ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengumpulan Data

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh mekanisme corporate governance terhadap tindakan manajemen laba melalui real activities manipulation yang dilakukan perusahaan manufaktur di Indonesia. Corporate governance dalam penelitian ini diproksikan dengan 4 komponen, yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komposisi komisaris independen, dan kesesuaian komite audit. Data dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan, annual report yang dipublikasikan di website resmi Bursa Efek Indonesia ( www.idx.co.id ). Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, maka diperoleh sampel penelitian sebagai berikut.

Tabel IV.1 Pemilihan Sampel

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 146 periode 2006-2008 Perusahaan delisted dari tahun 2006-2008

9 Perusahaan yang menggunakan dollar

4 Perusahaan dengan data tidak lengkap

48 (61) Perusahaan manufaktur yang menjadi sampel

85 Jumlah observasi selama 3 tahun (3 x 85)

Sumber : Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 85 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel selama 3 tahun dari tahun 2006-2008, dengan jumlah keseluruhan yaitu 255 sampel. Selengkapnya, sampel yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

Setelah seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, selanjutnya dilakukan perhitungan variabel-variabel dengan menggunakan program microsoft excel. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS for windows version 15.0.

B. Statistik Deskriptif

Tabel berikut ini menyajikan statistik deskriptif data yang diperoleh:

Tabel IV.2 Statistik Deskriptif

Std. Deviation MANJ

-.0000004 .25359656 Valid N (listwise)

Sumber : Hasil pengolahan data

Keterangan: RAM

: Manipulasi aktivitas riil, MANJ

: Kepemilikan manajerial, INST

: Kepemilikan institusi,

KI : Komposisi komisaris independen, KA

: Kesesuaian komite audit, CFO

: Arus kas kegiatan operasi, PROD

: Biaya produksi, dan DISEXP : Biaya diskresioner.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kepemilikan manajerial (MANJ) mempunyai nilai maksimum 0,256, nilai minimum 0,000 dan memiliki mean 0,015 yang menandakan bahwa saham yang dimiliki manajerial cukup kecil yaitu hanya sebesar 1,5% dari seluruh saham yang beredar. Komposisi komisaris independen (KI) memiliki mean 0,396, nilai minimum 0,000, nilai maksimum 0,800 dan berarti perusahaan yang menjadi sampel sudah memenuhi ketentuan BEI yaitu mempunyai jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30 % (tiga puluh per seratus) dari jumlah seluruh anggota komisaris. Kepemilikan institusional (INST) memiliki mean 0,684 dengan nilai minimum 0,000 dan nilai maksimum 0,978 sehingga bisa dikatakan rata-rata pemegang saham mayoritas adalah institusi.

Variabel dependen yaitu manajemen laba yang dideteksi melalui tiga proksi real activities manipulation. Management of sales yang diukur melalui CFO mempunyai nilai maksimum 0,59020, nilai minimum -0,65827dan memiliki mean -0,0000002. Overproduction yang diukur melalui PROD mempunyai nilai minimum -1,45180, nilai maksimum 1,12642 dan memiliki mean 0,0000002. Reduction of discretionary yang diukur melalui DISEXP mempunyai nilai maksimum 1,42997, nilai minimum -0,55012 dan memiliki mean -0,0000004.

C. Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam variabel-variabel independen yaitu dengan melihat nilai Variance Inflation Factors (VIF) dan Tolerance. Bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance diatas 0,10, maka tidak terdapat gejala multikolinieritas dan begitu pula sebaliknya. Dari ketiga persamaan regresi diperoleh bahwa tidak ada masalah multikolinieritas (lihat lampiran).

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode (t) dengan dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t- 1 ). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi terhadap dalam persamaan regresi, dilakukan Uji Durbin-Watson.

Kriteria yang bebas dari autokorelasi adalah bila nilai D-W berada diantara du dan 4-du. Dengan melihat nilai du dengan signifikansi 0.05 maka untuk regresi 1 diperoleh nilai du sebesar 1.810 dan 4-du sebesar 2.190. Persamaan 1 mempunyai nilai D-W sebesar 1.873, sehingga Kriteria yang bebas dari autokorelasi adalah bila nilai D-W berada diantara du dan 4-du. Dengan melihat nilai du dengan signifikansi 0.05 maka untuk regresi 1 diperoleh nilai du sebesar 1.810 dan 4-du sebesar 2.190. Persamaan 1 mempunyai nilai D-W sebesar 1.873, sehingga

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini diuji dengan scatterplot. Hasil uji heteroskedastisitas persamaan 1, 2 dan 3 menunjukkan bahwa titik-titik tersebar diatas dan dibawah angka nol. Titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi persamaan 1, 2 dan 3 tidak terdapat heteroskedastisitas.

4. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang berdistribusi normal. Untuk mengetahui normalitas nilai residual, penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov . Agar berdistribusi normal maka variabel residual harus mempunyai nilai signifikansi > 0.05. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov untuk ketiga persamaan diketahui bahwa nilai residual untuk persamaan 1,

2 dan 3 berdistribusi normal.

D. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Persamaan Regresi Pertama

Persamaan regresi 1 digunakan untuk menguji hipotesis 1 a , 2 a , 3 a dan 4 a . Melalui hasil regresi 1 dapat diketahui bahwa persamaan 1 mempunyai nilai Adjusted R Square sebesar 0,104 (lihat Tabel IV.3) sehingga 10,4% saja variasi variabel dependen yaitu CFO dapat dijelaskan oleh variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komposisi komisaris independen dan kesesuaian komite audit. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel penjelas terhadap management of sales lemah.

Tabel IV.3 Hasil Analisis Persamaan Regresi 1

Variabel

Koefisien

Std. Error

t P-Value statistik

F statistik = 7,664 2 p-value = 0,000 Adj R = 0,104 Variabel Dependen : CFO

Sumber : Hasil pengolahan data

* = Signifikansi 5%

Hasil regresi pertama mempunyai F hitung sebesar 7,664 dan nilai signifikansi 0,000 (lihat Tabel IV.3). Karena signifikansi < 0,05 maka variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komposisi komisaris independen dan kesesuaian komite audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu management of sales.

Hipotesis 1 a yaitu kepemilikan manajerial (MANJ) berpengaruh terhadap management of sales ditolak karena tidak signifikan (0,493 > 0,05) dan hasil ini sesuai dengan penelitian Wedari (2004), Boediono (2005) dan Gabrielsen et al. (2002) yang menemukan adanya hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan manajemen laba.

Hipotesis 2 a, 3 a dan 4 a tidak dapat diterima karena hasil pengujian menunjukkan bahwa INST, KI dan KA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap management of sales artinya yaitu semakin besar kepemilikan institusional, komposisi komisaris independen dan kesesuaian komite audit maka management of sales akan semakin tinggi. Berdasarkan hal ini maka kepemilikan institusional, komposisi komisaris independen dan kesesuaian komite audit terbukti tidak dapat membatasi manipulasi laba yang dilakukan manajemen melalui management of sales.

2. Analisis Persamaan Regresi Kedua

Persamaan regresi 2 digunakan untuk menjawab hipotesis 1 b ,2 b ,3 b dan 4 b . Dari hasil regresi, nilai Adjusted R Square sebesar 0,030 (lihat Tabel IV.4) hal ini menunjukkan bahwa dalam model ini 3% variasi variabel dependen, yaitu PROD dapat dijelaskan oleh variasi variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komposisi komisaris independen dan kesesuaian komite audit sedangkan sisanya (100%- 3%=97%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain. Angka tersebut menunjukkan pengaruh terhadap variabel dependen sangat lemah.

Hasil regresi 2 memberikan nilai F hitung sebesar 2,476 dan nilai signifikansi 0,046 (lihat Tabel IV.4). Karena signifikansi < 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Tabel IV.4 Hasil Analisis Persamaan Regresi 2

t P-Value statistik Konstanta

Variabel

Koefisien

Std. Error

F statistik = 2,476 2 p-value = 0,046 Adj R = 0,030 Variabel Dependen : PROD

Sumber : Hasil pengolahan data

* = Signifikansi 5%

Berdasarkan hasil regresi 2 dapat disimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap PROD adalah kepemilikan institusional (INST), sehingga hipotesis 2 b dapat diterima. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Midiastuty dan Machfoedz (2003) yang menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif dengan discretionary accruals , sebagai proksi manajemen laba.

Hipotesis 1 b , 3 b dan 4 b ditolak yang berarti bahwa kepemilikan manajerial (MANJ), komposisi komisaris independen (KI) dan kesesuaian komite audit (KA) tidak berpengaruh terhadap overproduction, karena nilai p > 0,05. Berdasarkan hal ini maka kepemilikan institusional, komposisi komisaris independen dan kesesuaian komite audit tidak terbukti dapat membatasi manipulasi laba yang dilakukan manajemen melalui overproduction.

3. Analisis Persamaan Regresi Ketiga

Regresi ketiga digunakan untuk menjawab hipotesis 1 c , 2 c , 3 c dan

4 c . Dari hasil regresi, nilai Adjusted R Square sebesar 0,059 (lihat Tabel

IV.5) hal ini menunjukkan bahwa dalam model ini 5,9% variasi variabel dependen yaitu DISEXP dapat dijelaskan oleh variasi variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komposisi komisaris independen dan kesesuaian komite audit sedangkan sisanya (100%- 5,9%=94,1%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

Hasil regresi 3 mempunyai F hitung sebesar 3,751 dan nilai signifikansi 0,006 (lihat Tabel IV.5). Karena signfikansi < 0,05 maka variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komposisi komisaris independen dan kesesuaian komite audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengurangan biaya diskresioner.

Tabel IV.5 Hasil Analisis Persamaan Regresi 3

t P-Value statistik Konstanta

Variabel

Koefisien

Std. Error

F statistik = 3,751 2 p-value = 0,006 Adj R = 0,059 Variabel Dependen : DISEXP

Sumber : Hasil pengolahan data

* = Signifikansi 5%

Kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikansi > 0,05 sehingga hipotesis 1 c ditolak. Kepemilikan institusional (INST) mempunyai nilai signifikansi 0,211 yang lebih besar dari 0,05 sehingga hipotesis 2 c ditolak.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ujiyantho dan Pramuka (2007) yang menemukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accruals. Komposisi komisaris independen (KI) ternyata juga tidak signifikan (0,142 > 0,05)

sehingga hipotesis 3 c ditolak. Penolakan hipotesis ini didukung oleh hasil sehingga hipotesis 3 c ditolak. Penolakan hipotesis ini didukung oleh hasil

Dalam regesi ini hipotesis 4 c tidak dapat diterima karena hasil pengujian menunjukkan bahwa KA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengurangan biaya diskresioner artinya yaitu semakin besar kesesuaian komite audit maka reduction of discretionary akan semakin tinggi.