Peninggalan Berupa Budaya Kertanegara

Peninggalan Sejarah di Indonesia 1 7 Ibu Raden Patah memiliki ketidakcocokan dengan permaisuri Raja Brawijaya sehingga dengan berat hati Brawijaya menyingkirkan sang Ibu ke Palembang dan menyerahkannya kepada Adipati Palembang, yaitu Arya Sedamar. Di Palembanglah Raden Patah dilahirkan. Pada usia belasan tahun Raden Patah berlayar ke Pulau Jawa untuk belajar di Ampel Denta. Raden Patah meninggal pada 1518 dengan me- ninggalkan dua orang putra, yaitu Pangeran Sekar Seda Lepen dan Pangeran Trenggono, dan dua orang menantu, yaitu Pati Unus dan Fatahillah. Kemudian, beliau digantikan oleh menantunya, yaitu Pati Unus. Kesultanan Demak sebagai pusat penyebar Islam dan penakluk kekuasaan Hindu Majapahit. Demak banyak melahirkan para wali, misalnya Wali Songo Sunan Kalijaga, Sunan Kudus di Kudus, Sunan Bonang di Tuban, dan Sunan Muria di Gresik. Sumber Ilmu

4. Sultan Agung Hanyokrokusumo

Gelarnya Sultan Agung Hanyokrokusumo, tetapi lebih terkenal dengan sebutan Sultan Agung. Semasa pemerintahannya berhasil memperluas wilayah Mataram dan hampir mencakup seluruh Pulau Jawa. Sultan Agung beberapa kali melancarkan peperangan antara Mataram dan VOC. Tercatat dua kali Sultan Agung mengadakan serangan ke VOC di Batavia, yaitu pada 1628 dan 1629. Namun, dua kali serangan Sultan Agung menemui kegagalan. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, budaya yang di kembangkan di Jawa menurut para sejarawan masa kini adalah budaya pedalaman Jawa yang berciri kejawen, feodal ningrat, dan berbau mistik. Hal ini berbeda dengan kebudayaan pada masa sebelumnya yang berciri perniagaan dengan kesultanan. Daerah yang tumbuh di pesisir selatan dan pedalaman Jawa lebih berorientasi kepada laut selatan yang bersifat mistis dengan kepercayaan Mengenal Lingkungan Sekitar untuk Kelas V 1 8 pada Ratu Kidul. Ratu Kidul dipercaya sebagai penguasa gaib di laut selatan Pulau Jawa yang konon memiliki perjanjian menikah dengan raja-raja Mataram semenjak masa Panembahan Senopati sebagai bagian dari persekutuan mistis. Sultan Agung juga memadukan budaya Islam dengan kebudayaan Jawa bahkan kebudayaan Jawa sebelum Islam. Di antaranya adalah menetapkan Penanggalan Jawa hasil perpaduan antara Kalender Saka dengan Penanggalan Islam Penanggalan Hijriah yang dikenal sekarang di kalangan masyarakat Jawa. Selain itu, Sultan Agung juga dikenal mendalami karya-karya sastra Jawa dan seni wayang, di antara- nya dengan menulis Sastra Gending dan Wayang Krucil . Pada masa pemerintahan Sultan Agung, secara umum dikenal sebagai masa puncak kejayaan Kesultanan Mataram. Sultan Agung wafat pada 1645 dan dimakamkan di Imogiri.

5. Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin bernama asli I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Beliau dilahirkan di Makassar yang merupakan putra kedua dari Sultan Malikussaid. Sultan Hasanuddin ialah raja Gowa ke-16. Kerajaan Gowa merupakan kerajaan besar di wilayah Indonesia timur yang menguasai jalur perdagangan. Setelah memeluk agama Islam ia mendapat gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, tetapi ia lebih dikenal dengan sebutan Sultan Hasanuddin. Atas keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh Belanda yang artinya Ayam Jantan atau Jago dari Timur. Sultan Hasanuddin mengundurkan diri dari takhta kerajaan dan wafat pada 12 Juni 1670 dan dimakamkan di Makassar. Sultan Hasanuddin mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur. Ga m ba r 1 .1 3 Sultan Hasanuddin Sumber: Mengenal Pahlawan Indonesia, 2007 Sumber: Mengenal Pahlawan Indonesia, 2007 Semasa pemerintahan- nya Sultan Agung berhasil memperluas wilayah Mataram dan seluruh pulau Jawa. Ga m ba r 1 .1 2 K d Semasa pemerintahan-