Perumahan dan Fasilitas Umum

II-21 lingkungan hidup sehingga dikhawatirkan akan berdampak besar daya dukung lingkungan yang merupakan kebutuhan masyarakat. 4. Hubungan yang tidak harrnonis antara manusia dengan alam tetumbuhan mengakibatkan keadaan lingkungan di perkotaan menjadi hanya maju secara ekonomi namun mundur secara ekologi, padahal kestabilan kota secara ekologi sangat penting, sama pentingnya dengan kemajuan secara ekonomi. Hal ini terlihat masih sering terjadinya alih fungsi daerah resapan dan hutan kota menjadi daerah komersial. 5. Pembangunan yang dilakukan di suatu wilayah saat ini masih sering dilakukan tanpa mempertimbangkan keberlanjutannya. Keinginan untuk memperoleh keuntungan ekonomi jangka pendek seringkali menimbulkan keinginan untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara berkelebihan sehingga menurunkan kualitas dan kuantitas sumber daya alam dan lingkungan hidup. Selain itu, sering pula terjadi konflik pemanfaatan ruang antar sektor. Salah satu penyebab terjadinya permasalahan tersebut karena pembangunan yang dilakukan dalam wilayah tersebut belum menggunakan Rencana Tata Ruang sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antar sektor dan antar wilayah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memanfaatkan rencana tata ruang sebagai landasan atau acuan kebijakan spasial bagi pembangunan lintas sektor maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi, dan berkelanjutan. Rencana Tata Ruang Wilayah disusun secara hirarkis dari tingkat Kota, Kecamatan, dan Kelurahan serta ditindaklanjuti dalam tingkat yang lebih detail dalam lingkup kawasan.

e. Perumahan dan Fasilitas Umum

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang tahun 2001-2010 menjadi pedoman untuk : a. Perumusan kebijaksanaan pokok pernanfaatan ruang di wilayah Kota Malang; b. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah Kota Malang serta keserasian antar sektor; c. Penetapan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan atau masyarakat di Kota Malang; d. Penyusunan rencana rinci tata ruang di Kota Malang; II-22 e. Pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan pembangunan Kota Malang. 2. Pembangunan penataan ruang Kota Malang telah diarahkan bagi terwujudnya keserasian, kelestarian dan optimalisasi pemanfaatan ruang sesuai dengan potensi dan daya dukung wiIayah dengan mengembangkan struktur dan pola tata ruang yang efektif dan efisien sesuai dengan hirarki dan masing-masing fungsi pengembangan. 3. Sarana dan prasarana kota sebagai pendukung masyarakat dalarn sistem ekonomi, sosial budaya, kesehatan dan kesejahteraan adalah penting. Pertumbuhan penduduk disebabkan banyak faktor, antara lain pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan dan pola kehidupan sosial yang lebih atraktif. Ketersediaan fasilitas sosial, fasilitas umum serta sarana dan prasarana yang cenderung lebih baik menjadikannya sebagai tempat menarik untuk didatangi. Faktor-faktor tersebut bersifat dinamis dan akan selalu memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan pembangunan Kota Malang. Aspek ini di Kota Malang masih menyisakan persoalan, antara lain rasio kapasitas jalan dengan jumlah moda pengguna tidak seimbang sehingga terjadi kemacetan pada daerah tertentu. 4. Pengelolaan infrastruktur kota yang dikembangkan di masa depan merupakan sebuah sistern pengelolaan terpadu dan diorientasikan untuk menjamin keberpihakan pada kepentingan publik. Perimbangan keterlibatan tiga stakeholders utama Kota Malang yaitu pemerintah, masyarakat dan swasta merupakan hal yang mutlak harus dilakukan. 5. Arah pembangunan infrastruktur Kota Malang diwujudkan melalui penguatan sistem perencanaan infrastruktur kota; pengembangan aliran sungai; peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih; pengembangan sistem transportasi; pengembangan perumahan dan permukiman; dan peningkatan konsistensi pengendalian pembangunan infrastruktur. Arah pembangunan daya saing wilayah kota dalam beberapa hal belum memanfaatkan secara maksimal fungsi tata ruang wilayah; pengembangan pusat pertumbuhan wilayah dengan menyinergikan antarwilayah; peningkatan dan pengembangan produk-produk unggulan; dan peningkatan kerjasama antardaerah. 6. Berbagai ekses tersebut, secara bersama-sama membentuk sebuah isu permasalahan yang sentral bagi pembangunan Kota Malang, yaitu tingginya konsentrasi pembangunan di wilayah pusat kota termasuk kawasan Jl Veteran Matos. Pengurangan kesenjangan pembangunan II-23 antar wilayah kecamatan perlu dilakukan tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah kota, tetapi juga untuk menjaga stabilitas kota. Tujuan penting dan mendasar yang akan dicapai untuk mengurangi kesenjangan antar kecamatan dan kelurahan adalah bukan untuk memeratakan pembangunan flsik di setiap daerah, tetapi yang paling utama adalah pengurangan kesenjangan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat antar kelurahan di Kota Malang. 7. Kerusakan yang berdampak pada menurunnya mutu lingkungan di Kota Malang pada dasarnya adalah akibat kelalaian atau kesengajaan oleh masyarakat dan pemerintah, seperti kawasan yang seharusnya menjadi daerah resapan atau penampung air hujan dijadikan kawasan perumahan atau bentuk pemanfaatan lain yang secara nyata menghalangi dan mengurangi daya resap tanah terhadap air hujan, dampak langsungnya akan terjadi banjir apabila terjadi hujan. 8. Keberpihakan pemerintah daerah ditingkatkan untuk mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat mengejar ketinggalan pembangunan yang perlu dilakukan adalah membangun wilayah-wilayah tertinggal melalui peningkatan produktivitas dan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan keterkaitan antara wilayah tertinggal dengan wilayah-wilayah pusat kota cepat tumbuh dan strategis dalam satu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang terpadu serta mengelola dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya yang ada, baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya buatan. Untuk itu, perlu didukung dengan adanya skema pemberian dana anggaran, termasuk jaminan pelayanan publik dan perintisan.

f. Kesehatan