Metode Penelitian Doktrinal Metode Penelitian Non-doktrinal.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pengertian Penelitian

Penelitian yang di dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah research pada hakikatnya adalah sebuah pencarian lewat penelitian. research. Orang yang mencari disebut search temuan-temuan baru berupa pengetahuan. Pengetahuan yang benar yang dapat dipakai untuk menjawab suatu permasalahan guna memecahkan suatu masalah. 1 Dengan menemukan pengetahuan baru berdasarkan metode yang dipatuhi secara penuh disiplin, guna mengatasi keragu-raguan yang mengelisahkan jiwa peneliti.

1. Metode Penelitian Hukum

Metode penelitian hukum pada dasarnya terdapat dua macam metode penelitian hukum: yaitu penelitian hukum doktrinal dan penelitian hukum nondoktrinal. 2 yang masing-masing mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda dalam metodenya.

a. Metode Penelitian Doktrinal

Penelitian doktrinal adalah penelitian-penelitian atas hukum yang dikonsepkan dan dikembangkan atas dasar doktrin. Penelitian ini dianut oleh kaum positivis dan dikenal juga dengan metode doktrinal. Yang ditradisikan oleh kalangan ahli hukum yang berpaham fungsionalis-realisme. Di Indonesia, metode doktrinal initerlanjur disebut metode penelitian normatif. 1 Soetandyo Wignyosoebroto, Hukum ,Paradgma, Metode dan Dinamika Masalahnya .Jakarta,Elsam 2002 hal 139 2 Soetandyo Wignyo Soebroto Op-Cid hlm 157-163 Konsep penelitian ini adalah yang berawal dari moral dan filosofis. Yang berhulu pada ide akan keadilan yang di tuangkan dalam suatu peraturan atau undang-undang. Yang dipedomani oleh para penegak hukum dan masyarakat sebagai subyek hukum. Dalam konsep penelitian normatif kebenaran suatu tindakan harus berdasar pada peraturan yang telah disepakati bersama yang bersifat formal. Yang berangkat dari logika deduksi yaitu pola berpikit dari yang umum kepada yang khusus. Maka didalam konsep penelitian doktrinal didalam perkara yang sama maka dia harus diperlakukan sama pula.

b. Metode Penelitian Non-doktrinal.

Metode penelitian non–doktrinal adalah penelitian yang bersifat empiris dalam konsep penelitian ini hukum bukan hanya dianggap sebagai satu-satunya kebenaran yang dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. 3 Didalam kehidupan yang banyak mengalami perubahan-perubahan tranformatif yamg sangat cepat, terkesan kuat bahwa hukum positif tidak dapat berfungsi efektif untuk menata perubahan dan perkembangan. Maka tak ayal lagi berbagai cabang ilmu-ilmu sosial , khususnya sosiologi. Ilmu sosiologi akhir-akhir ini dimanfaatkan untuk mengkaji pada banyak masalah-masalah hukum yang terjadi dalam masyarakat. Ilmu-ilmu sosial yang mulai ditenggok dalam 3 Soetandyo Wignyo Soebroto Ibid hal 161 kerangka ajaran sociological jurisprudence mulai banyak dimanfaatkan untuk memungkinkan usaha memperbaharui dan memutakhirkan norma-norma hukum. Kajian-kajian sociological of law dengan metode sosialnya yang nomologis induktif kegunakan untuk memberikan jawaban tentang masalah keefektifan bekerjanya seluruh intitusional hukum. Maka dalam penelitian empiris ini hukum tidak lagi dikonsepkan sebagai secara filosofi moral, tetapi hukum dikonsepkan sebagai gejala empiris yang teramati di alam pengalaman. Hukum tidak lagi dikosepkan sebagi norma-norma yang eksis di dalam suatu legitimasi yang formal. Dari segi subtansinya, kini hukum dilihat sebagai kekuatan yang sosial yang empiris wujudnya, namun yang terlihat secara sah, dan bekerja dengan hasil yang mungkin saja efektif dan mungkin juga tidak. Adapun ciri dari metode penelitian ini yang tampak jelas pertama-tama adalah peran logika induksi yang mempunyai konsep logika berpikir dari yang khusus kepada yang umum. Penelitian- penelitian nondoktrinal yang sosial dan empiris atas hukum ini akan menghasilkan teori-teori tentang eksistensi dan funsi hukum di dalam kehidupan masyarakat beserta dengan perubahanya. Teori-teori ini dikembangkan dari hasil-hasil penelitian yang berruang lingkup luas , Makro,dan umumnya juga amat kuantitatif untuk mengolah data yang amat masal.

B. Metode Pendekatan