cara berpikir perempuan terhadap dunianya. Menggungkapkan situasi ini dengan mengeluhkan “kita secara literal tidak dapat menemukan
perempuan melalui teori dan ilmu tradisional dalam intitusi akademik dan sosial yang kalah dibandingkan dengan laki-laki
2. Ilmu dan Perbedaan Seks
Dalam paradigma modern konvensional, rasionalitas, filsafat dan ilmu tidak saja dianggap bebas nilai dan onyektif tetapi tidak berkaitan
dengan seks. Artinya, tarsdisi intelektual bersifat netral-seks. Berlawan an dengan keyakinan itu, kritik feminisme terhadap pengetahuan berangkat
dari pengandaian bahwa budaya dan tardisi rasionalotas tidak netral seks. Mereka justru melihat dalamperkembangan teori-teori terjadi apa yang
disebut sex blindness kebutaan–seks. Walaupan demikian, terdapat pandangan dikalangan para feminis hingga tingkat manakah status ini
dapat diterapkan. Generaliasasi ilmu membawa implikasi yang mendasar bagi ilmu.
Dengan demikian, kaitan ilmu dengan kontruksi gender pun bersifat laten. Hal ini mendorong studi feminis menuju generalisasi ilmu. Generalisasi
ilmu adalah hasil sekaligus proses relasi yang kompleks antara kontruksi, idiologi dan konsep jender yang domiman dalam masyarakat dengan
praktek-praktek serta kongnisi ilmu. Ilmu itu sendiri memiliki dimensi eksternal yang kental dan amat menentukan model kongnisinya. Dimensi
eksternal ini adalah unsur-unsur konteks sosio-kultural dimana ilmu
muncul dan beroperasi. Unsur-unsur belakangan ini kemudian bersifat sentral dalam penyelasan-penyelasan feminis tentang generalisi ilmu.
Kita dapat mengandiakan tertadinya relasi antara ilmu dan kontruksi gender. Pada relasi pertama ilmu adalah agen atau sumber yang
membentuk kontruksi, konsep dan keyakinan gender. Artinya, ilmu telah mereproduksi konsep dan keyakinan gender tertentu dalam masyarakat.
Pada relasi kedua ilmu adalah bentuk kontruksi gender itu sendiri. Artinya ilmu dipahami sebagai satu arena dimana kontruksi gender yang domonan
dalm masyarakat diwujudkan. Ilmu lantas menjadi agen yang memproduksi gender tertentu yang telah terkontruksi dalam struktur
internalnya. Pada umumnya, kritik-kritik studi feminis lebih banyak menekankan dan selalu diawali dengan analisis yang melihat bagaimana
kontruksi gender telah merasuk sedemikian rupa dan menentukan proses strukturarasi ilmu.
D. Kerangka Konseptual 1.