4 tak ada masalah. untuk nilai-nilai komponen dan

1 1 2 2 3 3 4 tegangan. 4

4 blok pertama tak masalah Jika tak bekerja, maka cek ke- luaran blok 2 (tengah-tengah blok 1 – 4), jika bagus berarti cek keluaran blok 3 dan bagus berarti blok 4 rusak.

- Cek Keluaran blok 8, jika be- kerja baik, berarti blok 5 sam- pai dengan blok 8 tak ada ma-

salah.

Gambar 2.41: Data Perusahaan

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

4 blok terakhir tak ada masalah -

Jika tak bekerja, maka cek kelu- aran blok 6 (tengah-tengah blok

1 – 4), jika bagus berarti cek ke- luaran blok 7 dan bagus berarti

Gambar 2.43: Kerusakan Radio Cocok blok 8 rusak.

Dengan Metoda Half-Splitting.

2.4.7. Metoda Pemutusan Lup

● Sistem atau subsistem elektronik dengan umpan-balik sangat sulit di- lacak kerusakannya tanpa memutus lup. Tegangan DC yang sesuai

atau sinyal harus diinjeksikan pada titik, tempat lup diputus. ● Tegangan dan sinyal yang melalui rangkaian seharusnya dapat digu- nakan untuk memonitor kesalahan. ● Tegangan atau sinyal yang diinjeksikan dapat diubah untuk melihat perubahan respon rangkaian dari keadaan normal. ● Biasanya lup diputus pada titik tempat sinyal dengan daya kecil se- hingga dapat diinjeksikan dengan baik.

Teknik ini dapat digunakan misalnya pada sebuah PLL (phase lock loop), seperti Gambar 2.44.

Pembagi Pembagi Frekuensi frekuensi

VCO VCO Referensi referensi

Osilator Osilator Pembanding pembanding

Filter Lolos filter lolos

Fasa fasa

Bawah bawah

Keluaran Pembanding Injeksi Tegangan DC Keluaran pembanding fasa Fasa

injeksi tegangan DC variabel variabel

Gambar 2.44: Contoh Pemutusan Lup. Catu daya dan keluaran osilator referensi seharusnya diperiksa dahulu

sebelum lup diputuskan. Dalam hal ini keluaran seharusnya tidak normal atau tidak stabil atau hilang, sehingga anda dapat memastikan, bahwa VCO tidak bagus. Selanjutnya dapat anda lakukan pemutusan lup pada titik yang sesuai. Jadi pemutusan lup disini belum tentu bagian umpan baliknya, tapi dicari di daerah sinyal kecil yang mudah di suntik dengan peralatan yang ada.

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

2.4.8. Metoda Substitusi

● Bila komponen yang diganti mempunyai tipe khusus, mi-

● Dalam metoda ini biasanya diper- salnya transformator, coil- lukan penyolderan atau pengganti

deflection yoke, dan kompo- an komponen sebagai tahap akhir

nen khusus lain, maka perlu dari proses pelacakan kerusakan.

dicari komponen pengganti ● Ada dua tahap pokok dalam meto-

yang benar-benar sesuai

da substitusi yang harus dilakukan, (tak ada ekivalennya). yakni gunakan komponen peng-

2.5. Analisa

ganti yang benar dan hubungkan secara benar pada rangkaian.

Problem Solving

Metoda yang telah diuraikan di atas sangat cocok untuk melo- kalisasi kerusakan yang bersi- fat spesifik, hubung-singkat, terputus atau kerusakan kom- ponen. Akan tetapi, bila anda menghadapi sistem elektronik yang kompleks atau kerusakan yang berulang, cara tersebut di

● Sebelum melakukan penggantian, atas belum cukup. Anda perlu disarankan untuk melakukan pe-

cara atau metoda yang lebih meriksaan dengan metoda lain, se-

canggih / teliti lagi sbb: perti yang telah diuraikan sebelum-

Analisis kesalahan

nya, sehingga yakin komponen mana yang mengalami kerusakan.

Analisis sinyal

● Lakukan pengukuran tegangan untuk meyakinkan apakah tega-

Analisis logika

ngan yang seharusnya ada me- mang benar-benar ada.

Diagnosa rutin

Pemeriksaan tegangan yang dila-

Diagnosa dengan program

kukan pada komponen gabungan resistor dan kapasitor, akan dapat

komputer

menunjukkan apakah keduanya rusak atau hanya salah satu saja.

● Dalam praktek, biasanya anda sa- ngat sulit mencari pengganti kom-

ponen berupa IC, transistor dan dioda yang sama persis dengan komponen yang diganti. Untuk me- ngatasi hal ini, anda perlu mencari data ekivalen tipe IC, transistor a- tau dioda pada buku petunjuk se-

mikonduktor. Gambar 2.45:Rangkaian Makin Komplek Analisis Makin Rumit.

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

Q 1 Dua metode pertama dapat dipakai TEREGULASI DC untuk semua tipe sistem; tiga meto- DC

TIDAK TEREGULASI

R 1 R 2 R de terakhir itu terbatas untuk sistem 3 digital dan dapat dipakai khusus un-

tuk macam-macam komputer digital.

2.5.1. Analisis Kegagalan

Metode analisis kegagalan diguna- kan ketika kegagalan berulang pada Walter, 1983, 40

suatu rangkaian dan menekankan Gambar 2.47: Contoh Analisis Kesalahan pada penyebab kerusakan dari pa- pada Regulator DC

da kerusakan komponen / perang- kat itu sendiri.

● Untuk transistor daya, kega- Tiga langkah pentingnya adalah:

galan seringkali disebabkan oleh arus yang berlebih, dan

Analisis cara kerja rangkaian

panas yang bertambah. ● Arus berlebih, terjadi karena

hubung singkat atau kelebihan

Melakukan pengukuran

beban pada output DC regula- si. kombinasi dari R2 dan dio-

da D akan mengcut offkan Q2 dan juga Q1. sehingga tega-

Mempelajari data produk

ngan DC regulasi akan menuju level bawah. Jadi arus lebih karena kelebihan beban sa-

Contoh yang paling sederhana ada- ngat kecil kemungkinannya. lah rangkaian dasar regulator DC ● Melakukan pengukuran arus seperti ditunjukkan pada Gambar 2-

melalui Q1, temperatur pen-

20, yang terdiri dari sebuah transis- dingin / Q1 , serta nilai resis- tor daya Q1 sebagai pengontrol a-

tansi setiap resistor. Secara rus DC.

cepat analisis akan dapat me- Q1 selalu mengalami kerusakan se-

nunjukkan bahwa ripel tega- telah diganti dua kali.

ngan AC yang ada pada DC Bagaimana harus menyelidiki dan

mungkin merupakan salah sa- bagaimana komponen tersebut se-

tu factor penyebab beban lebih lalu rusak ?

Q1. Singkatnya, dalam meng- analisis kerusakan pada regu- lator DC seperti Gambar 2.47 tersebut harus dipertimbang- kan semua aspek rangkaian karakteristik Q1 dan Q2 untuk mencari penyebab kerusakan yang sering terjadi pada Q1.

Gambar 2.46: Kebingungan Awal Bencana

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

2.5.2. Analisis Sinyal

2.5.3. Analisis Logika

● Metoda analisis sinyal dapat mem- ● Analisis logika terbatas un- bantu dalam membuat analisis, bi-

tuk rangkaian digital dan la sinyal yang anda amati dapat

dapat menangani analisis memberikan petunjuk tentang loka-

dari yang paling sederhana, si kerusakan. Metode ini biasanya

pengujian bit-per-bit untuk memerlukan sebuah osiloskop me-

dan dengan mori, atau peralatan lain yang da-

Test-Word

menggunakan peralatan pat menvisualisasikan sinyal.

otomatis penganalisis logi- ka. Metoda ini mengguna- kan sinyal digital satu dan nol, untuk menentukan fungsi logika yang menga- lami kerusakan.

Gambar 2.49 menunjukkan contoh apa yang dapat dilaku- kan dengan analisis logi-

Gambar 2.48: Analisis Sinyal Tanpa Alat Bantu

ka.

Akan Membingungkan Contohnya ditemui pada pengujian pe-

rekam kaset video (VCR). Pada pesa- wat video rumah, mungkin akan sulit menentukan , bagian yang tidak benar kerjanya bila hasil rekaman tidak ber- warna.

a. 8-Bit Shift Register

Kemungkinan penyebabnya adalah:

TEST WORD A

● Transmisi dari studio yang rusak .

Input

● Alat perekam yang rusak sehingga

tidak dapat merekam gambar de- 10101010 ngan sempurna.

P.In/P.Out

10101010 ● Ataukah kerusakan terletak pada TEST WORD B TEST WORD C

S.In/P.Out

penerima TV kita. ● Bila pesawat penerima TV bekerja

dengan baik, maka dapat direkam

sinyal tes dari masukan video pe- rekam, dan menampilkannya ber-

sama-sama dengan keluaran video b. Output Paralel Dengan Input

Parallel Dan Seri . perekam. Dapat dianalisa perbeda-

an sinyal masukan dan keluaran Walter, 1983, 45 bila perekam itu sendiri bekerja de-

ngan baik. Sinyal tes terekam akan Gambar 2.49: Contoh Analisis Logika dapat memberikan petunjuk sebe- Pada Shift Register .

rapa jauh kerusakan VCR.

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan ● Register 8 bit (Gambar 2.49a) ini

2.5.4. Diagnosa Rutin

data masukannya dapat dimasuk- kan secara seri maupun parallel. ● Diagnosa rutin adalah bagian Keluarannya selalu paralel.

program tes-diri komputer ● Gambar 2.49b menunjukkan test

dan dapat dipanggil untuk word masukan dan hasilnya. Test-

membuat pemeriksaan seca- word tersebut dapat dimasukkan

ra cepat pada bagian sistem secara seri atau paralel. Pada test-

komputer. Harus diketahui word A LSB-nya nol, test-word A

bagian atau peripheral yang tampak benar, baik dimasukkan

harus dites agar dapat dipilih secara seri maupun paralel.

diagnosa rutin yang tepat. ● Pada test-word B, yang mempu- nyai LSB 1, tampak ada kesalahan

pada LSB keluarannya, bila data masukan dimasukkan secara para- lel, tetapi akan benar bila data ma- sukan dimasukkan secara seri.

● Test-word C yang semua terdiri dari logic 1, tampak benar kelua- rannya, bila data masukan dima-

sukkan secara seri, sedangkan bila data masukan dimasukkan secara Gambar 2.51: Tes-diri Komputer paralel, maka data keluarannya akan tampak salah (lihat LSB-nya). ● Diagnosa rutin juga dapat Melalui analisis logika di atas, an-

mengetahui bagian dasar dari

da dapat mengatakan secara u- sistem komputer yang menga mum, bahwa kerusakan terjadi pa-

lami gangguan. Diagnosa ru-

da rangkaian gerbang masukan tin hanya dapat dibuat pada parallel, di bagian LSB. Sebuah lo-

sistem yang minimum mem- gika nol yang salah dapat terjadi

punyai sebuah mikroprosesor bila data dimasukkan ke register 8-

yang dapat diprogram. bit.

Pada Bab 10 Gambar 10.1 me- ● Jadi IC 8 bit register ini rusak bagi- nunjukkan blok diagram sebuah an LSB, kalau bagian LSB ini me- komputer yang terdiri dari unit rupakan IC sendiri mala dapat di- pengolah pusat (CPU), berupa ganti bagian LSB saja.

sebuah IC tersendiri dan sebuah port masukan / keluaran (I/O). Semua bagian yang terhubung dengan bus eksternal adalah pe- ripheral, sedangkan bus ekster- nal itu sendiri adalah berupa sa- luran parallel yang berasal dari I/O yang dihubungkan ke setiap peripheral. Bus ini membawa in- formasi dari CPU ke peripheral a-

Gambar 2.50: Analisis Dengan Logika tau sebaliknya.

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan Pada contoh kali ini akan dibahas kerusakan CD–ROM yang paling se-

ring dijumpai, yaitu CD-ROM tak dapat membaca. Semua ini terlepas dari media disk yang sedang digunakan, jadi disk dianggap bagus. Memang CD-ROM yang digunakan dalam jangka waktu yang lama akan menye- babkan pembacaan data tersendat-sendat, bahwa ini disebabkan sema- kin melemahnya kerja optic, yang mengakibatkan CD-ROM tersebut tidak dapat membaca disk dengan baik. Bila dimasukkan disk pada CD-ROM, CPU akan mengeluarkan pesan secara seri pada CD-ROM, yang pada gilirannya akan memeriksa semua pengontrol CD-ROM. Dapat diperiksa gangguan pada CD-ROM dengan membentuk diagnosa rutin pada CPU. CPU akan mengirim pesan–pesan pada CD-ROM untuk melakukan langkah berikut :

Apakah Optik Kalibrasi trimpot optik

untuk mempercepat Melemah ?

Ya

CD-ROM

putaran disk

Tidak

Periksa IC regulator, Regulator

sekring pembatas arus dan bekerja ?

Tidak

komponen disekitar regulator

Ya

Buffer dan

Cek IC pengontrol pengontrol

Tidak

dan buffer bekerja ?

Ya

Ya

Motor disk

Tidak

Bagus Ganti motor disk CD-ROM bagus ?

Gambar 2.52: Diagram Alir Tes-Diri CD-ROM

CPU akan mencatatnya dan akan memberhentikan pemeriksaan pada ti- tik-titik tersebut, dan itu tak membutuhkan waktu yang lama.

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

2.5.5. Diagnosa dengan

Perlu diingat bahwa diag- nosa ini dapat digunakan

Program Komputer

bila sebagian besar elemen ● Program diagnosa komputer digu-

komputer berfungsi dengan nakan untuk mengetest semua ba-

baik.

gian komputer dan membantu me- nentukan hardware atau software yang rusak. Self-test program ini dapat digunakan hanya jika bebe- rapa bagian essential pada kom- puter seperti power supply, CPU, bus dan memories device (disc) yang memegang test program ber- operasi secara benar.

Gambar 2.54:Elemen Komputer Masih Berfungsi

● CPU harus menerima catu daya yang sesuai, sistem

clock dan timingnya harus bekerja serta bus harus ber- fungsi dengan baik. Bila sa- lah satu dari bagian pokok tersebut tidak bekerja, ma- ka tidak mungkin program diagnosa ini dapat diguna-

Gambar 2.53: Program Diagnosa Komputer

kan. ● Dan bila ini yang terjadi,

● Semua komputer dilengkapi de- maka anda perlu mengguna ngan sejumlah program. Beberapa

kan cara sederhana seperti diantaranya diperlukan dalam sis-

dijelaskan pada bagian se- tem dan disebut dengan operating

belumnya (6 cara pertama). system. Beberapa diantara sistem

Disamping itu anda masih operasi berfungsi untuk pemelha-

selalu membutuhkan buku raan, seperti mereset register,

petunjuk melacak kerusa- membersihkan memori sementara,

kan dari pabrik. dan melakukan track secara umum

pada pengoperasian komputer. ● Sekarang ini banyak dijumpai pro- gram komputer untuk mendiagno-

sa kerusakan, baik kerusakan pro- gram software maupun kerusakan fisik komputer dan komponen, mi- salnya program untuk memeriksa IC TTL, transisitor, printer dan Gambar 2.55: Keberhasilan Ada lain-lain.

Ditangan Anda

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

2.6. Pengujian

Vcc

Komponen Aktif

Vrc

Pengujian yang akan dilakukan disini drop

sebagian besar adalah pengujian saat

Vce

ada tegangan kerja (pada suatu rang-

Rises

kaian), sehingga jika ada kerusakan

sho rt

pada suatu rangkaian, tidak tergesa- gesa melepas solderan suatu kompo- nen tapi bisa dilakukan pengukuran terlebih dahulu untuk meyakinkannya.

2.6.1. Dioda.

● Tegangan maju dioda silicon, ger- Daniel L. Metzger, 1981, 465

Gambar 2.56(a): Hubung singkat

manium, Schottky, tunel, dan ze- antara basis ke emiter ner harusnya tidak lebih dari 1,1V menyebabkan tegangan kolektor (dalam rangkaian). Tetapi bila lebih menjadi naik dan sama dengan

dari nilai tersebut menandai ada- V CC dan V RC turun ke nol, kecuali

nya dioda terbuka, yang harus di- jika transistor dibiaskan secara lepaskan, diuji, dan diganti.

normal pada cut off.

● Jika suatu dioda mengalirkan arus

Vcc

tetapi drop tegangan dioda nol a- tau hanya beberapa milivolt, berarti

Rc

dioda hubung singkat. Pindahkan, uji, dan ganti.

● Dioda penyearah yang hubung singkat dapat merusak dioda lain ,

kapasitor filter, dan trafo daya, ma-

short

ka harus dicek sebelum memberi- kan catu daya.

V RE

drop Daniel L. Metzger, 1981, 465

2.6.2. Transistor

● Transistor yang menunjukkan te- gangan maju basis-emitter lebih dari 1,1V (basis positif untuk NPN, basis negatif untuk PNP) mempu- Gambar 2.56(b): Jika beban ko- nyai junction base-emitter yang lektor mempunyai resistansi

terbuka dan harus diganti.

yang mendekati nol, arus turun

● Transistor yang telah melewati ta- pada resistor emiter. Hubung hap pengetesan dapat diputuskan singkat antara B-E menyebab-

bahwa transistor tersebut dalam kan V RE turun, kecuali jika tran- keadaaan baik. Cara pengetesan- sistor dibiaskan secara normal nya sbb:

pada cut off.

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan Vcc

V RC

Gambar 2.56(c): Jika dua

drops

transistor diparalel, ke- dua-duanya harus dioff- kan untuk mengamati tu-

runnya V RC .

Short

Short

Daniel L. Metzger, 1981, 465

Small Signal

Gambar 2.56(d): Jika tran- Vcc R B Vcc

1 mA

sistor dihentikan pemberian

High power

bias-nya dan V C =V CC , resis-

R Vcc B

tor ditambahkan dari V CC ke

100 mA

basis untuk mengonkan transistor . Hitung R untuk

memastikan bahwa I B < 1 mA

V untuk sinyal yang kecil dan CE

I drops

B < 100 mA untuk transistor

daya. Penambahan R B Daniel L. Metzger, 1981, 465

menyebabkan V C turun. Vcc

Gambar 2.56(e): Jika basis diatur secara langsung oleh transistor, maka diperlukan meng-off-kan Q 1

1. Rise

sebelum Q 2 dapat diuji oleh meto-

2.Drop

da ( a) atau ( d).

Short Short 1 2

Vcc

Daniel L. Metzger, 1981, 465

Gambar 2.56(f): Pada rangkaian

transistor aktif, sinyal kolektor terbalik dari sinyal basis walau

1 Vp-p

pun distorsi. Jika penurunan te- gangan kolektor ketika tegangan basis naik, dan sebaliknya, pada dasarnya transistor berfungsi.

Daniel L. Metzger, 1981, 465

Sedangkan pengetesan transistor tanpa bias dapat dilihat pada BAB 4

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

2.6.3. FET

● Tes beda phase dapat digu-

nakan Gambar 2.56 (f) .

● Kerusakan FET seringkali ditan-

● Junction FET dapat dites di-

dai dengan adanya tegangan

luar rangkaian dengan ohm

gate yang tidak normal.

meter antara gate dan source

Pentrigeran gate ditentukan dari

(R kecil pada satu polaritas

jaringan resistif yang sederhana

dan R besar jika sebaliknya).

dan tegangan yang diharapkan

Dengan menghubung singkat

dapat dihitung, karena untuk FET

kan gate-source, resistansi

yang baik memiliki I G = 0 (arus

beberapa ratus ohm antara

pada gate = 0), seperti yang di-

drain-source, polaritas mana-

tunjukkan pada Gambar 2.57.

pun.

Jangan lupa efek beban pada ● FET insulated-gate dapat di- meter. Deviasi yang besar dari

periksa untuk substratesource

V G yang diinginkan menunjukkan

dan untuk resistansi gate-

arus gate mengalir. Jika FET

source. Resistansi drain-

tersebut merupakan FET insu-

source (gate dihubungkan ke

lated-gate, itu artinya FET terse-

source) harus berkisar dari

but rusak. Hal itu terjadi jika sam-

beberapa ratus ohm untuk

bungan pada FET rusak, atau

jenis depletion dan tak hingga

diberi trigger maju pada gate-

untuk jenis enhancement.

source. Periksa tegangan V GS

0.6V. 2.6.4. S C R

● SCR yang ON harus menun- jukkan tegangan 0,1V hingga

1,5V antara anoda dan kato- danya atau ketika konduksi anoda-katoda positif. SCR rusak hubung singkat bila te- gangannya mendekati nol.

● V GK seharusnya tidak pernah

+20 V

di atas +1,2V saat ada tega-

ngan kerja. Jika terjadi, ber-

+18 V

arti gate rusak terbuka. ● Terjadinya hubung singkat

antara gate-katoda menye-

babkan SCR tetap ditrigger, melewatkan tegangan positif

dari anoda-katoda seperti pa-

R in = 10 0:

dc 15 V

da gambar 2.58. Jika tega- ngan positif tidak muncul saat

V 18 V 5 G = 0:

6 V diberi sinyal sinus antara ano-

15 0: VG 0f 15V-shorted gate

da dan katodanya, berarti be-

ban terbuka atau SCR yang hubung singkat.

Daniel L. Metzger, 1981, 468

Gambar 2.57: Pengetesan FET

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

Kan sebentar colok pada a- noda (tanpa terlepas dari anodanya) ke gate, maka penunjukan Ohmmeter akan

CRO me

kecil (beberapa puluh Ohm).

nunjukkan

2.6.5. U J T

½ gel. +

● Biasanya rusak karena te-

gangan emiter tidak dapat mencapai tingkat penembak-

Short

an atau karena rangkaian pengisian memberi terlalu

banyak arus sehingga UJT menahannya.

Daniel L. Metzger, 1981, 468

● Sebaiknya kaki emiter tidak

Gambar 2.58: Pengetesan SCR

disolder dan ukur V C seperti

● Dengan Ohmmeter seharusnya

yang ditunjukkan pada gam-

SCR menunjukkan hubungan se-

bar 2.60. Jika tegangan ter-

perti sebuah dioda antara gate-

sebut tidak lebih dari 0,85V B2

katoda (satu polaritas hambatan-

periksa rangkaian pengisian

nya kecil dan sebaliknya), dan

dan C. Selanjutnya, hubung-

hambatan amat besar (terbuka)

kan milliameter dari C ke B1.

untuk kedua polaritas anoda-ka-

Jika arus melebihi spesifikasi

toda. Lihat gambar 2.59.

arus lembah UJT, maka rangkaian pengisian membe- ri banyak arus, sehingga UJT on.

Vcc

Selalu besar untuk s e mu a p ol ar i t a s Ohmmeter

Hubungan dioda

Gambar 2.59: Pengetesan SCR dengan Ohmmeter

Dengan Ohmmeter dapat juga di- lakukan sebagai berikut: polaritas + Ohmmeter ke anoda SCR dan Daniel L. Metzger, 1981, 468 satunya lagi ke katoda menunjuk- kan harga besar sekali, kemudian Gambar 2.60: Rangkaian osilator dalam kondisi demikian hubung-

sebagai pengetes UJT.

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

2.7. Pengecekan dan

47 Pengujian Rangkaian .:

2.7.1. Pengujian Kesinambungan

● Sejumlah masalah dapat diketahui

dengan pemeriksaan jalur PCB me-

Daniel L. Metzger, 1981, 469

miliki resistansi mendekati nol.

Gambar 2.61: Alat Tester

Ohmmeter dengan skala Rx1 dapat

Kesinambungan Dengan Audio

digunakan untuk ini. ● Dengan alat penguji yang dapat di-

A 1 .:

B 1 . 8 .:

dengar seperti gambar 2.61 mata

dapat terus mengawasi rangkaian.

Gunakan penunjuk jarum untuk me-

5V 200 :

nembus lapisan oksida yang mem-

bentuk isolator, dan pastikan bahwa +2 V

0V +1 V

instrumen yang diuji sedang mati. 1 F .:

E 1 .:

Berikut adalah beberapa kemungkinan tempat-tempat untuk kerusakkan ke-

a. Rangkaian seri normal dan

sinambungan :

tegangan ke ground

9 Dua ujung kabel (konduktor atau ko-

B 1 . 8 nektor yang patah). .: C

A 1 .:

9 Kaki IC dan jalur rangkaian pada +5 V

+2.5 V

+2.5 V

PCB menjadikan koneksi yang tidak

5V baik, terutama jika IC menggunakan 200 :

soket.

9 Dua ujung jalur yang panjang dan ti- +2.5 V pis pada PCB.

0V +2.5 V

F 1 .:

E 1 .:

9 Kontak saklar atau relay yang di am atau bergerak (kontak saklar yang

b. Rangkaian di hubung singkat

bengkok, patah atau berkarat).

menunjukkan tidak ada tegangan yang melewati elemen yang

2.7.2. Hubung Singkat dan

dihubung singkat

Terbuka

Gambar 2.61(a) sampai (c) menunjuk-

kan distribusi tegangan pada rangkai-

5V

an seri di bawah keadaan normal,

kondisi hubung singkat, dan terbuka. - ● Untuk mengetrace rangkaian seri 0V

0V +5 V

yang hubung singkat atau terbuka,

dengan osiloskop atau voltmeter dari

Break

ground ke A, gerakkan ke B, C, D,

E, dan F. Tegangan yang menge-

c. Rangkaian terbuka mendrop semua

drop hingga menuju tegangan nol

tegangan yang melewati rangkaian

diamati pada titik F.

yang diputus

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan Jika tidak ada drop tegangan melalui beberapa elemen hingga tegangan

yang masuk didrop, mungkin ada suatu retakan di rangkaian, antara D dan E pada gambar 2.61(c).

● Gambar 2.61.d: menunjukkan tegangan yang menghasilkan daya pa-

da resistansi. Resistor yang ditemukan untuk mendissipasikan daya yang lebih, maka menjadi hubung singkat. Dissipasi resistor daya yang kurang dari ¼ nilai dayanya kemungkinan besar adalah rangkai- an yang terbuka.

d. Grafik Untuk Menentukan Daya Resistor Secara Cepat. Jika satu atau lebih elemen memiliki te gangan yang kecil / nol , maka di-

curigai hubung singkat, tapi tak berlaku untuk :

9 Elemen sekering, thermistor dan koil menunjukkan tegangan drop yang sangat kecil, karena mempunyai resistansi sangat rendah.

9 Resistor yang bernilai kecil akan me ngedrop tegangan yang kecil, tapi nilai pada range 100 : biasanya diguna kan secara seri pada input dan output amplifier frekuensi tinggi untuk men cegah osilasi. Hal ini me- nunjukkan ti dak ada tegangan drop pada frekuensi sinyal dan dc. Resistor decoupling catu daya (gambar 2.62) pada range 100 : hingga 1K : juga menunjukkan tidak adanya drop pada dc.

Gambar 2.62: Rs Sebagai Resistor Decoupling Pada Catu Daya

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

9 Resistor tertentu tidak ada tegangan di bawah kondisi sinyal tertentu tetapi menunjukkan tegangan di bawah kondisi yang lain. Misalnya: re-

sistor emiter pada penguat daya komplementary-simetris (gambar 2.63) atau penguat pushpull kelas B tidak ada drop, tapi akan menge-drop pada tegangan satu volt atau lebih pada sinyal penuh.

Gambar 2.63: Re Pada Penguat Komplementary-Simetris Schmitt trigger, one shot, dan flip-flop (gambar 2.64) akan menunjuk-

kan tidak ada drop yang melewati resistor kolektor ketika drop hampir sebesar V CC melewati yang lainnya.

Gambar 2.64: Rc Pada Flip-Flop

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

Rangkuman

x Bagian pemeliharaan sangat diperlukan untuk: o Menjaga agar peralatan tetap dalam kondisi kerja yang baik o Menjaga kelangsungan suatu perusahaan

o Ikut berperan mencapai keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan.

x Pemeliharaan harus direncanakan dengan baik, tapi juga harus ditunjang dengan ketrampilan sumber daya manusia dan kelengkapan peralatan.

x Pengetahuan spesifikasi sangat penting untuk membuat dalam hal membuat suatu alat atau menjaga alat tersebut, sehingga dihasilkan suatu alat yang cukup handal dan kita bisa memeliharanya dengan baik serta benar.

x Kalibrasi ulang suatu peralatan perlu dilakukan terhadap peralatan ukur, untuk mencegah kerusakan atau kesalahan ukur alat tersebut tadi, kalibrasi ulang dimaksudkan untuk menigkatkan keandalan juga.

x Keandalan adalah kemampuan suatu item untuk melaksanakan suatu fungsi yang disyaratkan (tanpa kegagalan) di bawah kondisi yang ditentukan dalam periode waktu tertentu.

x Kegagalan adalah akhir kemampuan suatu item untuk melaksanakan fungsi yang disyaratkan.

x Laju Kegagalan (FR) = Jumlah kegagalan

(per jam) Jumlah jam komponen

x MTTF (Mean Time To Failure) ini menunjukan lamanya pemakaian kom- ponen sampai dicapai kegagalan, MTTF ini untuk item yang tidak

dapat direparasi. x MTTF = 1 / FR (jam) x MTBF (Mean Time Between Failure) menunjukan lamanya

pemakaian suatu sistem dan biasanya untuk item yang dapat direparasi.

x MTBF = 1 / FR total (jam) x Apabila berlaku kecepatan kegagalan yang konstan yaitu kegagalan-

kegagalannya random, maka berlaku rumus:

R=e -t atau R = e

-t/m

Dimana R = keandalan / reliabilitas, m = MTBF dan = FR total Ketidak reliabilitasannya Q = 1 - R = 1 - e -t/m .

x Hukum Hasilkali Reliabilitas. Untuk unit-unit yang berada pada posisi seri, kegagalan dari satu bagian berarti kegagalan seluruh sistem.

R s =R X .R y .......R n

x Redudancy : dipergunakan untuk memperbaiki reliabilitas sistem dengan menempatkan secara paralel.

Rp = 1-Qp

Dengan Q p adalah ketidak reliabilitasan sistem paralel

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

Qp = QA . QB ......... Qn

Untuk hal yang khusus, dua buah unit paralel:

R p =R X +R y -R x .R y

x Faktor-faktor yang rnempenqaruhi Reliabilitas: Rancangan dan pengembangan: pemilihan komponen, derating, tata letak mekanik, tes prototipe. Produksi: ketrampilan, kerjasama dan pelatihan tenaga kerja, perlengkapan pruduksi, lingkungan kerja yang nyaman (ventilasi dan penerangan), peralatan tes otomatis . Penyimpanan dan pengiriman: pengepakan, penyimpanan dan cara pengiriman. Operasi: kondisi lingkungan yang cocok, cara pengoperasian yang benar.

x Lingkungan yang mempengaruhi keandalan : temperatur, tekanan, kelembaban, oksidasi, getaran / kejutan, radiasi sinar, jamur dan

insek. x Avaliability (keberadaan) = MTBF / (MTBF + MTTR) x Banyak metoda untuk melacak kerusakan dari yang paling sederhana

sampai suatu sistem yang komplek, dan ini harus dipilih secara tepat sehingga kecepatan dan tingkat keberhasilannya tinggi.

x Pengujian komponen aktif secara sederhana harus dapat kita lakukan, demikian juga untuk pengujian dan pengecekan terbuka atau hubung singkatnya suatu rangkaian.

Soal latihan Bab 2

1. Apakah perbedaan perbedaan pemeliharaan dengan perbaikan? Beri contohnya!

2. Sebutkan pentingnya pemeliharaan di suatu industri!

3. Sebutkan pentingnya pemeliharaan disuatu tempat pelayanan umum!

4. Sebutkan keuntungan pemeliharaan yang direncanakan, beri contoh nyata!

5. Sebutkan langkah-langkah pemeliharaan yang terpogram!

6. Apakah spesifikasi itu?

7. Sebutkan pentingnya kita mengetahui spesifikasi suatu peralatan ukur bila kita sebagai:

a. perusahaan.

b. pembeli.

8. Sebutkan pentingnya kita menetahui kalibrasi untuk suatu peralatan ukur dan beri contohnya!

9. Apa yang dimaksud dengan kalibrasi ulang itu!

10. Sebuah pesawat televise yang sedang beroperasi/bekeria, tiba-tiba suaranya hilang, tetapi gambar masih tampak normal. Setelah diperiksa ternyata IC pada bagian penguat audionya rusak. Termasuk jenis kegagalan apakah kejadian tersubut diatas dilihat dari:

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan

a. Tingkat Kegagalan. b. Sebab kegagalan. c. Waktu kegagalan

11. Apa yang saudara ketahui tentang

a. Keandalan

b. Kegagalan catastrophic

c. MTBF

d. Random Failure Period

12. Keandalan tiga buah unit peralatan masing-masing sbb: Ra = 0,75 ; Rb = 0,9 ; Rc = 0,85. Carilah keandalan total, bila masing-masing dihubungkan seperti gambar di bawah ini:

13. Hitung MTBF suatu unit elektronika yang terdiri dari komponen- komponen sebagai berikut :

14. Sebuah instrumen elektronik mempunyai laju kegagalan total (FR total) = 2.5 x 10 -6 per jam. Hitung MTBF dan keandalannya bila

dioperasikan 10.000 jam.

15. Sebutkan macam-macam metoda mencari kerusakan yang anda ketahui!

16. Jelaskan dengan singkat apa perbedaan metode aktif dan pasif signal tracing. Berikan masing-masing satu contoh!

17. Sebutkan langkah-langkah praktis mencari kerusakan tanpa menggunakan alat ukur!

18. Bila anda mempunyai alat pembagi frekuensi yang terdiri dari blok- blok frekuensi yang berurutan, metode apa saja yang paling sesuai

Prinsip Pelacakan Kerusakan / Kegagalan untuk mencari kerusakannya bila alat ini mengalami gangguan atau

kerusakan ?

19. Suatu rangkaian sistem pengaturan kecepatan motor otomatis mempunyai blok diagram sebagai berikut :

Tegangan referens i +

UMPAN BALIK

Tacho generator

Bila terjadi kerusakan pada alat, misalnya alat tiba-tiba tidak bekerja, langkah apa yang paling tepat untuk mendeteksi kerusakan, sebelum langkah-langkah perbaikan ditempuh?

20. Apa maksud pemeriksaan kondisi statis? Kapan hal ini harus dilaku- kan?

21. Jelaskan kapan anda menggunakan metoda dibawah ini untuk men- cari kerusakan, dan apa syaratnya, sebutkan bila ada.

a. Metoda membandingkan

b. Metoda resistansi dan tegangan

c. Metoda analisis kesalahan

d. Metoda analisis logika

e. Metoda diagnosa rutin

Tugas Kelompok

Cobalah buat beberapa kelompok dalam satu kelas (misal 5 anak perke- lompok) dan kerjakanlah bahan-bahan di bawah ini.

1. Jika anda mendapati sebuah kapasitor elektrolit, tuliskan apa saja spesifikasi yang anda ketahui tentang kapasitor tersebut.

2. Amatilah peralatan-peralatan elektronik disekitar anda, catatlah beberapa peralatan tersebut (minimum 5 buah). Menurut anda manakah yang lebih andal? Mengapa? Manakah pula peralatan yang memerlukan biaya perawatan lebih besar untuk memperoleh kualitas yang sama ?

3. Carilah peralatan elektronik disekitar anda terutama yang tidak berfungsi dengan baik. Buatlah daftar untuk mengidentifikasi kerusakannya. Kemudian tulislah langkah apa saja yang akan anda lakukan untuk mencari kerusakan, alat apa saja yang anda perlukan. Konsultasikan dengan instruktur atau pembimbing praktikum.