Hubungan Kualitas Tidur Dengan Adaptasi Fisiologis Masa Postpartum di Klinik Sumiariani Medan Johor

(1)

65 Jadwal Tentatif Penelitian

Jenis kegiatan

September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Mengajukan judul Menetapkan judul Menyiapkan proposal Mengajukan sidang proposal Sidang proposal Revisi proposal Uji validitas dan reliabilitas Pengumpulan data dan analisa data Penyusunan laporan skripsi Ujian skripsi Revisi skripsi


(2)

Hubungan Kualitas Tidur dengan Adaptasi Fisiologis Masa Postpartum di Klinik Sumiariani Medan

Oleh:

Dewi Anggraeni Sylvia Siregar

Saya adalah Dewi Anggraeni Sylvia Siregar mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan USU yang melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kualitas Tidur dengan Adaptasi Fisiologis Masa Postpartum di Klinik Sumiariani Medan”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas tidur ibu postpartum, gambaran adaptasi fisiologis ibu postpartum, dan hubungan kualitas tidur dengan adapatsi fisiologis masa postpartum di Klinik Sumiariani Medan.Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.Peneliti menjamin bahwa penelitian yang dilakukan tidak menimbulkan dampak negatif kepadaibu sebagai responden. Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Peneliti juga menghargai dan menghormati hak responden dengan cara menjaga kerahasiaan identitas diri dan data yang diberikan responden selama pengumpulan data hingga penyajian data. Peneliti sangat mengharapkan partisipasi ibu sebagai responden dalam penelitian ini, namun jika ibu tidak bersedia maka ibu berhak untuk menolak karena tidak ada unsur paksaan dalam pengisian kuesioner penelitian.Demikianlah informasi ini saya sampaikan, atas kesediaan dan partisipasi ibu saya ucapkan terimakasih.

Medan, Juni 2016

Peneliti Responden


(3)

67

Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Kualitas Tidur dengan Adaptasi Fisiologis Masa Postpartum.

A. Data Demografi

Petunjuk pengisian:

Isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar.Berilah tanda check list (√) pada kotak pilihan yang tersedia, atau dengan mengisi titik-titik sesuai dengan situasi dan kondisii sauda saat ini.

1. No. responden :

2. Umur :……… tahun

฀ < 20 tahun

฀ 26-35 tahun

฀ > 35 tahun 3. Lama masa nifas :

฀ Minggu 1-2

฀ Minggu 3-4

฀ Minggu 5-6 4. Jumlah anak :

฀ Anak 1

฀ Anak ke 2

฀ Lain- lain ………..(sebutkan) 5. Pendidikan terakhir :

฀ Pendidikan dasar………..(sebutkan)

฀ Pendidikan menengah………..(sebutkan)

฀ Pendidikan tinggi………..(sebutkan) 6. Pendapatan :

฀ 500.000 – 1.000.000

฀ 1.000.000 – 1.500.000


(4)

฀ < 4 jam

฀ 4 – 5 jam

฀ 5-7 jam

฀ > 7 jam

2. Berapa lama waktu yang ibu butuhkan untuk dapat tertidur tadi malam?

฀ > 60 menit

฀ 30-60 menit

฀ 15-30 menit

฀ < 15 menit

3. Berapa kali ibu terbangun selama tidur tadi malam?

฀ > 5 kali

฀ 3-4 kali

฀ 1-2 kali

฀ Tidak ada

4. Berapa lama ibu tidur di siang hari?

฀ Tidak pernah

฀ < 1 jam

฀ 1-2 jam

฀ > 2 jam

5. Seberapa nyenyak tidur ibu tadi malam?

฀ Sangat tidak nyenyak sekali

฀ Tidur tapi sering terbangun

฀ Tidur tapi tidak cukup nyenyak

฀ Sangat nyenyak

6. Bagaimana perasaan ibu saat bangun pagi ini?

฀ Sangat mengantuk

฀ Mengantuk

฀ Sedikit mengantuk

฀ Merasa segar dan tidak mengantuk

7. Apakah ibu merasa puas dengan tidur yang dialami tadi malam?

฀ Tidak merasa puas

฀ Sedikit puas

฀ Lumayan puas


(5)

69

C. Kuesioner Adaptasi Fisiologis Masa Postpartum Petunjuk pengisian

1. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi ibu/saudari alami

2. Jawablah setiap pernyataan yang tersedia dibawah ini dengan memberi tanda (√) pada kolom yang telah disediakan

Dengan pilihan jawaban :

SS = Sangat setuju T = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

***Selamat Mengisi***

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Ibu mengalami mulas setelah melahirkan

2. Ibu merasakan perutnya

menengang saat mulas 2-4 hari setelah melahirkan

3. Ibu mengeluarkan cairan berwarna merah sesaat setelah melahirkan

4. Pengeluaran cairan berwarna merah bertambah banyak saat ibu melakukan aktivitas

5. Cairan berwarna merah berubah warna menjadi merah kekuningan pada hari ke -3 setelah

melahirkan

6. Pengeluaran ASI terjadi pada hari pertama setelah melahirkan 7. Payudara membengkak dan

menegang seiring proses menyusui

8. Ibu merasa nyeri di payudara setelah melahirkan

9. Pemulihan nafsu makan ibu berlangsung 3-4 hari setelah melahirkan

10. Ibu mengalami susah buang air besar setelah melahirkan 11. Proses berkemih terjadi ≤ 8 jam

setelah melahirkan


(6)

buang air kecil walau sudah ingin buang air kecil

14. Ibu mulai bergerak miring kiri dan miring kanan 6 jam pertama setelah melahirkan

15. Ibu mulai duduk ditepi tempat tidur 6-8 jam pertama setelah melahirkan

16. Ibu mulai berjalan disekitar tempat tidur/ ruangan 8 jam pertama setelah melahirkan


(7)

71 ***Khusus Peneliti***

Kode :………

D. Lembar Observasi

1. Wajah:

a. Letih dan lesu b. Segar

2. Tinggi fundus uteri turun: a. < 1-2 cm/ hari

b. > 1-2 cm/ hari 3. Lokhea berbau:

a. Lebih amis dan berbau khas b. Berbau busuk

4. Warna lokhea:

a. Merah dan kecoklatan ( rubra) b. Merah dan kuning(sanguinolenta) c. Merah jambu dan kuning (serosa) d. Putih hingga krim (alba)

5. Frekuensi mengganti balutan / hari: a. ±2 kali dalam sehari

b. > 3 kali dalam sehari 6. Payudara :

a. Lembek

b. Meregang dan menegang 7. Putting susu:

a. Tidak ada putting/ datar b. Menonjol

8. Pengeluaran ASI:

a. Keluar dengan sendirinya b. Harus di stimulasi

9. Bentuk ASI :

a. Colostrum + ASI b. ASI + darah


(8)

b. > 20 kali/ menit

11. Buang air besar (BAB) dilakukan: a. 2-3 hari

b. > 3 hari 12. Konsistensi feses:

a. Lunak b. Keras 13. Buang air kecil:

a. ≤ 6-8 jam b. >8 jam

14. Frekuensi berkemih dalam sehari: a. ≤ 7 kali sehari

b. >7 kali sehari 15. Tekanan darah:

a. < 80/ 120 mmHg b. > 80/ 120 mmHg 16. Suhu :

a. 37,2 °C b. 38°C 17. Pernafasan:

a. 16-24 x/ menit b. > 16 – 24 x/ menit 18. Nadi:

a. 60 – 80 x/ menit b. > 60 – 80 x/ menit 19. Ekstremitas :

a. Oedema dan varises b. Tidak ada

20. Aktivitas fisik: a. Berbaring


(9)

73

Lampiran 4

RIWAYAT HIDUP

Nama : Dewi Anggraeni Sylvia Siregar

Tempat tanggal lahir : Kotanopan, 11 November 1993

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat rumah : Desa Sayurmaincat Kec. Kotanopan Kab. Madina

Riwayat Pendidikan :

1. Lulusan TK Dharmawanita tahun 2001 2. Lulusan SD Negeri 3 Kotanopan tahun 2006 3. Lulusan SMP Negeri 1 Kotanopan tahun 2009 4. Lulusan Sma Negeri 1 Kotanopan tahun 2012


(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

79

MASTER DATA KUALITAS TIDUR

Lampiran 10

No. responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 jumlah kategori koding

1 0 2 0 1 2 1 0 6 buruk 1

2 1 2 0 0 3 2 0 8 buruk 1

3 0 o 2 0 2 0 0 4 buruk 1

4 2 2 2 2 3 3 2 16 baik 2

5 0 3 0 0 2 1 0 6 buruk 1

6 0 2 0 1 0 2 1 6 buruk 1

7 2 3 2 2 3 3 2 17 baik 2

8 0 2 0 2 2 0 0 6 buruk 1

9 0 2 0 2 3 0 0 7 buruk 1

10 0 2 1 2 3 1 0 9 buruk 1

11 0 0 2 0 0 1 2 5 buruk 1

12 0 1 2 0 2 1 0 6 buruk 1

13 0 3 2 3 1 2 0 11 buruk 1

14 0 1 2 0 2 1 0 6 buruk 1

15 1 3 2 0 3 2 2 13 buruk 1

16 2 3 1 1 0 3 2 12 buruk 1

17 0 1 0 1 2 2 0 6 buruk 1

18 2 2 1 3 1 1 2 12 buruk 1

19 0 1 2 0 2 1 1 7 buruk 1

20 3 2 3 3 3 3 3 20 baik 2


(16)

24 1 3 1 1 2 1 0 9 buruk 1

25 1 0 1 0 1 2 1 6 buruk 1

26 1 2 2 0 2 3 2 12 buruk 1

27 0 3 1 3 3 3 3 16 baik 2

28 3 1 3 1 3 3 3 17 baik 2

29 2 3 1 3 2 2 1 14 buruk 1


(17)

81

MASTER DATA ADAPTASI FISIOLOGIS MASA POSTPARTUM No.

Responden

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 Jumlah kategori koding

1 4 1 4 2 2 4 4 2 1 4 3 3 1 1 4 3 43 normal 2

2 3 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 2 3 1 4 4 52 normal 2

3 3 3 4 1 2 4 3 2 4 4 1 2 2 2 1 3 41 normal 2

4 2 2 3 3 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 41 normal 2

5 2 1 2 1 1 3 2 2 2 2 4 2 2 2 1 3 32 normal 1

6 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 1 3 2 3 3 42 normal 2

7 3 3 4 3 3 4 1 2 3 2 3 1 2 2 3 3 42 normal 2

8 4 2 4 1 2 2 4 4 4 3 4 4 2 1 3 3 47 normal 2

9 4 1 3 3 1 2 1 2 1 2 3 1 2 2 2 1 31 tidak

normal

1

10 2 3 4 1 3 4 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 48 normal 2

11 2 1 2 2 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 30 tidak

normal

1

12 4 4 4 1 2 2 4 4 4 4 4 4 2 1 3 3 50 normal 2

13 4 4 4 1 2 3 3 4 3 4 4 4 2 2 3 3 50 normal 2

14 4 1 4 2 3 3 4 3 2 4 4 2 2 1 3 3 45 normal 2

15 3 4 4 2 3 3 4 4 4 3 3 2 4 2 3 4 52 normal 2

16 4 3 4 1 2 4 3 2 4 3 3 4 2 1 4 4 48 normal 2

17 4 2 3 1 3 4 4 4 4 3 3 3 1 1 3 3 46 normal 2

18 4 1 3 1 2 4 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 45 normal 2

19 3 3 3 1 1 4 3 1 4 4 2 4 1 2 1 4 41 normal 2


(18)

23 4 1 4 1 2 2 4 4 3 3 4 4 2 2 3 3 46 normal 2

24 4 2 4 1 2 2 3 3 4 3 3 4 2 1 4 4 46 normal 2

25 2 2 2 3 3 1 2 1 1 2 1 2 3 2 2 3 32 tidak

normal

1

26 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 50 normal 2

27 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 4 4 2 1 4 3 48 normal 2

28 1 1 1 3 2 1 1 2 2 1 2 2 3 1 3 4 30 tidak

normal

1

29 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 1 3 1 4 4 43 normal 2


(19)

83

MASTER DATA ADAPTASI FISIOLOGIS (OBSERVASI) No.

responde n

p1 p2 p3 p4 p5 P6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 TOTAL Kategori Koding

1. 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 23 normal 2

2. 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 23 normal 2

3. 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 24 normal 2

4. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 22 normal 2

5. 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 24 normal 2

6. 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 normal 2

7. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 25 normal 2

8. 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 25 normal 2

9. 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 22 normal 2

10. 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 25 normal 2

11. 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 22 normal 2

12. 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 22 normal 2

13. 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 23 normal 2

14. 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 24 normal 2

15. 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 25 normal 2

16. 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 normal 2

17. 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 normal 2

18 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 27 normal 2

19 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 23 normal 2


(20)

23. 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 24 normal 2

24. 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 normal 2

25. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 25 normal 2

26. 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 25 normal 2

27. 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 25 normal 2

28. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 21 normal 2

29. 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 24 normal 2


(21)

lxxxv

lxxxv

LAMPIRAN 11

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DATA DEMOGRAFI

UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 19 1 3.3 3.3 3.3

22 1 3.3 3.3 6.7

23 1 3.3 3.3 10.0

24 2 6.7 6.7 16.7

25 2 6.7 6.7 23.3

26 3 10.0 10.0 33.3

27 4 13.3 13.3 46.7

28 4 13.3 13.3 60.0

29 2 6.7 6.7 66.7

30 1 3.3 3.3 70.0

31 1 3.3 3.3 73.3

32 2 6.7 6.7 80.0

34 2 6.7 6.7 86.7

36 3 10.0 10.0 96.7


(22)

UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 19 1 3.3 3.3 3.3

22 1 3.3 3.3 6.7

23 1 3.3 3.3 10.0

24 2 6.7 6.7 16.7

25 2 6.7 6.7 23.3

26 3 10.0 10.0 33.3

27 4 13.3 13.3 46.7

28 4 13.3 13.3 60.0

29 2 6.7 6.7 66.7

30 1 3.3 3.3 70.0

31 1 3.3 3.3 73.3

32 2 6.7 6.7 80.0

34 2 6.7 6.7 86.7

36 3 10.0 10.0 96.7

38 1 3.3 3.3 100.0


(23)

lxxxvii

lxxxvii Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

UMUR 30 19 38 28.57 4.584

Valid N (listwise) 30

LAMAMASANIFAS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid MINGGU 1-2 7 23.3 23.3 23.3

MINGGU 3-4 17 56.7 56.7 80.0

MINGGU 5-6 6 20.0 20.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

LAMAMASANIFAS 30 1 3 1.97 .669


(24)

JUMLAHANAK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ANAK KE 1 9 30.0 30.0 30.0

ANAK KE 2 10 33.3 33.3 63.3

ANAK KE 3 7 23.3 23.3 86.7

ANAK KE 4 4 13.3 13.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

JUMLAHANAK 30 1 4 2.20 1.031


(25)

lxxxix

lxxxix

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KUALITAS TIDUR

kualitastidur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0-14 buruk 25 83.3 83.3 83.3

15-21 baik 5 16.7 16.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI ADAPTASI FISIOLOGIS

Fisiologis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1-32 tidak normal 4 13.3 13.3 13.3

33-64 normal 26 86.7 86.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

kualitastidur 30 1 2 1.17 .379


(26)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Fisiologis 30 1 2 1.87 .346

Valid N (listwise) 30

HASIL UJI STATISTIK

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN ADPATSI

FISIOLOGIS MASA PORTPARTUM

Nonparametric Correlations

Correlations

Fisiologis kualitastidur

Spearman's rho Fisiologis Correlation Coefficient 1.000 -.088

Sig. (2-tailed) . .645

N 30 30

kualitastidur Correlation Coefficient -.088 1.000

Sig. (2-tailed) .645 .


(27)

xci

xci

UJI NORMALITAS DATA

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VAR00001 VAR00002

N 30 30

Normal Parametersa Mean 1.17 1.87

Std. Deviation .379 .346

Most Extreme Differences Absolute .503 .517

Positive .503 .350

Negative -.330 -.517

Kolmogorov-Smirnov Z 2.756 2.831

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000


(28)

(29)

xciii


(30)

(31)

xcv

xcv

No. Tanggal Materi Bimbingan Komentar/Saran Paraf

1

2

22 Juli 2016

3

26 Juli 2016 4

5 6 7 8

9


(32)

lampiran 13 Taksasi Dana Penelitian

No Nama Kegiatan Biaya

1. Proposal

Penelusuran literatur dari internet Fotokopi literatur dari buku

Kertas Tinta Print

Penggandaan penjilidan proposal

Rp 150.000,- Rp 100.000,- Rp 100.000,- Rp 50.000,- Rp 20.000,-2. Pengumpulan Data

Transportasi

Penggandaan kuesioner dan lembar persetujuan responden

Souvenir penelitian

Rp 200.000,- Rp 150.000,- Rp 150.000,- 3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan

Pencetakan Skripsi

Penggandaan dan penjilidan skripsi CD

Rp 200.000,- Rp 150.000,- Rp 50.000,-

4. Biaya tak terduga Rp 100.000,-


(33)

59

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, T. (2009).Gambaran Gangguan Pola Tidur pada Perawat di Syarif

Hidayatull

2015

Ambarwati, R.E., Wulandari, D. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika

Atmadja,W. (2010). Fisiologi

tidur.Http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal./view/pdf

Bahiyatun.(2009). Buku Ajar Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

.Diakses pada Jumat tanggal 23 Oktober 2015

Bobak L, Lowdermilk, D., Jensen, M. (2005).Buku Ajar Keperawatan Maternitas.(4th ed). Alih Bahasa: Wijayarini, M. Jakarta: EGC

Carpenito, Lynda Juall. (2002). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Chayatin, N. Mubarak, W.(2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta:EGC

Dennis, C.L., Grigoriadis, S., Robinson, G.E., Romans, S., & Ross, L. (2007). Tradisional postpartum practices and rituals: a qualitative systematic review. Womens Health, 3(4), 487-502.


(34)

Ernawati, D.E. (2012). Gambaran Perawatan Diri Ibu Postpartum Primipara Normal di Rumah. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia.

Garliah.L.(2009). Pengaruh Tidur Bagi Perilaku Manusia. Fakultas Psikologi.

Universitas Sumatera Utara. Http://repository.usu.ac.id>bitstream/1234567/09E01351.pdf

Goel, N., Kim, H., & Lao, R. P. (2005)An olfactory stimulus modifies night time

sleep in young men and women. Http:www.tandonline.com/doi/abs/10.1080/07420520500263276?journalCo

d =icbi20 Diakses pada Sabtu 26 Desember 2015.

.Diakses pada Minggu 15 November 2015.

Harkreader, H. Hogan, M.A., & Thobaben, M. (2007).Fundamental of nursing: Caring and Clinical Judgment.(3 ed.). St. Louis, Missouri: Saunders Elsevier.

Harahap, W. (2007).Identifikasi Pola Tidur Ibu Postpartum Primipara Selama di Rawat di Klinik Bersalin Wina dan Klinik Bersalin Sam Kelurahan Kampung Baru Medan.Skripsi.Program Studi Ilmu keperawatan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Hidayat, A.A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika


(35)

61

Hidayat, A. A. (2013). Metode Penelitian dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Jenkins S M. (2005).Sleep Habits and Pattern of College Student and Their Relationshipto Selected Personality Characteristics.Doctoral Disertation. LA: Louisiana Tech University.

Kuswadji, Sudjoko. (1997). Penngaturan Tidur Pekerja Shift. Jakarta:Cermin Dunia Kedokteran

Kuncahyana, D. (2013). Pengaruh Nyeri Episiotomy Ibu Nifas terhadap Status Psikologis Ibu Nifas di Wilayah Kecamatan Sukodono Sragen. Fakultas

Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakart

Diakses pada 03 November 2015

Listiani, P. (2005). Pengqruh Kedisiplinan Siswa dan Iklim Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMK Negeri 5 Semarang. Fakultas Tekhnik,

Universitas Negeri Semarang.

Selasa tanggal 10 November 2015

Lanywati E. (2008). Insomia Gangguan Sulit Tidur. Yogyakarta: Kanisius

Marmi, (2012).Asuhan Kebidanan Masa Nifas “Puerperium Care”. Yogyakarta: Pustaka Belajar


(36)

Murray, S.S, McKinney, E.S. (2007).Fundamental of Maternal-Newborn nursing.(4th Ed). Phillippines: Elsevier.

Modjod, D. (2007). Insomnia Experience, Management Strategies, and Outcomes in ESDR Patient Undergoing Hemodialysis [Tesis]. Mahidol University

Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Umaroh, M. (2011).Hubungan Pola Istirahat Ibu Nifas dengan Kelancaran Produksi ASIHubungan Pola Istirahat Ibu Nifas dengan Kelancaran Produksi ASI. Diakses pada Jumat 09 Oktober 2015

Potter, Patricia A.(2005). Buku Ajar fundamental: Konsep,Proses, dan Praktik. Edisi 2 Volume 4. Jakarta: EGC

Potter, Patricia A.(2006). Buku Ajat fundamental: Konsep,Proses, dan Praktik. Edisi 4 volume 4. Jakarta: EGC

Putu, N.(2014). Laporan Pendahuluan Gangguan Istirahat Tidur. Fakultas Keperawatan. Politeknik Kesehatan Denpasar. Http://ml.scribd. com/doc/pdf/gangguan istirahat tidur.pdf

Riyadi, S. Widuri, R.(2015). Kebutuhan Dasar Manusia Aktivitas Istirahat Diagnosis NANDA. Yogyakarta: Gosjen Publishing.

. Dibuka 24 Oktober 2015

Rukiyah, A. Yulianti, L. Liana, M.(2011). Asuhan Kebidanan III(Nifas). Jakarta: TIM.


(37)

63

Sulistyawati, Ari.(2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Sears, Barry. (2006). Enter the Zone: sebuah Panduan Diet. Bandung: How Press

Siallagan, A. M. (2010). Pola Tidur Ibu Hamil pada masa kehamil tanggal 22 Desember 2015)

Tarwoto & Wartonah.(2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperwatan.Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Tarwoto & Wartonah.(2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperwatan.Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Alawiyah, T. (2009).Gambaran Gangguan Pola Tidur pada Perawat di RS. Syarif Hidayatullah. Skripsi.Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta

Wahyu, Dhimas.W. (2012). Analisis Faktor Dominan yang Berhubungan dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Skripsi. Bandung: Universitas Airlangga. Diperoleh dari Http:// gudangarsipadibahmadi.files. wordpress.com/20/07/07.gangguan tidur.pdf

Warner, Jennifer. (2003). A naps as good as a nights sleep for learning new

thing. Diperoleh dari

Http://www.vpul.upenn.edu/one/library/mental/sleep/nap.htm.

. Diakses pada 25 Oktober 2015


(38)

3.1 Kerangka konseptual

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan serta masalah penelitian yang dirumuskan, maka dibuatlah kerangka konsep penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kualitas tidur dengan adaptasi fisiologismasa postpartum.

Adapun parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur adalah waktu yang dibutuhkan untuk tidur (sleep latency), total jam tidur, frekuensi terbangun, tidur siang, terbangun cepat di pagi hari, , kepuasan tidur, merasa segar saat bangun dipagi hari. Untuk skema perubahan kualitas tidur ibu selama masa postpartum dapat dilihat pada skema berikut:


(39)

31

Skema 1: kerangka hubungan kualitas tidur dengan adaptasi masa postpartum di Klinik Sumiariani, Amkeb Jalan Karya Kasih Gang Kasih X No. 69 J Medan Johor.

Keterangan: : diteliti

: tidak diteliti

Kualitas tidur Adaptasifisiologis masa postpartum

1.Mobilisasi dini

2. Menyusui 3. Eliminasi 4. Nutrisi 5.Kb


(40)

3.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoadmodjo, 2010).

No. Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Variabel

independen: Kualitas tidur

Penilaian subjektif tidur yang dapat diukur melalui: waktu yang dibutuhkan utuk

tertidur (sleep latency), ttotal jam tidur, frekuensi terbangun, terbangun cepat dipagi hari, kepuasan tidur, perasaan segar bangun

dipagi hari

Kuesioner 0-14= buruk 15-21= baik

Ordinal

2. Variabel dependen: Adaptasi fisiologis masa postpartum Penyesuaian tubuh terhadap perubahan fisiologis selama masa postpartum yang meliputi perubahan pada pada sistem

Kuesioner 1-32= tidak normal 33-64= normal


(41)

33

reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, tanda-tanda vital dan sistem musculoskeletal.

Tabel 3.2 Defenisi operasional

3.3 Hipotesa

Hipotesa yang ditegakkan dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) dengan kalimat pernyataan hipotesa “ada hubungan kualitas tidur dengan adaptasi fisiologis masa postpartum”, dan menolak hipotesa nol (Ho) dengan pernyataan hipotesa “ tidak ada hubungan kualitas tidur terhadap adaptasi fisiologis masa postpartum”.


(42)

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi.Tujuan peneliti menggunakan desain ini adalah menggambarkan atau mencari hubungan antara variabel independen yaitu kualitas tidur dengan variabel dependen yaitu adaptasi fisiologis masa postpartum.

4.2 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu postpartum yang melahirkan secara normal pervaginam di Klinik Sumiariani, Medan Johor yang berjumlah 105 orangdari bulan Desember 2015 - bulan Juni 2016.

4.3 Sampel

Sampel penelitian adalah obyek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi atau bagian dari populasi (Notoadmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu postpartum yang sudah melahirkan secara normal pervaginamdimana sampel yang diambil dari populasi adalah ibu postpartum yang memiliki kriteria sebagai berikut:


(43)

35

Kriteria inklusi:

a. Melahirkan pervaginam

b. Ibu postpartum dalam masa postpartum 24 jam sampai 42 hari atau 6 minggu setelah melahirkan.

c. Melahirkan bayi hidup d. Bisa membaca dan menulis e. Bersedia menjadi responden

4.4 Tekhnik sampling

Tekhnik pengambilan sampling dilakukan dengan menggunakan metode

consecutive sampling yaitu cara pengambilan sampel dilakukan dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria peneliti sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi (Hidayat, A 2013).

4.5 Lokasi waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Sumiariani, Amkeb Jalan Karya Kasih Gg.Kasih X no. 69 J Medan Johor. Adapun alasan peneliti memilih tempat ini adalahlokasi mudah dijangkau oleh peneliti dan belum pernah ada mahasiswa yang melakukan penelitian dengan judul yang sama dengan peneliti serta jumlah ibu bersalin yang berkunjung di Klinik ini cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Oktober 2015 - Juni 2016.

4.6 Pertimbangan etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan pada bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk melakukan penelian. Dengan surat tersebut peneliti akan meminta


(44)

izin untuk melakukan penelitian di Klinik Sumiariani, Amkeb jalan Karya Kasih Gg.Kasih X no. 69 J Medan Johor. Kemudian mengajukan proposal penelitian kebagian Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara untuk mendapatkan Etichal Clereance.

Setelah mendapatkan izin, peneliti menghubungi calon responden, memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan peneliti kepada responden dengan mempertimbangkan tiga aspek penting terkait dengan etik yang meliputi:

informed consent, anonymity, dan kerahasiaan (confidentiality), dan menanyakan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam pengisian kuesioner.Jika responden bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, maka peneliti akan memberikan surat persetujuan (informed consent) untuk ditandatangani. Bila responden tidak bersedia menandatangani informed consent responden dapat menyampaikan persetujuan secara lisan. Tetapi apabila responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden.

Peneliti memberi kuesioner kepada responden yang bersedia. Dalam menjaga kerahasiaan identitas responden, maka peneliti tidak mencantumkan nama (anonymity), tetapi hanya menuliskan kode nomor responden pada lembar pengumpulan data. Dalam pemberian kuesioner pada responden, peneliti mendampingi responden saat mengisi kuesioner.Jika ada pertanyaan yang tidak dimengerti oleh responden maka peneliti bisa memberi penjelasan agar responden mengerti.Peneliti menjamin kerahasiaan(confidentiality) responden dan data-data


(45)

37

responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan hanya data-data tertentu saja yang akan disajikan sebagai hasil penelitian.

4.7 Instrument penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner dan lembar observasi dengan bentuk pertanyaan tertutup (closed ended). Kuesioner 1 merupakan data demografi, kuesioner 2, kualitas tidur yang diadopsi berdasarkan Sleep Quality Questioner oleh ibu Evi Karota Bukit (2003) yang berjumlah 7 pernyataan dan terdiri dari total jam tidur (kuesioner nomor 1), waktu yang dibutuhkan untuk tidur( kuesioner nomor 2), frekuensi terbangun (kuesioner nomor 3), tidur siang (kuesioner nomor 4), kenyenyakan tidur (kuesioner nomor 5), perasaan bangun dipagi hari (kuesioner nomor 6), kepuasan tidur (kuesioner nomor 7). Karena kuesioner yang digunakan diadopsi langsung dari kuesioner Sleep Quality Questioner (SSQ) maka tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas. SSQ memiliki internal konsistensi Cronbach’s Alpha Coefisient 0.89. Dimana konten validiti telah dianalisis 3 ahli Sleep and Medical, Psychological Nursing, &Gerontological Nursing dari Price Of Songkla University. Kuesioner 3, adaptasi fisiologis masa postpartum yang terdiri dari 16 pernyataan dan lembar observasi sebanyak 20 pernyataan. Pada penelitian ini lembar observasi hanya digunakan sebagai data tambahan untuk pembahasan dan tidak ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi.


(46)

4.8 Validitas dan reliabilitas

4.8.1 Validitas

Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi.Uji validitas isi dilakukan untuk mengukur sejauh mana butir pernyataan yang diberikan dapat mengukur variabel (Notoadmodjo, 2010). Uji validitas isi diujikan dan divalidkan atas bantuan para ahli keperawatan di bidangnya yaituIbuFebryna Oktavinola Kaban, SST, M.Keb, Ibu Nur Asiah, S.Kep, Ns. M. Biomeddan Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS. Menurut Pollit & Beck, (2012) jika koefisien korelasinya dibawah 0,80 maka item tersebut dinyatakan tidak valid sebaliknya jika koefisien korelasinya sama atau diatas 0.80 maka item tersebut dinyatakan valid.Pada penelitian ini diperoleh nilai validitas 1 dengan demikian, dapat disimpulkan kuesioner penelitian valid karena > 0.80.

4.8.2 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoadmodjo, 2010)).Untuk uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan pada 10 orang ibu berbeda yang mempunyai kriteria yang sama dengan kriteria inklusi yang sudah peneliti tetapkan. Uji reliabilitas dilakukan di Klinik Mahdarina Pasar 4 Padang Bulan.vSetelah dilakukan uji reliabilitas, kemudian jawaban dari responden diolah dengan menggunakan komputerisasi. Bila dilakukan uji reliabilitas diperoleh nilai > 0,7 maka instrument dikatakan reliebel sebaliknya jika diperoleh nilai < 0,7 maka instrument dikatakan tidak reliabel (Pollit & Beck, 2012). Instrument


(47)

39

penelitian tentang adaptasi fisiologis masa postpartum diperoleh nilai 0.75.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner penelitian adaptasi fisiologis masa postpartum dikatakan reliabel.

4.9 Pengumpulan data

Pengumpulan data dimulai pada bulan Mei 2016.Penelitian dimulai setelah memperoleh surat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan surat izin meneliti dari pengurus Klinik Sumiariani, Jalan Karya Kasih Gg.Kasih X no. 69 J Medan Johor.

Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner lembar observasi yang sudah disiapkan peneliti.Peneliti mendatangi klinik Sumiariani untuk meminta data ibu bersalin yang masih dalam masa postpartum.Setelah data diperoleh, penelitimendatangi satu persatu ibu postpartum dengan persalinan pervaginam kerumah – rumah dengan sebelumnya menelpon calon responden untuk dimintai kesediaannya menjadi responden.Penelitian menjelaskan tujuan dan manfaat dari penelitian ini.Setelah ibu postpartum bersedia menjadi responden peneliti mendatangi rumah calon responden dan menyerahkan lembar persetujuan bersedia menjadi responden (informed consent) untuk diisi.

Peneliti menjelaskan tata cara mengisi lembar kuesiner. Responden diminta untuk mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan dengan cara memberikan tanda silang (X) atau tanda checklist (√) pada kuesioner pertanyaan dengan menggunakan bolpoint berwarna hitam pada bagian lembar kuesioner.


(48)

Menurut Notoadmodjo, (2010) setelah semua data dikumpulkan, maka peneliti memastikan bahwa semua jawaban telah diisi. Kemudian akan dilanjutkan dengan menganalisa data melalui beberapa tahap yang dimulai dengan:

4.9.1 Data editing

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut.Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap, kalau memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi jawaban-jawaban tersebut.Tetapi apabila tidak memungkinkan, maka pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap tersebut tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan “data missing”.

4.9.2 Data coding

Setelah semua kuesioner diedit, selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data (data entry).

4.9.3 Data entry

Data jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software

komputer.Software komputer yang biasa digunakan adalah program SPSS. 4.9.4 Data cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan


(49)

41

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

4.10 Analisis data

Penelitian ini menggunakan analisis univariat yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Adapun untuk variabel dependen dalam penelitian ini adalah adaptasi masa postpartum dan variabel independen kualitas tidur. Untuk distribusi frekuensinya dapat dilihat dari data demografi responden, kualitas tidur dan adaptasi fisiologis masa postpartum. Setelah dilakukan analisis univariat tersebut, maka akan diketahui karakteristik atau distribusi frekuensi setiap variabel dan dapatdilanjutkan analisis bivariat.

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoadmodjo, 2010).Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Rank Spearman.Uji ini digunakan untuk menguji antara hubungan variabel independen (kualitas tidur) dan variabel dependen (adaptasi fisiologis masa postpartum) dengan skala pengukuran yang digunakan berupa kategorikal (ordinal).Uji korelasi ditampilkan dalam tabel hasiil uji interpretasi terdiri dari nilai p-value yang akan dibandingkan dengan nilai alpha. Bila nilai p ≤α maka keputusan Hο ditolak.Bila nilai p>α maka keputusan Hο gagal ditolak.Nilai r (koefisien korelasi) berkisar antara -1 sampai dengan +1 untuk menunjukkan derajat hubungan antara kedua variabel. Untuk menafsirkan hasil pengujian statistik tersebut digunakan penafsiran korelasi Spearman menurut Burn and Groove tahun1993.


(50)

Tabel 10.1Penafsiran Korelasi Rank Spearman

Nilai r Penafsiran

Di atas -0.5 Korelasi negatif tinggi

Hubungan negatif dengan interpretasi kuat

-0.3 sampai -0.5 Korelasi negatif sedang

Hubungan negatif dengan interpretasi memadai

-0.1 sampai -0.3 Korelasi negatif rendah

Hubungan negatif dengan interpretasi lemah

0 Tidak ada korelasi atau hubungan

0.1 sampai 0.3 Korelasi positif rendah

Hubungan positif dengan interpretasi lemah

0.3 sampai 0.5 Korelasi positif sedang

Hubungan positif dengan interpretasi memadai

Di atas 0.5 Korelasi positif tinggi


(51)

43

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian tentang hubungan kualitas tidur dengan adapatasi fisiologis masa postpartum di klinik Sumiariani Medan melalui proses pengumpulan data yang dimulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2016. Penyajian data meliputi deskripsi data demografi ibu postpartum, kualitas tidur, adaptasi fisiologis masa postpartum dan hubungan kualitas tidur dengan adaptasi fisiologis masa postpartum.

5.1.1 Deskripsi Karakteristik Demografi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden mayoritas berusia 26 – 35 tahun sebanyak 19 orang dengan persentase (62.7%). Lama masa nifas pada minggu 3-4 sebanyak 17 orang dengan persentase (56.7%). Jumlah anak, anak kedua sebanyak 13 orang dengan persentase (43.3 %).Pendidikan terakhir, pendidikan menengah sebanyak 21 orang dengan persentase (70.0%). Distribusi frekuensi karateristik responden dapat dilihat pada table 5.1


(52)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi ibu postpartum di Klinik Sumiariani Medan (n=30)

Karakteristik responden Frekuensi Persentase Usia

19 - 25 tahun 26 -35 tahun 36 - 45 tahun

Mean = (28.57) SD= (4.58)

Lama masa nifas Minggu 1-2 Minggu 3-4 Minggu 5-6

Jumlah anak Anak ke 1 Anak ke 2 Anak ke 3 Anak ke 4

7 19 4 7 17 6 9 10 7 4 23.3 62.7 13.2 23.3 56.7 20.0 30.0 33.3 23.3 13.3


(53)

45

5.1.2 Distribusi frekuensi kualitas tidur ibu postpartum

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 25 orang (82.5%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase kualitas tidur ibu pospartum (n=30)

Kualitas tidur Frekuensi Persentase

Buruk Baik

25 5

82.5 16.5

5.1.3 Distribusi frekuensi dan persentase adaptasi fisiologis masa postpartum

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu postpartum mengalami adaptasi fisiologis normal sebanyak 26 orang (86.7%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 5.3

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase adaptasi fisiologis ibu postpartum (n=30).

Adaptasi fisiologis masa postpartum

Frekuensi Persentase

Tidak normal Normal

4 26

13.3 86.7


(54)

5.1.4 Hubungan Kualitas Tidur dengan Adaptasi Fisiologis Postpartum Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis hubungan kualitas tidur dengan adaptasi fisiologis menggunakan uji Spearman rhocorrelation dengan bantuan program komputer SPSSdiperoleh nilai p-value= 0.645 (p > 0.05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan kualitas tidur dengan adaptasi fisiologis postpartum. Nilai r (koefisien korelasi) sebesar -0.088 yang menunjukkan arah hubungan negatif (tidak searah) dengan interpretasi kuat.

Tabel 5.4Uji korelasi hubungan kualitas tidur dengan adaptasi fisiologis postpartum (n =30).

Variabel Kualitas tidur Adaptasi fisiologis masa

postpartum

Kualitas tidur - -0.088 (0.645)

Adaptasi fisiologis masa postpartum

-0.088 (0.645) -

5.2 PEMBAHASAN

5.2.1 Gambaran kualitas tidur ibu postpartum

Hasil penelitian menunjukkan kualitas tidur ibu postpartum di Klinik Sumiariani mayoritas memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 25 orang (82.5%).Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh (Mindel, Sadeh, Kwon, & Goh, 2005 dalam Siallagan 2010) tentang an olfactory stimulus modifies night time sleep in young men and women mengatakan bahwa diberbagai negara lebih


(55)

47

dari setengah (54%) ibu postpartum memiliki kualitas tidur yang buruk, dengan rentang 50,9% (di Malaysia) hingga 77,8% (di Jepang).

Menurut Hidayat, (2006) kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang, gelisah, lesu, apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak mata bengkak,

konjungtiva merah, mata perih, sakit kepala, dan sering menguap atau mengantuk.Pada usia dewasa total tidur yang dibutuhkan adalah 7-8 jam per hari.Secara teori tidurmerupakan suatu multifase proses yang aktif dimana pusat tidur yang utama didalam tubuh terletak di hipotalamus (Mycance & Huether, 2006). Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan hipotalamus untuk tidur dan bangun.Reticular Activating System (RAS) di bagian batang otak atas diyakini mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran.RAS memberikan stimulus visual, auditori, nyeri, dan sensori raba, juga menerima stimulus cortex serebri (emosi dan proses fikir).

Kebutuhan dan kebiasaan tidur akan berubah pada masa-masa tertentu, khususnya ibu postpartum dimana kegunaannya sangat diperlukan dalam proses penyembuhan organ-organ reproduksi (Suhemi, Widyasih, dan Rahmawati, 2009).Tidur akan mempengaruhi adaptasi fisiologi postpartum mulai dari sistem reproduksi, kelenjar mammae, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem kardiovaskular dan sistem musculoskeletal. Ini dibuktikan dengan pendapat Bobak, Lowdermilk, Jensen, & Perry, 2005 yang mengatakan bahwa fungsi tidur


(56)

pada masa postpartum adalah untuk mengistirahatkan tubuh yang letih, meningkatkan kekebalan tubuh dari serangan penyakit, mempercepat involusi uteri, memperbanyak produksi ASI, menambah konsentrasi, dan kemampuan fisik.

Tubuh membutuhkan tidur secara rutin untuk memulihkan proses biologis tubuh. Selama tidur gelombang lambat dan dalam (NREM tahap 4), tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan pembaruan sel epitel dan sel-sel yang khusus seperti sel-sel otak (Jones, 2005).Menurut Jenkins, 2005 secara fisiologis kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan indivividu. Sama halnya dengan pendapat Coad & Dusnstall, 2006) ketika kurang tidur daya tahan tubuh menjadi lemah, dengan daya tahan tubuh lemah akan menghambat proses penyembuhan. Ketika proses penyembuhan terganggu, terjadi kegagalan penyembuhan pada tempat perlukaan yang timbul selama proses persalinan. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Marni, 2011 yang mengatakan bahwa kurang istirahat dan gangguan tidur akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal diantaranya involusi uteri.

Berdasarkan hasil yang didapatkan kualitas tidur dikatakan buruk diantaranya apabila jumlah total jam tidur ibu pada malam hari < 5 jam, merasa tidak puas dengan tidur dan ibu merasakan mengantuk pada pagi hari, saat diobservasi wajah ibu terlihat letih dan lesu. Data yang diperoleh menunjukkan dari total 30 responden sebanyak 16 orang (53.3%) mengatakan total jam tidurnya < 5 jam. 15 orang ( 50.0%) merasa tidak puas dengan tidurnya dan 10 orang ( 33.3%) merasakan mengantuk pada pagi hari, kemudian setelah dilakukan


(57)

49

observasi wajah ibu terlihat letih, dan ibu mengatakan sering terbangun 2-3 jam sekali setiap malam untuk menyusui atau mengganti popok.

5.2.2 Gambaran Adaptasi fisiologis ibu postpartum

Hasil penelitian didapatkan data yang menunjukan bahwa mayoritas ibu postpartum dengan kondisi adaptasi fisiologis normal sebanyak 30 orang (9.99%).Adaptasi fisiologis masa postpartum adalah proses penyesuaian terhadap hal-hal yang bersifat karakteristik selama masa postpartum, dimana proses proses pada saat kehamilan berjalan terbalik yang dimulai dari sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, tanda-tanda vital, dan sistem musculoskeletal ( Bobak, et al., 2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar umur responden mayoritas berumur 26-35 tahun sebanyak 19 orang (62.7%). Menurut Depkes RI (2004), wanita usia subur adalah wanita yang masih dalam usia reproduktif yaitu antara usia 15-49 tahun dimana usia reproduktif (kehamilan) yang baik berada pada umur antara 20 -29 tahun. Masa reproduksi sehat wanita dibagi menjadi 3 periode yaitu kurun reproduksi muda (15-19 tahun) merupakan tahap menunda kehamilan, kurun reproduksi sehat 20-35 tahun) merupakan tahap untuk menjarangkan kehamilan dan kurun waktu repsoduksi tua (36-45 tahun).

Adapun puncak usia reproduksi yang paling baik adalah usia 20 -29 tahun dimana kondisi organ reproduksi masih berfungsi dengan baik sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan. Saat wanita berusia sekitar 30 tahun kesempatan untuk mendapatkan kehamilan akan mulai berangsur berkurang dan beresiko untuk ibu dan bayi.


(58)

Berdasarkan hasil penelitian lama nifas yang paling dominan adalah minggu ke 3-4 sebanyak 17 orang (56.7%), dari 30 orang responden ditemukan adaptasi fisiologis ibu postpartum yang normal sebanyak 26 orang (86.7%). Dilihat dari sistem reproduksi, karakteristik yang ditemukan diantaranya warna lokhea sesuai dengan lama masa nifas yaitu lokhea alba, bahkan peneliti menemukan data bahwa ada responden yang sudah tidak mengeluarkan lokhea, sebanyak 28 orang (93.3%) mengalami penurunan tinggi fundus uteri normal yaitu 1-2 cm.

Jika ditinjau dari sistem pencernaan ditemukan sebanyak 11 orang (36.2%) diantaranya mengalami susah buang air besar. Rukiyah, dkk. (2011) berpendapat pada 2-3 hari setelah postpartum ibu biasanya akan mengalami konstipasi karena pada saat proses persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya asupan makanan dan cairan serta kurangnya aktivitas. Hari ke 3-4 faal usus akan kembali normal dan buang air besar ibu sudah kembali normal. Kemudian dari segi pengeluaran ASI, ditemukan karakteristik sebanyak 12 orang (40.0%) mengalami pengeluaran ASI pada hari pertama setelah melahirkan, sebanyak 13 orang (43.3%) payudara membengkak dan menegang seiring proses menyusui dan sebanyak 13 orang ibu tidak merasa nyeri dipayudara setelah melahirkan. Laktasi merupakan keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI (Purwanti, 2004). Secara fisiologis selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh


(59)

51

kadarestrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga postpartum, kadar estrogen dan progesterone turun drastis, sehingga pengaruh prolactin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu sehingga terbentuklah prolactin oleh hipofise yang menjadikan sekresi ASI menjadi lancar.

Pada wanita menyusui, isapan bayimenstimulasi produksi oksitosin oleh

hipofise posterior. Pelepasanoksitosin tidak hanya memicu refleks let down

(pengeluaran ASI) padapayudara, tetapi juga menyebabkan kontraksi uterus. Diperkirakan bahwa pembesaran payudara disebabkan oleh kombinasi akumulasi dan stasis air susu serta peningkatan vaskularitas dan kongesti.Kombinasi ini mengakibatkan kongesti lebih lanjut karena stasis limfatik9dan vena. Hal ini terjadi saat pasokan air susu meningkat, pada sekitarhari ketiga postpartum baik pada ibu menyusui maupun tidak menyusuidan berakhir sekitar 24 hingga 48 jam.

Berdasarkan hasil penelitian pada sistem pencernaan, ditemukan 12 orang responden (40.0 %) kesulitan buang air kecil karena perih pada luka jalan lahir dan 15 orang (50.0%).Fisiologi miksi yaitu sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu:Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkatdiatas nilai ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua yaitu timbul reflekssaraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha mengosongkankandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran akankeinginan untuk berkemih.Frekuensi untuk berkemih tergantung kebiasaan dan


(60)

kesempatan.Banyak orang-orang berkemih kira-kira 70 % dari urine setiap hari pada waktu bangun tidur dan tidak memerlukan waktu untuk berkemih pada malam hari.Orang-orang biasanya berkemih pertama kali pada waktu bangun tidur, sebelum tidur dan berkisar waktu makan. Volume urine yang dikeluarkan sangat bervariasi tergantung usia/ hari, volume urine orang dewasa berkisar 1500/ hari. Jika volume dibawah 500 ml atau diatas 300 ml dalam periode 24 jam pada orang dewasa, maka perlu lapor dan melakukan pemeriksaan. Normal urine berwarna kekuning-kuningan. Normal urine berbau khas yang memusingkan. Normal Ph urine sedikit asam (4,5 – 7,5).

Dilihat dari tanda- tanda vital ibu ditemukan sebanyak 15 orang diantaranya memiliki tekanan darah yang normal sekitar 80-120 mmHg. Sedangkan 23 orang (76.7%) memiliki suhu normal 37.2 °C, dan 30 orang (100%) memiliki pernafasan dan denyut nadi yang normal. Menurut Bobak, et al., 2005 setelah melahirkan tanda-tanda vital ibu mengalami beberapa perubahan yang meliputi peningkatan tekanan darah sistol dan diastole selama 4 hari setelah melahirkan, fungsi pernafasan akan kembali normal setelah 6 bulan, aksis jantung dan EKG kembali normal.

Pada sistem muskuloskeletal adaptasi fisiologis dikatakan normal dilihat dari kemampuan ibu untuk beraktivitas dengan karakteristik yang ditemukan sebanyak 16 orang (53.3 %) responden menyatakan tidak setuju untuk bergerak miring kiri dan miring kanan dalam 6 jam pertama setelah melahirkan karena ibu merasakan nyeri dan kelelahan sehingga menyebabkan ibu malas dan takut bergerak. Kemudian untuk aktivitas duduk ditepi tempat tidur dalam 6- 8 jam


(61)

53

pertama sebanyak 14 orang (46.7%) responden dan aktivitas berjalan disekitar tepi tempat tidur atau ruangan 8 jam setelah melahirkan 18 orang (60.0%) responden. Ini sesuai dengan hasil penelitian Rahayu dan Betty, (2014) tentang Hubungan antara Aktivitas dengan Kualitas Hidup Ibu postpartum di Wilayah Puskesmas Gemolong II Sragen yang menyatakan dari total 24 responden 21 responden tidak dapat melakakukan aktivitas bergerak miring ke kiri atau miring kekanan dan aktivitas turun dari tepi tempat tidur sebanyak 12 orang.

Untuk mencegah komplikasi setelah persalinan, hal pertama sekali yang perlu dilakukan adalah mobilisasi dini.Oleh karena itu setelah melahirkan, ibu disarankan untuk tidak malas bergerak. Semakin cepat bergerak akan semakin baik dengan catatan tetap dilakukan secara hati-hati (Wirnata, 2010). Mobilisasi dini dapat dilakukan 2- 6 jam pertama setelah postpartum. Gerak tubuh yang bisa dilakukan adalah merubah posisi semula ibu dari berbaring, miring ke kiri dan miring kanan, duduk, turun dari tempat tidur sampai berdiri sendiri setelah beberapa jam melahirkan. Tujuan mobilisasi dini bagi ibu adalah memperlancar pengeluaran lochea, mempercepat involusi, memperlancar fungsi organ gastrointestinal dan organ perkemihan serta memperlancar peredaran darah.

Bergerak dan beraktivitas diatas tempat tidur membantu mencegah komplikasi pada sistem pernafasan, kardiovaskuler, mencegah dekubitus, merangsang peristaltik usus, mengurangi rasa nyeri dan akan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat penyembuhan luka postpartum dan memudahkan kerja usus besar serta kandung kemih (Kasdu, 2005).


(62)

5.2.3 Hubungan Kualitas Tidur dengan Adaptasi Fisiologis Postpartum Hasil analisis bivariate menggunakan Spearman Rank Correlation dengan bantuan program komputer SPSS diperoleh nilai signifikansi = 0.645 (p < 0.05). Artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara kualitas tidur dengan adaptasi fisiologis masa postpartum karena angka signifikansi yang diperoleh (p > 0.05). Nilai koefisien korelasi spearman= -0.088. Artinya hubungan antara kedua variabel negatif (tidak serarah) dengan interpretasi kuat.Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa Ha pada penelitian ini ditolak dan Hipotesa Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara kualitas tidur dengan adaptasi fisiologis masa postpartum.

Berdasarkan teori yang ditemukan, kualitas tidur berhubungan dengan adaptasi fisologis ibu postpartum, namun dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan antara kualitas tidur dengan adaptasi fisiologis ibu postpartum. Menurut asumsi peneliti, tidak adanya hubungan antara kualitas tidur dengan adaptasi fisiologis ibu postpartum dikarenakan bahwa kualitas tidur bukan hal yang paling dominan untuk menentukan adaptasi fisiologis masa postpartum berjalan dengan normal, ada beberapa faktor yang paling menentukan yaitu nutrisi, mobilisasi dini, menyusui, eliminasi, senam nifas, dan program keluarga berencana. Akan tetapi dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan penelitian tentang faktor-faktor pendukung yang disebutkan.

Potter & Perry, (2010) berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi tidur bukan hanya faktor tunggal melainkan multifaktor seperti faktor fisiologis, psikologis dan lingkungan yang sering mengubah kualitas dan kuantitas


(63)

55

tidur.Faktor yang bisa mempengaruhi kualitas tidur salah satunya ibu postpartum Ini sesuai dengan pendapat Suryawati, (2007) yang mengatakan adaptasi fisiologis ibu postpartum didukung oleh beberapa faktor diantaranya kenyamanan, aktifitas, dan nutrisi, hampir sama pendapat Suherni, (2009) yang mengatakan kebutuhan dasar ibu postpartum dipengaruhi gizi, kebersihan diri, tidur, eliminasi, pemberian ASI dan KB.

Pendapat diatas didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi adaptasi fisiologis berjalan dengan normal diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Hayu, R. dkk (2013) tentang hubungan antara status nutrisi pada ibu nifas dengan penyembuhan luka perineum di wilayah Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang mengatakan dari total 27 orang ibu nifas sebanyak 19 orang (82,6%) ibu nifas yang mengalami penyembuhan luka perineum nomal dengan status nutrisi baik sebanyak 4 orang (14,8 %).

Penelitian lain oleh Kuncahyana, (2013) tentang pengaruh nyeri episiotomi ibu nifas terhadap status psikologis ibu nifas di wilayah kecamatan Sukodono Sragen, berdasarkan hubungan kelelahan dengan kualitas tidur didapati bahwa kelelahan yang dialami oleh ibu postpartum berbanding terbalik dengan kualitas tidur yang dialami. Semakin tinggi tingkat kelelahan yang dialami maka kualitas tidur semakin buruk dan apabila tingkat kelelahan semakin rendah maka kualitas tidurnya semakin baik.

Berdasarkan hasil penelitian dari total 30 responden didapati jumlah responden yang memiliki jumlah anak ke 2 adalah mayoritas sebanyak 10


(64)

orang(33.3%). Menurut asumsi peneliti, jumlah anak juga mempengaruhi adaptasi fisiologis ibu postpartum karena saat pengumpulan data responden mengatakan kelelahan dalam mengurus anak karena banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi dan sering terbangun untuk menyusui di malam hari. Menurut Rokhmiati, 2002 dalam Ernawati, 2012 ibu postpartum mengalami kelelahan setelah melahirkan sehingga perlu diberikan kesempatan untuk beristrirahat. Ibu harus bisa mengatur waktu istirahat seperti saat bayi tidur untuk menggantikan waktu tidur yang hilang saat bayi terbangun malam hari.Waktu yang dibutuhkan ibu untuk beristirahat sekitar 1-2 jam pada siang hari dan 7-8 jam pada malam hari.


(65)

57

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden pada ibu postpartum di Klinik Sumaiariani, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Ibu postpartum mayoritas mengalami kualitas tidur yang buruk sebanyak 25 orang (82.5%),dengan adaptasi fisiologis normalmayoritas sebanyak 26 orang (86.7%), Hasil analisa statistik menggunakan uji statistik Spearman Rank Correlation dengan bantuan program komputer SPSS diperoleh nilai signifikansi = 0.645 (p < 0.05). Artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara kualitas tidur dengan adaptasi fisiologis masa postpartum karena angka signifikansi yang diperoleh (p> 0.05). Nilai koefisien korelasi spearman = -0.088. Artinya hubungan antara kedua variabel negatif (tidak searah) dengan interpretasi kuat.Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa Ha pada penelitian ini ditolak dan Hipotesa Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara kualitas tidur dengan adaptasi fisiologis masa postpartum.

Adanya hubungan yang negatif (tidak searah) dengan interpretasi kuat dan nilai signifikansi yang tidak dapat diterima antara kedua variabel tersebut kemungkinan disebabkan adanya beberapa faktor lain yang lebih dominan dalam menentukan adaptasi fisiologis masa postpartum berjalan dengan normal yaitu nutrisi, mobilisasi dini, menyusui, eliminasi, senam nifas, dan program keluarga berencana. Akan tetapi dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan penelitian tentang faktor-faktor pendukung yang disebutkan.


(66)

6.2Saran

1. Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan dan masukan bagi pendidikan keperawatan khususnya keperawatan maternitas sehingga perlu diberikan penekanan materi tentang kebutuhan tidur ibu masa postpartum.

2. Bagi pelayanan keperawatan

Bagi pelayanan keperawatan agar lebih memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan tidur ibu postpartum.

3. Bagi penelitian keperawatan selanjutnya

Adanya hubungan negatif dengan interpretasi kuat antara kualitas tidur dengan adaptasi fisiologis masa postpartum menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi adaptasi fisiologis selain kualitas tidur sehingga diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang lebih besar pengaruhnya terhadap adaptasi fisiologis ibu postpartum sehingga dipeoleh informasi yang akurat yang bisa digunakan untuk bahan acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan.


(67)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. Konsep Dasar Tidur 2.1 Pengertian tidur

Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologi tubuh, dan perubahanan respon terhadap stimulus eksternal (Wahid dan Nurul, 2007).

Hampir sepertiga dari waktu kita, dipergunakan untuk tidur.Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stress dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari (Rukiyah, Yulianti, Liana, 2011).

Berdasarkan teori perbaikan (Repair and Restoration Theory of Sleep) tidur penting untuk merevitalisasi dan memperbaiki kembali proses fisiologis agar tubuh dan fikiran tetap sehat dan berfungsi dengan benar. Teori ini menyatakan bahwa tidur NREM berguna untuk memperbaiki fungsi fisiologis dan tidur REM berguna memperbaiki fungsi mental (Garliah, 2008).

Tidur memberikan waktu kepada neuron untuk beristirahat dan memulihkan diri.Tidur juga penting bagi sistem syaraf untuk bekerja dengan baik. Seseorang yang hanya tidur sebentar, saat terbangun akan merasa mengantuk, tidak mampu


(68)

berkonsentrasi di keesokan harinya, mengalami gangguan memori dan penampilan fisik (Agustin, 2012). Menurut Boyle, (2009) mengatakan penyembuhan luka dipengaruhi oleh salah satunya kurang tidur.

2.2 Fisiologi tidur

Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada batang otak, yaitu

Reticular Activating System (RAS) dan (Bulbar Synchronizing Region

Menurut Potter & Perry, (2005) seseorang tetap terjaga atau tertidur tergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dari pusat yang lebih tinggi (misalnya pikiran), reseptor sensori perifer (stimulus bunyi dan atau cahaya) dan sistem limbik (emosi). Ketika seseorang mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan berada pada posisi yang relaks. Stimulus ke RAS menurun.Pada beberapa bagian, BSR mengambil alih, yang menyebabkan tidur.

(BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, sensori raba, emosi serta proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR (Tarwoto, Wartonah, 2003 dalam Chayatin & Mubarak, 2007).

2.3 Ritme sirkardian

Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda.Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk


(69)

8

bioritme yang paling umum adalah ritme sirkardian yang melengkapi selama siklus 24 jam (Lilis, Taylor, Lemone, 1998 dalam Chayatin & Mubarak,2007).

Irama sirkardian mempengaruhi pola fungsi biologis utama dan fungsi perilaku. Fluktuasi dan prakiraan suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, sekresi hormon, kemampuan sensorik, dan suasana hati tergantung pada pemeliharaan siklus sirkardian 24 jam (Potter & Perry, 2005). Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperatur, sekresi hormon, metabolisme dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme sirkardiannya (Lilis, Taylor, Lemone, 1998 dalam Chayatin & Mubarak,2007).

Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkardian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya. Individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah (Lilis, Taylor, Lemone, 1998 dalam Chayatin & Mubarak,2007).

2.4 Tahapan tidur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat Elektroensepalogram (EEG), Elektro-okulogram (EOG), dan Elektrokiogram (EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). (Chayatin & Mubaraq, 2007)

2.4.1 Tidur NREM

Tidur NREMdisebut juga sebagai tidur gelombangpendek karena gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan oleh orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi


(70)

penurunan sejumlah fungsi fisiologi tubuh. Di samping itu, semua proses metabolik termasuk tanda-tanda vital, metabolisme, dan kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap (I-IV).Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep) (Chayatin & Mubaraq, 2007).

2.4.2 Tidur REM

Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit.Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini.Selama tidur REM, otak cenderung aktif dan metabolismenya meningkat hingga 20 %. Pada tahap ini individu menjadi sulit dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba-tiba, tonus otot terdepresi, sekresi lambung meningkat, dan frekuansi jantung dan pernafasan seringkali tidak teratur (Chayatin & Mubaraq, 2007).

2.5 Siklus tidur

Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur yang komplit normalnya berlangsung selama 1.5 jam, dan setiap orang biasanya melalui 4-5 siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit. Setelah itu, individu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit.Tahap I REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit (Chayatin & Mubaraq, 2007).


(71)

10

2.6 Kualitas tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan yang dapat dilihat dari kemampuan individu dalam mempertahankan tidur dan mendapatkan kebutuhan tidur yang cukup dari tidur REM dan NREM (Kozier & Erb, 1987).Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang, gelisah, lesu, apatis, kehitaman disekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, sakit kepala, dan sering menguap atau mengantuk (Hidayat, 2006).

Kualitas tidur yang baik akan ditandai dengan tidur yang tenang, merasa segar pada pagi hari, dan merasa semangat untuk melakukan aktivitas (Craven & Hirnle, 2000). Seseorang yang tidak cukup untuk mendapatkan waktu tidur cenderung lekas marah, konsentrasi kurang, dan sulit membuat keputusan (Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2004).

Tidur yang tidak adekuat dan berkualitas buruk dapat menyebabkan gangguan keseimbangan.Secara fisiologis, kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan individu dan meningkatkan kelelahan atau mudah letih.Secara psikologis, rendahnya kualitas tidur dapat mengakibatkan ketidakstabilan emosional, kurang percaya diri, dan bertindak ceroboh (Jenkins, 2005).

Banyak orang sibuk salah mengira bahwa mereka adalah orang yang dapat tidur dengan baik karena mereka dapat segera tertidur begitu masuk kamar tidur. Ini sebetulnya merupakan indikasi yang jelas akan adanya kekurangan tidur.


(72)

Orang yang dapat beristirahat dengn baik memerlukan waktu 15-20 menit untuk tertidur (Maas, 2002 dalam Harahap, 2007).

Kualitas tidur seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

1.6.1 Rasa nyeri

Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri dan distress fisik dapat menyebabkan gangguan tidur.Individu yang sakit memerlukan waktu tidur yang lebih banyak daripada biasanya.Di samping itu, siklus bangun tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan (Chayatin & Mubaraq, 2007).

Masa nifas berkaitan dengan gangguan tidur, terutama segera setelah melahirkan.Tiga hari pertama merupakan hari yang sulit bagi ibu akibat nyeri perineum.Perineum pasca partus berkorelasi erat dengan durasi kala II persalinan.Rasa tidak nyaman di kandung kemih, perineum serta gangguan bayi, semuanya dapat menyebabkan kesulitan tidur, yang dapat mempengaruhi daya ingat dan kemampuan psikomotor (Bobak, et al., 2005).

1.6.2 Kelelahan

Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.Semakin lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali memanjang. Pada ibu postpartum Gay, Lee dan Lee (2005) melaporkan bahwa gangguan tidur setelah melahirkan berhubungan dengan tingkat kelelahan yang meningkat.

Keletihan meningkatkan persepsi nyeri.Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping.Apabila keletihan


(73)

12

disertai kesulitan tidur, maka persepsi nyeri bahkan dapat bertambah berat.Nyeri seringkali lebih berkurang setelah individu mengalami suatu periode tidur yang lelap dibanding pada akhir hari yang melelahkan (Potter & Perry, 2005).

1.6.3 Perubahan fisik

Perubahan yang mendadak dan dramatis menyebabkan ibu yang berada dalam masa nifas menjadi sensitif terhadap faktor-faktor yang dalam keadaan normal mampu diatasinya

1.6.4 Adaptasi lingkungan baru

Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat menghambat tidur.Sebagai contoh, temperature yang tidak nyaman atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang.Suara juga mempengaruhi tidur, butuh ketenangan untuk tidur, hindari dari kebisingan (Potter & Perry, 2005).

Bayi baru lahir menghabiskan sebagian besar waktunya dengan tidur. Rata-rata total lamanya bayi baru lahir tidur adalah 16-19 jam dalam 24 jam. Hanya saja setiap kali tidur waktunya tidak lama.Siklus tidur bayi baru lahir masih terpengaruh kebiasaannya ketika didalam kandungan, dimana bayi justru lebih banyak tidur pada siang hari dan sebaliknya lebih aktif di malam hari.Hal ini menyebabkan ibu sering terbangun di malam hari.

Bayi yang hanya minum ASI akan bangun setiap 1-2 jam untuk menyusu. Hal ini disebabkan karena ASI itu sendiri sifatnya mudah dicerna, sehingga lebih mudah dan lebih cepat diserap oleh pencernaan bayi.Tetapi akibatnya, bayiakancepat lapar dan terbangun. Sehingga ibu yang menyusui bayinya


(74)

cenderung lebih kurang tidur daripada ibu yang memberi bayinya susu formula di malam hari. Sementara bayi yang minum susu formula, biasanya akan tidur lebih lama sekitar 3-4 jam karena pencernaan bayi lebih lambat mencerna(Ding 2005)

1.6.5 Perubahan emosi

Ansietas dan depresi seringkali mengganggu tidur seseorang. Kondisi ansietas dapat meningkatkan kadar norepineprin darah melalui stimulasi sistem saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur.

1.6.6 Stimulan

Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang SSP sehingga dapat menggangu kualitas tidur.Sedangkan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menggangu siklus tidur REM. Ketika pengaruh alkohol telah hilang, individu seringkali mengalami mimpi buruk.Mengkonsumsi alkohol dan kafein merupakan salah satu penyebab gangguan tidur yang diakibatkan oleh faktor gaya hidup (Klein, 2004 dalam alawiyah, 2009).

1.6.7 Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan gangguan tidur antara lain: diuretik menyebabkan insomnia, antidepresan menyupresi REM, beta bloker menimbulkan insomnia, dan narkotika menyupresi REM (Tarwoto & Wartonah, 2010).


(75)

14

2.7 Parameter kualitas tidur

Untuk mengukur kualitas tidur seseorang digunakanparameter kualitas tidur

Pittsburg Quality Sleep Index (PSQI).PSQI adalah suatu metode penilaian yang berbentuk kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan gangguan tidur orang dewasa dalam interval satu bulan.Adapun parameter kualitas tidur tersebut menurut Buysse et al., (1989).

2.7.1 Waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur (Sleep latency)

Waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur (sleep latency) adalah waktu yang dihabiskan oleh seseorang sejak munculnya keinginan untuk tidur sampai tercapainya tidur tahap Rapid Eye Movement (REM).Seseorang dengan kualitas tidur yang baik menghabiskan waktu < 15 menit untuk dapat memasuki tahap tidur selanjutnya secara lengkap.Sebaliknya lebih > 30 menit untuk bisa tertidur di malam hari maka kemungkinan mengalami masalah tidur (Rafknowledge, 2004).

2.7.2 Total jam tidur

Total jam tidur adalah lamanya waktu tidur dikurangkan dengan lamanya waktu terbangun saat tidur. Kebutuhan tidur orang dewasa adalah sekitar 7-8 jam/ hari (Tarwoto & Wartonah, 2010).Biasanya total jam tidur akan berubah sesuai dengan pertambahan usia. Mendekati saat melahirkan, posisi tidur yang serba sulit dan sering buang air kecil mempengaruhi total jam tidur ibu (Prasadja, 2006 dalam Harahap, 2007).


(76)

2.7.3 Frekuensi terbangun

Frekuensi terbangun adalah sering atau tidaknya seseorang terbangun dari tidurnya yang dapat dipengaruhi lingkungan ataupun akibat adanya keinginan untuk buang air kecil. Terbangun di malam hari berpengaruh pada pengurangan total waktu tidur ( Buysse et al., 1989).

2.7.4 Lama waktu tidur siang

Tidur siang dianjurkan jika memang malam sebelumnya kekurangan tidur karena berfungsi untuk mengurangi hutang tidur, memenuhi hutang tidur diperlukan untuk meningkatkan dorongan homeostatik tidur. Bagi ibu postpartum, tidur siang bisa dilakukan untuk berjaga-jaga karena akan kekurangan tidur pada malam harinya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jika orang tidur siang untuk persiapan berjaga semalam suntuk, maka keesokan harinya kinerja mereka akan lebih baik daripada orang yang tidak melakukan tidur siang persiapan. Mereka bahkan 30% lebih awas dan optimis daripada yang tidak tidur siang (Maas, 2002 dalam Harahap, 2007).Ibu postpartum yang kecapaian hendaknya tidur siang selama 1 – 2 jam sewaktu bayinya tidur siang (Bobak, et al, 2005).

2.7.5 Terbangun cepat dipagi hari

Pada ibu postpartum, setelah tidur siang yang panjang, waktu tidur malam kemungkinan menjadi lebih pendek.Selain itu, depresi pasca melahirkan dapat menyebabkan ibu terbangun pagi-pagi dan tidak dapat tertidur kembali (Maas, 2002 dalam Harahap, 2007).


(77)

16

2.7.6 Kepuasan tidur

Kepuasan tidur adalah keadaan kualitas dan kuantitas tidur yang baik sehingga seseorang merasa puas saat terbangun dari tidur dan siap untuk beraktivitas.Kepuasan tidur tergantung dengan kondisi lingkungan, kesehatan fisik dan kesehatan jiwa (Neubauer, 1999 dalam Harahap, 2007).

Kepuasan terhadap tidur seseorang dapat dilihat dari kemampuan individu dalam mempertahankan tidur dan mendapatkan kebutuhan tidur yang cukup dari tidur REM dan tidur NREM.Kepuasan tidur dapat diketahui dengan melakukan pengkajian yang meliputi data subjektif dan objektif (Craven & Hirnle, 2000).Data subjektif dapat dievaluasi berdasarkan persepsi klien tentang parameter tersebut. Jika klien puas dengan kualitas tidurnya maka klien mempunyai kualitas tidur yang baik ( Potter& Perry, 2005). Data objektif dapat dilihat dari pemeriksaan fisik dan diagnostik. Pemeriksaan fisik dapat diobservasi dari penampilan wajah seperti adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu dan konjungtiva merah, perilaku irritable, respon lambat, kurang perhatian, sering menguap, menarik diri, tremor, bingung, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor dan kurang koordinasi (Tarwoto & Wartonah, 2004).

2.7.7 Merasa segar saat bangun di pagi hari

Individu yang tidur sesuai dengan jumlah tidur pada tahap perkembanganakan merasa segar saat bangun di pagi hari (Musbikin, 2005). Kriteria seseorang dikatakan merasa segar bangun pagi hari adalah tidak merasa sakit kepala saat bangun dari tidur dan tubuh tidak terasa lemah dan lunglai(Maas, 2002 dalam Harahap, 2007).


(78)

3. Konsep Dasar Postpartum 3.1 Defenisi postpartum

Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai 6 minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suhemi, Widyasih, dan Rahmawati, 2009), serta adaptasi terhadap adanya anggota keluarga baru (Mitayani, 2009).

3.2 Tahapan Masa Postpartum

Menurut Rukiyah, Yulianti, Liana, (2011) masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, puerperium intermedial, dan remote puerperium.

3.2.1 Puerperium dini

Puerperium dini yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.Dalam agama Islam, dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari (Sulistyawati,2009).

3.2.2 Puerperium intermedial

Puerperium intermedial merupakan masa pemulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6-8 minggu.

3.2.3 Remote puerperium

Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi.Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan (Sulistyawati,2009).


(79)

18

3.3 Adaptasi Fisiologis Postpartum

Adaptasi fisiologis adalah proses penyesuaian terhadap hal-hal yang bersifat karakteristik selama masa postpartum. Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, dianggap hal normal, dimana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik ( Bobak, et al., 2005).

3.3.1 Sistem Reproduksi 3.3.1.1 Involusi Uteri

Selama masa postpartum, alat-alat interna maupun eksterna berangsur-angsur kembali seperti keadaan sebelum hamil.Perubahan keseluruhan alat genetalia ini disebut involusi (Saleha, 2009). Involusi adalah proses kembalinya uterus ke kondisi sebelum kehamilan, yang dimulai sesaat setelah pengeluaran plasenta dengan kontraksi otot uterus. Dalam 12 jam persalinan, tinggi fundus uteri (TFU) ± 1 cm diatas umbilikus dan turun 1-2 cm tiap harinya. Enam hari postpartum, fundus uteri setinggi pertengahan antara umbilikus dan simfisis.Sembilan hari postpartum, uterus tidak teraba karena masuk ke rongga pelvis.Satu sampai dua minggu postpartum, berat uterus berkisar antara 350-500 gr dan pada minggu ke 6 postpartum, berat uterus antara 50-60 gram (Rukiyah, Yulianti, Liana, 2011).

Involusi uterus melibatkan pereorganisasian dan pengguguran desidua serta pengelupasan situs plasenta yang diperlihatkan dengan pengurangan dalam ukuran, berat dan warna serta banyaknya lokea.Desidua tertinggal di dalam uterus. Desidua yang tertinggal ini akan berubah menjadi dua lapis sebagai akibat invasi leukosit. Suatu lapisan yang lambat laun akanmamual neorco, suatu lapisan


(1)

6. Ibu Nur Asiah, S.Kep, Ns, M.Biomed dan Ibu Febrina Oktavinola K, SST, M.keb selaku Dosen Validator membantu memvalidasi instrumen penelitian yang saya gunakan dalam penelitian.

7. Ibu Evi Karota Bukit, S.kp, MNS selaku dosen pemilik instrument penelitian yang peneliti pakai sebagai kuesioner. Terimakasih atas izin yang Ibu berikan. 8. Ibu Yesi Ariani, S.Kep,Ns,M.Kep selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

selalu memberikan masukan dan saran disetiap semester.

9. Seluruh Dosen, Pegawai dan Staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

10. Kepala Klinik Mahdarina SST Medan yang telah memberikan izin agar saya dapat melakukan Uji Reliabilitas.

11. Kepala Klinik Sumiariani SST Medan yang telah memberikan izin agar saya dapat melakukan pengumpulan data

12. Seluruh responden untuk penelitian ini, yaitu Ibu Postpartum yang berkunjung ke Klinik Bidan Sumiariani Dan Mahdarina SST

13. Seluruh teman-teman Fakultas Keperawatan angkatan 2012. Khususnya teman-teman goldarku serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Akhir kata penulis hanya dapat berharap mudah-mudahan penulisan Tugas Akhir ini, dapat bermanfaat bagi kita semua dan juga berharap mendapatkan berkah dari Allah SWT.

. Medan, Juli 2016

Penulis

Dewi Anggraeni S. Siregar


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman judul ... i

Halaman orisinalitas ... ii

Halaman pengesahan ... iii

Prakata ... iv

Daftar isi ... vi

Daftar table ... ix

Daftar skema... x

Abstrak ... xi

Abstract ... xii

Bab I. Pendahuluan ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Perumusan masalah ... 3

1.3 Pertanyaan penelitian ... 4

1.4 Tujuan penelitian ... 4

1.5 Manfaat penelitian ... 4

Bab II. Tinjauan pustaka ... 6

2. Konsep dasar tidur ... 6

2.1 Pengertian tidur ... 6

2.2 Fisiologi tidur ... 7

2.3 Ritme sirkardian ... 7

2.4 Tahapan tidur ... 8

2.4.1 Tidur NREM ... 8

2.4.2 Tidur REM ... 9

2.5 Siklus tidur ... 9

2.6 Kualitas tidur ... 10

2.6.1 Rasa nyeri ... 11

2.6.2 Kelelahan ... 11

2.6.3 Perubahan fisik ... 12

2.6.4 Adaptasi lingkungan baru ... 12

2.6.5 Perubahan emosi ... 13

2.6.6 Stimulan ... 13

2.6.7 Obat-obatan ... 13

2.7 Parameter tidur ... 14

2.7.1 Waktu yang dibutuhkan untuk tidur ... 14

2.7.2 Total jam tidur ... 14

2.7.3 Frekuensi terbangun ... 15

2.7.4 Lama tidur siang ... 15

2.7.5 Terbangun cepat di pagi hari ... 15

2.7.6 Kepuasan tidur ... 16

2.7.7 Merasa segar bangun dipagi hari ... 16 .


(3)

3. Konsep dasar postpartum ... 17

3.1 Defenisi postpartum ... 17

3.2 Tahapan masa nifas ... 17

3.2.1 Puerperium dini ... 17

3.2.2 Puerperium intermedial ... 17

3.2.3 Remote puerperium ... 17

3.3 Adaptasi fisiologis ibu postpartum ... 18

3.3.1 Sistem reproduksi ... 18

3.3.2 Sistem pencernaan ... 22

3.3.3 Sistem perkemihan ... 22

3.3.4 Tanda-tanda vital ... 23

3.3.4.1 Suhu tubuh ... 23

3.3.4.2 Nadi ... 24

3.3.4.3 Tekanan darah ... 24

3.3.4.4 Pernafasan ... 24

3.3.5 Sistem musculoskeletal ... 25

3.4 Gambaran kualitas tidur ... 25

3.5 Hubungan kualitas tidur dengan adpatasi fisiologis ... 26

Bab III. Kerangka penelitian ... 30

3.1 Kerangka penelitian ... 31

3.2 Defenisi operasional ... 32

3.3 Hipotesis penelitian ... 33

Bab IV. Metodologi penelitian ... 34

4.1 Desain penelitian ... 34

4.2 Populasi penelitian ... 34

4.3 Sampel penelitian ... 34

4.4 Teknik sampel ... 35

4.5 Tempat dan waktu penelitian ... 35

4.6 Pertimbangan etik ... 35

4.7 Instrument penelitian ... 37

4.8 Validitas dan reliabilitas ... 38

4.8.1 Validitas ... 38

4.8.2 Reliabilitas ... 38

4.9 Pengumpulan data ... 39

4.9.1 Data editing ... 40

4.9.2 Data coding ... 40

4.9.3 Data entry ... 40

4.9.4 Data cleaning ... 40

4.10 Analisis data ... 41

Bab V. Hasil dan Pembahasan ... 43

5.1 Hasil penelitian ... 43

5.1.1 Data karakteristik demografi ... 43


(4)

5.1.3 Distribusi frekuensi adaptasi fisiologis masa

Postpartum ... 45

5.1.4 Hubungan kualitas tidur dengan adaptasi Fisiologi masa postpartum ... 46

5.2 Pembahasan ... 46

5.2.1 Gambaran kualitas tidur ibu postpartum ... 46

5.2.2 Gambaran adaptasi fisiologis ibu postpartum ... 49

5.2.3 Hubungan kualitas tidur dengan adpatasi \ fisiologis ... 54

Bab VI. Kesimpulan dan Saran ... 57

6.1 Kesimpulan ... 57

6.2 Saran ... 58

Daftar pustaka ... 59 Lampiran 1. Jadwal tentatif penelitian

Lampiran 2. Inform consent Lampiran 3. Instrumen penelitian Lampiran 4 Riwayat hidup

Lampiran 5. Lembar persetujuan valid Lampiran 6 Surat komisi etik

Lampiran 7. Surat izin reliabilitas

Lampiran 8. Surat izin pengambilan data dan surat izin selesai penelitian Lampiran 9. Master data

Lampiran 10. Data hasil penelitian Lampiran 11. Lembar bukti bimbingan Lampiran 12. Taksasi dana


(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 34 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik

Demografi... 45 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kualitas Tidur ... 47 Tabel5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Adaptasi Fisiologis Masa

Postpartum ... 47 Tabel 5.4 Hubungan antara Kualitas Tidur dengan Adaptasi Fisiologis


(6)

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 3.1 Skema Kerangka Penelitian Hubungan Kualitas Tidur

dengan Adaptasi Fisiologis Masa Postpartum ... 33