Fisiologi Laktasi Hormon-hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI

 Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan lalu diurut kearah putting susu sebanyak 30 kali sehari.  Pijat kedua areola mammae hingga keluar 1-2 tetes.  Kedua putting susu dan sekitarnya dengan handuk kering dan bersih.  Pakailah BH yang tidak ketat dan bersifat menopang payudara, jangan memakai BH yang ketat dan menekan payudara. Bila BH sudah mulai tersa sempit, diganti dengan BH yang pas dan sesuai dengan ukuran dan bentuk payudara untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang baik bagi payudara. Apabila memakai BH yang tidak sesuai dengan ukuran payudara bisa menyebabkan infeksi seperti mastitis suatu infeksi pada kelenjar susu payudara Weni. 2009.

B. Sekresi pengeluaran ASI Postpartum

ASI keluar setelah ari-ari atau plasenta lepas. Plasenta mengandung hormon penghambat prolaktin hormon plasenta yang menghambat pementukan ASI. Setelah plasenta lepas, hormon plasenta tersebut tidak diproduksi lagi, sehingga air susu pun keluar.

1. Fisiologi Laktasi

Kemampuan laktasi setiap ibu berbeda-beda. Sebagian mempunyai kemampuan yang lebih besar dibanding dengan yang lain. Dua faktor yang diatur oleh hormon terlibat dalam fisiologi laktasi, yaitu : a. Prolaktin yang mengatur produksi air susu ibu Dalam fisiologi laktasi prolaktin suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitaria anterior, penting utuk produksi air susu ibu, tetapi walaupun kadar hormon ini didalam sirkulasi maternal meningkat selama kehamilan, kerja hormon ini Universitas Sumatera Utara dihambat oleh hormon plasenta. Dengan lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan, maka kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur turun sampai tingkat dapat dilepaskannya dan diaktifkannya prolaktin. c. Oksitosin yang mengatur pengeluaran air susu ibu Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel-sel sekretorik ke papila mammae, yakni : 1. Tekanan dari belakang Tekanan globuli yang baru terbentuk didalam sel akan mendorong globuli tersebut kedalam tubuli laktifer dan pengisapan oleh bayi akan memacu sekresi air susu lebih banyak. 2. Refleks neurohormonal Apabila bayi disusui, maka gerakan mengisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat didalam glandula pituitaria posterior. Akibat refleks ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari pituitaria posterior. Hal ini akan menyebabkan sel-sel mioepitel disekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong air susu masuk kedalam pembuluh lactifer dan dengan demikian lebih banyak air susu yang mengalir kedalam ampullae Sylvia. 2003.

2. Hormon-hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI

 Progesteron Mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.  Estrogen Mnstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Kadar estrogen dalam tubuh menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Universitas Sumatera Utara  Prolaktin Berperan dalam membesarnya alveoli pada masa kehamilan.  Oksitosin Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus disekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu.  Human Plancetal Lactogen HPL Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL yang berperan dalan pertumbuhan payudara, puting susu dan areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI Sitti. 2009. hlm. 13.

3. Manfaat ASI