Security dalam kegiatan-kegiatan militer

3. Security dalam kegiatan-kegiatan militer

Tadi saya katakan, pada asalnya dakwah harus dilakukan terang-terangan, sedangkan kompensasinya adalah dilakukan sembunyi-sembunyi. Adapun kegiatan militer adalah sebaliknya; pada asalnya adalah sembunyi-sembunyi. Maka cara apapun yang memungkinkan untuk menyembunyikan berita dan rahasia serta gerakan-gerakan, itu harus dilakukan. Semua ini bertujuan untuk mencapai unsur keserta-mertaan dan surprise dalam perang, sebab ini termasuk unsur terpenting mencapai kemenangan.

Mengenai dalil kerahasiaan dalam kegiatan militer adalah sebagai berikut: • Riwayat yang dibawakan Bukhori dari Ka’ab bin Malik ra. dalam kisah

ketidak-ikutsertaan dia dalam perang Tabuk, ia berkata:

Artinya: “Rosululloh SAW tidaklah merencanakan satu peperangan kecuali beliau merahasiakannya. Hingga ketika beliau melakukan perang Tabuk dalam cuaca yang luar biasa panas serta menempuh perjalanan sangat panjang, melewati padang pasir dan menghadapi musuh yang banyak, maka beliau memberitahukannya kepada kaum

muslimin supaya mereka bisa bersiap-siap dan arah yang akan dituju.” 425 Perkataan Ka’ab ra.: “Rosululloh SAW tidaklah merencanakan satu

peperangan kecuali beliau rahasiakan,” menunjukkan bahwa pada asalnya kegiatan-kegiatan militer harus dilakukan secara rahasia.

Abu Dawud juga meriwayatkan hadits ini dan menambahkan: “Dan beliau bersabda:”Perang adalah tipudaya”, hadits ini mengandung petunjuk dalam masalah militer, yaitu seorang pemimpin boleh keluar langsung

424 Ash-Shorimul Maslul hal. 221. 425 Hadits 4418.

bersama pasukan meskipun sebagian besar mereka tidak mengetahui ke

mana akan berperang, dalilnya adalah perkataan Ka’ab: “Rosululloh SAW memberitahu arah yang akan dituju.” Ini hanya ketika perang Tabuk, tidak pada yang lainnya.

Sengaja saya sebutkan petunjuk hadits ini supaya tidak ada pasukan perang mengatakan: “Saya tidak akan keluar berperang sebelum tahu ke mana arahnya.”

Dalam hadits ini terdapat petunjuk yang lain, yaitu menyembunyikan

maklumat tidak hanya kepada musuh, kepada teman dekat sekalipun juga

tidak mengapa. Tujuannya untuk melokalisir maklumat sesempit mungkin serta berusaha semaksimal mungkin mencegah agar tidak merembet, sebab musuh memiliki mata-mata, sementara tidak menutup kemungkinan teman dekat akan berbicara. Dalam hikmah dikatakan: “Rahasiamu adalah darahmu, maka perhatikan di mana engkau meletakkannya.”

• Dalil yang lain adalah peristiwa Bai’atul ‘Aqobah, bai’at ini dilakukan secara rahasia (sembunyi-sembunyi). 426

• Dalil yang lain adalah hijrohnya Nabi SAW dari Mekkah ke Madinah adalah dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Alloh SWT berfirman:

Artinya: “Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Alloh telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekkah) mengeluarkannya (dari Mekkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah berduka cita, sesungguhnya Alloh bersama kita.” 427

Abu Bakar ra. berkata: Aku mengatakan kepada Rosululloh SAW ketika saya berada di gua Tsur: “Kalau salah seorang dari mereka melihat ke arah kedua kakinya, tentu akan melihat kita.”

Maka beliau bersabda:

Artinya: “Wahai Abu Bakar, apa pendapatmu tentang dua orang, sementara pihak ketiganya adalah Alloh.” 428

Nabi SAW juga pernah bersabda kepada Suroqoh bin Malik ketika ia menguntit mereka:

“Bersembunyilah dari kami.” 429

426 Al-Bidayah wan Nihayah : III/160. 427 QS. At-Taubah:40 428 HR. Bukhori hadits 3653. 429 HR. Bukhori 3906.

• Termasuk kerahasiaan adalah yang dilakukan Nabi SAW dalam Sariyah Abdulloh bin Jahsy ra., beliau memerintahkan agar tidak membuka surat yang beliau berikan kepadanya sampai ia berjalan dua hari, baru melaksanakan isinya. Kisah ini akan kami bawakan pada bab kelima, Insya Alloh SWT.

• Termasuk kerahasiaan dalam kegiatan militer adalah memata-matai musuh. Nabi SAW dulu pernah mengutus mata-mata kepada musuh seperti mengirim Hudzaifah ra. ke kem pasukan Ahzab. Beliau juga mengirim Zubair ra. untuk mengintai sendirian. Banyak lagi hadits lain yang shohih dalam hal ini.

• Dalil yang lain adalah saat Nu’aim bin Mas’ud ra. menyembunyikan keislamannya ketika terjadi kasus antara pasukan Ahzab dengan Bani Quroidzoh pada saat perang Khondaq. [Ibnu Ishaq berkata: Nu’aim bin Mas’ud datang kepada Rosululloh SAW kemudian berkata: “Wahai Rosululloh, sesungguhnya aku masuk Islam sementara kaumku tidak mengetahui keislamanku, maka perintahkanlah aku sesuka Anda.” Rosululloh SAW bersabda:

“Hanya ada satu orang seperti engkau dalam tubuh kami. Oleh karena itu, lemahkanlah semangat musuh untuk kami sebisa kamu, sesungguhnya perang adalah tipudaya.” ] 430

Syaikhul Islam menyebutkan juga bahwa hal itu diperbolehkan bahkan terkadang wajib seorang muslim berkamuflase seperti orang musyrik di dalam penampilan, seperti berpakaian dan kepentingan semisal. Beliau berkata: “Lebih jelasnya, semua riwayat tentang larangan tasyabbuh terhadap orang kafir datang di awal-awal hijroh, kemudian dihapus dengan hal itu, sebab saat itu Yahudi memang berpenampilan tidak berbeda dari orang- orang Islam, baik rambut, pakaian, penampilan dan lain sebagainya.”

Kemudian, hal itu ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah serta Ijma’, larangan tasyabbuh ini benar-benar jelas terlihat dipraktekkan secara nyata ketika zaman kekhilafahan ‘Umar bin Khothob ra., yaitu perintah Alloh SWT untuk menyelisihi orang-orang kafir.

Penyebab tasyabbuh dibolehkan karena kita tidak bisa menyelisihi mereka kecuali jika agama Islam menang dan berkuasa, seperti dilakukannya jihad, mewajibkan jizyah kepada mereka dan ketika mereka dalam kondisi hina. Makanya ketika di awal Islam di saat kaum muslimin lemah, larangan tasyabbuh tidak disyari’atkan. Tatkala agama Islam sempurna, menang dan berkuasa, baru larangan itu disyari’atkan.

Contoh pada hari ini adalah seandainya seorang muslim hidup di negeri harbi 431 , ataupun di negeri kafir non harbi, ia tidak diharuskan

430 Al-Bidayah wan Nihayah : (IV/111) dan Fathul Bari : (VII/402). 431 Negara harbi adalah negara kafir yang memerangi kaum muslimin, penerj.

menyelisihi mereka dalam penampilan lahiriyah, sebab itu berbahaya bagi dirinya. Bisa saja hal itu sunnah bagi seseorang, terkadang bisa juga mengikuti penampilan mereka wajib hukumnya, mengingat kalau ia menyelisihi mereka akan membawa bahaya bagi dirinya, dengan syarat ada maslahat agama kalau ia bertasyabbuh dengan mereka, yaitu bertujuan untuk menyeru orang-orang kafir di sana kepada Islam serta mengawasi rahasia mereka untuk kemudian memberitahukannya kepada kaum muslimin, atau untuk menangkal bahaya yang hendak mereka lancarkan kepada kaum muslimin, atau maksud-maksud baik lainnya.

Adapun di negeri Islam dan negeri hijrah dimana Alloh SWT telah muliakan agama-Nya dan Alloh hinakan orang-orang kafir di sana serta mewajibkan mereka membayar jizyah, barulah di sana disyari’atkan untuk menyelisihi mereka.

Kalau sudah jelas bahwa menyelisihi atau menyamai mereka berbeda- beda sesuai perbedaan waktu dan tempat, maka jelas pulalah makna hadits- hadits tentang permasalahan ini.” Selesai. 432

Saya katakan: Inilah hal-hal kaitannya tentang sirriyah (security) dalam Islam berikut dalil-

dalil syar’inya. Dari sana kini Anda mengetahui kesalahan orang yang mengatakan bahwa Islam tidak membenarkan perjuangan bawah tanah.

Ironisnya, sebahagian Da’i Islam mengingkari orang lain yang melakukan kegiatan sirri (rahasia).

Pengingkaran ini menunjukkan bahwa I’dad fii sabiilillah (mempersiapkan diri untuk berjihad di jalan Alloh) tidak pernah terbetik dalam benak mereka, sebab kalau terbetik pasti mereka akan mengerti makna kerahasiaan, renungkanlah ini.

Alloh SWT berfirman:

Artinya: “Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk

keberangkatan itu.” 433

Inilah yang terakhir kami sebutkan dalam pembahasan: Perang adalah

tipudaya.