e. Sintesis Synthesis, adalah kemampuan untuk menghubungkan bagian-
bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata-kata sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi Evaluation, berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian pada suatu materi atau objek. Penilaian yang dilakukan berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang sudah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara yang dibantu dengan kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
penelitian atau responden.
13
Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
13
1. Faktor umur
Umur seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan dalam hal pemahaman terhadap informasi yang ada dan dengan semakin bertambahya usia seseorang maka
semakin berkembang daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik, pengetahuan juga bertambah menjadi matang.
2. Faktor pendidikan
Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka semakin mudah menerima informasi tentang objek atau yang berkaitan dengan pengetahuan.
3. Faktor pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan
yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin banyak pengalaman
seseorang tentang suatu hal maka semakin bertambah pengetahuan akan hal tersebut.
13
2.2 Tindakan
Tindakan merupakan suatu sikap yang diwujudkan menjadi suatu perbuatan nyata yang didukung oleh faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan, yaitu :
14
Universitas Sumatera Utara
a. Persepsi Perception
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
b. Respons terpimpin Guided Respons
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar. c.
Mekanisme Mechanism Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan. d.
Adaptasi Adaptation Adaptasi adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut.
Pengukuran tindakan dapat dilakukan dengan wawancara terhadap kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan dengan bantuan kuesioner.
13
Menurut Lewrence Green, tindakan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
13
1. Faktor-faktor predisposisi, mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung, mencakup ketersediaan sarana dan prasarana
atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. 3.
Faktor-faktor pendorong, mencakup sikap dan tindakan tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas kesehatan, pemerintah dan daerah yang terkait dengan
kesehatan.
2.4 Kehamilan dan Kaitannya dengan Kesehatan Gigi dan Mulut 2.4.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan berasal dari kata Latin “graviditas” yang berarti suatu fetus atau embrio yang dikandung di dalam tubuh wanita. Kehamilan biasanya berlangsung
rata-rata 40 minggu yang dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir. Menurut
Universitas Sumatera Utara
WHO, masa kehamilan normal berlangsung antara 37-42 minggu. Masa kehamilan ini dibagi dalam tiga bagian yang sama atau trimester.
15
1. Trimester pertama : 1 - 14 minggu
2. Trimester kedua : 14 - 30 minggu
3. Trimester ketiga : 30 – 40 minggu
2.4.2 Perubahan Sistem Tubuh Pada Ibu Hamil
Kehamilan merupakan suatu proses yang melibatkan perubahan hormonal yang akan menyebabkan perubahan fisik dan fisiologis.
1,13
Perubahan yang terjadi merupakan hasil dari peningkatan sekresi hormonal dan pertumbuhan janin.
Perubahan-perubahan ini merupakan proses adaptif selama kehamilan demi perkembangan janin dan persiapan untuk melahirkan.
16
1. Perubahan sistem kardiovaskular
Perubahan sistem kardiovaskular meliputi posisi dan ukuran jantung, peningkatan volume darah dan cardiac output, penurunan tekanan darah dan
kemungkinan mengalami sindrom supine hipotensi. Uterus yang membesar menyebabkan diafragma mengalami elevasi sehingga jantung bergeser ke atas dan
sedikit ke kiri dengan rotasi pada aksis jantung. Selain itu, terjadi penebalan otot dinding ventrikel jantung sekitar 12 hipertrofi otot jantung. Perubahan vaskular
pada masa kehamilan ditandai dengan meningkatnya volume darah sekitar 32 dan cardiac output
sekitar 20-40. Cardiac output sangat sensitif terhadap perubahan posisi tubuh dan sensitivitas ini meningkat seiring dengan usia kehamilan.
16
Ibu hamil mengalami penurunan tekanan darah terutama pada trimester pertama. Peningkatan progesteron akan merangsang relaksasi otot polos yang
menyebabkan dilatasi pembuluh darah sehingga berperan pada perubahan tekanan darah. Tekanan darah sistolik mengalami sedikit perubahan, namun tekanan darah
diastolik menurun 5-10 mmHg pada minggu ke 12-28 kehamilan. Tekanan darah akan kembali normal setelah minggu kehamilan ke 36.
16
Universitas Sumatera Utara
Sindrom supine hipotensi biasanya terjadi pada trimester ketiga. Hal ini karena penekanan uterus pada vena kava inferior dan mengakibatkan terhalangnya
aliran venous kembali ke jantung pada saat posisi terlentang. Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan darah dan kehilangan kesadaran.
16,17
2. Perubahan sistem respirasi
Perubahan sistem respirasi meliputi perubahan kebutuhan oksigen maternal dan dyspnea. Kebutuhan oksigen ibu hamil akan meningkat sebesar 20 dan pada
saat yang sama persediaan oksigen cadangan maternal akan berkurang. Hal ini menyebabkan ibu hamil rentan mengalami hipoksia.
16,17
Produksi hormon seks wanita yang meningkat dapat mempengaruhi mukosa saluran respirasi. Hal ini ditandai dengan adanya pembesaran pada nasofaring, laring,
trachea dan bronkus. Keadaan tersebut menimbulkan dyspnea yakni gangguan
pernafasan melalui hidung dan perubahan suara. Keadaan ini mendorong ibu hamil cederung bernafas melalui mulut sehingga terjadinya xerostomia yang dapat
meningkatkan frekuensi karies gigi.
16
3. Perubahan sistem hematologi
Perubahan sistem hematologi yang terjadi adalah peningkatan volume darah, anemia dan peningkatan faktor koagulan, kecuali faktor XI dan XII. Anemia yang
terjadi pada ibu hamil adalah disebabkan oleh peningkatan volume darah yang lebih besar daripada jumlah hemoglobin dan massa total sel merah.
16
Faktor koagulan yang bergerak bersama sel darah putih turut meningkat, namun faktor XI dan XIII akan
menurun pada wanita hamil. Dengan demikian, kehamilan merupakan suatu keadaan hiperkoagulasi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya trombosis.
16,17
4. Perubahan sistem gastrointestinal
Perubahan sistem gastrointestinal terjadi karena perubahan hormonal dan akibat pembesaran uterus. Perubahan tersebut dapat dilihat dengan adanya simtom
nausea dan rasa muntah. Hal ini disebabkan kadar estrogen dan progesteron yang
meningkat. Estrogen akan meningkatkan kadar asam lambung sehingga timbul rasa mual. Pada waktu yang sama, progesteron berperan untuk merangsang relaksasi otot
polos sehingga mempengaruhi seluruh saluran gastrointestinal selama kehamilan.
17
Universitas Sumatera Utara
Muntah dimulai sejak 5 minggu setelah menstruasi terakhir dan mencapai puncaknya setelah 8-12 minggu. Setelah itu, gejalanya akan perlahan-lahan menurun. Setelah itu,
pembesaran uterus mengakibatkan peningkatan tekanan intragastrik turut menimbulkan gastric reflux. Keadaan ini menyebabkan terjadinya pyrosis heart
burn .
16,17
5. Perubahan sistem saluran kemih
Perubahan sistem saluran kemih meliputi peningkatan filtrasi glomelurus GFR, perubahan biokimia pada urin dan darah. Glomerular filtration rate GFR
maternal dan aliran plasma ginjal mulai meningkat pada awal kehamilan.
18
Peningkatan aliran plasma ginjal adalah sekitar 50-80 dan pada GFR pula sekitar 50.
16
Peningkatan GFR menyebabkan penurunan reabsorbsi glukosa sehingga terjadi glukosuria.
18
Peningkatan glukosa dalam urin akan meningkatkan insidens infeksi saluran kemih.
16
6. Perubahan sistem endokrin
Hormon seks wanita yang utama diproduksi oleh plasenta adalah estrogen, progesteron
dan gonadotrophin. Hormon-hormon ini berpengaruh terhadap perubahan fisiologis pada masa kehamilan. Estrogen dan progesteron merupakan
hormon antagonis dari insulin. Peningkatan kedua hormon ini menyebabkan hormon insulin menjadi resisten. Keadaan ini meningkatkan risiko terjadinya diabetes
gestational, terutama pada wanita yang obesitas dan memiliki riwayat penyakit Diabetes mellitus tipe II.
16
2.5 Perubahan Fisiologis Tubuh Pada Ibu Hamil
Perubahan fisiologis selama kehamilan berdampak pada hampir seluruh tubuh, termasuk rongga mulut.
6
Perubahan-perubahan ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit mulut yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti :
1. Refleks muntah
Refleks muntah biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan, disebabkan sikat gigi atau pasta gigi yang dapat merangsang refleks muntah sehingga
ibu hamil mengalami kesulitan menyikat gigi.
19
Muntah-muntah yang
Universitas Sumatera Utara
berkepanjangan menyebabkan permukaan lingual dari gigi anterior terpapar asam lambung.
20,21
2. Rasa takut
Keadaan gingiva yang lebih sensitif terhadap perdarahan dan rasa sakit selama kehamilan dapat mengakibatkan ibu hamil menjadi fobia untuk menyikat gigi.
keadaan ini menyebabkan poket periodontal semakin dalam. Hal ini menyebabkan ibu hamil merasa cemas dan takut untuk berkunjung ke dokter gigi sehingga kondisi
mulutnya bertambah buruk.
20
3. Perubahan tindakankebiasaan
Frekuensi menyikat gigi yang kurang sebagai akibat kelelahan atau rasa malas, nausea
pada saat menyikat gigi dan kekhawatiran tentang kecenderungan meningkatnya perdarahan gingiva saat menyikat gigi. Kebiasaan mengabaikan
kebersihan gigi dan mulut ini dapat mengakibatkan peningkatan penyakit periodontal.
20,21
Hal-hal di atas menunjukkan penyakit mulut yang terjadi selama kehamilan bukan semata-mata dipengaruhi oleh kehamilan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor
tindakan ibu hamil.
2.5.1 Efek Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Kehamilan
Ibu hamil mengalami perubahan fisiologis baik pada tubuh maupun di rongga mulut, hal ini dapat terlihat terutama pada gingiva. Kehamilan tidak langsung
menyebabkan penyakit periodontal, tetapi perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan dapat memperburuk respons gingiva terhadap iritasi lokal sehingga
menimbulkan kelainan :
1,16,21
a. Gingivitis Kehamilan
Gingivitis kehamilan merupakan peradangan gingiva pada ibu hamil. Insidens gingivitis pada kehamilan dilaporkan bervariasi dari 60-75. Gingivitis kehamilan
disebabkan plak, bakteri dan peningkatan efek respons gingiva terhadap plak yang
Universitas Sumatera Utara
terjadi selama kehamilan. Keadaan ini akibat peningkatan hormon seks wanita dan biasanya tidak terjadi tanpa adanya iritasi lokal.
15,22-23
Gingivitis kehamilan terlihat sejak bulan kedua kehamilan dan mencapai puncaknya pada bulan kedelapan. Secara klinis, distribusi peradangan biasanya
generalisata, dan cenderung lebih mencolok pada bagian interproksimal.
23
Gingiva yang terlibat berwarna merah terang, lunak, mudah berdarah, dengan permukaan yang
licin dan berkilat Gambar 1. Perdarahan gingiva dapat terjadi secara spontan, disertai rasa sakit yang ringan.
15
Gambar 1. Gingivitis kehamilan
15
b. Tumor Kehamilan granuloma pyogenic
Tumor kehamilan merupakan lesi peradangan hiperplastik yang lunak. Prevalensi tumor kehamilan terjadi sekitar 1,8-5.
24
Tumor kehamilan biasanya terlihat pada trimester ketiga kehamilan, tetapi juga dapat terjadi lebih cepat. Secara
klinis, tumor kehamilan terlihat bulat dan pipih berwarna merah keunguan sampai merah kebiruan yang menjulur dari tepi gingiva atau dari bagian interproksimal
Gambar 2.
23
Lesi ini biasanya terjadi di sekitar daerah papilla interdental dan pada daerah-daerah yang terdapat iritasi lokal. Lesi ini lebih sering terjadi pada rahang atas
terutama di sisi vestibular pada daerah anterior dan dapat membesar menutupi mahkota gigi. Lesi ini biasanya tidak disertai nyeri, namun jika lesi membesar dapat
menyebabkan ulserasi yang disertai nyeri. Selain itu, tumor kehamilan mudah berdarah jika terkena trauma. Meskipun tumor kehamilan mengecil setelah persalinan,
tetap dibutuhkan penyingkiran semua iritasi lokal untuk menyembuhkan lesi.
23,24
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Tumor Kehamilan
20
c. Berat Bayi Lahir Rendah BBLR
Penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri anaerob gram negative. Toksin bakteri ini berupa endotoksinlipopolisakarida LPS, yang akan mencapai uterus
melalui aliran darah dan merangsang respons inflamatori jaringan periodontal. Proses ini akan menimbulkan bakterimia. Oleh karena itu, LPS akan memicu mediator
inflamatori pada organ sistemik dan jaringan periodontal, terutama sitokinin, tumor nekrosis faktor TNF-
α, interleukin IL-1β, dan prostaglandin PGE
2
yang dapat mempengaruhi kehamilan. Mediator ini dapat membahayakan unit fetoplasenta
dengan menimbulkan kontraksi otot rahim. Keadaan ini meningkatkan insidens BBLR.
16,25
Berbagai penelitian menunjukkan hubungan antara penyakit periodontal dengan kehamilan, berupa persalinan dini, yaitu masa kehamilan kurang dari 37
minggu dan berat bayi lahir rendah BBLR yaitu berat badan rendah dari 2500 gram.
16,24
Penelitian Galloway pada tahun 1931 menunjukkan adanya efek infeksi bakteri dari penyakit periodontal terhadap ibu hamil dan perkembangan fetus.
25,26
Dalam Journal of Obstetrics Gynecology, Yiping Han, peneliti dari Case Western Reserve University
pada tahun 2010, melaporkan ibu yang gusinya terinfeksi dapat menularkan infeksi pada janin melalui peredaran darah plasenta. Pada kasus yang
diteliti terbukti kuman Fusobacterium nucleatum yang menginfeksi gusi ibu ditemukan dalam tubuh janin dan mengakibatkan keguguran.
19
Ibu hamil dengan periodontitis mempunyai risiko tujuh kali lebih besar daripada ibu hamil tanpa periodontitis untuk melahirkan BBLR.
21,26
Penelitian Offenbacher
dkk. pada 83 ibu hamil menemukan bahwa kadar PGE
2
lebih tinggi pada
Universitas Sumatera Utara
wanita yang melahirkan BBLR. Hormon tersebut akan menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga mengakibatkan kelahiran prematur. Selain itu, ditemukan juga bakteri
patogen, seperti Bacteriodetes forsythus, Prevotella gingivalis, Treponema denticola dan Actinobacillus Actinomyecetemcomitans pada ibu hamil. Hal ini menunjukkan
adanya hubungan antara penyakit periodontal dengan kelahiran BBLR.
21,26
2.6 Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Ibu Hamil
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang tidak ditangani pada masa kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janinnya.
27
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut adalah faktor tindakan ibu
hamil terhadap pencegahan penyakit gigi dan mulut.
15,21
Hal yang dapat dilakukan selama masa kehamilan, yakni :
1. Menyikat gigi, penggunaan benang gigi dental floss dan obat kumur
Menyikat gigi dan penggunaan benang gigi dilakukan setelah makan dan sebelum tidur, dilanjutkan dengan berkumur dengan larutan antiseptik.
27,28
Menyikat gigi dilakukan setiap hari, lama penyikatan gigi sekitar dua menit dan sikat gigi
digantikan dengan yang baru setiap tiga bulan untuk menghindari iritasi jaringan lunak. Selain itu, pasta gigi yang digunakan sebaiknya mengandung fluoride untuk
mencegah terjadinya kerusakan gigi.
20
Apabila refleks muntah timbul pada saat menyikat gigi, maka penggunaan gel fluoride seperti 1,23 NaF dianjurkan. Gel
fluoride mengandung sedikit pemanis dan tidak ada agen busa sehingga sesuai
digunakan jika rasa manis atau busa pasta gigi sebagai faktor yang menimbulkan refleks muntah.
20
Penggunaan benang gigi dianjurkan untuk membersihkan daerah interdental gigi dari sisa makanan, sedangkan obat kumur larutan antiseptik untuk mengurangi
prevalensi karies gigi dan pembengkakan gusi. Obat kumur yang digunakan dapat berupa obat kumur yang mengandung kombinasi 0,05 sodium flourida dan 0,12
klorheksidin pada enam bulan pertama masa kehamilan hingga persalinan.
28
Plak hanya dapat disingkirkan jika penyikatan gigi dilaksanakan dengan efektif. Waktu menyikat gigi yang tepat sangat mempengaruhi keefektifan penyikatan
Universitas Sumatera Utara
gigi. Namun, plak gigi juga dapat terbentuk lagi dalam waktu 1 sampai 3 menit sesudah menyikat gigi. Untuk menghambat pembentukan plak kembali, penggunaan
obat kumur antiseptik setelah menyikat gigi diyakin dapat mengurangi plak. Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa obat
kumur dapat mengurangi pembentukan plak sekitar 20 dibandingkan dengan hanya melakukan penyikatan gigi dan menggunakan benang gigi.
29
2. Berkumur–kumur setelah refluks lambung atau setelah muntah
Refluks lambung atau muntah-muntah yang mengandung HCl dengan pH 1- 1,5 dapat mengakibatkan pH di rongga mulut menjadi asam. Pada keadaan tersebut,
penyikatan gigi tidak boleh dilakukan setelah muntah untuk menghindari terjadinya erosi gigi. Jadi, sebaiknya membersihkan rongga mulut dengan berkumur-kumur
menggunakan air segera setelah muntah. Setelah itu, dilanjutkan berkumur larutan yang mengandung fluoride untuk memperkuat dentin dan mengurangi tingkat
sensitivitas gigi terhadap asam lambung yang dikeluarkan, atau dengan larutan sodium bikarbonat yang dapat menetralisir asam pada permukaan gigi. Penyikatan
gigi sebaiknya dilakukan satu jam setelah muntah.
20,28
3. Mempertahankan diet seimbang
Diet makanan yang seimbang yaitu pola makan 4 sehat 5 sempurna adalah sangat penting untuk kesehatan ibu dan anak. Selama kehamilan, frekuensi makan
dapat meningkat karena beberapa alasan, seperti membantu mengontrol nausea, rasa lapar dan sebagainya.
Pola makan ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin. Pola makan yang sehat penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup untuk masing-masing
ibu dan anak. Selain itu, makanan juga harus mengandung vitamin C dan D, kalsium, fosfor, protein dan fluor sesuai dengan kebutuhannya,
konsep “makan untuk porsi dua orang” sangat tidak dianjurkan.
26
Kebutuhan kalsium pada ibu hamil meningkat sebanyak 300 hingga 500 mg selama masa kehamilan. Asupan kalsium cukup penting
untuk perkembangan tulang dan gigi yang kuat, jantung yang sehat serta perkembangan otot dan saraf bayi. Selain itu, insidens muntah yang menyebabkan
penurunan nafsu makan ibu hamil pada trimester pertama harus diperhatikan untuk
Universitas Sumatera Utara
mencegah kekurangan nutrisi. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan anemia, abortus dan pendarahan pasca persalinan.
26
4. Melakukan pemeriksaan keadaan rongga mulut ke dokter gigi
Kunjungan ke dokter gigi pada masa kehamilan bertujuan untuk meminimalkan komplikasi dari penyakit yang terjadi pada masa kehamilan.
Selama masa kehamilan, kunjungan ke dokter gigi dianjurkan untuk :
29
a. Perawatan jaringan lunak dianjurkan untuk menyingkirkan semua jenis
iritasi lokal penyebab gingivitis dan memperbaiki restorasi atau gigi tiruan yang rusak. b.
Perawatan fungsional rongga mulut berupa perbaikan fungsi gigi dan mulut, seperti penambalan karies gigi atau pembuatan gigi tiruan jika diperlukan.
c. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Ibu hamil dianjurkan untuk
mencegah kambuhnya penyakit gigi dan mulut dengan pemeliharaan kebersihan mulut di rumah dan melakukan kunjungan berkala ke dokter gigi.
29
5. Menghindari narkotika, alkohol dan obat-obatan yang tidak perlu
Penelitian Offenbacher dkk. pada 83 ibu hamil yang melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah BBLR, dengan memperhitungkan faktor risiko lain seperti :
merokok, konsumsi alkohol, penyalahgunaan obat dan infeksi saluran kemih, ditemui adanya hubungan yang signifikan antara BBLR dengan penyakit periodontal.
21
Nikotin yang terkandung dalam asap rokok dapat menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Hipertensi
dapat menyebabkan penurunan suplai makanan dan oksigen fetus dan turut terjadi BBLR. Selain itu, ibu hamil yang meminum alkohol cenderung mengakibatkan
kecacatan pada otak dan tubuh janin. Saat ibu yang sedang hamil meminum minuman beralkohol maka alkohol tersebut akan dibawa masuk ke dalam tubuh dan dapat
dengan mudah masuk melalui plasenta menuju janin. Janin tidak dapat menolak alkohol yang masuk, akibatnya janin menjadi subjek penimbunan kadar alkohol yang
tinggi untuk jangka waktu yang lama sehingga dapat membahayakan janinnya.
21,26
Pemakaian obat-obatan selama kehamilan sedapat mungkin dihindari, hal ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya pengaruh teratogenik obat pada
janin. Pengaruh teratogenik yaitu terjadi gangguan pertumbuhan janin, dapat
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan kematian janin dalam rahim, keguguran atau kecacatan bawaan yang sementara ataupun menetap. Hal yang harus diperhatikan untuk menghindari
terjadinya pengaruh teratogenik obat adalah usia kehamilan, penggunaan obat-obatan dan harus konsultasi kepada dokter sebelum memakai segala obat-obatan.
30
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis rancangan penelitian ini adalah survei deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang akan dilakukan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Klinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Ibu Anak Stella Maris yang berlokasi di Jl. Samanhudi,
Medan. Penelitian ini dilaksanakan dari awal penyusunan proposal sampai akhir penelitian adalah sekitar 1 tahun yaitu dari bulan Juni 2012 sampai Juni 2013.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah ibu hamil pengunjung Klinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSIA Stella Maris Medan. Sampel dalam penelitian ini
adalah pasien ibu hamil yang berkunjung ke Klinik Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSIA Stella Maris Medan. Pengambilan sampel dengan teknik
pengambilan sampel acak sederhana simple random sampling. Pengambilan sampel acak sederhana adalah pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit
dasar individu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Untuk memperoleh besar sampel yang akan diambil dalam penelitian ini,
digunakan rumus : N = Za
2
.P .1-P d
2
Dimana: p = proporsi perilaku ibu hamil terhadap kebersihan gigi dan mulut serta penyakit
periodontal Natalie dan Sjahruddin 2005 adalah 0,52
Universitas Sumatera Utara