GEOLOGI DAERAH INVENTARISASI BITUMEN PADAT MUARA SELAYA

TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI Selain itu juga untuk mengetahui kuantitas dan kualitas sumberdaya bitumen padat di daerah tersebut di atas. Daerah inventarisasi termasuk dalam wilayah Desa Muara Selaya, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Secara geografis daerah ini terletak diantara koordinat 0 00’00,00” - 0 07’00” Lintang Selatan dan 100 55’00” – 101 00’00” Bujur Timur. Lokasi tersebut terletak sekitar 60 km. sebelah baratdaya Pekanbaru. 2. GEOLOGI UMUM Daerah Inventarisasi termasuk dalam Peta Geologi Lembar Solok yang disusun oleh Silitonga P.H. dan Kastowo 1995. Berdasarkan kerangka tektonik Cekungan Sedimen Tersier Indonesia bagian Barat Koesoemadinata R.P. Pulunggono, 1975 Peta Geologi Lembar Solok merupakan bagian dari Cekungan Sumatera Tengah. Didalam Cekungan Sumatera Tengah terdapat beberapa sub cekungan. Daerah Inventarisasi merupakan sub cekungan kecil yang termasuk dalam kelompok Cekungan ”Intra Montane” Sub Cekungan Sumatera Tengah yang dibatasi oleh batuan Pra Tersier sebagai batuan dasar. Menurut Mertosono dan Nayoan 1974 sedimentasi Cekungan Sumatera Tengah dimulai pada Paleogen, yang dicirikan oleh batulempung, serpih karbonan, batupasir halus dan batulanau yang diendapkan pada lingkungan ”fluvio”-”lacustrine”-”paludal”, disebut sebagai Formasi Pematang. Selanjutnya pada Awal Miosen terjadi fase transgresi yang dicirikan oleh batupasir, serpih, batulanau, batubara dan gamping yang diendapkan dalam lingkungan ”fluvial channel” hingga laut terbuka, disebut sebagai Kelompok Sihapas dan Formasi Telisa. Fase regresi terjadi pada Miosen Tengah-Plio Plistosen, dicirikan oleh serpih berwarna abu- abu kehijau-hijauan dan batupasir yang disebut Formasi Petani, diendapkan dalam lingkungan payau ”brackish”. Pola tektonik Sumatera Tengah dicirikan oleh struktur-struktur ”horst” ”graben” atau sesar bongkah dan sesar geser Mertosono Nayoan, 1974. Sistim Sesar Bongkah yang berarah Baratlaut-Tenggara membentuk deretan horst graben yang mengendalikan pola pengendapan sedimen Tersier Awal.

3. GEOLOGI DAERAH INVENTARISASI

Berdasarkan aspek morfologi daerah inventarisasi dapat dipisahkan menjadi satuan morfologi perbukitan berlereng landai dan satuan morfologi perbukitan berlereng sedang. Satuan morfologi berlereng landai menempati bagian tengah daerah inventarisasi, ketinggian satuan ini berkisar antara 100 m - 200 m diatas permukaan laut, pola pengalirannya adalah sub trellis. Litologi yang menyusun morfologi satuan ini umumnya adalah batuan sedimen berumur Tersier. Satuan morfologi berlereng sedang mengelilingi perbukitan berlereng landai, ketinggian satuan ini berkisar antara 100 m - 350 m, pola pengalirannya adalah trellis. Litologi yang menyusun morfologi satuan ini umumnya adalah batuan berumur Pra Tersier. Daerah Muara Selaya merupakan suatu cekungan kecil yang disusun oleh batuan berumur Pra Tersier yang berfungsi sebagai batuan dasar dan batuan berumur Tersier, urutan stratigrafi dari bawah ke atas adalah sebagai berikut. Batuan Pra Tersier Anggota Bawah Formasi Kuantan terdiri dari kuarsit dan batupasir sisipan filit, batusabak, serpih, batuan gunungapi, tuf klorit, konglomerat dan rijang. tersebar di bagian baratdaya daerah inventarisasi, yaitu disekitar daerah Ludai. Anggota Batugamping Formasi Kuantan terdiri dari batugamping, batusabak, filit, serpih terkersikan dan kuarsit, tersingkap di S. Batukuda. Anggota Filit dan Serpih Formasi Kuantan terdiri dari serpih, filit sisipan batusabak, kuarsit, batulanau, rijang dan aliran lava, tersingkap di bagian hulu S. Lengkuas. Umur Formasi Kuantan adalah Perm sampai Karbon Silitonga PH dan Kastowo, 1995. Batuan Tersier Anggota Bawah Formasi Telisa yang dianggap mengandung endapan bitumen padat terdiri dari batulempung, batulanau, batubara, serpih dan batupasir, berumur Miosen Bawah. Anggota Atas Formasi Telisa terletak selaras diatas Anggota Bawah Formasi Telisa, terdiri dari serpih dan batugamping napalan sisipan tuf andesit, berumur Miosen tengah. Anggota Bawah Formasi Palembang terletak selaras diatas Anggota Atas Formasi Telisa, terdiri TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI dari batulempung dengan sisipan batupasir dan batupasir glaukonitan, berumur Miosen Atas. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran jurus kemiringan lapisan batuan di lapangan, daerah inventarisasi membentuk sinklin yang sumbunya berarah baratlaut- tenggara. Kemiringan lapisan batuan pada sayap sinklin bagian timurlaut berkisar antara 4 o -85 o , dan kemiringan lapisan pada sayap sinklin bagian baratdaya berkisar antara 15 o - 75 o . Besar sudut kemiringan yang sangat bervariasi pada beberapa singkapan yang jaraknya berdekatan mencirikan bahwa didaerah inventarisasi telah terjadi pensesaran. Dari hasil rekonstruksi singkapan-singkapan yang ditemukan diperkirakan terdapat tiga sesar yang berarah baratdaya-timurlaut.

4. BITUMEN PADAT