Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Hubungan Perdagangan Indonesia-Ethiopia di Sektor Non-Migas 2009-2013

(1)

Indonesian Goverment Effort to Improve Trade Cooperation Between Indonesia-Ethiopia in Non-Oil and Gas Sector 2009-2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Sidang Sarjana Strata-1 (S1) Pada

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Oleh,

YUSRON KARTA MUSLIHIN NIM. 44312700

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Komputer Indonesia

Bandung


(2)

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.2.1 Pembatasan Masalah ... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 10


(3)

2.2.1 Hubungan Internasional ... 16

2.2.2 Kerjasama Internasional ... 21

2.2.2.1 Kerjasama Bilateral ... 26

2.2.3 Perjanjian Internasional ... 27

2.2.3.1 Tahap-tahap Membuat Perjanjian Internasional ... 31

2.2.3.2 Mulai Berlakunya Perjanjian Internasional ... 32

2.2.3.3 Berakhirnya Suatu Perjanjian Internasional ... 32

2.2.4 Ekonomi Internasional ... 33

2.2.5 Perdagangan Internasional ... 35

2.2.5.1 Ekspor ... 39

2.2.5.2 Impor ... 45

2.2.5.3 Sektor Non-migas ... 49

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 51

3.1.1 Gambaran Umum Negara Indonesia ... 51

3.1.1.1 Perekonomian Indonesia ... 52

3.1.1.2 Hubungan Kerjasama Perdagangan Indonesia di Sektor Non-migas ke Kawasan Afrika ... 54

3.1.2 Gambaran Umum Negara Ethiopia ... 61


(4)

3.2 Metode Penelitian ... 75

3.2.1 Desain Penelitian ... 75

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 76

3.2.2.1 Studi Pustaka ... 76

3.2.2.2 Wawancara ... 77

3.2.3 Teknik Pemilihan Informan ... 78

3.2.4 Teknik Analisa Data ... 78

3.2.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 79

3.2.5.1 Lokasi Penelitian ... 79

3.2.5.2 Waktu Penelitian ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Hubungan Perdagangan Indonesia-Ethiopia Di Sektor Non-Migas ... 80

4.1.1 Kebijakan Pemerintah ... 82

4.1.2 Kegiatan-kegiatan Promosi ... 83

4.2 Kendala Dalam Hubungan Perdagangan Indonesia-Ethiopia Di Sektor Non-Migas ... 85

4.2.1 Minimnya Informasi ... 85


(5)

4.3 Analisa Keberhasilan Kerjasama Indonesia-Ethiopia Di Sektor

Non-Migas ... 93

4.4 Prospek Ethiopia Sebagai Mitra Dagang Indonesia Di Sektor Non-Migas ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 104

5.2 Saran ... 106

5.2.1 Saran Untuk Pemerintah Dan Pengusaha Indonesia ... 106

5.2.2 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108

LAMPIRAN ... 113


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agusman, Damos Dumoli. 2010. Hukum Perjanjian Internasional: Kajian Teori Dan Praktik Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama

Djelantik, Sukawarsini. 2008. Diplomasi: Antara Teori Dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Halwani, Hendra. 2005. Ekonomi Internasional & Globalisasi Ekonomi. Bogor: Ghalia Indonesia

Holsti, K.J. 1994. Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis (terjemahan). Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya

Hutabarat, Roselyn. 2000. Transaksi Ekspor Impor. Jakarta: Erlangga

Jackson, Robert H. dan Sorensen Georg. 2007. Introduction to International Relations: Theories and Approaches. UK: Oxford University Press

Kuncoro, Mudrajad. 2000. Ekonomi Pembangunan, Teori Masalah Dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP AMP YPKN

Kusumaadmaja, Mochtar. 2003. Pengantar Hubungan Internasional. Bandung: PT. Alumni Lopez, George dan Michael Stohl. 2011. International Relations: Contemporary Theory

and Practice. Washington: Congressional Quarterly Press


(7)

Parthiana, I Wayan. 2003. Pengantar Hukum Internasional. Bandung: Mandar Maju

Perwita, A.A. Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Porter, Michael E. 2000. Location, Competition, and Economic Development: Local Clusters in a Global Economy. Harvard Business

Rudy, T. May. 2002. Hukum Internasional 1. Bandung: PT. Refika Aditama

________. 2003. Hubungan Internasional Kontemporer Dan Masalah – Masalah Global. Bandung: PT. Refika Aditama

________. 2009. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: PT. Refika Aditama Rana, Kishan S. 2002. Bilateral Diplomacy. New Delhi: Manas Publications. Sjarifudin, Amir. 2003. Ekspor Impor. Jakarta: PPM Manajemen

Smith, Michael dan Brian Hocking. 1990. World Politics: An Introducing To International Relations. Harvester Wheatsirf

Sugiono, Muhadi. 2006. Global Governance Sebagai Agenda Penelitian Dalam Studi Hubungan Internasional. Jakarta

Sukirno, Sadono. 2012. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan. Jakarta: Rajawali Pers

Widjaja, Gunawan dan Yani, Ahmad. 2000. Transaksi Bisnis Internasional (Ekspor Impor dan Imbal Beli). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada


(8)

Karya Ilmiah/Skripsi/Tesis

Annas, Reza Fauzan. 2013. Kerjasama Indonesia-Afrika Selatan Melalui Joint Trade Committee (JTC) Dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia di Sektor Non-Migas 2010-2012. Bandung.

Pohan, Hazairin. 2003. Kebijakan Dan Strategi Untuk Peningkatan Ekspor Non-Migas Ke Negara-Negara Di Kawasan Eropa Tengah Dan Timur. Medan.

Rujukan Elektronik

Asri Aidid. 2009. Profil Negara Dan Kerjasama: Ethiopia. Melalui http://www.kemlu.go.id/addisab aba/Pag es/CountryProfile.aspx?l=id [25/03/2014]

Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia. 2010. Geografi Indonesia. Melalui http://indonesia.go.id/in/sekilas-indonesia/geografi-indonesia [27/03/2014]

Embassy of The Federal Democratic Republic of Ethiopia. 2014. About Ethiopia. Melalui http://www.ethioembassy.org.uk/about_us/about_ethiopia.htm [27/03/2014

Embassy of The Federal Democratic Republic of Ethiopia. 2014. Economy. Melalui http://www.ethioembassy.org.uk/about_us/economy.htm [30/03/2014]

Profil Ethiopia. Melalui http://www.deplu.go.id/Lists/BilateralCooperation/DispForm.asp x?ID= 140 [30/03/2014]


(9)

KBRI Addis Ababa. 2012. Pameran International ke-17 Addis Ababa Chamber of Commerce. Melalui http://www.kemlu.go.id/addisababa/Pages/Highlights.as px?IDP=8&l=id [28/06/2014]

KBRI Addis Ababa. 2012. Pameran Internasional Ke-5 Ethiopia Chamber. Melalui http://www.kemlu.go.id/addisababa/Pages/Highlights.aspx?IDP=6&l=id [03/-7/2014]

KBRI Addis Ababa. 2012. Trade Expo Indonesia Ke-27. Melalui

http://www.kemlu.go.id/addisababa/Pages/Highlights.aspx?IDP=7&l=id [03/07/2014]

Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. 2014. Kajian Diversifikasi. Melalui http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2014/01/06/Full-Report-Kajian-Diversifikasi.pdf#page=45&zoom=90,498,-142 [03/04/2014]

Departemen Perhubungan. 2010. Negosiasi 17 Awak Kapal Indonesia di Somalia Siap Dilakukan. Melalui http://m.dephub.go.id/read/ berita/direktorat-

jenderal-perhubungan-laut/negosiasi-pembebasan-17-awak-kapal-indonesia-di-somalia-siap-dilakukan-1744 [11/07/2014]

Sefti Oktarianisa. 2012. Pertamina: Kapal Minyak Indonesia Dibajak Perompak Somalia. Melalui http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/0 5/11/m3upmj-pertamina-kapal-minyak-indonesia-dibajak-perompak somalia [11/07/2014]


(10)

Dokumen

Persetujuan Antara Pemerintah Republik Indonesia Dan Pemerintah Republik Demokratik Federal Ethiopia Tentang Kerjasama Ekonomi Dan Teknik.


(11)

1. Nama : Yusron Karta Muslihin 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Tangerang, 08 Mei 1985 3. Nomor Induk Mahasiswa : 44312700

4. Prodi : Ilmu Hubungan Internasional

5. Jenis Kelamin : Laki Laki

6. Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia (WNI)

7. Agama : Islam

8. Alamat : Jl. Ciaul Gg. Pangkalan No. 12 RT. 002/014

Sukabumi 43151

9. No. Telpon : 022-95133113 / 022-95955599

10.Berat Badan : 75 Kg

11.Tinggi Badan : 173 Cm

12.Status Marital : Belum Kawin

13.Orang Tua

a. Nama Ayah : Alm. Moch. Napis HA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Ciaul Gg. Pangkalan No.12 Sukabumi

b. Nama Ibu : Almh. Latifah HR

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Ciaul Gg. Pangkalan No.12 Sukabumi

14.Moto : Think the best, do the best, and we can get the best

15.Email : uchon85@gmail.com


(12)

No Tahun Uraian Keterangan

1. 2003-2006 2012-2014

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

-

2. 2000-2003 SMAN 3, Sukabumi Berijazah

3. 1997-2000 SMPN 2, Sukabumi Berijazah

4. 1991-1997 SDN Ir. H. Juanda, Sukabumi Berijazah

PENGALAMAN KERJA

No Tahun Uraian Keterangan

1. 2003 Staf Panitia Star Mild ADA Band Indonesia Tour

-

2. 2003 Secretary Commitee Festival GAMMA -

3. 2004-2007 Leading Officer Festival GAMMA -

4. 2005-2008 Road ManagerO’tu Band -

5. 2008-2009 Guider di Blobby Home Entertainment -

6. 2008-2009 Pengurus Cabang PERBASASI (Persatuan Baseball Softball Seluruh Indonesia) Kota Bandung

-

7. 2008-2009 Staf KOMPENI Multi Talent Entertainment -

8.

2008-sekarang

Music player, stage act, dancer, singer, and art director Da’ Bandten Multi Talent Entertainment (under the KOMPENI Multitainment Management)

-

9.

2008-sekarang

Umpire Softball Kota Bandung -

10. 2010 Panitia Kongres Partai Demokrat tanggal 21-23 Mei 2010 (data entry division for ANAS team)


(13)

sekarang Jakarta

13.

2010-sekarang

Freelancer di ETA PROCOM Event Organizer

-

14.

2010-sekarang

Customer Service di PT. Bakrie Telecom, Tbk (ESIA)

-

PENGALAMAN BERORGANISASI

No Tahun Uraian Keterangan

1. 1997-1998 OSIS SMP Negeri 2 Sukabumi -

2. 2001-2002 OSIS SMA Negeri 3 Sukabumi -

3. 2000-2003 PASKIBRA SMA Negeri 3 Sukabumi -

4. 2001-2002 PASKIBRAKA Kota Sukabumi -

5. 2002-2003 GAMMA (Gabungan Anak Musik SMA

Tiga)

-

6. 2004-2008 Pengurus HIMA (Himpunan Mahasiswa) Hubungan Internasional UNIKOM

-

7.

2004-sekarang

Anggota FKMHII (Forum Komunikasi Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia)

-

8.

2005-sekarang

VALIANT Baseball-Softball Club -

9.

2008-sekarang

Persatuan Umpire Baseball Softball Bandung -

PENGALAMAN KEGIATAN

No Tahun Uraian Keterangan

1. 2004 Panitia Kegiatan Organisasi Lingkungan Mahasiswa Kampus Universitas Komputer Indonesia (Olimpus 2004)


(14)

3. 2007 Panitia Lomba Debat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Bersertifikat

SEMINAR

No Tahun Uraian Keterangan

1. 2005 Peserta, Guest Lecture “Hubungan Bilateral RI dan Timor Leste”

Bersertifikat

2. 2006 Peserta Pertemuan Nasional Mahasiswa

Hubungan Internasional (PNMHI)

Universitas Padjajaran Bandung

Bersertifikat

3. 2006 Peserta, Table Manner Course PNMHI

Grand Aquilla Hotel

Bersertifikat

4. 2007 Peserta, Table Manner Course HI Unikom Jayakarta Hotel

Bersertifikat

5. 2007 Peserta, Seminar “Peningkatan Kualitas

Perempuan Dalam Era Globalisasi”

Bersertifikat

6. 2013 Peserta, Seminar ASEAN Community 2015

“Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia”

Bersertifikat

7. 2013 Peserta, Table Manner Course HI Unikom The Amaroossa Hotel

Bersertifikat

8. 2013 Peserta, 1st International Conference on Applied Information and Communication Technology Empowering Development Countries Through Sustainable ICT

Bersertifikat

9. 2014 Peserta, Seminar Kebangsaan “Proud To Be Indonesian

Bersertifikat

10. 2014 Peserta, Kuliah Umum ”Elan Vital: Wawasan Kebangsaan dan EntrepreneurshipPemuda”


(15)

No Uraian

1. Operasionalisasi Microsoft Office

2. Operasionalisasi SPSS, Adobe Audition, Adobe Page Maker 3. Bahasa Inggris

PRESTASI

No Tahun Uraian Keterangan

1. 2007 Runner Up PORAM (Pekan Olah Raga

Mahasiswa) Unikom Cabang Bola Voli

Piala

2. 2007 Juara 3 PORAM (Pekan Olah Raga

Mahasiswa) Unikom Cabang Bola Basket

Piala

3. 2008 Runner Up PORAM (Pekan Olah Raga

Mahasiswa) Unikom Cabang Bola Basket

Piala

4. 2008 Juara 3 PORAM (Pekan Olah Raga

Mahasiswa) Unikom Cabang Bola Voli

Piala

5. 2009 Umpire ILL (Indonesia Little League) Termuda (Baseball-Softball) Jakarta

Piala / Plakat

6. 2009 Runner Up Liga Softball Divisi 1 Bandung Season 2008-2009

Piala

7. 2009 Play Off Liga Softball Divisi Utama Bandung Piala 8. 2012 Juara 1 Liga Softball Divisi Utama Bandung

Season 2011-2012

Piala

9. 2014 The Best Agent Gerai in West Java Area Bakrie Telecom

Bersertifikat

Bandung, Juli 2014


(16)

Puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Hubungan Perdagangan Indonesia-Ethiopia Di Sektor Non-Migas 2009-2013”. Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Hubungan Internasional dari Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia.

Peneliti menyadari banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan maupun pengalaman peneliti. Terwujudnya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan semangat berbagai pihak yang sangat besar artinya. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, perkenankan peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. 2. Ibu Prof. Dr. Hj Aelina Surya, selaku Wakil Rektor III Universitas

Komputer Indonesia.

3. Bapak Andrias Darmayadi, S.IP., M.Si., Ph.D., selaku Ketua Program Studi Ilmu Hubungan Internasional. Terima kasih yang sebesar-besarnya


(17)

4. Ibu Dewi Triwahyuni, S.IP., M.Si., selaku Dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional dan Dosen Pembimbing. Terima kasih untuk segala bimbingan, motivasi, dukungan dan bantuannya selama pengerjaan skripsi dan masa perkuliahan dua tahun ini. Walaupun keteteran akhirnya selesai juga ya Bu skripsi uchon.

5. Bapak H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si., selaku Dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional. Saya ucapkan terima kasih kepada Pak Budi atas masukan, saran, arahan serta motivasi kepada saya selama proses revisi dan untuk semua ilmu yang saya dapat semasa perkuliahan dari dulu hingga sekarang.

6. Ibu Sylvia Octa Putri, S.IP., selaku Dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional dan teman seangkatan saya dulu. Terima kasih untuk bantuannya selama perkuliahan, maafkan ya tugas kuliahnya kadang telat ngumpulin.

7. Teh Dwi Endah Susanti, S.E., selaku Sekertariat Prodi Ilmu Hubungan Internasional. Makasih ya Teh buat bantuannya dalam segala hal administrasi maupun hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perkuliahan. Teteh is the best lah pokoknya..!

8. Seluruh Dosen Luar Biasa Program Studi Ilmu Hubungan Internasional UNIKOM beserta seluruh staf dan karyawan Universitas Komputer


(18)

untuk segala informasi yang telah diberikan dan sudah meluangkan waktu untuk wawancara di sela-sela kesibukan Bapak.

10.Untuk Ibu Meni selaku staf Pusat Data dan Informasi Kementrian Perdagangan. Terima kasih ya Bu bantuan data-data dan surat balasannya. 11.Untuk (Alm) Aba Moch. Napis HA tercinta di surga. Terimakasih Aba

yang selalu jadi pedoman Yus, idola Yus, imam dan ayah yang baik untuk keluarga. Maaf Yus pernah ngecewain Aba dulu, mudah-mudahan Yus selalu bisa jadi pengganti Aba di keluarga dan selalu banggain keluarga ya Ba. I always wanna be like you Dad..

12.Untuk (Almh) Ibu Latifah HR tercinta di surga. Ibu yang sekalipun ga pernah marah dan ngebentak Yus dari kecil sampai besar, yang selalu berkorban dan berjuang untuk Yus, yang selalu memberikan kasih sayang yang ga akan bisa Yus rasain lagi, yang selalu sabar mendidik Yus dari kecil, yang selalu maafin Yus kalau Yus buat salah, terimakasih Ibu udah jadi Ibu yang sangat luar biasa buat Yus. Maaf untuk semua kekecewaan dan rasa penyesalan di masa lalu, mudah-mudahan perjuangan Yus ini bisa membuat Ibu lebih tenang dan bahagia disana ya. I miss you so much Mom..

13.Untuk Kakak-kakak tercinta di Sukabumi atas segala bantuan dan dukungannya. Terima kasih Kak Piping yang udah ngurus Yus sampai


(19)

yang dari dulu selalu bantu Yus di masa-masa sulit. Kak Iis, Bang Popong, Bang Aak, terima kasih atas dukungannya. Mudah-mudahan Yus bisa balas semuanya suatu hari nanti dan bisa jadi yang terbaik untuk keluarga.

14.Nadhea Lady Sandjaya dan Intan Sarah Augusta. Gue ga tau seberapa banyak ucapan terima kasih yang harus gue ucapin ke lu berdua, karena kalau ga ada lu berdua skripsi ini ga bakalan ada dan gue ga bakal lulus secepet ini. You are my angel LADS..! Ayo kita liburan...!

15.Seluruh pimpinan di PT. Bakrie Telecom, Tbk terutama divisi Gerai Management atas seluruh kesempatan dan dukungannya, Ibu Endang Trisnawati selaku Manajer, Pak Donny MR selaku Supervisor, Pak Memet Pardiansyah selalu Supervisor SQ, Kang Vito dan Teh Nyenk

terima kasih banyak sudah memberi keleluasaan untuk Uchon dalam hal akademis hingga akhirnya Uchon bisa lulus kuliah. Pak Donny AK selaku Manajer Marketing yang sekarang udah pindah perusahaan, terima kasih dukungan moralnya Pak, ditunggu lagi panggilan freelancenya ya Pak. 16.Seluruh personil Gerai Bandung terutama Gerai Esia BEC, terima

kasiiiiiiiiihhhhh banyak ya. Ceu Las yang udah selalu mau backup Uchon setiap Uchon ada kegiatan, maaf juga ya Uchon suka kadang telat ngantor.


(20)

17.Komunitas Rusuh yang selalu rusuh ga jelas. Ratu Rayanti terima kasih ya buat segala dukungan dan bantuannya. Leonardo yang selalu setia,

Raisa Dara, Fitria, Anggi, dan Rudi.

18.Kerehore, sahabat terbaik di Sukabumi yang selalu beri semangat. Tisa Dera, Deni Sumardini, Devi Prayoga, Banyu, Dani Zaldian, Deri Koko, Irpan Misbah, Cepie Maulana, Vina Ayunita, Veti dan Mas Hadi. Hayu ah sekarang mah udah bisa liburan dan ngumpul bareng lagi. 19.Teman-teman HI Unikom, mulai dari alumni serta yang masih berjuang di

HI Unikom.

20.Terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas bantuannya untuk menyelesaikan skripsi ini. Kalian semua selalu ada dalam doa terima kasih terdalamku.

Penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu peneliti terbuka untuk menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan di masa mendatang.

Bandung, Agustus 2014


(21)

1.1 Latar Belakang Masalah

Hubungan Internasional adalah hubungan antara dua atau lebih mencakup berbagai macam hubungan atau interaksi yang melintasi batas-batas wilayah negara dan melibatkan pelaku-pelaku yang berbeda kewarganegaraan, berkaitan dengan segala bentuk kegiatan manusia. Hubungan ini dapat berlangsung baik secara kelompok maupun secara perorangan dari suatu bangsa atau negara, yang melakukan interaksi baik secara resmi maupun tidak resmi dengan kelompok atau perorangan dari bangsa atau negara lain (Rudy, 2003: 3). Hubungan Internasional dipandang sebagai keseluruhan segi internasional dari kehidupan sosial, dalam arti semua perilaku manusia yang terjadi berasal dari suatu negara dapat memberi pengaruh terhadap perilaku manusia di negara lain.

Hubungan Internasional bukan hanya mencakup hubungan antar negara atau antar pemerintah secara langsung namun juga meliputi berbagai transaksi ekonomi dan perdagangan, strategi atau penggunaan kekuatan militer, serta langkah diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah pemerintah maupun non-pemerintah (Lopez dan Stohl, 2011: 3).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat akhir-akhir ini yang dikenal pula sebagai era globalisasi, telah membuka berbagai peluang bagi semua negara di dunia untuk meningkatkan kerjasama internasional


(22)

dalam berbagai bidang yang dapat mendukung pembangunan nasional di negara mereka masing-masing. Isu ekonomi pasca Perang Dingin ditunjukkan dengan munculnya pemikiran bahwa mekanisme pasar merupakan instrumen yang efisien dalam melakukan hubungan dan aktifitas ekonomi yang dapat diterima secara global. Perdagangan internasional merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kemajuan ekonomi negara-negara di dunia.

Perkembangan dan dinamika ekonomi politik Afrika dalam beberapa tahun terakhir ini tampak demikian menarik. Terutama pasca terjadinya krisis ekonomi baik di Amerika Serikat tahun 2008 maupun di Eropa tahun 2011, maka perkembangan ekonomi politik dan dinamika Afrika telah dilihat sebagai alternatif baru bagi kepentingan pasar dan ekonomi negara-negara Emerging Market seperti China dan India. Namun demikian potensi dan peluang Indonesia untuk mengembangkan atas kesempatan ekspor non migasnya ke Afrika masih sangat besar. Karena para pemimpin Afrika Sendiri tampaknya menyadari bahwa persoalan perdagangan luar negeri dan hubungan kerja sama ekonomi dengan pihak lain harus diikuti oleh perubahan yang konstruktif dan mendasar sifatnya. Masa transisional Afrika lainnya yang menjadi kondisi dasar bagi Indonesia dalam hubungan ekonomi dengan negara-negara di Afrika (Djafar, 2012: 12).

Salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan Indonesia di kawasan Afrika adalah dengan Ethiopia yang mulai dirintis sejak tahun 1961, mulai dilaksanakan secara formal dengan pembukaan Kedubes Indonesia di Addis Ababa tahun 1964. Sedangkan Ethiopia menunjuk Kedubesnya di Tokyo sebagai Perwakilan akreditasi Indonesia sejak tahun 1978. Sejak tahun 2002, Ethiopia telah


(23)

berkeinginan membuka kedubesnya di Jakarta, namun sampai saat ini belum dapat terealisasi, karena masalah finansial (http://www.indonesia-addis.org.et/ kbri%20addis%20ababa_011.htm diakses pada tanggal 03-04-2014).

Perkembangan hubungan kerjasama kedua negara sempat mengalami pasang surut. Setelah mengalami hubungan baik pada masa pemerintahan Kaisar Hailesellasie, hubungan Indonesia-Ethiopia mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Kol. Mangestu akibat sikap vokal Ethiopia yang anti Indonesia pada masalah Timor Timur di forum internasional seperti Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan Gerakan Non Blok (GNB). Namun sejak pemerintahan baru Ethiopia yang demokratis dan multipartai di bawah pimpinan Perdana Menteri Meles Zenewi dan terutama ketika Indonesia sebagai Ketua GNB (mulai tahun 1990-an), hubungan Indonesia-Ethiopia mengalami perkembangan positif hingga saat ini. Pemerintah Ethiopia menyatakan bahwa mereka mengutamakan Asia sebagai mitra ekonomi, apalagi dengan pertumbuhan ekonomi Ethiopia hingga 11% pada tahun 2011, serta adanya reformasi kebijakan dan investasi di Ethiopia (http://www.kemlu.go.id/addisababa/Pages/CountryProfile.aspx?l=id diakses pada tanggal 03-04-2014).

Ethiopia dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di Afrika (80 juta orang), menjadi salah satu dari 23 anggota COMESA (Common Market for Eastern and Southern Africa) yang merupakan Free Trade Area bagi 19 negara dikawasan Afrika dengan total penduduk 398 juta orang dan GDP (Gross Domestic Bruto) senilai 286,7 Milyar Dollar Amerika Serikat (USD), dipandang sebagai salah satu growing market terbesar di Afrika. Hal ini pula yang


(24)

menjadikan semakin banyak masuknya arus investasi asing dan perdagangan, semata-mata untuk menjadikan Ethiopia sebagai basis produksinya sekaligus sebagai entry point untuk pasar yang lebih luas (http://www.kemlu.go.id/addi sababa/Pages/CountryProfile.aspx?l=id diakses pada tanggal 02-04-2014).

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sangat aktif melakukan kerjasama ekonomi. Tidak hanya dalam forum ekonomi multilateral seperti World Trade Organization (WTO), tetapi juga dalam berbagai kerjasama multilateral maupun regional seperti Free Trade Agreement (FTA) (Khor, 2010:1). Salah satu kerjasama ekonomi bilateral yang dilakukan Indonesia adalah kerjasama dengan pemerintah Ethiopia dibidang perdagangan. Melihat pertumbuhan ekonomi Ethiopia yang meningkat tiap tahunnya dan jumlah penduduk Ethiopia yang besar membuat Indonesia melihat Ethiopia sebagai negara tujuan ekspor. Terlebih lagi Ethiopia merupakan negara land lock yang membuat negara ini memerlukan kerjasama dari negara lain untuk pemenuhan kebutuhan dalam negerinya.

Kebutuhan Ethiopia terhadap barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti minyak goreng, makanan olahan serta kebutuhan Ethiopia terhadap kertas dan sektor otomotif (non-migas). Dengan kebutuhan tersebut, Indonesia melihat Ethiopia sebagai pangsa pasar yang menjanjikan, berdasarkan kebutuhan tersebut Indonesia menjalin kerjasama perdagangan dengan Ethiopia. Ethiopia merupakan negara yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap impor. Sekitar 80% produk konsumsinya didapat dari impor. Sebagai negara yang tidak memiliki pelabuhan laut (land-locked), barang-barang impor didapat melalui pelabuhan di


(25)

negara tetangganya, Republik Djibouti. Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap impor telah menyebabkan Ethiopia terus mengalami defisit perdagangan. Ethiopia juga memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bantuan internasional. Ethiopia telah menjadi salah satu penerima bantuan terbesar dari World Bank, Japan International Cooperation Agency (JICA) dan United States Agency for International Development (USAID). Ethiopia juga termasuk ke dalam kelompok HIPCs (Highly Indebted Poor Countries).

Meskipun demikian, Ethiopia mencatat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, yakni rata-rata 11% setiap tahunnya. Untuk tahun 2007, Pemerintah Ethiopia mencatat pertumbuhan GDP sebesar 11,4%. Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Ethiopia, dengan menyumbangkan sekitar 50% dari total GDP, merupakan 65% dari total ekspor, serta menyerap lebih dari 80% tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa Ethiopia memiliki prospek perdagangan yang cukup baik (http://www.kemlu.go.id/addisababa/Pages/CountryProfile. aspx?l=id diakses pada tanggal 03-04-2014).

Intensitas hubungan perdagangan bilateral antara Ethiopia dan Indonesia meskipun dari segi volume masih relatif kecil, namun mengalami perkembangan yang sangat baik. Walaupun terjadi penurunan angka total perdagangan kedua negara setiap tahunnya, tetapi surplus perdagangan selalu berada di pihak Indonesia. Ekspor Indonesia ke Ethiopia selama ini dilakukan melalui pihak/negara ketiga. Negara pesaing Indonesia umumnya selain negara-negara yang memiliki jarak relatif dekat dengan Ethiopia seperti Mesir dan Afrika Selatan, juga India, Turki, China (menguasai hampir seluruh sektor komoditas di


(26)

Ethiopia) dan Malaysia yang memiliki daya saing cukup tinggi untuk beberapa sektor komoditas seperti CPO (crude palm oil/kelapa sawit mentah), makanan, dan consumer goods.

Ethiopia memiliki penghasilan utama dari ekspor kopi, bunga potong, biji-bijian (gandum, kedelai, jintan hitam), dan hewan ternak (daging, kulit). Tujuan ekspor adalah Eropa, Asia dan Amerika Serikat. Impor berasal dari China, Saudi Arabia, India, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. Sedangkan, Indonesia mengekspor beberapa komoditas ke Ethiopia seperti minyak goreng, sabun, deterjen, peralatan listrik, produk kertas, tekstil dan produk tekstil, suku cadang dan komponen otomotif. Pemerintah Ethiopia, mengharapkan adanya investasi dari Indonesia di sektor pertanian seperti pengolahan tebu, kelapa sawit, industri alat pertanian, tekstil, obat-obatan, dan jasa telekomunikasi (http:// www.kemlu.go.id/Lists/BeritaKemlu/DispForm.aspx?ID=133 diakses pada tanggal 01-04-2014).

Dalam jurnal Centre for Policy Analysis and Development on Asia-Pasific and Africa Regions, jika dilihat dari intensitas kerjasama perdagangan antara Indonesia-Ethiopia yang sangat tinggi, dilihat dari data tahun 2009 dimana total perdagangan produk non-migas mencapai 75,25 juta USD lalu meningkat di tahun 2010 menjadi 94,15 juta USD. Seterusnya total ekspor-impor Indonesia-Ethiopia di tahun 2011 mencapai angka 106,1 juta USD. Berdasarkan data tersebut, dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral di bidang perdagangan dan untuk melindungi aktivitas perekonomian di antara kedua negara, Indonesia-Ethiopia menandatangani sebuah perjanjian pada tahun 2011 mengenai kerjasama ekonomi


(27)

dan teknik yang di salah satu poin kerjasamanya membahas masalah perdagangan kedua negara.

Sementara beberapa peluang bisnis non-migas yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia antara lain dari sektor minyak goreng yang mendapat saingan dari negara Malaysia, sedangkang dari sektor bahan bangunan dan alat-alat pertanian negara pesaingnya adalah China, obat dan alat kesehatan negara pesaingnya yaitu Turki, dari sektor furniture tidak ada negara pesaing , jasa tenaga kerja, untuk konstruksi, jalan raya dan perumahan (namun mensyaratkan adanya joint venture dengan pengusaha Ethiopia jika ingin mengimpor tenaga kerja dari Indonesia dalam jumlah besar).

Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti merasa tertarik untuk lebih mengetahui dan mempelajari secara mendalam mengenai kerjasama perdagangan antara Indonesia-Ethiopia. Dalam skripsi ini, peneliti ingin meneliti lebih jauh mengenai bagaimana dan apa saja upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan hubungan kerjasama perdagangan dengan Ethiopia khususnya di sektor non-migas dengan judul penelitian:

“Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Hubungan

Perdagangan Indonesia-Ethiopia Di Sektor Non-Migas 2009-2013”.

Penelitian ini dibuat berdasarkan beberapa mata kuliah pada studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia. Yaitu:


(28)

1. Hubungan Internasional, mata kuliah ini membahas dan menjelaskan teori-teori yang dapat dijadikan landasan teori-teoritis dalam penelitian ini yang berawal dari studi Hubungan Internasional.

2. Studi Ekonomi Politik Negara Berkembang, mata kuliah ini membahas mengenai permasalahan yang terjadi di negara berkembang.

3. Ekonomi Politik Internasional, mata kuliah ini membahas mengenai interaksi dari suatu negara dengan negara lainnya demi pencapaian kepentingan nasional masing-masing negara yang terlibat dalam interaksi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian yang dikemukakan diatas, maka permasalahan dapat di identifikasikan dalam beberapa pertanyaan berikut:

Rumusan masalah mayor:

“Bagaimana Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Hubungan Perdagangan Indonesia-Ethiopia Di Sektor Non-Migas 2009-2013”

Rumusan masalah minor:

1. Upaya apa saja yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan hubungan perdagangan Indonesia-Ethiopia di sektor Non-Migas?

2. Apa saja kendala dalam hubungan perdagangan Indonesia-Ethiopia di sektor Non-Migas?


(29)

3. Sejauh mana prospek kerjasama Indonesia-Ethiopia di sektor Non-Migas?

1.2.1 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ditujukan untuk mempersempit fokus terhadap masalah. Dari permasalahan yang ada, penulis membatasi masalah dalam upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan hubungan perdagangan Indonesia-Ethiopia di sektor non-migas tahun 2009-2013. Pembatasan tahun ini diambil karena kerjasama diantara kedua negara di sektor non-migas dinilai mengalami perkembangan paling pesat. Pemilihan batas tahun penelitian adalah tahun 2009-2013 dikarenakan intensitas kerjasama perdagangan non-migas dalam kurun waktu tersebut dinilai cukup baik dibandingkan dengan sektor lainnya dan adanya penandatanganan perjanjian mengenai Kerjasama Ekonomi dan Teknik (KSET) pada tahun 2011.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan hubungan perdagangan Indonesia-Ethiopia di sektor non-migas. Selain itu juga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan hambatan apa saja yang dihadapi dalam upaya peningkatan kerjasama tersebut, serta untuk mengetahui peluang baru yang dapat digunakan untuk meningkatkan kerjasama perdagangan kedua negara.


(30)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Suatu kegiatan penelitian yang dilakukan hendaknya memiliki suatu tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan dari penelitian dan penulisan skripsi ini adalah:

1. Penelitian dalam skripsi ini diharapkan dapat mengetahui, memahami dan meneliti upaya apa saja yang telah dilakukan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan hubungan perdagangan Indonesia-Ethiopia di sektor non-migas;

2. Mengetahui, memahami dan meneliti kendala-kendala yang dihadapi pemerintah Indonesia-Ethiopia dalam upaya peningkatan hubungan perdagangan kedua negara di sektor non-migas.

3. Mengetahui, memahami dan meneliti sejauh mana tingkat keberhasilan dan prospek dari kerjasama yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia dan pemerintah Ethiopia di sektor non-migas.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian, maka kegunaan dari penelitian ini dibagi menjadi dua:

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperkaya pengetahuan mengenai kerjasama bilateral dalam mengatasi suatu permasalahan. Khususnya upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan hubungan perdagangan Indonesia-Ethiopia di sektor non-migas tahun 2009-2013.


(31)

Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah perbendaharaan pustaka, terutama dalam bidang ekspor-impor dan perdagangan internasional umumnya di kawasan Afrika dan khususnya ekspor-impor non-migas Indonesia-Ethiopia. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberi sedikit sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan sebagai bahan pemikiran atau pedoman dalam mengetahui hubungan perdagangan Indonesia-Ethiopia di sektor non-migas.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan tambahan informasi dan studi empiris bagi para penstudi Ilmu Hubungan Internasional yang menaruh minat terhadap upaya peningkatan kerjasama ekonomi internasional Indonesia-Ethiopia. Serta diharapkan dapat sebagai masukkan bagi pemerintah dan pemangku kepentingan untuk meneliti lebih lanjut agar kerjasama yang dilakukan kedua negara dapat lebih terarah, tepat sasaran, dan memberikan kontribusi baik bagi Indonesia maupun Ethiopia, juga sebagai bahan pertimbangan serta evaluasi program penelitian.


(32)

2.1 Tinjauan Pustaka

Dari banyak tulisan atau publikasi yang penulis temui sebagian besar berfokus seputar permasalahan mengenai konflik ataupun AIDS. Mayoritas konflik di Afrika merupakan internal conflict dalam wilayah suatu negara, dan hampir setengah dari 35 konflik internal di dunia terjadi di Afrika. Menurut Ernie Regehr, sampai menjelang akhir abad ke-20, 40% dari seluruh konflik di dunia terjadi di Afrika, sedangkan 43% negara di Afrika pernah dilanda peperangan (Adnan, 2007:2). Itulah sebabnya jarang ada peneliti yang meneliti mengenai perdagangan atau ekonomi di wilayah Afrika, khususnya Ethiopia.

Oleh karena terbatasnya penelitian mengenai perdagangan Ethiopia khususnya di sektor non-migas. Untuk mendapatkan pijakan dan referensi yang ilmiah untuk penelitian ini, penulis jadikan acuan dalam tinjauan pustaka adalah publikasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang berjudul “Kajian Kebijakan Pengembangan dan Diversifikasi Pasar dan Produk Ekspor” pada tahun 2011.

Dalam publikasi tersebut dikatakan bahwa keterbukaan pasar bisa menjadi ancaman besar bagi ekonomi Indonesia bila pemerintah dan rakyat Indonesia tidak mempersiapkannya dengan baik. Disamping menjadi ancaman, keterbukaan pasar juga bisa memberikan peluang yang besar bagi Indonesia untuk


(33)

meningkatkan kinerja perdagangan dengan meningkatkan ekspor non-migas ke negara-negara potensial terutama di kawasan Afrika dan Asia.

Selain publikasi tersebut, penulis juga menggunakan referensi dari publikasi yang ditulis oleh Hazairin Pohan yang berjudul “Kebijakan Dan Strategi Untuk Peningkatan Ekspor Non-Migas Ke Negara-Negara Di Kawasan Eropa

Tengah Dan Timur” pada tahun 2003.

Dalam publikasi tersebut, dibahas mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan pemerintah negara Indonesia untuk memanfaatkan peluang bisnis dalam rangka peningkatan ekspor non-migas untuk membantu pemulihan perekonomian nasional. Pohan juga membahas mengenai pengusaha swasta nasional yang dapat mendukung usaha pemerintah untuk meningkatkan ekspor non-migas negara Indonesia.

Teori yang dipergunakan sebagai alat analisis kedua publikasi tersebut adalah teori perdagangan internasional. Perdagangan merupakan suatu proses pertukaran barang dan jasa yang dilakukan atas dasar suka sama suka, untuk memperoleh barang yang dibutuhkan. Dalam masa globalisasi, perdagangan tidak hanya dilakukan dalam satu negara saja. Bahkan dunia sudah memasuki perdahangan bebas. Hampir tidak ada satu negarapun yang tidak melakukan hubungan dengan negara lain (Dumairy, 1997). Teori keunggulan komparatif yang merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur keunggulan komparatif di suatu wilayah, selain itu dipergunakan juga teori perdagangan intra industri, teori ini berdasarkan teori keunggulan komparatif dimana negara yang memiliki keunggulan komparatif pada komoditas tertentu akan mengekspor


(34)

komoditas tersebut dan mengimpor komoditas yang negara tersebut tidak memiliki keunggulan komparatif.

Negara-negara di Afrika memiliki potensi yang cukup tinggi sebagai tujuan ekspor dikarenakan lokasinya relatif dekat dengan Indonesia sehingga lebih efisien dalam hal transportasi, selain itu penetrasi pasar relatif mudah dengan rendahnya hambatan terutama hambatan non tarif.

Penulis juga menggunakan skripsi karya Reza Fauzan Annas yang berjudul “Kerjasama Indonesia-Afrika Selatan Melalui Joint Trade Committee (JTC) Dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia di Sektor Non-Migas

2010-2012” ditahun 2013 yang menurut penulis cukup mendekati dan menunjang dalam

penelitian skripsi ini.

Annas membahas bagaimana JTC diharapkan menjadi salah satu instrumen peningkatan perekonomian Indonesia dalam sektor non-migas. Annas menjelaskan secara detail, terperinci, sekaligus sistematis upaya-upaya yang dilakukan JTC dalam meningkatkan pasar non-migas Indonesia ke wilayah Afrika Selatan.

Annas menggunakan teori kerjasama internasional, konteks kerjasama selatan-selatan, interdependensi ekonomi, diplomasi ekonomi, teori ekonomi dan perdagangan dan teori perdagangan internasional. Pendekatan atau metode yang dipakai metode penelitian kualitatif, strategi penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dan wawancara mendalam yang menekankan analisisnya pada proses deduktif yang menjelaskan hal-hal yang sifatnya umum dari teori baru mengarah kepada penjelasannya yang sifatnya khusus. Teknik pengumpulan data


(35)

yang dilakukan oleh Annas mengambil data dari informan dan berbagai sumber sekunder seperti buku teks, terbitan berkala, jurnal, majalah, surat kabar, dokumen, makalah, dan bahan-bahan lainnya yang berbentuk elektronik (yang bisa didapat melalui instrumen internet).

Yang membedakan penelitian ini dari kedua karya ilmiah diatas yaitu penelitian ini mengkhususkan untuk mengetahui pola hubungan kerjasama yang dilakukan antara Indonesia-Ethiopia dalam sektor non-migas.

Tabel 2.1

Perbandingan Tinjauan Pustaka Karya Ilmiah/

Skripsi

Judul Kesimpulan Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Jurnal Kementrian Perdagangan Republik Indonesia Kajian Kebijakan Pengembangan dan Diversifikasi Pasar dan Produk Ekspor

Pasar bisa menjadi ancaman besar bagi ekonomi Indonesia bila pemerintah tidak dapat mengambil peluang yang besar untuk meningkatkan kinerja perdagangan dengan meningkatkan ekspor non-migas ke negara-negara potensial terutama di kawasan Afrika dan Asia.

Penelitian ini menjelaskan bagaimana dan apa saja upaya pemerintah Indonesia dalam peningkatan kegiatan ekspor non-migas. Penelitian tersebuthanya membahas mengenai bagaimana upaya pasar dalam negeri untuk bertahan di era pasar terbuka sedangkan penelitian yang penulis buat membahas mengenai upaya peningkatan kerjasama hubungan bilateral antara Indonesia dengan negara lain. Reza Fauzan Annas Kerjasama Indonesia-Afrika Selatan Melalui Joint Trade Committee (JTC) Dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia di Sektor Non-Migas 2010-2012

JTC merupakan salah satu strategi terbaik dalam usaha pemerintah untuk memasuki pasar di Afrika Selatan dan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia khususnya di sektor non-migas.

Penelitian ini membahas bagaimana suatu perjanjian dapat meningkatkan perekonomian negara Indonesia. Penelitian tersebut terfokus pada perjanjian antara Indonesia dan negara lain sedangkan penelitian yang penulis buat lebih terfokus pada proses terbentuknya perjanjian yang disebabkan oleh meningkatnya suatu


(36)

Karya Ilmiah/ Skripsi

Judul Kesimpulan Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Hazairin Pohan Kebijakan Dan Strategi Untuk Peningkatan Ekspor Non-Migas Ke Negara-Negara Di Kawasan Eropa Tengah Dan Timur

Indonesia seharusnya dapat mengambil peluang bisnis yang sangat besar di bidang ekspor non-migas ke negara-negara di kawasan Eropa Tengah dan Eropa Timur untuk membantu meningkatkan perekonomian dalam negeri. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana langkah-langkah pemerintah Indonesia dalam upayanya untuk memasuki akses pasar di suatu kawasan.

Penelitian tersebut hanya terfokus pada suatu kawasan di Eropa saja dan lebih menekankan pada perekonomian dalam negeri, sedangkan penelitian yang penulis buat lebih fokus pada hubungan Indonesia dengan suatu negara di kawasan Afrika yaitu Ethiopia.

2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Hubungan Internasional

Hubungan Internasional berawal dari kontak dan interaksi di antara negara-negara di dunia, terutama dalam masalah politik. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, isu-isu internasional mengalami perkembangan. Negara ataupun aktor non-negara mulai menunjukkan ketertarikannya akan isu-isu internasional di luar isu politik, seperti isu ekonomi, lingkungan hidup, sosial dan kebudayaan.

Istilah Hubungan Internasional memiliki keterkaitan dengan semua bentuk interaksi di antara masyarakat dari setiap negara, baik oleh pemerintah atau rakyat dari negara yang bersangkutan. Dalam mengkaji ilmu Hubungan Internasional, serta semua segi hubungan diantara negara-negara di dunia, juga meliputi kajian terhadap lembaga perdagangan internasional, pariwisata, transportasi, komunikasi serta nilai-nilai dan etika internasional.


(37)

Hubungan internasional dapat dilihat dari berkurangnya peranan negara sebagai aktor dalam politik dunia dan meningkatnya aktor-aktor non-negara. Batas-batas yang memisahkan bangsa-bangsa semakin kabur dan tidak relevan. Bagi beberapa aktor non-negara bahkan batas-batas wilayah secara geografis tidak dihiraukan.

Berakhirnya perang dingin telah mengakhiri sistem bipolardan berubah menjadi multipolaratau secara khusus telah mengalihkan persaingan yang bernuansa militer ke arah persaingan atau konflik kepentingan ekonomi diantara negara-negara di dunia. Pasca perang dingin, isu-isu hubungan internasional yang sebelumnya lebih terfokus pada isu-isuhigh politics(isu politik dan keamanan) meluas kepada isu-isu yang bersifat low politics(isu-isu HAM, ekonomi, lingkungan hidup, terorisme dan lainnya).

Dengan berakhirnya Perang Dingin, dunia berada dalam masa transisi. Hal itu berdampak padastudi Hubungan Internasional yang mengalami perkembangan yang pesat. Hubungan Internasional kontemporer tidak hanya memperhatikan politik antar negara saja, tetapi juga subjek lain meliputi terorisme, ekonomi, lingkungan hidup dan lain sebagainya. Selain itu, Hubungan Internasional juga semakin kompleks. Interaksi tidak hanya dilakukan negara saja, melainkan juga aktor-aktor lain, yaitu, aktor non-negara juga memiliki peranan yang penting dalam Hubungan Internasional.

Hubungan internasional bersifat sangat kompleks serta interdisipliner, karena di dalamnya terdapat bermacam-macam bangsa yang memiliki kedaulatan masing-masing. Sehingga memerlukan mekanisme yang lebih menyeluruh dan


(38)

rumit daripada hubungan antar kelompok manusiadi dalam suatu negara. Namun, pada dasarnya, tujuan utama studi hubungan internasional adalah mempelajari perilaku internasional, yaitu perilaku para aktor negara dan non-negara. Perilaku tersebut bisa berwujud perang, konflik, kerjasama, pembentukan aliansi, interaksi dalam organisasi internasional dan sebagainya.

Menurut Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochammad Yani dalam Pengantar Hubungan Internasionalmenyatakan bahwa :

“Studi tentang hubungan internasional banyak diartikan sebagai suatu studi tentang interaksi antar aktor yang melewati batas-batas negara. Terjadinya Hubungan Internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat adanya saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupanmanusia dalam masyarakat internasional sehingga interdependensi tidak memungkinkan adanya suatu negara yang menutup diri terhadap dunia luar.” (Perwita & Yani, 2005 : 3-4).

Secara terminologi, Hubungan Internasional digunakan untuk mengidentifikasi antar aktor yang sifat hubungannya melintasi batas negara. Tujuan utama studi Hubungan Internasional adalah mempelajari perilaku internasional, yaitu perilaku aktor, negara maupun non-negara, di dalam arena transaksi internasional, dimana perilaku tersebut bisa berwujud perang, kerjasama, pembentukan aliansi, interaksi dalam organisasi internasional dan sebagainya.

Dalam mempelajari ilmu Hubungan Internasional terdapat tujuan dasar mempelajari ilmu ini, seperti yang disampaikan olehAnak Agung Banyu Perwita

dan Yanyan Mochamad Yani dalam bukunya “Pengantar Ilmu Hubungan

Internasional” yaitu:

“Tujuan dasar studi Hubungan Internasional adalah mempelajari perilaku internasional, yaitu perilaku antara aktor negara maupun non-negara, di dalam arena transaksi internasional. Perilaku ini bisa berwujud kerjasama,


(39)

pembentukan aliansi, perang, konflik serta interaksi didalam organisasi internasional” (Perwita & Yani, 2005:4-5).

Terdapat dua isu tradisional utama dalam Hubungan Internasioanl yakni isu keamanan nasional dan ekonomi global, isu lingkungan hidup kemudian muncul sebagai isu ketiga yang memiliki tingkat urgensi yang sama dengan kedua isu yang disebutkan sebelumnya (Porter, 2000: 1). Hal ini lebih dikarenakan isu-isu low politics (ekonomi, lingkungan hidup, sosial, dan lain-lain) tidak mendapatkan perhatian yang relevan dari masyarakat dunia era Perang Dingin (Cold War), karena perhatian dunia dewasa ini hampir seluruhnya terfokus kepada isu-isu seputar politik, keamanan nasional, dan persaingan ideologi (isu-isu high politics) (Scheurs, 2003:5-6).

Robert Jackson dan Georg Sorensen juga mengatakan, bahwa Hubungan Internasional kontemporer selain mengkaji hubungan politik, juga mencakup sekelompok kajian lainnya seperti tentang interdependensi perekonomian, kesenjangan utara-selatan, keterbelakangan, perusahaan internasional, hak-hak asasi manusia, organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional, lingkungan hidup, gender, dan lain sebagainya (Jackson & Sorensen, 2005:34).

Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani dalam buku “Pengantar Ilmu Hubungan Internasional” menyatakan bahwa:

“Studi tentang Hubungan Internasional banyak diartikan sebagai suatu studi tentang interaksi antar aktor yang melewati batas-batas negara. Terjadinya Hubungan Internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat adanya saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan manusia dalam masyarakat internasional sehingga interdependensi tidak memungkinkan adanya suatu negara yang menutup diri terhadap dunia luar” (Perwita & Yani, 2005:3-4).


(40)

Beberapa konsep umum yang terdapat di dalam Hubungan Internasional, yaitu:

1. Peranan

Peranan merupakan aspek dinamis.Peranan dapat juga dikatakan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan dari seseorang atau struktur tertentu yang menduduki suatu posisi di dalam suatu sistem.Teori peranan menegaskan bahwa perilaku politik adalah perilaku dalam menjalankan peranan politik.

2. Konsep Pengaruh

Konsep pengaruh didefinisikan sebagai kemampuan pelaku politik untuk mempengaruhi tingkah laku orang lain dalam cara yang dikehendaki peaku tersebut.

3. Kerjasama

Dalam Hubungan Internasional dikenal apa yang dinamakan kerjasama internasional. Dalam suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi didalam negerinya sendiri.

4. Analisis Sistem

Analisis sistem dalam Hubungan Internasional berpandangan bahwa fenomena internasional yang beragam secara sederhana tidak dapat dibagi-bagi, sehingga suatu sistem harus dianggap ada dalam lingkungan dan bentuk interaksi melalui bagian-bagian yang berhubungan satu sama lain (Perwita Dan Yani, 2005:29-34).


(41)

Fenomena Hubungan Internasional dapat dipandang dengan dua cara berbeda. Pertama, dipandang sebagai fenomena sosial dan yang kedua dipandang sebagai salah satu disiplin ilmu. Sebagai fenomena sosial, aspek cakupan Hubungan Internasional ini sangat luas, yakni segala aktivitas kehidupan manusia yang kompleks dan bersifat internasional.

Isu yang diambil dalam Hubungan Internasional pada penelitian ini adalah isu ekonomi. Dalam kaitannya untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri baik Indonesia dan Ethiopia membutuhkan kerjasama perdagangan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Oleh karena itu teori ini dapat dipakai untuk menjelaskan keterkaitan hubungan kerjasama antara Indonesia dan Ethiopia.

2.2.2 Kerjasama Internasional

Sudah menjadi kodrat alam bahwa manusia sejak dahulu kala selalu hidup bersama-sama dalam satu kelompok. Dalam kelompok manusia itulah mereka berjuang bersama-sama mempertahankan hidupnya. Pada awalnya kelompok manusia hidup dari hasil perburuan kelompoknya, setelah sumber buruan habis maka mereka pindah ke lokasi lain dengan cara hidup nomaden. Sejalan dengan perkembangan peradaban, mereka mulai hidup secara menetap pada satu tempat dan mulai mengenal bagaimana beternak dan bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan. Kemudian terjadi pertentangan-pertentangan antarkelompok untuk memperebutkan satu wilayah tertentu, dan untuk mempertahankan hak hidup mereka pada lokasi yang mereka anggap baik bagi sumber penghidupan kelompoknya, mereka memilih seseorang atau sekelompok kecil orangnya yang


(42)

ditugaskan untuk mengatur dan memimpin kelompoknya. Kemudian dengan meluasnya kepentingan kelompok yang ada dan untuk dapat mengatasi kesulitan yang mereka hadapi, baik yang datangnya dari dalam maupun dari luar, mereka merasakan perlu adanya suatu organisasi seperti dikenal sekarang yang mengatur tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam kelompok yang bergabung menjadi kelompok yang lebih besar (Rudy, 2009:65-66).

Dapat ditarik kesimpulan, bahwa kelompok kecil yang kemudian bergabung menjadi kelompok yang lebih besar juga merupakan suatu bentuk organisasi pada zaman dahulu. Kemudian dari sinilah mulai berkembang menjadi kerajaan atau negara sebagai perwujudan dari kelompok manusia yang lebih tertib dan teratur sebagaimana persyaratan sebagai suatu organisasi. Kemudian kerajaan atau negara dengan kerajaan atau negara lain saling berhubungan yang pada mulanya adalah hubungan perdagangan yang lama kelamaan berkembang serta meluas ke bidang-bidang lain seperti kebudayaan, politik, militer, dan lain sebagainya. Dalam hubungan ini, terdapat keadaan yang memudahkan pencapaian tujuan masing-masing dan dalam konteks hubungan inilah sering terjadi benturan kepentingan diantara negara yang berhubungan, bahkan dapat berkembang menjadi konflik bersenjata, yang dalam sejarah dunia telah terbukti beberapa kali bahkan beratus kali terjadi peperangan antar bangsa (Rudy, 2009:66-67).

Pola interaksi Hubungan Internasional tidak dapat dipisahkan dengan segala bentuk interaksi yang berlangsung dalam pergaulan masyarakat internasional, baik oleh pelaku negara (state actor) maupun oleh pelaku bukan negara (non-state actor). Pola hubungan atau interaksi ini dapat berupa kerjasama


(43)

(cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict) (Rudy, 2003:2). Kerjasama merupakan serangkaian hubungan yang tidak didasari kekerasan atau paksaan dan disahkan secara hukum.

Kerjasama bermula karena adanya keanekaragaman masalah nasional, regional maupun global yang muncul sehingga diperlukan adanya perhatian lebih dari satu negara, kemudian masing-masing pemerintah saling melakukan pendekatan dengan membawa usul penanggulangan masalah, melakukan tawar-menawar, atau mendiskusikan masalah, menyimpulkan bukti-bukti teknis untuk membenarkan satu usul yang lainnya, dan mengakhiri perundingan dengan suatu perjanjian atau saling pengertian yang dapat memuaskan semua pihak (Holsti, 1994:651).

Selanjutnya Holsti memberi definisi kerjasama sebagai berikut:

1. Pandangan bahwa terdapat dua atau lebih kepentingan, nilai, atau tujuan yang saling bertemu dan dapat menghasilkan sesuatu, dipromosikan atau dipenuhi oleh semua pihak;

2. Persetujuan atas masalah tertentu antara dua negara atau lebih dalam rangka memanfaatkan persamaan atau benturan kepentingan.

3. Pandangan atau harapan suatu negara bahwa kebijakan yang diputuskan oleh negara lainnya membantu negara itu untuk mencapai kepentingan dan nilai-nilainya;

4. Aturan resmi atau tidak resmi mengenai transaksi di masa depan yang dilakukan untuk melaksanakan persetujuan;


(44)

5. Transaksi antar negara untuk memenuhi persetujuan mereka (Holsti, 1994:652-653).

Dalam suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam negerinya sendiri. Kerjasama internasional tidak dapat dihindari oleh negara atau aktor-aktor internasional lainnya. Keharusan tersebut diakibatkan adanya saling ketergantungan diantara aktor-aktor internasional dan kehidupan manusia yang semakin kompleks, ditambah lagi dengan tidak meratanya sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan oleh para aktor internasional. Dalam suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam negerinya sendiri. Kerjasama internasional adalah sisi lain dari konflik internasional yang juga merupakan salah satu aspek dalam hubungan internasional.

Isu utama dari kerjasama internasional yaitu berdasarkan pada sejauh mana keuntungan bersama yang diperoleh melalui kerjasama tersebut dapat mendukung konsepsi dari kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif. Kerjasama internasional terbentuk karena kehidupan internasional meliputi berbagai bidang seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan (Perwita & Yani, 2005:33-34).

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan di dalam kerjasama internasional, adalah:

1. Pertama, negara bukan lagi sebagai aktor eksklusif dalam politik internasional melainkan hanya bagian dari jaringan interaksi politik,


(45)

militer, ekonomi dan kultural bersama-sama dengan aktor-aktor ekonomi dan masyarakat sipil.

2. Kedua, kerjasama internasional tidak lagi semata-mata ditentukan oleh kepentingan masing-masing negara yang terlibat di dalamnya, melainkan juga oleh institusi internasional, karena institusi internasional seringkali bukan hanya bisa mengelola berbagai kepentingan yang berbeda dari negara-negara anggotanya, tetapi juga memiliki dan bisa memaksakan kepentingannya sendiri (Sugiono, 2006:6).

Terdapat tiga tingkatan kerjasama internasional, yaitu:

1. Konsensus, merupakan suatu tingkatan kerjasama yang ditandai oleh sejumlah ketidakhirauan kepentingan diantara negara-negara yang terlibat dan tanpa keterlibatan yang tinggi diantara negara-negara yang terlibat. 2. Kolaborasi, merupakan suatu tingkat kerjasama yang lebih tinggi dari

konsensus dan ditandai oleh sejumlah besar kesamaan tujuan, saling kerjasama yang aktif diantara negara-negara yang menjalin hubungan kerjasama dalam memenuhi kepentingan masing-masing.

3. Integrasi, merupakan kerjasama yang ditandai dengan adanya kedekatan dan keharmonisan yang sangat tinggi diantara negara-negara yang terlibat. Dalam integrasi jarang sekali terjadinya benturan diantara negara-negara terlibat (Smith & Hocking, 1996:22).

Kerjasama Internasional dipakai sebagai kerangka dalam penelitian ini bertujuan sebagai dasar hubungan kerjasama yang digunakan oleh dua negara dalam hal ini adalah Indonesia dan Etiopia. Dari penjelasan yang telah dijabarkan


(46)

diatas diamana kerjasama dilakukan karena adanya keanekaragaman masalah regional maupun golabal, dalam penelitian ini masalah yang ada yaitu dari sektor perdagangan. Ethiopia memerlukan pasokan barang-barang untuk kebutuhan dalam negerinya.

2.2.2.1 Kerjasama Bilateral

Bilateralisme mengacu pada hubungan politik dan budaya yang melibatkan dua negara, contohnya:

1. Penandatanganan atau perjanjian; 2. Tukar menukar Duta Besar; 3. Kunjungan kenegaraan.

Pada berbagai bentuk hubungan bilateral terdapat situasi ketika keberadaan dan fungsi kedutaan besar tidak dapat dipertahankan. Keputusan formal untuk menutup kedutaan besar terjadi terjadi ketika timbul masalah dengan satu atau lebih negara (Djelantik, 2008:85-87).

Kerjasama bilateral adalah suatu kerjasama politik, budaya dan ekonomi di antara dua negara. Kebanyakan kerjasama internasional dilakukan secara bilateral. Misalnya perjanjian politik-ekonomi, pertukaran kedutaan besar, dan kunjungan antar negara. Alternatif dari hubungan hubungan bilateral adalah kerjasama multilateral; yang melibatkan banyak negara, dan unilateral; ketika satu negara berlaku semaunya sendiri (freewill).

“Dalam diplomasi bilateral, konsep utama yang digunakan adalah sebuah negara akan mengejar kepentingan nasionalnya demi mendapatkan keuntungan yang maksimal dan cara satu-satunya adalah dengan membuat hubungan baik dan berkepanjangan antar negara” (Rana, 2002:15-16).


(47)

Karena dalam penelitian ini meneliti mengenai dua negara yang berinteraksi, maka penulis akan membahas mengenai perjanjian bilateral. Kerjasama bilateral adalah kerjasama yang diadakan oleh dua buah negara untuk mengatur kepentingan kedua belah pihak (Rudy, 2002:127). Perjanjian Bilateral akan muncul bila dua negara saling sepakat akan adanya kepentingan yang sama. Jika bentuk perjanjian berupa kerjasama dan lingkupnya hanya terbatas pada dua negara saja maka kerjasama itu memiliki kecenderungan untuk bertahan lama, perlu diketahui, kerjasama tidak akan dilakukan bila suatu negara bisa mencapai tujuannya sendiri. Sehingga dalam hal ini terlihat bahwa kerjasama hanya akan terjadi, karena adanya saling ketergantungan antar negara-negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya masing-masing.

Teori kerjasama internasional digunakan sebagai kerangka pemikiran dalam skripsi ini dikarenakan skripsi ini meneliti mengenai bentuk hubungan yang dilakukan antara Indonesia dengan Ethiopia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kepentingan dalam negeri masing-masing negara di bidang perdagangan dengan berpedoman pada politik luar negeri masing-masing. Dan dikarenakan hanya dua negara yang bekerjasama maka peneliti menggunakan konsep kerjasama bilateral.

2.2.3 Perjanjian Internasional

Produk dari kerjasama internasional adalah ditandatanganinya sebuah perjanjian. Perjanjian Internasional merupakan sumber-sumber hukum internasional sebagaimana yang tercantum pada pasal 38 Statuta Mahkamah


(48)

Internasional, baik yang bersifat umum maupun khusus, kebiasaan internasional, prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh negara-negara beradab, dan keputusan pengadilan dan pendapat para ahli yang telah diakui kepakarannya menurut sumber hukum internasional (Mauna, 2005:84).

Sebelum lahirnya Undang-Undang No. 24 Tahun 2000, semua dokumen sepanjang bersifat lintas negara, sepanjang yang menjadi pihak adalah Pemerintah Indonesia, diperlakukan sebagai perjanjian internasional dan disimpan dalam Ruang Perjanjian (treaty room) Kementerian Luar Negeri. Perjanjian yang dibuat Pemerintah dengan organisasi non pemerintah juga dianggap sebagai perjanjian internasional. Setelah lahirnya Undang-Undang tersebut, Indonesia telah menunjukkan konsistensi tentang perjanjian (Agusman, 2010:24).

Dalam Konvensi Wina 1969 dan 1986 telah memuat definisi tentang perjanjian internasional, yaitu perjanjian internasional yang dibuat antara negara (dan organisasi internasional) dalam bentuk tertulis dan diatur oleh hukum internasional, baik yang terkandung dalam instrumen tunggal atau dalam dua atau lebih instrumen yang terkait. Selanjutnya, definisi ini diadopsi oleh Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 tentang perjanjian internasional dengan sedikit modifikasi, yaitu setiap perjanjian di bidang hukum publik, yang diatur oleh hukum internasional, dan dibuat oleh Pemerintah dengan Negara, organisasi internasional, atau subjek hukum internasional lain.

Dari pengertian ini, maka terdapat beberapa kriteria dasar yang harus dipenuhi oleh suatu dokumen perjanjian untuk dapat ditetapkan sebagai suatu


(49)

perjanjian internasional menurut Konversi Wina 1969 dan Undang-Undang No. 24 Tahun 2000, yaitu:

1. Perjanjian tersebut harus berkarakter internasional (an international agreement), sehingga tidak mencakup perjanjian-perjanjian yang berskala nasional seperti perjanjian antarnegara bagian atau antara Pemerintah Daerah dari suatu negara nasional;

2. Perjanjian tersebut harus dibuat oleh negara dan/atau organisasi internasional (by subject of international law), sehingga tidak mencakup perjanjian yang sekalipun bersifat internasional namun dibuat oleh non subjek hukum internasional, seperti perjanjian antara negara dengan perusahaan multinasional;

3. Perjanjian tersebut tunduk pada rezim hukum internasional (governed by international law) yang oleh Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional disebut dengan “diatur dalam hukum internasional serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik”. Perjanjian-perjanjian yang tunduk pada hukum perdata nasional tidak mencakup dalam kriteria ini (Agusman, 2010:20).

Dapat disimpulkan bahwa yang disebut Perjanjian Internasional adalah semua perjanjian yang dibuat oleh negara sebagai salah satu subjek hukum internasional, yang diatur oleh hukum internasional dan berisikan ikatan-ikatan yang mempunyai akibat-akibat hukum. Sehubungan dengan itu ada dua unsur pokok dalam definisi perjanjian internasional tersebut, yaitu:


(50)

Negara adalah subjek hukum internasional yang mempunyai kapasitas penuh untuk membuat perjanjian-perjanjian internasional.

2. Rezim Hukum Internasional

Suatu perjanjian merupakan perjanjian internasional apabila perjanjian tersebut diatur oleh rejim hukum internasional (Mauna, 2001:88).

T. May Rudy menggolongkan perjanjian internasional menjadi dua bagian, Treaty Contract dan Law Making. Berikut penjelasannya:

“Penggolongan perjanjian internasional sebagai sumber hukum formal adalah penggolongan perjanjian dalam Treaty Contract dan Law Making Treaties. Treaty Contract dimaksudkan perjanjian seperti kontrak atau perjanjian hukum perdata, hanya mengakibatkan hak dan kewajiban antara pihak yang mengadakan perjanjian itu (Rudy, 2002:44).

Perjanjian internasional dibedakan sesuai dengan materi dari perjanjian itu sendiri. Pada umumnya bentuk dan nama perjanjian menentukan bahwa materi yang diatur oleh perjanjian tersebut memiliki bobot kerjasama yang berbeda tingkatannya. Namun demikian, secara hukum perbedaan tersebut tidak relevan dan tidak harus mengurangi hak dan kewajiban para pihak yang tertuang di dalam suatu perjanjian internasional.

Menurut Muchtar Kusumaadmadja dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Hukum Internasional”, perjanjian internasional terbagi menjadi perjanjian bilateral, dan perjanjian multilateral (Kusumaadmadja, 2003:122).

Perjanjian bilateral bersifat khusus (treaty contract) karena hanya mengatur hal-hal yang menyangkut kepentingan kedua negara saja. Oleh karena itu, perjanjian bilateral bersifat tertutup. Artinya, tertutup kemungkinan bagi negara lain untuk turut serta dalam perjanjian tersebut.


(51)

Dalam hal ini perjanjian internasional diperlukan untuk memperkuat kerjasama yang telah ada. Selain itu perjanjian internasional dapat digunakan sebagai payung hukum dalam kerjasama yang dilakukan oleh Indonesia dan Ethiopia.

2.2.3.1 Tahap-tahap Membuat Perjanjian Internasional

Adapun dalam membuat suatu perjanjian internasional diharuskan melewati beberapa tahap yaitu:

1. Perundingan (Negotiation)

Kebutuhan negara akan hubungan dengan negara lain untuk membicarakan berbagai masalah yang timbul diantara negara-negara itu akan menimbulkan kehendak negara-negara untuk mengadakan perundingan, yang dapat melahirkan suatu traktat.

2. Penandatanganan (Signature)

Setelah berakhirnya perundingan tersebut, maka pada teks treaty yang telah disetujui itu oleh wakil-wakil berkuasa penuh kemudian dibubuhkan tandatangan dibawah traktat.Akibat penandatanganan suatu traktat tergantung pada ada tidaknya ratifikasi traktat itu, apabila traktat harus diratifikasi maka penandatanganan hanya berarti bahwa utusan-utusan telah menyetujui teks dan bersedia menerimanya.

3. Ratifikasi (Ratification)

Ratifikasi yaitu pengesahan atau penguatan terhadap perjanjian yang telah ditandatangani.Ada tiga sistem menurut makna ratifikasi diadakan yaitu,


(52)

ratifikasi semata-mata dilakukan oleh badan eksekutif, ratifikasi dilakukan oleh badan perwakilan (legislatif), sistem dimana ratifikasi perjanjian dilakukan bersama-sama oleh badan legislatif dan eksekutif (Rudy, 2002:130).

2.2.3.2 Mulai Berlakunya Perjanjian Internasional

Mulai berlakunya suatu perjanjian baik bilateral maupun multilateral, pada umumnya ditentukan oleh aturan penutup dari perjanjian itu sendiri. Para pihak dalam perjanjian internasional menentukan bila perjanjian tersebut mulai berlaku secara efektik. Adapun suatu perjanjian mulai berlaku dan aturan-aturan yang umumnya dipakai dalam perjanjian tersebut.

Pasal 3 Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 menyebutkan bahwa berlakunya perjanjian internasional dapat dilakukan melalui penandatanganan, pengesahan, dan pertukaran dokumen perjanjian/nota diplomatik, serta cara-cara lain sebagaimana disepakati para pihak dalam perjanjian internasional.

2.2.3.3 Berakhirnya Suatu Perjanjian Internasional

Setiap perjanjian internasional setelah mulai berlaku dan mengikat pihak-pihak yang bersangkutan, haruslah diterapkan atau dilaksanakan sesuai dengan isi dan jiwa dari perjanjian itu demi tercapainya apa yang menjadi maksud dan tujuannya.

Secara umum, faktor yang dapat mengakibatkan berakhirnya masa berlaku suatu perjanjian internasional, adalah:


(53)

1. Batas waktu berlakunya perjanjian sudah berakhir; 2. Tujuan perjanjian sudah berhasil dicapai;

3. Dibuat perjanjian baru yang menggantikan atau mengakhiri berlakunya perjanjian yang lama;

4. Adanya persetujuan dari pihak-pihak untuk mengakhiri berlakunya perjanjian;

5. Salah satu pihak menarik diri dari perjanjian dan penarikan tersebut diterima oleh pihak lain, dengan akibat perjanjian itu tidak berlaku lagi; 6. Musnahnya objek dari perjanjian itu sendiri;

7. Musnah atau hapusnya eksistensi salah satu pihak atau peserta dari perjanjian itu (Parthiana, 2003:235-238).

Bentuk perjanjian bilateral yang dilakukan oleh Indonesia dan Ethiopia dalam sektor non-migas dituang dalam sebuah perjanjian internasional bernama Kerjasama Ekonomi dan Teknik (KSET) yang di tandatangani pada tahun 2011 di New York, Amerika Serikat.

2.2.4 Ekonomi Internasional

Ekonomi internasional membahas hubungan ekonomi antar negara di dunia. Hubungan tersebut menimbulkan saling ketergantungan (interdependence) antara satu negara dengan negara yang lainnya, dan merupakan hal yang sangat penting terhadap peningkatan kesejahteraan hidup hampir semua negara di dunia. Ekonomi internasional mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan ekonomi antar satu negara dengan negara lainnya. Tujuan dari ekonomi


(54)

internasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran manusia yang dalam pelaksanaannya merupakan kerjasama antar bangsa dan negara, dimana dalam kerjasama itu suatu kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh suatu negara dapat dipenuhi oleh negara lain.

Hubungan negara dengan ekonomi internasional selalu mempunyai masalah karena menurut teori realis, sistem internasional adalah anarki. Anarki sangat sulit diatur walaupun dengan rezim yang efektif sekalipun. Apabila ekonomi internasional sangat penting terhadap kesejahteraan dari suatu negara maka otomatis menjadi suatu isu-isu politikal yang signifikan. Secara keseluruhan dari ekonomi nasional menjadi struktur internasional seperti produksi, perdagangan, sumber daya finansial, akan membuat beberapa isu-isu ekonomi politik, dimana resolusi akan menjadi berbeda menurut keadaan yang spesifik dari industri dan sektor-sektor nasional ekonomi lainnya.

Seperti melindungi industri domestik melalui ketentuan perdagangan (term of trade), protektif, tarif prinsip (pajak), dan quota (limit dari jumlah impor), telah menjadi cara konvensional untuk meyakinkan produksi domestik bukanlah tumpahan oleh impor yang murah saja. Tapi apabila suatu industri sukses di perdagangan internasional maka perhatian industri tersebut kemungkinan tidak harus dilindungi, karena harus memikirkan biaya dari komponen-komponen yang essensial dan karena kekhawatiran dari ancaman-ancaman pesaingnya. Maka sangat wajar apabila sebagian sektor industri atau ekonomi menginginkan dukungan dan perlindungan (Rudy, 2003: 11).


(55)

Dalam peneltian ini ekonomi internasional digunakan karena kerjasama yang dilakukan oleh Indonesia dan Ethiopia mencakup bidang kerjasama ekonomi dan perdagangan. Prinsip-prinsip yang digunakan dala ekonomi internasional dapat digunakan untk menjelaskan hubungan kerjasama ekspor non-migas antara Indonesia dan Ethiopia.

2.2.5 Perdagangan Internasional

Perdagangan antar negara atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional, sebenarnya sudah sejak jaman dahulu, namun dalam ruang ligkup dan jumlah yang terbatas, di mana pemenuhan kebutuhan dalam negeri yang tidak dapat diproduksi, dipenuhi dengan cara barter, yaitu pertukaran barang dengan barang yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak, di mana masing-masing negara tidak dapat memproduksi barang tersebut untuk kebutuhannya sendiri. Hal ini terjadi karena setiap negara dengan negara partner dagangannya mempunyai beberapa perbedaan, diantaranya perbedaan kandungan sumber daya alam, iklim, penduduk, sumber daya manusia, spesifikasi tenaga kerja, konfigurasi geografis, teknologi, tingkat harga, struktur ekonomi, sosial politik dan sebagainya.

Dari perbedaan tersebut di atas, maka atas dasar kebutuhan yang saling menguntungkan, terjadilah proses pertukaran, yang dalam skala luas dikenal sebagai perdagangan internasional. Beberapa teori yang menerangkan tentang timbulnya perdagangan internasional pada dasarnya adalah sebagai berikut: (Halwani, 2005:1-2).


(56)

a. Kemanfaatan absolut (absolut advantage) oleh Adam Smith.

Teori ini lebih mendasarkan pada besaran (variabel) rill bukan monetersehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel rill seperti misalnya, nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yangdipergunakan untuk menghasilkan barang.

b. Kemanfaatan Relatif (comparative advantage) oleh Jhon Stuart Mill. Teori menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang barang yang memiliki comparative disadvantage, yaitu suatu barang yang dapat dihasilkan sendiri memakan ongkos yangbesar.

c. Biaya Relatif (comparative cost) oleh David Ricardo.

Teori ini menyatakan tentang nilai (value) suatu barang tergantung daribanyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut (labour cost value theory).

2. Teori Modern

a. Faktor Proporsi (Hecker dan Ohlin)

Teori ini menyatakan bahwa perbedaan dalam opportunity cost suatunegara dengan negara lain karena adanya perbedaan jumlah faktor produksi yang dimilikinya. Suatu negara memiliki tenaga kerja lebih banyak daripada negara lain, sedang negara lain memiliki kapital lebih


(57)

banyak daripada negara tersebut sehingga dapat menyebabkan terjadinya pertukaran.

b. Kesamaan harga faktor produksi (factor price equalization) oleh P.Samuelson.

Inti dari teori ini adalah bahwa perdagangan bebas cenderung mengakibatkan harga faktor-faktor produksi sama di beberapa negara. c. Permintaan dan Penawaran (teori parsial).

Pada dasarnya perdagangan antara dua negara timbul karena adanya perbedaan di dalam permintaan dan penawaran.

d. Kurva kemungkinan produksi dan indifference (production possibilitiesdan indifference curves)

Maksudnya kurva dapat dihasilkan dengan sejumlah faktor produksi tertentu yang dikerjakan dengan sepenuhnya (full employment). Bentuk daripada kurva ini tergantung daripada anggapan tentang ongkos alternatif(opportunity cost) yang digunakan.

e. Offer curve

Alat analisa offer curve dikemukakan oleh James Meade seorang ahli ekonomi dari Inggris untuk menjelaskan terjadinya keseimbangan harga internasional.

Hubungan antar negara sering didasari oleh adanya persamaan di antara mereka. Misalnya persamaan bahasa, geografi dan ideologi, juga kepentingan politik dan ekonomi yang mengikat hubungan antar negara tersebut dengan masyarakat dunia. Keterkaitan antara perdagangan luar negeri dalam


(58)

pembangunan ekonomi dan dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dikemukakan oleh Ricardo, Smit dan Mill bahwa perdagangan luar negeri dapat memberikan sumbangan yang pada akhirnya akan mampu memperlaju perkembangan ekonomi suatu negara, keuntungan lainnya dari hubungan ekonomi dan perdagangan luar negeri yaitu memungkinkan suatu negara memperluas pasar dari hasil hasil produknya dan memungkinkan suatu negara tersebut menggunakan teknologi yang lebih baik dari keadaannya daripada yang terdapat di dalam negeri (Sukirno, 2012:225).

Peranan Suatu negara dalam perdagangan internasional adalah penting berdasarkan kondisi yang berbeda dan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing negara berbeda perbedaan ini dianggap merupakan sebab yang mendorong timbulnya atau terjadinya perdagangan internasional untuk memenuhi kebutuhan dari negara itu serta pertimbangan ekonomis lainnya.

Kedudukan tiap negara dalam lapangan perdagangan internasional berdasarkan pada bangun dan susunan hidup perekonomiannnya. Hal ini tergantung kepada iklim, pembagian darat dan laut, dan sebagian besar kebudayaan, kecerdasan serta watak suatu bangsa untuk mempergunakan kekayaan alam bagi hidupnya.

Perdagangan internasional berarti suatu transaksi yang melibatkan kepentingan lebih dari satu hukum nasional. Suatu perdagangan dikatakan sebagai perdagangan internasional, jika transaksi jual beli telah menyebabkan terjadinya pilihan hukum antara dua sistem hukum yang berbeda, dan benda yang diperjualbelikan harus diserahkan melintasi batas-batas kenegaraan, dan keberadaan


(59)

unsur asing atau elemen asing bagi sistem hukum yang berlaku (Widjaja dan Yani, 2000).

Jual-beli barang antarnegara inilah yang disebut Perdagangan Internasional atau Perdagangan Luar Negeri. Aktivitas jual-beli dalam perdagangan luar negeri lazim disebut ekspor-impor, sedangkan pelaku/pengusahanya disebut Eksportir dan Importir. Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial.Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk.

Teori Perdagangan Internasional digunakan dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini secara jelas membahas hubungan perdagangan yang terjalin antaran Indonesia dan Ethiopia. Melihat dari penjelasan perdagangan internasional yang dijabarkan diatas serta melihat karekteristik masing-masing negara, yang menghasilkan perbedaan komoditas dan keperluan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Ethiopia, maka Ethiopia membutuhkan Indonesia sebagai mitra dagang nya dalam dunia internasional.

2.2.5.1 Ekspor

Ekspor adalah penjualan barang ke luar negeri dengan menggunakan sistem pembayaran, kualitas, kuantitas dan syarat penjualan lainnya yang telah disetujui oleh pihak eksportir dan importir. Proses ekspor pada umumnya adalah


(1)

104 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta apa yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan dari Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Meningkatkan Hubungan Perdagangan Indonesia-Ethiopia di Sektor Non-Migas 2009-2013.

1. Upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan hubungan perdagangan Indonesia-Ethiopia di sektor non-migas adalah dengan ditandatanganinya Kerjasama Ekonomi dan Teknik (KSET) pada tahun 2011 di New York, Amerika Serikat. Setelah adanya kerjasama KSET ini, kegiatan ekspor impor ini sedikit banyak mengalami peningkatan. Diantaranya, nilai ekspor Ethiopia ke Indonesia contohnya kacang-kacangan pada 2013 meningkat hampir 50% dibanding tahun sebelumnya, begitupun ekspor Indonesia ke Ethiopia yang juga menunjukkan kenaikan pada beberapa jenis komoditas. Pemerintah Indonesia berperan sebagai media pemberi informasi kepada pengusaha Indonesia tentang peluang pasar Ethiopia sehingga menarik minat para pengusaha untuk memasarkan produknya di Ethiopia sekaligus sebagai media informasi bagi masyarakat Ethiopia mengenai ketersediaan produk-produk Indonesia di pasar tradisional Ethiopia. Selain itu pemerintah juga


(2)

105

sering melakukan kegiatan-kegiatan promosi, seperti pemeran-pameran niaga.

2. Dalam pelaksanaan kerjasama ini masih banyak kendala yang dialami oleh kedua negara agar hasil yang diharapkan dalam pemenuhan kepentingan nasional kedua negara. Diantara kendala tersebut adalah keengganan pengusaha Indonesia untuk menjajaki pasar tradisional Ethiopia dengan alasan ekonomis yakni bahwa margin keuntungan dengan berjualan ke Ethiopia tidak sebesar dengan mengekspor ke negara maju, ditambah dengan resiko yang mungkin akan dihadapi seperti resiko pembajakan kapal laut pengangkut produk yang akan di ekspor maupun di impor. Selain itu minimnya peran pemerintah Indonesia sebagai media pemberi informasi mengenai peluang pasar Ethiopia kepada pengusaha Indonesia serta pemberi informasi produk Indonesia ke masyarakat Ethiopia. Minimnya informasi tersebut menyebabkan produk Indonesia di Ethiopia mendapatkan persaingan dari negara-negara lain.

3. Prospek hubungan Indonesia-Ethiopia kedepannya cukup baik, Ethiopia dipandang sebagai salah satu growing market terbesar di Afrika. Dengan ekonomi yang bertumbuh setiap tahunnya (hingga 11% pada tahun 2011) serta pangsa pasar yang besar dengan 80 juta penduduk, apalagi dengan adanya reformasi kebijakan dan investasi di Ethiopia menjadikan Ethiopia negara tujuan ekspor Indonesia, khususnya disektor non-migas. Ethiopia juga sekaligus menjadi entry point untuk pasar kawasan Afrika yang lebih luas. Selain itu dapat dilihat juga dari trend peningkatan volume


(3)

ekspor-impor pada beberapa produk Indonesia dan Ethiopia, serta upaya-upaya yang dilakukan oleh kedua negara dalam mengatasi kendala-kendala kerjasama. Seperti penyediaan jalur perdagangan yang aman dan bebas dari aksi perompakan.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Untuk Pemerintah dan Pengusaha Indonesia

Pemerintah seharusnya dapat lebih aktif dan terbuka untuk memberikan informasi mengenai peluang-peluang di dalam pasar Ethiopia, sehingga para pengusaha menjadi lebih tertarik untuk melakukan ekspansi ke pasar-pasar tradisional Ethiopia. Sementara pengusaha seharusnya lebih peka terhadap segala peluang yang ada dan makin memperbaiki kualitas produknya sehingga tidak kalah saing dengan produk serupa asal negara lain.

5.2.2 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah khazanah keilmuan, memperluas pemahaman, menambah wawasan, dan memberikan masukan dalam hal kerjasama Indonesia-Ethiopia di sektor non-migas. Hasil Pengetahuan ini juga dapat dijadikan referensi umumnya bagi mahasiswa yang melakukan penelitian berkaitan dengan penelitian ini khususnya bagi mahasiswa program studi Ilmu Hubungan Internasional dan dapat digunakan sebagai pedoman pustaka lebih lanjut.


(4)

107

Peneliti secara sadar sangat menyadari kekurangan penelitian yang telah disusun, dari awal penulisan skripsi hingga peneliti mendapatkan hasil dari apa yang telah diteliti. Peneliti menyarankan apabila dilakukan penelitian lanjutan sebaiknya diberikan tambahan informasi atau data yang lebih banyak, penelitian sebaiknya melengkapinya dengan metode wawancara, menggunakan jumlah sampel penelitian yang lebih banyak dan lokasi pekerjaan yang lebih luas sehingga responden yang didapat pun dapat lebih bervariasi.


(5)

(6)